"Ini ga terlalu berlebihan???" Nara memandang pantulan dirinya pada cermin, sejujurnya dia merasa takjub pada dirinya. Dandan an ala smokey eyes, lipstik merah terang dan bulu mata palsu bahkan dia juga menggenakan wig berambut ikal dengan warna coklat terang yang berbeda dengan rambut aslinya yang berwarna hitam. Belum lagi gaun hitam ketat dan seksi yang dia kenakan menampilkan belahan dadanya serta paha mulusnya. Toilet restoran Skyhigh seakan menjadi saksi bisu dimana seorang Nara berubah wujud benar benar menjadi femme fatale, karena tampilannya saat ini benar benar mematikan.
"Berlebihan kenapa? Kan kamu lagi dalam mode penyamaran. Aku yakin orang tua kamu juga ga bakal ngenalin kamu." Natha memberikan polesan blush on terakhir di pipi Nara.
"Iya sih kalau begini papa mama juga ga bakal ngenalin siapa Aku." Nara lagi lagi memeriksa make upnya di depan cermin. "Aku takjub bisa berpenampilan seperti ini." Nara menertawakan dirinya
Natha memeriksa isi paperbag yang dia bawa dan mengeluarkan sesuatu. "Aah ini dia, nih cepet kamu pake." Natha menyerahkan benda itu pada Nara.
Mata Nara membulat melihat apa yang Natha serahkan, "Gila!! Ukuran aku punya itu udah cup C tau! Dan aku ga butuh sumpelan apapun!" Nara menutupi dadanya dan bergidik memandang silicon pad yang Natha pegang untuk menyumpal dadanya.
"Untuk jadi femme fatale sejati kamu butuh ini, cepet pake jangan nawar nawar!" Natha memaksa Nara seakan ini tidak untuk di tolak.
Setelah 30 menit bergempur di toilet, Nara akhirnya sudah duduk di bangku restoran untuk bertemu dengan pasangan perjodohannya. Masih 15 menit sebelum waktunya tiba, dia masih melihat ponselnya yang berisi chat dari Natha yang menginsruksikan tadi bahwa pasangan perjodohannya adalah seorang direktur perusahaan besar yang bahkan dia lupa siapa namanya. "Masa di jodohin tapi ga inget namanya siapa." Gerutu Nara.
Natha sudah pulang dan berjanji akan mengirimkan Nara supir untuk menjemputnya nanti setelah misi nya selesai.
Setelah memesan segelas minuman pada pelayan, Nara melihat sekeliling. Suasana restoran cukup sepi, sedikit wajar karena ini bukanlah akhir pekan dan jam makan malam sudah lewat. Tadi saja dia tergesa kesini begitu jam kantor usai untuk menghindari kemacetan untung saja Nara juga sudah mengisi perutnya tadi, Nara melirik arlojinya ini sudah lewat 20 menit dari waktu janjian. "Kena macet apa yah ini orang, udah telat ga profesional."
"Apa anda nona Nathania Wan?" Suara itu membuat Nara mengadahkan kepalanya.
Astaga!!! Nara cukup terpaku tanpa bisa berkata kata melihat seorang pria di hadapannya, tampan saja tidak cukup mewakili pria itu. Matanya, hidungnya, alisnya, bibirnya semua begitu sempurna bahkan kulit yang berwarna putih susu itu membuat kadar ketampanannya menjadi sangat maksimal.
Gila Natha, yang modelan begini di tolak, apa aku aja yang nikah sama dia yah?! Rutuk Nara dalam hati, Ahh tidak dia kan mau di jodohkan dengan Natha karena uang!!! Jangan tertipu Nara!
Mari kita mulai kegilaan ini!
"Anda datang terlambat menemui wanita seperti saya, anda tidak boleh seperti itu loh." Nara memainkan rambut palsunya yang bergelombang dengan senyum yang menggoda, "Padahal saya wanita sibuk tapi anda membuat saya menunggu seperti ini, saya agak lelah hari ini setelah bermain main dengan pria seharian dan masih menyempatkan diri untuk kesini." Nara berbicara dengan nada sensual dan gestur tubuh yang menggoda.
Rey hanya diam dan menikmati minumannya,
Kenapa dia ga merespon?! Nara sudah hampir gila dengan aktingnya.
"Apa anda juga senang bermain main seperti saya?" Nara masih berusaha untuk membuat pria dihadapannya ini berlari pergi, namun Rey tetap diam tak menjawab sambil menatapnya datar.
"Ah maaf yah saya terlalu blak blak an." Nara tertawa centil. "Itu semua karena saya juga sudah bosan dengan semua perjodohan ini, apa anda mau ketempat lain bersama saya?" Nara tersenyum dengan genit dan mencondongkan tubuhnya untuk menggoda Rey. "Apa anda tau kalau di atas ada hotel juga? Saya juga sudah pernah mencoba hotel diatas sini, kasurnya juga empuk. Saya bermain dengan tiga pria sekaligus." Nara tertawa lebar tetapi dalam hatinya dia ingin menangis. Ngomong apa sih kamu Nara?! Dasar gila.
