NovelToon NovelToon

Hello, My Antagonis Wife

Menikah

" Tanda tangani! dan enyah lah dari hidupku. "

Sebuah amplop yang sudah bisa ditebak jika isinya adalah surat cerai. Seorang gadis cantik bernama Gaby, harus kembali menelan pil pahit setelah kemalangan bertubi-tubi terjadi padanya. Dua hari yang lalu, dia degan segenap rasa kecewa harus merelakan calon bayinya meninggal sebelum sempat dilahirkan karena sebuah insiden kecelakaan. Kini dia hanya bisa menatap nanar amplop yang tergeletak tak jauh dari Brankar nya. Ia hanya bisa menunduk sembari menangis meratapi hidupnya yang begitu hancur seolah tak ada lagi yang menginginkan dia bernafas lagi di dunia ini.

Beberapa bulan yang lalu....

Gaby yang saat itu sedang dalam keadaan kalut dan hancur, kini tengah menikmati sebotol minuman di salah satu Bar ternama. Tenggak demi tenggak ia minum dan tak perduli dengan apa yang ada disekitarnya. Dia juga menyadari beberapa pria menggodanya. Tapi tak ada satupun yang tidak dia bentak. Sesekali dia menangis lalu tertawa tidak jelas. Dia juga terus memaki tanpa henti.

" Dasar bandot sialan! berani-beraninya memaksaku untuk menikahi mu! apa kau pikir kau pantas?! kau bahkan sudah memiliki tiga istri! kau mau menjadikan ku sebagai istri ke empat mu? hah! omong kosong! lebih baik aku mati dari pada harus menikah denganmu! "

Gaby kembali menangis setelah mengumpat. Sungguh dia begitu kacau dan menderita. Setelah kehancuran perusahaan keluarga angkatnya, dia terus saja di pojokan dan disalahkan. Dia juga dituntut untuk mengganti kerugian materi yang keluarga angkatnya alami. Tapi sungguh, ini bukan salahnya. Tapi mana ada yang akan perduli. Pertemanan, cinta, kebahagian semuanya semu dan palsu dimatanya. Gadis itu kembali meraih menenggak minumannya. Entah akan jadi seperti apa hidupnya nanti, dia sudah tidak memiliki apapun untuk melawan takdir kejam yang akan segera datang padanya.

" Sepertinya kau begitu stres. " Ucap seorang pria tampan sembari mengambil posisi duduk di samping Gaby.

Gaby hanya menghela nafas seolah tak berniat mengindahkan kehadiran pria tampan itu. Disapa dan di goda oleh pria tampan adalah hal yang biasa bagi dirinya. Gadis itu benar-benar tidak perduli dan malah kembali menenggak minumannya.

" Namaku Jordan. Boleh tahu siapa namamu? "

Jordan menuangkan minuman di gelas Gaby untuk menyenangkan hati wanita cantik yang sedari tadi ia tatap dari kejauhan. Dia yang tadinya hanya sekedar menatap, lama kelamaan menjadi jatuh hati oleh Gaby. Wanita itu seolah tak mudah di goda oleh laki-laki tampan maupun kaya. Terbukti, banyaknya laki-laki yang menggodanya dan tak satupun ada yang berhasil.

Tak perduli degan Jordan disampingnya, Gaby masih diam tak berniat menjawab. Jordan tersenyum setelah gadis didekatnya menjatuhkan kepala karena mabuk. Jordan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik itu. Bibirnya semakin lebar tersenyum ketika melihat Gaby tertidur.

Kau sangat cantik. Aku akan menjadikan mu istriku.

***

Gaby perlahan membuka matanya lalu memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Dia bangkit dan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri. Matanya terhenti mendadak dengan tatapan kaget karena melihat seorang pria berbaring disampingnya. Gaby yang terkejut melihat tubuhnya. Alangkah terkejutnya dia mendapati tubuhnya yang polos tanpa busana.

Mati aku! apa yang aku lakukan dengan pria ini?!

" Kau sudah bangun? " Tanya pria itu seraya bangkit dan ikut duduk seperti Gaby.

Gaby menatap pria itu dengan tatapan penuh tanya dan terkejut.

