Sacrifice Of Love
🌹Happy Reading 🌹
Fahira Gendis Rahayu, gadis cantik bemata coklat dan berbulu mata lentik membuat semua laki-laki akan terpesona dengannya. Tak ada yang menyangka jika gadis berambut seleher model bob adalah seorang Kowad. Dia terlahir dari seorang ibu yang sangat lemah lembut karena berasal dari kota Solo, berbeda dengan ayahnya yang menjadi salah satu pimpinan di Kesatuannya yaitu Kepolisian Indonesia.
Fahira, ya dia lebih tertarik untuk mendaftar Kowad di bandingkan Polwan karena merasa lebih tertantang dalam meraihnya. Dengan kecerdasannya, dia bisa masuk ke akademi militer tanpa bantuan dari sang ayah yang mempunyai kuasa. Dia hanya ingin di lihat sebagai Fahira, bukan sebagai putri dari Brigjen Pol Gunawan Mahendra. Berbeda dengan mamanya yang terkenal anggun dan lemah lembut, sang ayah terkenal dengan sikap otoriternya. Ini yang membuat Fahira lebih suka hidup sendiri tanpa di atur oleh papanya.
Ya, saat ini Fahira memilih bertugas di daerah pedalaman di bandingkan di kota besar yang menorehkan luka. Fahira gadis cantik yang tak ada satu cacatpun di wajahnya pernah mengalami luka yang mendalam karena cinta. Kekasih yang yang begitu ia sayang, ternyata berkhianat dan pergi meninggalkannya tanpa penjelasan.
"Ngelamun aja neng, kesambet hantu hutan seberang bari tahu rasa. " Ucap Letda Gabriel yang membuyarkan lamunan Fahira.
"Ya hantunya kamu." Balas Fahira dengan sengit.
"Lagi enak memandang indahnya alam, eh ada yang ganggu saja." Ucap Fahira kembali.
"Gue kesini kan kasihan ni ye sama dikau. Udah hampir 1 setengah tahun lebih dirimu di sini, tapi masih saja belum bisa move on sama dia " Gabrielpun menyindir Fahira. Dia tahu semua cerita tentang Fahira. Mereka adalah satu angkatan di pendidikan. Karena setiap tahun hanya ada kurang dari 10 casis di setiap angkatan, maka Fahira menjadi salah satu primadona di tempat mereka belajar. Untuk Gabriel, sejak dulu mereka sudah bersahabat. Tidak ada rasa cinta yang tertanam karena Gabriel sendiri sudah mempunyai tambatan hati yang sudah menemaninya sebelum menjadi seperti sekarang. Katanya, beberapa bulan lagi mereka akan menikah.
Sedangkan Fahira, banyak Siswa yang naksir dengannya. Pernah ada satu siswa yang menarik perhatiannya dan merekapun sempat berpacaran, sampai acara Inagurasi pun mereka pergi bersama. Tapi, apa dikata mereka tak berjodoh sehingga putuslah di tengah jalan. Dan sang mantan sudah menemukan pendampingnya. Berbeda dengan sang mantan yang masih berhubungan baik, tapi dengan mantan terakhirnya masih menyisakan trauma hingga ia enggan untuk menjalin sebuah hubungan kembali. Di usianya yang masih 26 tahun ini, dia lebih menyibukkan dirinya untuk menyembuhkan lukanya.
"Sotoy.... " Ucap Fahira membatah perkataan Gabriel.
"Ye lah, nggak usah di tutupin. Dari mata loe aja udah nunjukin jika loe belum bisa move on sama dia. Kayak nggak ada cowok lain aja. Tu si Rafa yang udah di depan mata dan selalu nunjukin perhatian ke loe nggak pernah loe tanggapi. Nah sekarang sama cowok yang udah nyakitin hati loe, malah masih di pikirkan. " Gerutu Gabriel yang gemas dengan sahabatnya.
"Entahlah Bri, gue masih belum percaya dia bisa segitu teganya ma gue. Meskipun dia terkenal flamboyan, tapi ketika sama gue dia tampak tulus dan jujur. Tapi, entahlah. " Ucap Fahira yang berubah sendu mengingat laki-laki tersebut.
"Udah nggak usah sedih. Loe udah pergi jauh ke sini harusnya untuk menyembuhkan luka hati loe. Ya dengan membuka hati lagi, menjadi salah satu penawarnya. " Gabriel pun memberikan nasehat kepada Fahira.
