Benar saja, seluruh keluarga Mina merasa sangat marah padanya. Pantas saja akhir-akhir ini mereka mendapati perubahan demi perubahan dalam diri Mina. Menjadi lebih pendiam dan lebih banyak mengurung diri dalam kamar.
Semua merasa marah pada Ikhsan dan terpukul. Terutama untuk seorang Ayah Mina. Putri yang selama ini ia jaga bak permata, dan ia sayangi harus hancur karena pria mabuk.
Mereka tidak bisa marah pada putrinya karena memang ia sendiri adalah korban. Hanya saja mereka sangat menyayangkan semuanya. Untuk Ikhsan sudah tentu mendapatkan pelajaran dari keluarga Mina.
Namun, melihat Ikhsan yang dengan berani mengakui kesalahannya dan memiliki niat untuk bertanggung jawab mereka terpaksa melakukan hal yang memang seharusnya. Mereka juga menakutkan bahwa putri mereka mengandung benih lelaki di hadapannya.
Dua hari setelahnya mereka pun dinikahkan. Tak ada resepsi atau pesta. Hanya akad saja untuk mengikat keduanya.
Benar saja setelah beberapa Minggu setelah kejadian itu, Mina mengalami tanda-tanda kehamilan. Seluruh keluarga menerimanya, meski tak sebahagia saat mereka mendapatkan cucu pertama mereka dari anak sulung mereka. Karena melihat bagaimana cara mereka mendapatkan cucu dari bungsu mereka.
Dari awal sikap Ikhsan sangatlah dingin dan mereka tidur terpisah. Namun dengan kehadiran anak di kandungan Mina sedikit-sedikit ia mulai memperhatikannya. Mereka mulai terbuka satu sama lain. Lagian Ikhsan juga merasa terpukul karena sebelumnya ia kehilangan anak yang masih berada di kandungan Sharah.
Mina juga mengetahui bahwa madunya Sharah saat ini tengah koma. Ia juga berniat membantu suaminya dengan membiayai pengobatan Sharah.
Mina sendiri saat itu sudah berusia 25 tahun. Ia baru menyelesaikan pendidikan S2 nya. Ia bekerja sebagai sekretaris di suatu perusahaan yang memang milik keluarganya.
Tentu Ikhsan awalnya merasa tak enak hati. Namun, Mina meyakinkan Ikhsan bahwa mereka saat ini telah menjadi suami istri. Bukankah mereka harus bersama-sama berjuang dalam suka duka.
Akhirnya Ikhsan menerima bantuan dari istrinya. Ia juga sebenarnya mulai ada ketertarikan pada Mina. Istrinya itu berlaku layaknya istri idaman. Melakukan hal yang sama seperti istri pertamanya. Namun tetap pemilik hati dan cintanya yang terbesar ada pada Sharah.
Mina menerima dirinya yang belum bisa dikenalkan pada keluarga Ikhsan. Dan hanya dikunjungi beberapa kali dalam sebulan.
***
Tak terasa sudah 1 tahun Sharah masih terbaring di ranjang rumah sakit dengan keadaan yang masih koma. Dan usia kandungan Mina sudah 9 bulan.
Ikhsan lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengurus Mina. Istri pertamanya ia serahkan pada anak-anaknya.
Mina kini tengah menunggu kapan lahiran buah hati pertamanya. Pada saat itu Ikhsan ijin pergi untuk menemani istri pertamanya sebab cukup lama ia tak mengunjunginya. Dan Mina tentu saja sangat menyetujuinya.
Ikhsan pun menemui Sharah. Ia memandangnya dengan sendu. Ingin sekali ia memberitahu pada Sharah semuanya. Namun keadaan tak berpihak padanya. Hanya penyesalan yang ada pada dirinya. Meski ia juga sudah bisa menerima Mina.
Seharian ini ia hanya mau menemai istri tercintanya. Berkali-kali air matanya meluruh ke tangan Sharah tatkala ia menciuminya.
Tak lama datanglah Melati. Ia pun tersenyum dan memeluk putrinya. Ia juga sangat merindukan kebersamaan dengan keluarganya. Lembur untuk kerja dan mengurus dua istri sekaligus.
Dering telepon di sakunya membuat perhatian teralih. Ketika melihat ternyata Mina yang menelpon, ia pun menjauh keluar dari ruangan itu. Ketika mengetahui bahwa buah hati dari istri keduanya akan lahir ia pun bergegas pergi ke rumah sakit yang berbeda dari tempat Sharah karena memang jarak antar kekediaman mereka lumayan jauh.
