Menjadi Seperti Ibu Sambungku

Menjadi Seperti Ibu Sambungku

Siapa Wanita Itu?

"Apa maksudnya Yah?" Air mata mengucur deras di pelupuk mata Melati tatkala Ayahnya mengenalkan Ibu baru padanya.

Yang membuatnya terkejut ialah ternyata Ayahnya juga memberi seorang adik yang telah berusia beberapa bulan. Padahal baru saja ia kehilangan sang Ibu kandung untuk selamanya.

Bundanya yang bernama Sharah sempat koma selama satu setengah tahun. Dengan segala usaha dan doa yang dilakukan oleh keluarganya untuk kesembuhan sang Ibu tercinta, namun takdir berkata lain. Tuhan menjemputnya 2 bulan yang lalu.

Itu artinya selama wanita yang telah melahirkannya terbaring lemah di rumah sakit, Ayahnya telah mengkhianatinya. Pantas saja sang Ayah jarang menemaninya untuk merawat Sharah karena alasan untuk bekerja lebih keras lagi.

Tapi nyatanya yang berada di hadapannya kini telah menjawab semua pertanyaan yang ia simpan selama ini.

"Nak, terima atau tidak dia tetap Ibu sambungmu. Apalagi dia juga memberimu adik. Bukankah selama ini kamu mendambakan seorang adik?" Tutur lembut Ayahnya namun membuat Melati benar-benar marah pada Ayahnya.

"Yah harus berapa kali aku katakan aku itu masih belum bisa menerima Bunda meninggal. Tapi ini Ayah justru mengenalkan dia sebagai Ibu aku?" Serunya dengan nada lirih karena sesak menghimpit di dadanya.

Melati terus menggeleng berharap semua ini hanyalah mimpi. Namun naas semua yang ada di hadapannya adalah nyata. Pertahanannya runtuh, ia tak dapat menopang berat tubuhnya. Hilang sudah kesadarannya.

Mina wanita yang sudah menjadi Ibu sambung Melati meski belum dianggap oleh Melati pun menjadi cemas. Begitu juga Ikhsan Ayah kandung Melati.

Segera saja Ikhsan mengangkat sang putri tercinta membawanya menuju kamar sang empu. Sedangkan Mina ia langsung menelfon seorang dokter.

Tak lama dokter datang dan memeriksa keadaan Melati. Dokter mengatakan bahwa keadaan Melati tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia hanya syok.

Ikhsan dan Mina yang mendengarnya pun menjadi lega. Namun, tetap saja gurat kekhawatiran nampak di wajah keduanya. Entah apa yang terjadi setelah Melati sadar. Melati pasti masih kecewa pada keadaan ini.

Kala mereka masih sibuk dengan pemikiran masing-masing, suara tangisan Husein memecah keheningan sesaat itu. Hampir saja mereka melupakan keberadaan Husein.

"Dek, kamu susulin itu Husein. Melati biar Mas saja yang urus." Ucap Ikhsan pada Mina.

"Iya Mas." Mina berlalu meninggalkan ruangan itu. Tersisa Ikhsan, Melati dan sang dokter.

"Ya sudah kalau begitu saya permisi dulu ya Pak Ikhsan. Yang pasti hindarkan segala sesuatu yang membuat Melati stress. Bisa saja nantinya itu membuat tubuhnya drop." Ujar dokter pada Ikhsan yang tengah duduk di samping putrinya.

"Iya dok, terimakasih mari saya antar." Ikhsan pun beranjak dari duduknya dan sesuai perkataannya ia mengantar sang dokter sampai depan rumahnya.

 

POV Melati

Seperti biasa setelah aku pulang sekolah. Aku akan langsung pulang ke rumah dan segera bersiap-siap menuju rumah sakit. Ya, tempat dimana Ibuku di rawat selama satu tahun ini.

Dengan telaten aku merawat wanita yang paling kucintai ini. Bergantian juga dengan Kakakku Alif yang terpaut 2 tahun. Saat ini aku masih duduk di bangku SMP kelas 2.

Ayahku memang beberapa kali menemani Bundaku. Namun tak sesering aku dan Kak Alif. Lagipula aku juga sering melihat wajah lelah Ayahku ketika pulang kerja. Aku yakin pasti ia juga memiliki banyak pikiran. Memiliki dua orang anak yang harus ia biayai pendidikannya. Lalu, Ibuku yang saat ini tengah berjuang untuk kesembuhannya.

Namun, ada yang aneh akhir-akhir ini. Ia sering mendapatkan telepon entah dari siapa. Setelahnya, wajahnya berubah menjadi sangat cemas. Aku tak tau itu dari siapa.

Ayahku langsung pamit begitu saja padaku. Dan setelah itu ia tak pulang selama beberapa hari. Bahkan di rumah ia hanya 1 sampai 2 hari dalam seminggu.