" Ke kenapa kau ada disini? apa yang terjadi? "

Jordan tersenyum menatap manik mata indah dari seorang Gaby. Tentu saja dia sengaja melakukan ini agar Gaby mau menjalin hubungan dengannya. Karena jelas sekali, wanita yang ada dihadapannya adalah orang yang sulit untuk ditaklukan. Dia membuat kesan seolah mereka telah tidur bersama dengan melucuti semua pakaian Gaby dan juga dirinya. Dia juga sengaja sengaja membuat tanda merah di leher jenjang Gaby.

" Memang apa lagi kalau bukan melakukan itu? "

***

Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya. Hubungan mereka juga semakin dekat dan intim. Tak jarang mereka pergi untuk menghabiskan waktu bersama. Hingga tiba hari dimana semua yang indah tiba-tiba menjadi berbalik menyedihkan untuknya.

Gaby yang sempat sejenak terlena dan bahagia karena Jordan, mau tidak mau harus menjauhi pria itu lagi. Dia dipaksa untuk menikahi Edward. Pria berumur Lima puluh tahunan yang bahkan sudah memiliki tiga istri. Sudah menolak dengan berbagai cara, Tapi pada akhirnya, Gaby yang tidak memiliki kekuatan terpaksa menerima pernikahan itu.

Gaby menatap dirinya yang begitu cantik dari pantulan cermin yang bertengger di depannya. Sudah satu bulan dia memutuskan komunikasi dengan Jordan. Pria yang sempat membuat hari-harinya bahagia. Pria yang mampu menggoyahkan hatinya setelah keteguhannya dalam mencintai Pria masa lalunya. Meski hanya sejenak, tapi akhirnya dia mengetahui bagai mana rasanya mencintai dan dicintai.

Gaby bangkit dari posisinya saat suara pintu terbuka. Sudah tidak ada gunanya menangis lagi. Sekejam apapun hidup yang akal ia lalui, ini adalah pilihan terakhir yang bisa ia pilih.

" Selamat pagi, Nona. Mohon ikuti saya. " Ucap pria bertubuh tinggi besar itu.

Gaby mengangguk tanpa bertanya apapun. Mungkin sudah waktunya untuk dia menyerahkan diri kepada bandot tua itu. Gaby melangkahkan kaki tanpa perduli ia dibawa kemana. Jika ada yang mau membantunya untuk lari, maka itu pasti ia lakukan. Dia tidak akan perduli lagi ancaman-anmcaman dari semua anggota keluarga angkatnya. Tapi sayang hidupnya bukan hanya miliknya. Bahkan nyawanya juga tidak berarti apa-apa di mata orang tuanya. Maka mati perlahan adalah pilihan terbaik dari pada mati bunuh diri seperti pengecut.

" Kita kenapa ke sini? " Tanya Gaby yang mulai sadar jika dia dibawa keluar hotel melalui pintu belakang.

" Ikut saja Nona. Anda akan tahu jawabannya setelah sampai disana. "

Gaby terdiam tapi tak juga ingin menolak. Biarkan saja kemana dia akan dibawa pergi. Entah itu harus mati atau apapun, dia bahkan tidak lagi perduli tentang hidupnya.

Mobil telah melaju dengan cepat. Ditambah jalanan yang cenderung sepi membuat lajunya semakin lancar menjauh dari hotel yang akan ia gunakan untuk menikahi si bandot tua.

Tak berkata apapun selama diperjalanan. Gaby hanya bisa pasrah kemana arah hidupnya. Entah baik atau buruk, semua akan ia terima sebagai penebusan dosa di masa lalu.

Lexi, semoga kau selalu bahagia di manapun kau berada. Aku yakin, wanita yang kau nikahi adalah wanita yang baik.

" Silahkan Nona. " Ucap pria tadi sembari membukakan pintu mobil untuknya.

Gaby yang tengah melamun, sontak bangkit dan turun dari mobil. Dia terdiam melihat bangunan mewah yang berdiri kokoh dihadapannya. Entah milik siapa dan apa maksudnya, Gaby hanya mengikuti pria yang sedari menuntunnya untuk mengikutinya.

" Silahkan masuk, Nona. Tuan akan segera turun. Nona bisa duduk sembari menunggu Tuan. " Ucapnya lalu pergi meninggalkan Gaby disana.

Entah harus apa, Gaby yang sama sekali tidak tertarik tentang apa yang ada di rumah itu, hanya bisa diam dan duduk menunggu.

" Kau sudah datang? " Suara pria yang beberapa waktu lalu sempat mengisi hari-harinya. Gaby menatapnya tak percaya.

Dia ingin sekali berlari dan memeluk pria itu, tapi tatapannya yang dingin dan terlihat marah, membuatnya mengurungkan niatnya.

