Papa Untuk Mama
" uh.. kenapa kepala ku sakit sekali.."
Pagi hari itu Carla terbangun di kamar mewah sebuah hotel. Ia ingat semalam ia di ajak ke sebuah pesta oleh Mona yang tak lain adalah adik tiri nya sendiri.
Sambil memegangi kepala nya ia berusaha bangun dari tidur nya. memposisikan tubuh nya untuk duduk. Namun seketika ia terkejut karna melihat tangan seseorang melingkar di perut nya.
" astaga. Siapa orang ini? "
Yang lebih membuat nya terkejut lagi adalah, ia terbangun tanpa menggunakan sehelai pakaian pun. ia berusaha mengingat kejadian semalam namun nihil. ia tak bisa mengingat apapun
yang dia ingat setelah semalam ia meminum minuman yang di berikan oleh pelayan, ia merasa pusing dan pergi dari kerumunan orang yang ada di pesta tersebut.
" kenapa... aku ga pake baju? Jangan jangan semalam.."
samar samar ia kembali mengingat dimana ia tiba tiba di kejar dua orang pria tak di kenal. hingga akhirnya ia bersembunyi di kamar hotel yang sekarang ia tiduri.
Dengan perasaan sedih dan hancur Carla diam diam pergi dari kamar hotel meninggalkan pria asing itu..
Sesampainya di rumah Carla, ia langsung mencari keberadaan Mona. Namun yang ia temukan bukan hanya Mona melainkan Nuri ibu tiri Carla dan juga Hasan ayah kandung nya sendiri.
" pah lihat apa yang di lakukan Carla. Ia pergi semalaman dengan pria liar. Sedangkan aku sibuk mencari dia semalam di pesta"
Perkataan Nuri ibu tiri nya sontak membuat nya makin kesal. Karna ia tau semalam ia sengaja di jebak oleh adik tiri nya sendiri dengan memberikan segelas wine yang entah di campur dengan apa hingga membuat nya tiba tiba berada di kamar hotel XY tempat dimana pesta itu juga berlangsung.
" bohong pah. Itu ngga benar. Mona yang sengaja menjebak aku "
Carla pun berusaha membela diri. Karna memang itulah kenyataan yang terjadi pada nya..
" kakak kenapa nuduh aku kaya gitu. Aku justru nyari kakak semalaman. Aku sampe pulang telat karna nyari kakak."
Mona trus menyudut kan Carla hingga Carla tak bisa berkata apapun lagi.
Namun sang ayah justru malah lebih mempercayai anak tiri nya di banding darah daging nya sendiri.
" Diam kamu Carla. Papah liat sendiri semalam Mona pulang sambil menangis karna tidak berhasil menemukan kamu."
" tapi aku benar benar di jebak pah."
Carla masih berusaha membela diri. Namun tetap tak berguna. Karna sang ayah lebih mempercayai Mona.
" Mulai sekarang selama sebulan kamu di larang keluar rumah. Apapun alasan nya "
" papah ga percaya sama anak papah sendiri? Dan lebih mempercayai orang yang bukan anak papah? "
Sontak perkataan Carla membuat sang ayah naik pitam tak terima dengan perkataan putri kandung nya itu.
Dan akhir nya..
PLAAKK
Tamparan keras mendarat di pipi Carla. Seakan tak percaya atas perlakuan sang ayah, Carla hanya bisa berdiri mematung sambil memegangi pipi nya.
Carla yang sudah merasa tak ada yang mempercayai nya dan semakin terpojok pun akhirnya lari ke dalam kamar nya sambil menangis.
...
Di dalam kamar ia terus menangis menerima nasib nya itu.
" mah.. kenapa mamah ninggalin aku.. aku sendirian sekarang.. papah udah gak sayang sama aku lagi "
Sambil menangis Carla berbicara di hadapan foto sang ibu yang sudah lebih dulu meninggalkan nya di dunia saat ia berusia 9 tahun.
Ia mengingat semua kenangan saat di mana Nuri ibu tiri nya membawa Mona adik tiri nya hadir di tengah tengah dirinya dan sang ayah saat ia baru satu tahun kehilangan sang ibu. ia teringat bagaimana awal nya Nuri memperlakukan Carla dengan sangat baik bahkan seperti memperlakukan kepada anak kandung nya sendiri.
bahkan Mona adik tiri yang menjebak nya semalam, selalu memperlakukan nya seperti kakak kandung nya sendiri. hingga waktu berjalan dan terlihat lah bagaimana sifat asli Nuri yang sering kasar dan selalu menyalahkan Carla saat Carla berselisih dengan Mona.
