Aku Bukan Musuhmu

Aku Bukan Musuhmu

1.Awal mula

Di sebuah universitas ternama, suasana bahagia tercipta diantara semua mahasiswa. Kelulusan dengan nilai baik menjadi sebuah impian bagi mereka, dan sekarang kebahagiaan benar-benar menjadi sebuah kenyataan di depan mata. Wisuda kelulusan telah berjalan lancar.

Diantara banyak mahasiswa yang berbahagia salah satunya adalah Sheyna Amara Rusdiantoro, gadis cantik 21 tahun yang sangat manja, parasnya yang cantik membuat semua orang terpikat. Namun, belum ada satu orang pun yang mampu untuk meluluhkan hatinya.

Gadis cantik dengan sejuta kelebihan, periang, baik hati dan suka bergaul. Amara tidak pernah membedakan teman, bahkan status sosial. Gadis cantik itu putri ketiga, 2 kakak laki-laki begitu menyayanginya. sehingga, membuat Amara dijaga bak berlian.

"Selamat, Sayang," ucap Raka kakak pertama Amara yang kini berusia 32 tahun.

"Selamat, Sayang," sahut Anin istri dari kakak pertamanya yang baru saja menikah beberapa bulan lalu.

"Hai gadis, selamat ya. Sukses selalu," ucap Rafa, kakak keduanya sambil memberikan kecupan singkat di kening Amara. Amara tersenyum bahagia atas kedatangan kedua kakaknya. Papa dan mamanya sudah terlebih dulu pulang setelah acaranya selesai.

"Kakak akan pulang, lain waktu berkunjunglah ke rumah," ucap Raka sambil mencium kening Amara. Acara wisuda telah usai, Raka dan istrinya memutuskan untuk pulang.

"Iya Kak, aku akan datang dan akan membawa Kak Anin jalan-jalan," jawab Amara sambil melirik kakaknya. Raka mengacak rambut Amara dan tersenyum tipis.

"Jangan harap bisa membawanya pergi tanpa seizinku. Kau tau aku menjaganya sama seperti menjagamu. Kalian wanita kesayangan selain mama," ucap Raka sambil melirik istrinya.

"Pelit sekali, aku hanya ingin membawa Kak Anin ke pantai saja. Apa kau juga melarang?" ketus Amara. Raka tersenyum dan memberikan kunci kepada Amara.

"Satu malam untukmu bebas menikmati hari bahagiamu,"ucap Raka.

"Ah ... Kakak. Terimakasih," ucap Amara bahagia, sambil memeluk kakak pertamanya dan menerima kunci rumah.

Selama ini Amara harus menaati peraturan yang di buat papanya untuk tidak pulang larut malam. Jika melebihi itu, dipastikan dirinya akan mendapatkan hukuman dan tidak diperkenankan masuk rumah.

"Gadis, kau boleh merayakan kelulusanmu malam ini, tapi ingat jangan macam-macam," tegas Rafa.

"Siap bos," sahut Amara sambil mengangkat tanyanya di pinggiran dahi, membuat suatu penghormatan untuk kakaknya.

Rafa tersenyum dan merangkul pundak Adiknya, laki-laki yang kini berusia 25 tahun itu begitu dekat dengan Amara.

"Kalau begitu kakak pamit dulu, selamat menikmati kelulusan bersama temanmu," ucap Rafa. Amara mengangguk dengan sorot mata yang berbinar.

Ketiga kakaknya melangkah pergi, Amara masih saja mengamati kakaknya yang menjauh darinya. Sehingga netranya dapat mengamati Rafa yang tengah bercengkrama dengan seseorang di depan sana. Mata Amara membelalak lebar.

Astaga, tampan sekali dia! Siapa dia? kenapa kak Rafa tidak pernah mengenalkan padaku? batin Amara menggerutu.

"Woi, Ra ... !" melihat apaan sih?" Nada, teman baik Amara menghampirinya. Mencari jejak dimana mata Amara memandang. Amara hanya mengangkat bahunya, karna Rafa dan pria tampan yang mencuri perhatianya sudah menghilang entah kemana. Namun, bibir indahnya masih saja mengulas senyuman.

"Eh Ra, kesambet ya?" Nada menarik tangan Amara yang masih saja mengabaikan dirinya.

"Apaan sih, nggak tau apa aku lagi mandangin pangeran?" ucap Amara sontak membuat Nada tertawa. Nada meletakkan punggung telapak tangannya ke dahi Amara, membuat gadis cantik yang dipanggil Rara itu menepis tangan sahabatnya karena geram.

"Kau pikir aku sakit?!" kesal Amara dan pergi meninggalkan Nada. Nada mengikuti langkah Amara yang sedikit emosi dibelakangnya.