" Apa kau kecewa karena gagal menikahi Ayahku? "

Bersambung.......

Silent

" Ayahmu? "

Gaby terdiam karena benar-benar merasa sesak dengan kenyataan pahit yang menamparnya. Bagaimana bisa kebetulan yang menjijikan ini terjadi? dia menjauhi putranya untuk menikahi Ayahnya? apa yang tengah dipikirkan Jordan tentangnya? Gaby tak mau bertanya atau menunjukkan ekspresi apapun. Dia cukup tanggap melihat tatapan tajam Jordan yang seakan ingin membunuhnya.

" Kenapa? kau kecewa karena gagal menikahi pemilik perusahaan besar? " Tanya Jordan dengan wajah yang mengejek.

Tidak! aku tidak begitu!

Jordan mencengkram dagu Gaby lalu mendorong tubuhnya hingga membentur lantai. Pria yang beberapa waktu lalu menatapnya penuh cinta, kini berubah seolah ingin sekali mencabik-cabik tubuhnya hingga habis tak tersisa. Nafas yang menderu karena emosi menambah kadar ketakutan seorang Gaby. Dia paham benar, pasti sudah sangat buruk pendapat Jordan tentang dirinya.

" Aku benar-benar tertipu oleh wanita jal*ang sepertimu. "

Gaby meremas ujung gaun yang ia kenakan. Dulu juga dia pernah memaki seseorang dengan kata-kata itu. Dan kini, dia tahu bahwa rasanya sangat sakit.

" Aku membuang waktu untuk jatuh hati dengan wanita jahat dan licik sepertimu. Aku takjub melihat apa yang sudah kau lakukan beberapa tahun lalu. Ckck kau benar-benar wanita ular. "

Gaby semakin gemetar mendengar penuturan Jordan. Dia tidak menyangka jika kehidupan masa lalunya akan kembali terkuak. Dia bahkan membenci dirinya karena perbuatan kotor itu. Tapi, semua bukan murni kesalahannya. Jika saja, dia tidak di doktrin untuk membenci keluarga Chloe, mana mungkin dia dengan brutalnya akan melakukan kegilaan semacam itu?

" Dengar, aku bukan hanya akan menggagalkan pernikahan mu dengan Ayahku. Tapi aku juga akan menghancurkan mu. Aku akan membuatmu mati perlahan dengan sekarat di setiap detik hidupmu. "

Jordan mengangkat wajah Gaby dengan kaki yang dilapisi sepatu tebal itu. Jordan tersenyum miring melihat air mata Gaby yang jatuh bercucuran membasahi pipinya. Kemarahan yang ia rasakan menjadikannya sosok lain yang begitu kejam.

" Mulai hari ini, aku akan membuatmu hidup dalam kesakitan. Anggap saja, ini adalah hukuman bagimu karena telah banyak menyakiti orang dan, menyakitiku serta Ibuku. "

Jordan mendorong dada Gaby hingga membuatnya jatuh terlentang. Gaby yang tidak tahu harus bagaimana, dia kini hanya bisa menangis menatap punggung Jordan yang semakin menjauh. Dia ingin sekali meminta maaf dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kata-kata Jordan yang seolah benar adanya membuat Gaby tak bisa berkutik.

Anggap saja ini sebagai hukuman karena telah menyakiti banyak orang.

Gaby menatap kedua tangannya dengan air mata yang masih saja saling berjatuhan. Jika saja, dia tidak menyakiti dan melukai orang lain, jika saja dia tidak memiliki tangan untuk memukul wajah orang lain, jika saja dia tidak buruk di masa lalu, jika saja semua yang terjadi hanya mimpi.

Gaby mengepalkan kedua tangannya. Dia memukul-mukul kepalanya dengan kuat. Menyesal, marah, kecewa, semuanya menjadi satu dan saling menusuknya bersamaan.

" Tuhan, jika aku seburuk itu. Maka hukumlah aku. Aku tidak akan marah arau mengeluh menerima kesakitan ini. Tapi tolong, biarkan orang-orang yang pernah aku sakiti hidup dengan bahagia. " Pinta Gaby sembari mengingat wajah tiga orang yang paking sering ia sakiti.

Nath, Vanya, dan Lexi. Maafkan aku karena banyak menyakiti kalian. Jika Tuhan memberiku kesempatan, aku ingin berbuat baik untuk kalian. Tai jika aku tidak bisa hidup lebih lama, aku harap kalian memaafkan aku atas segala kesakitan yang pernah aku berikan.