Beruntung ia sampai tepat waktu hingga dapat menemaninya berjuang melahirkan anaknya. Ikhsan pernah menemani Sharah saat melahirkan Alif dan Melati. Tentu ia tahu bahwa ini untuk pertama kalinya bagi Mila tentu lebih sakit rasanya dari melahirkan anak kedua atau seterusnya.
Senyum diantara keduanya terukir kala melihat bayi merah berjenis kelamin laki-laki di tangan sang dokter. Ikhsan sangat senang ternyata anaknya laki-laki. Bukan karena ia tak mengharapkan kehadiran seorang anak perempuan.
Hanya saja ia juga melihat bagaimana anak ini berada di rahim Mina dalam keadaan belum menikah. Bukankah seorang anak perempuan yang lahir ketika dalam keadaan seperti itu tercabut sudah nasab dari Ayahnya. Di sini status Ikhsan hanyalah Ayah biologis bagi anaknya itu.
Ketika menikah nanti ia juga harus menghadirkan wali. Yang pasti bukan ia walinya. Pasti putrinya akan sangat malu ketika aib orang tuanya terbongkar saat itu. Namun untuk anak laki-laki bukankah tak apa jika tanpa wali. Itulah yang ia pikirkan selama ini.
Ia pun mengadzani putranya dan memberinya nama Husein. Seluruh keluarga Mina juga turut bahagia atas kelahiran Husein. Mereka tetap menyayanginya. Dan hubungan antara Ikhsan dan mertuanya yang dari awal dingin, kini mulai menghangat.
*****
Di usia Husein yang sudah berusia 6 bulan. Ikhsan harus menerima kenyataan bahwa ia kehilangan istri pertamanya untuk selamanya. Tentu ia merasa sangat merasa terpukul. Tak pernah ia bayangkan hari ini akan terjadi.
Bahkan ia belum mengatakan semuanya. Menyesal saat ini pun tiada guna. Ia harus menjadi kekuatan untuk anak-anaknya. Namun tetap saja, ia hanyalah manusia biasa.
Ia harus merawat kedua anaknya terutama putrinya. Hingga Ikhsan sendiri lupa untuk mengurus dirinya sendiri yang mengakibatkan drop. Ia sendiri juga sebenarnya masih sangat-sangat tak rela atas kepergian mendiang Sharah, semua ia sembunyikan seorang diri.
Syukurlah lambat laun putrinya bisa menerima keadaan dan ia juga mau merawat Ayahnya.
Ikhsan sudah melihat bagaimana keadaan rumahnya saat ini. Akhir-akhir memang dapat ia lihat bahwa anak-anaknya sudah ikhlas atas kepergian Ibu mereka.
Hingga saat keadaan sudah stabil ia berniat memberitahu segalanya. Tentang Mina dan Husein.
Flashback end
***
"Nak, apapun yang terjadi dalam hidup kita. Sesulit apapun kehidupan yang tengah kita jalani jangan kita pernah melakukan hal yang memang seharusnya tidak dilakukan. Dalam hal ini bukankah Allah sangat sayang pada hamba-Nya. Ia memerintahkan untuk tidak meminum minuman alkohol karena memang Allah tidak ingin hidup kita hancur. Kau lihat sebelumnya hidup Ayah memanglah sulit untuk Ayah jalani, namun dengan Ayah melakukan hal yang menurut orang-orang baik padahal jelas sudah ada larangannya tapi Ayah sama sekali tak bergeming. Hingga membuat hidup Ayah lebih rumit. Ayah sangat tau, Ayah sangat mengecewakan kalian. Ayah akan menerima segala perlakuan kalian nantinya. Namun Ayah hanya manusia biasa Nak, Ayah mengakui kebodohan Ayah, kelemahan Ayah, dan semua yang terjadi. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan Nak. Tak ada yang bisa Ayah lakukan selain meminta maaf padamu. Ijinkanlah Ayah menebus semuanya Nak. Ayah mohon" Tutur panjang Ikhsan pada putranya.
Alif masih tak bergeming. Ia sendiri juga merasa sangat terkejut dan syok. Seorang Ayah yang selama ini membatasi pertemanannya namun ia sendiri terjerumus dalam hal seperti itu. Namun tetap saja Ayahnya hanyalah manusia biasa yang bisa kapan saja melakukan dosa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rosdiana Niken
semoga anak anak nya bisa menerima mina
2021-08-15
0
✨rossy
ehhh siapa Aisyah...?
2021-08-15
0