Dan bahkan pria di hadapannya masih saja hanya menatap Nara datar tanpa ekspresi membuat Nara semakin ingin menjerit karena malu.
Ini orang.. Nara mendesah frustasi. Tapi gua ga bisa stop sampe disini! Nara mulai kesal, "Apa anda tidak suka jika bermain bergabung dengan pria pria lainnya, anda ingin berma..."
"Nama saya Reynold Orlando Giordan."
"Hah? Apa?" Nara bingung dipotong secara tiba tiba.
"Dari tadi kamu berkata anda anda.. sepertinya kamu tidak tau nama saya."
Nara cukup terkejut pria dihadapannya akhirnya berbicara juga, namun.. namanya kaya familiar.
"Owh hahaha, maaf saya jadi ga fokus gara gara lelah sehabis bermain dengan para pria. Jadi apa pekerjaan anda??" Nara tertawa canggung menyeruput minumannya.
"Saya bekerja di Gior Group."
"Waaahh itu perusahaan besar, saya tau...." Nara tertawa... saya tau.... ka.. karena.. Itu kan kantorku?!!
Pantesan namanya kaya familiar, apa dia karyawan baru yah?! Ekspresi wajah Nara berubah dan mendadak ingatan Nara seakan berputar putar. Tadi Natha bilang kalau dia di jodohin sama.. "Direktur??!" Karena terlalu terkejut Nara sampai berdiri.
"Benar saya direktur Gior Group, apa ada masalah?"
Tanya Rey datar menatap Nara.
Masalah?! Tentu saja ini masalah besar!
Keringat dingin Nara semakin mengucur deras tatkala dia juga mengingat dengan jelas apa yang seniornya ceritakan tadi di kantor.
Ja.. jadi dia pasien sakit jiwa itu??? Direktur setan penggila kerja?! Pinjaman kantor? Bakery papa mama?? Nasib aku kedepannya giman kalau dipecat?! Jerit Nara dalam hati.
Tangan Nara sampai bergetar karena ketakutan, Tapi kalau dia direktur ga akan ketemu sama aku kan yang cuma karyawan dibawah??! Benar!!! Lagi pula aku sekarang kan femme fatale, dia pasti ga bakal ngenalin aku. Sudah terlanjur begini sekalian saja selesaikan. Tekad Nara.
"Anda sepertinya ga keberatan soal saya sehabis bermain dengan para pria." Nara duduk kembali dan semakin mencondongkan tubuhnya seolah ingin memperlihatkan belahan dadanya yang menyembul dibali baju ketat yang dia kenakan.
"Soal anda bertemu pria sebelum ini? Saya tidak keberatan." Ucap Rey datar.
Nara membelakkan matanya terkejut, "Ta.. tapi saya tidak sekedar bertemu dan bermain dengan pria loh, anda paham kan saya habis melakukannya dengan banyak pria." Nara menaikkan satu kakinya untuk bersikap menggoda.
Tolongggg pergilah! Jerit Nara menangis dalam hati. Melihat reaksi Rey yang datar, Nara menelan ludahnya kasar untuk kembali melancarkan aksi terakhirnya, "Jadi kita langsung saja bermain berdua, anda tau selera saya? Saya lebih senang dari atas atau di belakang. Saya juga lebih senang memukul dari pada di pukul." Dengan menahan sejuta malunya Nara juga memajukan badannya menduduki meja yang menjadi pemisah antara dia dengan Rey hingga wajah mereka hanya tinggal berjarak 15 centi.
"Ponsel anda." Rey mengadahkan tangannya setelah beberapa detik keheningan tercipta.
"Hah?" Ekspresi Nara berganti dengan wajah bingung namun dia menyerahkan ponselnya.
Rey mengetik sesuatu di ponsel Nara membuat gadis itu penasaran. "Ini nomorku." Rey menunjukkan layar ponsel Nara dimana ponselnya sedang menghubungi nomor Rey, "Nomormu berbeda dari yang diberitahukan padaku pantas saja tadi tidak menyambung saat ku telfon. Aku sedikit sibuk hari ini," Rey bangkit berdiri. "Aku permisi pergi, kita bertemu sampai disini hari ini dan nanti ada supir yang akan mengantar kamu pulang."
Nara memandang punggung Rey yang berjalan menjauh.
"A.. Aku berhasil kan? Dia sudah pergi, dengan begini aku berhasilkan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
dementor
tampaknya kita semua korban k-pop ya?? author pun kayaknya korean wave juga.. 🤭🤭🤭🤭
2023-03-08
1
Yona Eva
mirip Drakor yg sdg naik daun skrang ya ..mengaku suka bermain dgn pria 3sekali Gus
2022-03-10
0
Muhammad Arka Arka
ya ampun Nara bikin semua wanita malu aja kelakuan Kamu bener bener mines hahahaha 😂🤣
2021-08-30
0