Setelah beberapa saat, Gaby dibawa oleh dua orang pelayan menuju kamar yang berada di ujung ruangan. Gaby tak mau banyak bicara. Dia hanya diam dan mengikuti apa yang dilakukan dua pelayan itu. Dua pelayan itu melemparkan satu baju tidur untuknya tanpa ada rasa sopan sedikitpun.

" Pakailah! "

Gaby meraih baju tidur yang jatuh ke dadanya. Dia sudah bisa menebak jika dua pelayan itu sengaja diperintahkan untuk berlaku buruk padanya oleh Jordan. Maka Gaby hanya perlu mengikuti tanpa mengeluh. Benar apa yang Jordan Katakan. Gaby akan menerima semua ini sebagai hukuman atas dosanya karena telah menyakiti banyak orang.

" Baiklah, Jordan. Aku akan menerima ini. Tapi maaf, aku tidak bisa membencimu. Rasa cintaku padamu tidak muda untuk dihilangkan. " Ucap Gaby setelah dua pelayan itu pergi dari kamarnya.

Gaby menoleh ke kanan dan ke kiri. Kamarnya Memanh terasa begitu sempit dengan banyaknya barang yang ada disana. Tapi ini masih lebih baik. Karena meski sempit, kamar itu nampak bersih.

Gaby membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamarnya. Sungguh ini diluar dugaannya. Dia tidak menyangka jika ada masanya dia akan menjadi lemah seperti ini. Teringat tentang dirinya yang begitu hebat dalan banyak bidang. Termasuk menjadi seorang model, penyanyi, menjadi pemimpin perusahaan di usia muda juga pernah ia geluti. Tapi apalah daya, hidup kadang tidak berjalan mulus seperti apa yang kita inginkan. Sekarang kita kaya, tapi belum tentu masih sama dikemudian hari. Sekarang kita sehat, tapi pasti akan ada sakit. Seperti Gaby sekarang ini. Dia jauh dari antagonis meski orang masih menyebutnya tokoh antagonis di dunia nyata.

***

" Wanita itu benar-benar memuakkan. Berani sekali dia mempermainkan ku. Lihat saja, aku benar-benar akan menyakitimu sampai kau memohon untuk kematian mu setiap saat. "

Jordan menatap nanar jendela kaca yang menyuguhkan suasana di malam hari. Dia benar-benar tidak menyangka setelah hampir satu bulan mencari keberadaan wanita pujaannya itu. Yang dia dapatkan adalah beberapa bukti kejahatan dan kecurangannya di masa lalu. Belum lagi, kabar pernikahan Ayahnya dan wanita pujaannya itu terdengar di telinganya. Sudah bak disambar petir tubuhnya. Dengan bodohnya dia menghabiskan waktu untuk mencintai wanita tidak tahu diri seperti itu.

Kebencian yang Jordan rasakan benar-benar sudah melewati batas kesabaran nya. Terlebih saat melihat ibunya menangis karena mendengar kabar bahwa suaminya akan menikah lagi. Ibunya pingsan beberapa kali karena guncangan batin yang dahsyat. Dan itu semua, karena ulah Gaby. Wanita yang telah membuat hatinya jatuh cinta. Tapi siapa yang sangka, bahwa dibelakangnya, dia juga membuat Ayahnya jatuh cinta. Apa namanya kalau bukan wanita Jal*ng?

" Tuan memanggil saya? " Tanya oria yang tadi membawa Gaby ke hadapan Jordan.

" Sam, siapkan pernikahan untukku besok. Tapi ingat, jangan sampai ada yang tahu mengenai pernikahan ini. "

Pria yang bernama Sammy itu menunduk sembari mengiyakan titah Tuannya.

" Mari kita lihat, seberapa kuat kau akan bertahan dan seberapa sering kau akan memohon untuk mati. " Jordan tersenyum miring dengan wajah dinginnya.

Tuan, aku harap anda tidak akan menyesali perbuatan anda ini. Semoga setelah pernikahan kalian, cara anda untuk melihat Nona Gaby sedikit berubah.

Bersambung.....

Bertahan

Sepi dan sangat tertutup. Pernikahan Jordan dan Gaby digelar dengan sangat tertutup. Seolah-olah ini hanyalah pernikahan main-main.

