Disana, di pojok ruangan. Seorang wanita cantik merasa geram melihat adegan mereka yang tampak mesra. "Lakukan rencana kita. Aku mau dia kehilangan kehormatan dan masa depannya." ucapnya pada orang disebrang sana kemudian menutup panggilannya. Netranya mengawasi gerak Amara yang berjalan gontai menuju ke arah mobilnya berada.
Amara membuka pintu mobil kemudian duduk sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing. Amara melirik ponselnya yang menunjukan pukul 22.30. Sejak sore dirinya belum sempat ke toilet untuk buang air kecil, saat ini dirinya kebelet. Namun, keadaanya yang sedikit tidak enak membuat Amara menahan dan mengurungkan niatnya ke toilet .
Sebaiknya aku pulang, rasanya kepalaku berat sekali. Mungkin karna aku kelelahan seharian ini. batin Amara.
Dengan kecepatan pelan Amara melajukan mobilnya. Pikirannya melayang mengingat ibu Nada yang tengah sakit, Amara memutuskan untuk memutar balik mobilnya menuju kearah rumah sakit dimana ibu Nada dirawat.
Beberapa saat kemudian, 4 preman muncul dan menghadang jalan didepannya. Amara tampak panik mengamati situasi kanan dan kirinya.
"Turun, Nona cantik!" salah satu orang preman menggedor pintu mobil Amara. Gadis cantik itu kini diliputi perasaan takut. Amara mencoba menguasai hatinya. Namun, sayangnya kepalanya tak mau diajak kompromi.
kepalanya terasa berat dan pusing, para preman terus saja mendesaknya untuk keluar. Amara mencoba memutar otaknya untuk melajukan mobilnya. Namun, nyatanya preman yang berada di sisi kanan dan kirinya membuka pintu dengan paksa membuat Amarah terkejut bukan kepalang.
"Apa mau kalian?" tanya Amara yang berusaha melepas cengkraman tangan preman tersebut.
"Ikutlah dengan kami, Nona. Kita bersenang-senang malam ini," salah satu preman menjawab dan menarik tangan Amara hingga gadis itu keluar dari mobil. Salah satu dari mereka melangkah maju, membuat Amara mundur teratur mencoba menghindari preman itu.
"Apa mau kalian? Aku tak membawa apapun kecuali mobil ini, mundurlah! Aku akan memberikannya untuk kalian, akan tetapi biarkan aku pergi. "Amara mencoba bernegosiasi.
Ke 4 preman itu saling memandang dan tertawa terbahak-bahak mendegar ucapan Amara.
"Bukankah kami sudah mengatakan jika kami ingin bersenang-senang denganmu?" ucap seseorang sambil menjilat lidahnya dengan tampang yang menjijikan, membuat Amara semakin panik.
"Aku mohon lepaskan Aku,"
"Tentu saja kami akan melepaskanmu, tapi kita mulai bersenang-senang. Jangan mencoba berteriak atau menolak karna itu percuma saja, Nona!"
Amara terus saja berjalan mundur. Sehingga, sebuah lubang membuatnya terjungkal dan duduk ditanah. Para preman itu terus maju, mata mereka seolah menelanjangi tubuh Amara, menatap Amara penuh dengan nafsu.
"Pergilah, lepaskan aku. Aku mohon!" Amara mencoba mengulur waktu, preman itu semakin mendekat dan berjongkok didepan Amara. Salah satu jari tangannya mengusap pelan pipi mulus Amara yang berlinang air mata.
"Lepaskan aku!"
"Mana bisa seperti itu? Aku akan membuatmu hangat malam ini." ucap preman itu sambil mengamati tubuh Amara, membuat gadis itu merasa muak dan mengalihkan pandangannya.
"Bawa dia!"
Atas perintah pimpinannya, mereka mengikat tangan Amara. Membungkam mulutnya kemudian membawanya kearah mobil. Preman itu memasukkan Amara kedalam mobil belakang, diikuti 2 orang dikanan dan kirinya. Mereka mendekati Amara mengusap tangan mulus amara. Amara yang terikat terus saja menangis.