"Maaf, aku hanya memastikan kau baik-baik saja. Biasanya kau akan mengabaikan setiap pangeran yang ingin mendekatimu," ucap Nada.

Amara menghentikan langkahnya, memutar langkahnya kemudian menatap Nada dan tersenyum.

"Mungkin dewi cinta membuka mata batinku, sehingga aku melihat pangeran tampan tadi," ucap Amara sambil tersenyum-senyum dan meletakkan kedua tangannya di dada, memejamkan matanya dan mencoba mengingat kembali wajah pangeran yang kemudian membuat wajahnya berseri. Nada mengernyitkan dahinya melihat aksi menggelikan sahabatnya itu.

"Ishhhhh ,,, kenapa kau ini jadi menggelikan seperti ini sih!"protes Nada.

"Sebaiknya kita segera masuk. Kau tau, Dinda dan Erika sudah menunggu kita, kita akan berbahagia malam ini," ucap Nada.

Amara menarik tangan Nada kemudian mereka berdua menuju ke dalam ruang pesta.

Suara musik menggema, raut bahagia tampak di wajah mereka semua, Amara dan Nada menuju ke meja pojok ruangan, disana ada Dinda dan Erika teman mereka juga.

"Hai, Ra. Selamat ya, kau lulus dengan nilai terbaik," ucap Dinda. Amara tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Ditenggah keasikan mereka menikmati pesta, tiba-tiba saja ponsel Nada berbunyi. Wanita cantik itu mengangkat ponselnya. Seketika wajah Nada berubah sedih.

"Kenapa, Nad?" tanya Amara sambil mengamati wajah Nada yang tampak sedih.

"Maaf Ra, aku harus pulang. Ibu masuk rumah sakit," sahut Nada. Amara menghela napas panjang.

"Aku ikut," ucap Amara tampak panik juga. Nada menggeleng cepat.

"Jangan, kamu disini saja. Nikmati hari bahagia ini. Aku tidak papa, aku bisa mengatasi masalah ini, Ra!" protes Nada.

"Dinda, Erika aku pulang duluan. Biarkan Rara bersama kalian," ucap Nada.

Erika dan Dinda mengangguk pelan. Nada melangkahkan kakinya keluar ruangan. Ditinggal pergi oleh sahabat yang selalu dekat dengannya membuat Amara merasa sesak.

"Ra, minumlah dulu. Tampaknya kamu butuh ini untuk menenangkan dirimu." ucap Dinda.

"Terimakasih, Dinda." ucap Amara sambil tersenyum kemudian meneguk jus jeruk yang diberikan oleh Dinda.

Pesta berjalan dengan meriah, tetapi Amara merasakan berat di kepalanya. Dinda dan Erika pergi entah kemana. Dengan langkah gontai, Amara melangkahkan kakinya, hingga pada akhirnya ia sedikit terhuyung. Tangan kokoh menahannya dan mereka saling bertatap.

"Ra, kamu kenapa?" tanya Rayen. Teman seangkatan yang mempunyai perasaan dengan Amara dan tak tersambut olehnya. Dengan cepat Amara berdiri dan tersenyum.

"Aku tidak papa, terimakasih telah membantu," ucap Amara sambil menatap wajah tampan didepannya.

"Aku akan mengantarmu, aku rasa kamu tidak baik-baik saja." ucap Rayen sambil memegang pundak Amara yang tampak pusing.

"Aku bisa sendiri, jangan mengkhawatirkan aku," protes Amara kemudian melenggang pergi. Rayen mengepalkan tanganya kuat. menghembuskan napas berat.

Disana, di pojok ruangan. Seorang wanita cantik merasa geram melihat adegan mereka yang tampak mesra.

"Lakukan rencana kita. Aku mau dia kehilangan kehormatan dan masa depannya." ucapnya pada orang disebrang sana kemudian menutup panggilannya.

😍😍😍😍😍

Assalamualaikum hai sobat readers yang berbahagia... Aku Sokhibah el jannata.

Ini karya aku yang baru ya, semoga menghibur

jangan lupa kasih like, komen dan vote ya....

Dukung aku....... love kalian semua 😍😍😍😍

Terpopuler

Comments

ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI

ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI

seson 2 nada aditya...amara micho

2023-01-08

1

Mbah Edhok

Mbah Edhok

penasaran dg sinopsis... menyimak mengikuti alurmu, thor.