Hari telah berganti menjadi bulan. Gaby kini semakin kurus dan lusuh. Gadis itu tak pernah lagi terlihat tersenyum walaupun hanya sesaat. Beberapa bulan lalu, dia sempat mencoba membujuk Jordan agar mau memaafkannya dan dia juga sudah mencoba menjadi istri yang baik. Tapi tetap saja tidak ada ubahnya sikap Jordan padanya. Hingga satu malam menambah sakit yang di derita oleh Gaby.

Gaby berjalan cepat menuju pintu kamarnya yang telah lama di gedor-gedor oleh seseorang yang tak lain adalah Jordan. Cukup lama Jordan melalukan itu hingga Gaby yang sedang mandi buru-butu menyambar jubah mandinya lalu membuka pintu.

" Jo Jordan? "

Jordan menyenderkan tubuhnya di dinding samping pintu karena mabuk. Tentu saja Gaby sangat paham akan itu. Bau dan sempoyongan sudah cukup membuktikannya.

" Kenapa lama sekali membuka pintunya? " Tanya Jordan yang setengah sadar.

" Aku sedang mandi. "

Jordan memeluk tubuh Gaby erat. Gaby yang terkejut mencoba menjauhkan tubuh Jordan dengan mendorongnya. Tapi percuma saja, pria itu justru semakin erat memeluknya seolah tidak ingin berpisah dari Gaby.

" Aku merindukanmu. Kenapa kau menyakitiku seperti ini? aku benar-benar mencintai mu. "

Gaby terdiam setelah mendengar ucapan Jordan. Tak bisa dipungkiri, Gaby adalah orang yang tidak mudah jatuh cinta. Dan sekalinya dia jatuh cinta, tidak akan mudah baginya untuk melupakan orang yang dia cintai. Meskipun setelah sekian banyak rasa sakit yang Jordan berikan. Baik memukulinya atau memakinya. Semua itu sudah biasa Gaby terima setiap harinya. Bahkan banyak sekali bekas luka lebam akibat pukulan yang Jordan lakukan padanya hampir setiap hari.

" Apa yang kau katakan, Jordan? "

" Aku mencintaimu. Kenapa kau menghianati ku? apa aku tidak cukup pantas? kenapa kau memilih ayahku dari pada aku? "

Gaby membalas pelukan Jordan dengan erat. Meski ada luka yang terasa dihatinya, tapi cinta yang ia miliki untuk Jordan tetap utuh tak berkurang. Percuma juga menjelaskan bagaimana yang sebenarnya. Karena pada kenyataanya, dia memang memiliki masa lalu buruk yang tidak bisa dia bantah. Apapun pembelaannya, Jordan akan tetap sama. Tidak akan berubah memandang Gaby menjadi lebih baik. Tapi lagi-lagi karena cinta, Gaby mudah luluh hanya karena satu kata manis Jordan saat mabuk.

" Aku juga mencintaimu, Jordan. Tapi kau tidak bisa melihatnya dengan jelas. Hatimu sudah dibutakan dengan kemarahan dan masa lalu buruk ku. Aku tidak memiliki apapun sebagai pembelaan. "

Jordan mengurai pelukannya lalu menangkup wajah Gaby. Dia benar-benar menatap penuh cinta seperti sebelum semua masalah besar ini terjadi. Perlahan dia mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Gaby. Mulai menjalankan tangannya untuk mengusap punggung Gaby lalu beralih ke beberapa tempat sensitive lainya.

Jordan dan Gaby akhirnya melakukan hubungan suami istri pertama mereka setelah pernikahan.

Pagi harinya.

Jordan mengernyit sembari membuka mata perlahan karena sinar matahari yang menerpa wajahnya. Dia mulai bangkit dan kini tengah berada di posisi duduk. Aneh, itulah yang ia rasakan saat matanya terbuka sempurna. Tentu saja dia paham jika itu bukan kamarnya. Pandangan Jordan turun ke sampingnya. Sungguh, dia benar-benar marah melihat Gaby tertidur dengan tubuh polos yang tertutupi selimut tebal. Jordan melihat dirinya lalu kembali menatap Gaby yang sedang tertidur dengan tatapan marah.

Dia menendang Gaby dengan kuat hingga gadis itu terjatuh lalu mengaduh karena tubuhnya terhempas ke lantai.