Aku terus bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan Ayah. Namun, kutepiskan segala pikiran negatifku tatkala Kakakku Alif menyimpulkan bahwa Ayah tengah bekerja lebih keras lagi karena keadaan yang memang saat ini membutuhkan biaya yang lebih.

Tak terasa sudah satu setengah tahun Bundaku masih terbaring lemah di rumah sakit. Aku yang notabenenya hanya seorang pelajar hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya.

Namun bagai dihantam beribu tombak menusuk relung hatiku ketika dokter mengatakan bahwa Ibuku telah menghembuskan nafas terakhirnya. Begitu juga dengan seluruh keluargaku. Mereka sangat terpukul atas apa yang menimpa kami.

Berhari-hari aku diam saja tak keluar dari kamarku. Ayah dan Kakakku selalu membujukku untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Ayah maupun Kakakku juga sering membawakan makanan untukku.

2 Minggu lamanya aku terus mengurung diriku. Mengingat segala kenangan indah bersama Ibuku. Namun ketika aku mendengar penuturan dari Kak Alif bahwa Ayah sakit, membuatku menjadi merasa bersalah.

Jelas Ayahku yang paling merasa sedih. Ia yang lebih lama mendampingi Bundaku dalam suka maupun duka. Belum lagi tanggung jawab yang ia pikul juga berat. Pastilah ia merasa sangat lelah karena semuanya.

Keegoisan dalam diriku pun akhirnya runtuh. Dulu Ayahku yang merawat dengan segenap hatinya, kini bergantian akulah yang merawatnya bersama Kak Alif.

Makin hari keadaan Ayahku membaik. Kesedihan yang kami rasakan pun sudah tak terlalu terasa. Terutama aku sendiri sudah benar-benar mengikhlaskan kepergian Ibuku, meski ingatanku tentang Ibuku masih terpatri sangat jelas di hatiku.

Ketika aku mulai merindukan aku lebih memilih mengirimkannya doa. Begitu juga dengan Kakakku, karena memang itu adalah saran dari Kakakku. Tak jarang kami pergi berziarah ke makam Bunda kami.

Sekarang kami semua sudah terbiasa dengan ketidakhadiran Bunda Sharah. Aku mulai melakukan aktivitasku seperti biasa juga lainnya.

Tak terasa sudah 2 bulan Bunda meninggalkan kami. Aku dan Kak Alif berniat untuk mengunjungi Ibuku ke makamnya. Ayah sudah beberapa hari tak ada di rumah, hal itu sudah terbiasa untuk aku dan Kak Alif.

Kepergian Bunda menjadikan kami sebagai anak yang semakin mandiri. Karena semenjak dari Bunda masih di rawat di RS dahulu, Ayah tak lagi memperkerjakan art.

"Udah siap dek?" Tanya Kak Alif padaku saat aku turun dari tangga.

"Udah Kak ayo.." Aku menghampirinya dan keluar menuju depan rumah.

Kak Alif mulai menghidupkan motornya menuju ke tempat tujuan.

*****

Kak Alif langsung pergi lagi setelah kami pulang dari makam. Ia mengatakan bahwa ada sesuatu yang penting mengharuskan ia pergi. Aku pun mengiyakan perkataannya. Toh aku juga sering sendirian di rumah.

Aku melangkahkan kakiku menuju rumahku. Dahiku mengernyit saat melihat sebuah mobil hitam. Kuyakini bahwa itu milik Ayah. Namun, bukankah Ayah mengatakan masih dua hari ia berpergian. Tapi kenapa sudah kembali. Dengan santai aku membuka kenop pintu.

Lagi-lagi aku dibuat bingung dengan keadaan yang ada di rumah. Ada seorang wanita tengah bercengkrama ria dengan seorang anak kecil di sofa ruangan tamu.

Dengan ragu aku mengucapkan salam. Ah, hampir saja kau lupa untuk itu. "Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" wanita itu menoleh dan tersenyum ramah padaku. Namun, tetap saja aku tak mengerti. Ya karena memang aku belum mengenalnya.

Sebenarnya siapa wanita itu? Tanyaku dalam hati.

Terpopuler

Comments

Xyylva Xyylva

Xyylva Xyylva

ya beginilah nasib wanita apalagi istri paati sial dapat suami kayak ikhsan masih bisa ya selingkuh atau menikah disaat istrinya koma...bahkan lebih sering menjaga istri baru dan cuman 2 kali ngejaga istri pertama.enaknya jadi laki laki bisa mendua sana sini karna KARMA gak kan berlaku sama mereka

2022-11-13

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa

2022-10-14

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Begitulah klo laki2 haus perhatian dan imannya kurang kuat tuh kaya gitu, semoga ya Allah, suami kita gak seperti itu, Aamiin.....
Lanjut thor semangat 💪💪💪

2021-08-25

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!