2022-12-11

1

Ersa

Ersa

ini novel kak shokibah pertama yg saya baca...🌹

2022-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 1.Awal mula
2 2.Dia?
3 Salah Paham
4 4. Merasa putus asa
5 Aku bukan wanita lemah
6 Merindukan Mama
7 Harus menelan Rasa kecewa
8 Menusia Aneh
9 Dilema Rafa
10 Manusia aneh yang membuat tersenyum
11 Membuat ulah
12 Micho dan Amara
13 Kepala batu
14 Lembaran baru.
15 Sahabat terbaik
16 Pratama yoga?
17 Sheyna Boutique
18 Merintis bersama
19 Apa Ada sesuatu?
20 Lelaki buaya
21 Semangat
22 Customer spesial
23 Masih teringat kamu
24 Kedatangan Prayoga
25 Hanya Amara
26 Terpana
27 Jangan Besar kepala
28 Jangan merepotkan dirimu
29 Mogok
30 Kucing kedinginan
31 Suara Tembakan.
32 Kabar
33 Kakak beradik yang kompak
34 Pergilah
35 Perdebatan
36 Dasar Wanita Murahan
37 Misteri
38 Menelpon
39 Anak kecil
40 Rumah sakit.
41 Papa
42 Ulah Wendi
43 Princes Sheyna Amara
44 Rindu Mama
45 Tak Rela
46 Berharap
47 Mengikuti permintaan
48 Mama, bangun!
49 Menikah?
50 Menikah
51 surat perjanjian
52 Kalian menikah?
53 Mertua
54 Malam pertama
55 Kakak ipar
56 Resep baru Bi?
57 Menjemput mama
58 Sabrina
59 Sesak
60 Gelisah
61 Rasa
62 Kenapa marah?
63 Pantai
64 Berteman
65 filter kamera
66 Kamu baik-baik saja?
67 Sahabat
68 Selera kakak ipar
69 Nada
70 Apa mencoba menggodaku?
71 pulang
72 Dia putriku
73 Apa kamu mencintainya?
74 bertemu Rayen
75 Papa
76 Gelisah
77 Micho tolong aku
78 Keluar masuk kandang
79 Nyonya Micho
80 Mengeluarkan peluru
81 Merasa bahagia
82 rujak
83 Kecewa
84 Masa lalu
85 Makan siang
86 Suami yang baik
87 Mas
88 Cemburu?
89 Sayang
90 Berdua
91 Mendung
92 Butuh waktu
93 Bab 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 Pengumuman
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 pengumuman
152 Cintai Aku, lupakan Dia!
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1.Awal mula
2
2.Dia?
3
Salah Paham
4
4. Merasa putus asa
5
Aku bukan wanita lemah
6
Merindukan Mama
7
Harus menelan Rasa kecewa
8
Menusia Aneh
9
Dilema Rafa
10
Manusia aneh yang membuat tersenyum
11
Membuat ulah
12
Micho dan Amara
13
Kepala batu
14
Lembaran baru.
15
Sahabat terbaik
16
Pratama yoga?
17
Sheyna Boutique
18
Merintis bersama
19
Apa Ada sesuatu?
20
Lelaki buaya
21
Semangat
22
Customer spesial
23
Masih teringat kamu
24
Kedatangan Prayoga
25
Hanya Amara
26
Terpana
27
Jangan Besar kepala
28
Jangan merepotkan dirimu
29
Mogok
30
Kucing kedinginan
31
Suara Tembakan.
32
Kabar
33
Kakak beradik yang kompak
34
Pergilah
35
Perdebatan
36
Dasar Wanita Murahan
37
Misteri
38
Menelpon
39
Anak kecil
40
Rumah sakit.
41
Papa
42
Ulah Wendi
43
Princes Sheyna Amara
44
Rindu Mama
45
Tak Rela
46
Berharap
47
Mengikuti permintaan
48
Mama, bangun!
49
Menikah?
50
Menikah
51
surat perjanjian
52
Kalian menikah?
53
Mertua
54
Malam pertama
55
Kakak ipar
56
Resep baru Bi?
57
Menjemput mama
58
Sabrina
59
Sesak
60
Gelisah
61
Rasa
62
Kenapa marah?
63
Pantai
64
Berteman
65
filter kamera
66
Kamu baik-baik saja?
67
Sahabat
68
Selera kakak ipar
69
Nada
70
Apa mencoba menggodaku?
71
pulang
72
Dia putriku
73
Apa kamu mencintainya?
74
bertemu Rayen
75
Papa
76
Gelisah
77
Micho tolong aku
78
Keluar masuk kandang
79
Nyonya Micho
80
Mengeluarkan peluru
81
Merasa bahagia
82
rujak
83
Kecewa
84
Masa lalu
85
Makan siang
86
Suami yang baik
87
Mas
88
Cemburu?
89
Sayang
90
Berdua
91
Mendung
92
Butuh waktu
93
Bab 93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
Pengumuman
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
pengumuman
152
Cintai Aku, lupakan Dia!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!