" Dasar sialan! kenapa aku ada disini?! berani sekali kau menggodaku saat aku mabuk! jal*ng sepertimu tidak pantas menyentuh tubuhku! "

Jordan meraih pakaiannya lalu keluar setelah memakai celana dan kemejanya.

" Kenapa begini? " Gaby meraih selimut tebal lalu menutupi tubuhnya sembari bangkit dari posisinya.

" Aku tidak menggoda mu. Kau sendiri yang datang padaku. Aku tidak melakukan itu. "

Dengan hati pilu, Gaby berjalan pelan menuju kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya yang memang sudah terasa lengket dari semalam. Jika saja Jordan mau sebentar melepaskannya, mungkin dia sudah mandi malam tadi. Tapi apa daya, pria itu seolah menjadi sosok lain saat mabuk. Dia terlihat sangat takut kehilangan Gaby. Tapi saat sadar, dia benar-benar memperlakukannya seperti kotoran anjing yang menjijikan.

***

" Sialan! kenapa aku bisa melakukan itu? "

Jordan mengumpat di sela kegiatan mandinya. Kini dia tengah menyesali apa yang terjadi malam tadi. Benar-benar membuatnya muak. Bisa-bisanya dia bertindak bodoh dengan meniduri Gaby.

Jordan berjalan menuju meja makan setelah selesai merapihkan diri. Sudah ada Gaby yang menunggu disana tanpa ekspresi. Bukan untuk sarapan bersama, tapi hanya untuk melayani Jordan makan dan barulah dia akan memakan makanan yang di sisakan Jordan.

Saat sedang menikmati sarapannya, seorang pelayan datang bersama wanita cantik yang baru saja di angkat menjadi asisten pribadi Jordan. dandannya benar-benar terlihat modis dan berkelas. Dia berjalan ke arah Jordan yang kini tersenyum menatapnya. Dengan percaya diri dia mendekati Jordan dan mencium bibir Jordan tepat dihadapan Gaby. Tidak ada penolakan dari Jordan. Pria itu nampak santai seolah sudah cukup terbiasa dengan sikap wanita itu.

" Sayang, kenapa hari ini kau terlambat? " Tanya wanita itu.

" Aku membuat kesialan semalam. Tapi sudah bukan masalah. Anjing sialan itu sudah tahu di mana tempatnya. "

Gaby memegangi dadanya sembari memunggungi Jordan dan wanita itu. Sakit, rasanya benar-benar sakit hingga dia tidak bisa menangis lagi. Dipukuli atau di maki mungkin bisa dia terima. Tapi perselingkuhan nyata yang dia tunjukan secara terang-terangan, benar-benar mengoyak hatinya. Tapi ucapan Jordan yang seolah memenjarakannya membuatnya tidak memiliki keberanian untuk lari.

Mungkin benar, ini adalah hukuman atau karma dari perbuatan jahat ku di masa lalu. silahkan saja hukum aku Jordan. Kau menghukum ku dengan cara yang begitu menyakitkan. Tapi kau lupa, kau bukan Tuhan yang berhak menghukum ku. Semoga saja, kau tahu akan satu hal. Cinta yang kau sirami dengan luka, lama kelamaan akan menjadi duka tanpa obat. Jalani saja hidupmu yang menjijikan ini. Karena aku yakin, kau juga tidak bahagia. Kau juga akan mendapatkan hukuman dari apa yang kau lakukan

" Kau sudah membeli tas yang kau inginkan tempo hari itu? " Tanya Jordan sembari menyelipkan anak rambut wanita yang tengah duduk di pangkuannya.

" Sudah. Terimakasih, sayang. " Wanita itu kembali mengecup bibir Jordan.

" Shisil, persiapkan dirimu. Aku ingin mengajakmu berlibur ke Jepang besok. "

" Benarkah? "

" Tentu saja. Tapi kau harus ingat, kau harus melayaniku dengan baik. " Jordan tersenyum sembari melirik ke arah Gaby yang masih memunggunginya.

Melayani dengan baik? Gaby semakin tidak tahan tapi juga tidak mau pergi dari sana. Karena jika dia pergi, Jordan akan semakin bahagia setelah memberinya luka. Biarkan saja terlihat kuat walau sejujurnya sangat hancur.

Jordan, aku akan bertahan dari siksaan mu sampai aku benar-benar merasa tidak mampu. Semoga saat hari itu tiba, kau sudah menemukan wanita yang bisa membuatmu bahagia. Dan melepaskan aku yang bahkan, sampah lebih berharga dariku.

Bersambung......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!