"Tak segampang itu. " Balas Fahira dengan senyuman paksa di bibir nya.
"Terserah loe lah. Gue udah nasehatin loe. Sekarang tinggal gimana loe mau menjalankannya. " Ucap Gabriel kembali.
"Udah sekarang gue traktir makan bakso di warung pojok biar buat kamu sadar dari pada di sini sendiri. " Ajak Gabriel akhirnya.
"Dua mangkok ya. " Jawab Fahira dengan memalak.
"Bushed dah soal makanan number one, langsung semangat aja. " Gabriel pun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol sang sahabat.
. "Gimana, jadi nggak makan baksonya? "
"Okeu deh. Makasih Gabriel yang ganteng. " Jawab Fahira dengan semangat. Dia pun segera berdiri dari duduk di rerumputan yang terhampar luas. Tidak lupa ia membersihkan celananya dengan menepuk bagian belakang sebelum menyusul Gabriel berjalan.
"Mereka berdua pun pergi ke warung tenda penjual bakso dekat dengan asrama. Jika orang lain melihat, pasti mereka berfikir Gabriel dan Fahira adalah seorang sepasang kekasih. Padahal mereka hanya bersahabat saja.
" Pak, baksonya tiga dan es jeruknya juga. " Ucap Gabriel kepada pedagang bakso.
"Baik om. " Jawab penjual bakso.
Sambil menikmati hamparan pemandangan yang indah di depan warung, Fahira dan Gabriel menunggu pesanannya di buat.
"Ra, bulan depan gue mau balik ke rumah. Loe tahu sendiri gue akan segera menikah. " Ucap Gabriel.
"Gue tahu. " Balas Fahira pendek.
"Berapa lama cutinya? " Tanya Fahira kembali.
"Sekitar 1 bulanan sekalian ambil cuti tahunan." Jawab Gabriel dengan menikmati es jeruk yang sudah di antar ke meja mereka.
"Lama juga, tapi gue bahagia akhirnya loe bisa menikah dengan Gladys."
"Tapi,.... " Ucap Gabriel menggantung.
"Tapi apa? "
"Gue dan Gladys berharap loe bisa datang untuk mendampingi kami menikah. " Jawab Gabriel dengan pelan. Dia ingin Fahira mau datang ke pernikahannya. Dia tahu selama ini Fahira tak ingin pulang ke rumahnya karena akan mengingatkan luka di hatinya. Sifat papanya yang otoriter yang tak memikirkan perasaannya dan kegagalan dan percintaan membuat ia mengasingkan diri dari kota kelahirannya. Dia cukup damai tinggal di wilayah perbatasan dengan negara tetangga ini. Keindahan pantai dan pemandangannya membuat dia enggan kembali. Entah sampai kapan.
Deg...
"Gue nggak janji Bri. Toh ada gue atau tidak di nikahan kalian, gue akan tetap selalu mendoakan untuk kebahagiaan kalian. Apalagi gue juga bisa bertemu Gladys di sini ketika loe boyong dia. " Jawab Fahira.
"Tapi ini keinginan Gladys dan nyokap gue Ra. Loe tahu sendiri nyokap gue sama loe gimana sikapnya. Kadang gue aja kayak di anak tirikan sama beliau.Sampai ngirim makanan aja loe yang utama. Itu juga sama Gladys sikapnya sama. Gue sampai heran mana anak kandung dan bukan. " Curhat Gabriel yang mengingat perlakukan ibunya.
"Hahaha... itu sih salah loe juga. Udah tahu tante Bertha selalu nungguin kabar dari loe. Eh ini yang jadi anaknya nggak pernah menghubungi. Sampai beliau yang gemaspun malah ngubungin gue. " Fahira juga sudah mengenal keluarga besar Gabriel.
"Ya mana gue sempat buka HP, loe tahu sendiri gue latihan di luar 2 mingguan tanpa membawa HP. " Gabrielpun membela dirinya.
Obrolan mereka pun berhenti setelah bakso pesanan mereka sudah di antar ke meja.
*****
Nah... nah ada cerita baru ni. Hayo tebak cerita siapa ini???? 🙈🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
cita puhaci
ditunggu ceritanya mbak Hida..3 jempol buat mbak
2021-08-13
1
Elly Triana
cerita doni kah?..
2021-08-05
2
Naila Putri
Fahira semangat up Thor plisss penasaran
2021-08-05
0