"Sabar, nona cantik. Aku yang akan menghangatkanmu pertama kali, "ucap pimpinan preman itu.
Ya Tuhan, siapa mereka? aku mohon lindungi aku tuhan,,,
Tangis Amara pecah, kini dia tidak tau lagi harus berbuat apa. Beberapa menit kemudian sampailah mereka disebuah gudang yang berada di tengah desa jauh dari pemukiman.
Mereka menarik Amara dengan paksa, salah satu diantaranya menarik Amara kedalam kamar kotor dan berdebu. Mendorong tubuh gadis cantik itu dengan keras. Amara menggeleng pelan saat preman itu mendorong pintu dengan keras. Air mata Amara mengalir deras saat netranya mengamati preman itu mulai melepas pakaian nya,mulai mendekat dan menarik penutup mulut Amara.
"Kita pemanasan dulu, Sayang. Mau berapa kali? "tanyanya sambil mengusap pelan wajah cantik yang penuh dengan linangan air mata. Dengan tangan masih terikat, Amara memalingkan wajahnya. Dirinya begitu jijik melihat preman dengan aroma Alkohol didepannya itu.
Amara yang berpaling membuat preman itu melihat indah leher jenjang Amara. Preman itu mendorong tubuh Amara hingga ia terlentang sempurna diatasi kasus, preman itu mulai melonggarkan ikat pinggangnya dan dengan gerakan cepat menarik pakaian Amara dengan ganas sehingga menampakkan pakaian dalam. Amara menggelengkan kepalanya. Kepalanya terasa berat dan dia tidak tau lagi apa yang terjadi selanjutnya.
🤗🤗🤗🤗🤗
Amara mengerjabkan Matanya. Sinar matahari pagi membuat dirinya bangun, ia melihat dinding kamar asing yang sekarang dia tempati. Amara mencoba mengingat sesuatu dan membuat Air matanya meleleh. Seketika Amara bangun dari tidurnya.
Amara memandang pakaiannya yang sudah tidak berbentuk. Bahkan, dia melihat pakaian dalamnya di sampingnya meskipun rok panjangnya masih melekat sempurna di tubuhnya. Amara semakin terpukul saat melihat bercak darah yang tampak jelas di spray lusuh itu. Amara menggelengkan kepalanya. Air matanya mengalir deras. Amara memungut pakaian dalamnya dan memakai jaket yang kini ada disampingnya untuk menutupi tubuhnya.
Ia merasakan tubuhnya remuk redam, Amara melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu. Saat membuka pintu, tampak laki-laki yang tampan yang akan masuk kedalam kamar. Sejenak Mereka saling memandang, keduanya terhanyut dalam pertemuan mata indah, sesaat kemudian Amara mundur kebelakang dan memberikan 1 tamparan keras di wajah pria tampan didepannya.
Laki-laki berwajah datar itu mengusap pipi panasnya dan menatap tajam kearah wanita yang sudah dia selamatkan dari pemerkosaan yang hampir saja dilakukan oleh beberapa preman itu.
" O ... jadi kamu bos para preman itu? Apa salahku?!" bentak Amara. Pria itu terdiam kemudian melangkah pergi meninggalkan Amara. Amara menghela nafas panjang melihat lelaki itu pergi entah kemana. Hatinya sakit dan sesak, seketika sebuah bayangan melintas diotaknya.
"Dia?! "
🤗🤗🤗🤗🤗
hayyy terus ikuti ya... Lik komen dan hadiahnya jangan lupa gaess... kasih aku semangat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Mbah Edhok
apa yang terjadi? ... hilangkah ...? ...
2022-12-11
1
puri purihat
berawal dari kisah amara yah .. trus nada , delon dan maaih bnyak lagi he he he aku mmpir thor kmeren baca yg kisah nada nya dulu bru istri simpanan delon ,pengen baca ini dulu
2022-10-10
0
Vigiani Nurike
mampir thor
2022-01-04
0