Beberapa hari kemudian, Jordan kembali bersama asisten pribadinya. Mereka dengan tidak tahu malunya saling menggoda dihadapan pelayan dan juga Gaby.
" Shisil, kau bisa kembali sekarang. Aku ingin istirahat dulu. Besok pagi baru kita bertemu kembali, Ok? "
Gadis itu mengangguk patuh. Dia mencium mesra bibir Jordan sebelum beranjak pergi meninggalkan rumah megah yang bagai penjara itu. Beberapa pelayan ada yang merasa kasihan dengan Gaby. Tapi tak sedikit juga yang merasa bahwa Gaby pantas untuk diperlakukan seperti itu. Gaby hanya menghela nafas dan mencoba tak mau memikirkan hal ini.
Beberapa saat kemudian, datang juga seorang gadis cantik yang sengaja Jordan undang untuk datang kerumah.
" Hai, Delena..."
Gaby terdiam sesaat mendengar nama seseorang yang sedang Jordan panggil. Gaby memutar tubuhnya untuk memastikan benar atau tidaknya apa yang ada di prasangkannya.
" De Delena? " Gaby menatap Delena kaget. Delena adalah anak kandung dari orang tua yang mengangkatnya. Meski hubungannya tidak baik, tapi Gaby berharap bahwa Delena tidak sedang menjalin hubungan dengan Jordan. Pria yang kini menjadi suaminya itu, benar-benar sudah seperti binatang pemangsa yang akan menerkam siapa saja tanpa perduli apapun.
" Kau?! kenapa kau ada disini?! " Delena juga tak kalah terkejut. Pasalnya, keluarganya dan calon suaminya waktu itu sudah mencarinya kemanapun. Tapi Gaby seolah menghilang di telan bumi. Rekaman CCTV di hotel waktu itu juga tidak ada yang merekam jejaknya. Tidak disangka-sangka, dia ada disini.
" Kau mengenalnya? " Tanya Jordan yang terlihat bingung. Tai sebenarnya, dia sudah tahu apa hubungan diantara mereka.
" Iya, dia anak angkat di keluarga ku. " Ujar Delena sembari berjalan mendekati Jordan lalu bergelayut manja di lengan kekarnya.
Apalagi ini? apakah Jordan sengaja? atau memang mereka sudah saling mengenal?
Gaby mencoba tidak perduli dengan melanjutkan kembali kegiatannya. Iya, tentu saja membantu pelayan untuk bersih-bersih.
" Sayang, bagaimana bisa dia bekerja sebagai pelayan di rumah mu? "
Jordan tersenyum sembari mengelus pipi mulus Delena.
" Sebenarnya, aku dan dia sudah menikah. "
" Apa?! " Tanya Delena kaget. Dia bahkan sampa berdiri menatap Jordan dan Gaby bergantian.
" Tapi tenang saja. Aku menikahinya karena ingin menjadikannya sebagai binatang peliharaanya saja. "
Binatang peliharaan? jadi seperti itu aku di matamu. Jordan, kenapa kau begitu berubah? apa mungkin, inilah sifat aslimu?
" Kau tidak berbohong? "
Jordan meraih pergelangan tangan Delena dan membuatnya jatuh terduduk di sampingnya.
" Kenapa aku harus berbohong padamu? "
Delena tersenyum lalu memeluk Jordan erat.
" Wanita seperti dia memang pantas dijadikan hewan peliharaan. "
Gany semakin mengepalkan jemarinya kuat. Selalu saja, hinaan dan hinaan yang ia dapatkan setiap harinya. Entah dari keluarga angkatnya ataupun dari Jordan dan para pelayan yang selaku terang-teranga mengatainya.
" Jangan lupa, Tuan. Kau pernah meniduri hewan peliharaan ini. Mulai sekarang, berhati-hatilah saat mabuk. Karena saat kau mabuk, kau akan menggedor pintu kamarku dan memaksaku melayani mu. Tolong buatkan aku kandang dari besi agar tida ada manusia menjijikkan yang mau meniduri hewan peliharaannya sendiri. " Gaby berjalan meninggalkan Delena dan Jordan yang menatapnya marah.
Sesampainya di kamar, Gaby meringkuk sembari menangis. Jadi disinilah akhir hidupnya? mati tanpa ada yang perduli, hidup tanpa ada yang menghargai. Jika bukan karena hatinya yang terlalu lemah, mungkin dia akan berlari dan mencari kebahagiaanya di tempat lain. Tapi, bagaimana bisa dia kari saat hati dan tubuhnya kehilangan energi untuk hidup?
" Ayah, Ibu. Aku rindu kalian. Kenapa kalian pergi meninggalkan aku sendirian? tidak ada tempat untukku menyeka air mata. Aku tidak memiliki orang yang mau mendengar keluh kesah ku. Ibu, Ayah, bawa aku pergi. Di dunia ini tidak ada orang yang menginginkan ku. Bawa aku agar aku dan orang disekitar ku merasa baik-baik saja. "
Disinilah, dia merasa dunia begitu tidak adil. Benar, dia memang sudah menyakiti banyak orang sebelumnya. Tapi, apakah kesempatan untuk bahagia tidak ada bagi orang sepertinya? Dia juga sudah berusaha menjadi orang baik. Tapi kenapa harus di uji sampai sejauh ini? bukankah menjadi jahat juga bukan keinginannya? Kenapa semua orang menyalahkannya dan terus salah paham padanya? Bukankah seharusnya dia marah karena telah ditipu dan dijadikan alat balas dendam? Dia berusaha menjadi orang baik dengan memaafkan keluarga angkatnya dan menjauhi orang-orang yang pernah ia sakiti agar tak menimbulkan trauma bagi mereka. Tapi apa yang dia dapat? hinaan, makian, pukulan, dan ancaman. Semua menyerangnya dari berbagai arah tanpa perduli bahwa dia begitu tertekan dan kesakitan. Apakah memang dia tidak pantas bahagia? entah apa jawabannya, karena jalan hidup seseorang sudah ada yang menciptakan skenarionya. Yaitu, Tuhan.
" Tuhan, jika kau memang ada, tolong beri aku sedikit saja rasa bahagia. Tolong biarkan aku menjadi orang baik untuk menebus kesalahanku di masa lalu. Tapi, jika kau begitu membenciku, tolong cabut saja nyawaku. Biarkan aku menjalani hukuman di neraka mu. "
Gaby terus terisak hingga ia tertidur karena lelah yang semakin datang menyerang matanya.
***
" Sialan! wanita jalang itu berani-beraninya mengatakan hal semacam itu di hadapan ku. Apa dia benar-benar tidak takut mati?! aku benar-benar akan mencekik mu sampai mati saat sampai dirumah nanti. "
Jordan terus saja menenggak minumannya hingga entah berapa botol saja yang sudah masuk kedalam perutnya. Pria itu benar-benar menjadi gila sekarang. Entah perasaan mana yang saat ini ia rasakan. Cinta kah? atau benci? cinta tapi tertutupi benci. Mungkin seperti itulah gambarannya. Dia terus menorehkan luka pada wanita yang pernah atau mungkin masih ia cintai dengan sangat menyakitkan. Tapi dia juga tida bahagia melakukan itu.
Mungkin, melihat mu menjadi gelandangan adalah hal yang akan membuat ku bahagia.
Jordan tersenyum miring menbayangkan hal itu terjadi. Benar, dia kan melakukan apa yang ia kira akan membuat hatinya bahagia. Jujur saja, tidur dengan asistennya bahkan adik dai Gaby pun, tidak membuatnya puas. Seolah dia masih ingin mencari lagi wanita lain yang bisa membuatnya cukup. Tapi sepertinya itu agak sulit karena sekarang dia saja sudah terbelit dengan beberapa wanita selain mereka.
" Baiklah, aku akan membuatmu menjadi gelandangan. Aku akan membuatmu hidup tapi terasa sekarat. " Jordan kembali tersenyum miring lalu menenggak minumannya lagi.
***
Dor..dor...dor...
Jordan menggedor pintu Gaby sangat keras. Membuat Gaby yang tengah tertidur terperanjak dan tanpa sadar dia bangkit untuk melihat siapa yang menggedor pintunya.
" Jordan? " Gaby menatap Jordan kesal. Lagi-lagi mabuk dan mendatanginya.
" Ada apa? " Tanya Gaby dengan tatapan dingin.
" Beri aku pelukan. Aku merindukan mu. " Jordan sudah hampir menyentuh tubuh Gaby. Tapi, dengan cepat Gany menjauhkan tubuhnya dengan memundurkan langkah.
" Kau tidak boleh menolak ku! "
Jordan dengan tatapan emosi meraih tubuh Gaby dan mencoba melucuti pakaiannya. Tentu saja Gaby tak tinggal diam. Gadis itu meronta dan mencoba menjauhkan tubuhnya dari Jordan. Tapi sangat disayangkan, pria itu terlalu kuat untuk Gaby meski dia tengah mabuk. Gaby yang sudah mulai kehabisan tenaga, akhirnya tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Dan membiarkan apa hang Jordan inginkan dari tubuhnya. Dan saat pagi hari, suara yang sama akhirnya kembali Gaby dengar.
" Sialan! dasar jal*ng! kau menggoda ku lagi?! pergi kau wanita kotor! "
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Shyfa Andira Rahmi
masih aja ngga blajar dri pngalaman😮💨
2025-03-07
0
Shyfa Andira Rahmi
MENJIJIKAN🤢🤢🤢
2025-03-07
0
Shyfa Andira Rahmi
🥺🥺🥺
2025-03-07
0