.....
Satu bulan berlalu setelah kejadian itu..
Carla sudah berisap untuk pergi kuliah dan sedang berjalan menuruni tangga. untuk berangkat menuju Universitas I tempat ia ber kuliah.
Namun saat sedang berjalan tiba tiba ia terjatuh terpeleset karna lantai yang masih basah..
Akhirnya Carla pun di larikan ke rumah sakit dalam keadaan pingsan dengan darah yang tidak terlalu banyak keluar dari kepalanya yang terbentur.
sesampainya di rumah sakit Carla langsung di larikan ke UGD dan di segera di tangani oleh dokter dan suster. hingga beberapa menit kemudian dokter selesai menangani Carla dan keluar dari ruang UGD.
" Nona Carla dan janin nya baik baik saja tuan. hanya ada luka di kepala akibat beberapa benturan yang membuat nona Carla pingsan "
Dokter menjelaskan kepada ayah Carla yang saat itu mengantar nya ke rumah sakit bersama bi Minah asisten rumah tangga Carla..
Hasan yang mendengar pernyataan Dokter itu pun sontak terkejut. seperti tersambar petir mengetahui anak tiba tiba mengandung bayi yang tidak diketahui siapa ayah nya.
" apa dok.. maksud dokter anak saya hamil? "
Seakan tak percaya. Ayah Carla bertanya kembali kepada sang dokter namun dokter menjawab dengan perkataan yang sama.
Dokter berkata usia kandungan nya baru menginjak 4 minggu.
Carla yang sudah sadar dari pingsan ternyata sudah lebih dulu mendengar pernyataan tersebut dari dokter yang menangani nya.
Carla hanya bisa menangis setelah mendengar pernyataan bahwa diri nya sedang mengandung bayi dari laki laki yang sama sekali tidak ia kenali.
" kenapa ini harus terjadi sama aku tuhan.. apa salah aku? kenapa aku selalu mendapat ujian yang sangat sulit untuk aku hadapi. apa yang bakal papa lakuin ke aku kalau papa tau aku hamil. " batin Carla
....
dua hari kemudian Carla sudah di pulangkan dari rumah sakit setelah keadaan luka nya membaik. dalam dua hari itu Carla hanya di temani bi Minah asisten rumah tangga nya tanpa satu kalipun ayah nya menjenguk Carla di rumah sakit.
Di perjalanan menuju rumah nya. Carla bertanya kepada sang supir yang bernama Pak Diman.
" pak Diman. kenapa papa ngga jemput Carla?"
Pak Diman yang mendengar pertanyaan dari nona majikan nya itu pun terlihat bingung harus menjawab apa.
" emm tuan Hasan sedikit sibuk nona. jadi saya yang di suruh menjemput nona dari rumah sakit."
jawaban pak Diman yang sedikit terbata bata itu pun membuat Carla mengerti seperti nya saat ini sang ayah telah mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung.
Carla memalingkan wajah nya ke samping jalan berusaha tidak menangis. dan hanya memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ia sampai di rumah nanti.
beberapa menit kemudian Carla sudah tiba di rumah nya. ia memasuki ruang tamu dan nampak lah keluarga nya yang sedang duduk disana. yaitu Hasan sang ayah Nuri ibu tiri nya serta Mona adik tiri nya.
Carla hanya terdiam sebentar lalu kembali melangkahkan kaki nya hendak menuju kamar nya di lantai dua.
" berhenti disitu. "
tiba tiba Nuri memerintahkan Carla untuk diam dan akhirnya Carla pun berhenti dan membalik kan badan nya ke arah dimana keluarga nya berada.
" ada apa tante "
saut Carla yang memang sejak awal selalu memanggil Nuri dengan sebutan Tante dan bukan ibu atau mama walaupun ayah nya sudah menyuruh Carla untuk mengganti panggilan itu.
" duduk. papa mau bicara " ucap Hasan sang ayah dengan nada dingin.
Carla pun menuruti sang ayah dan duduk di soffa ruang tamu.
" siapa ayah anak itu ?" tanya hasan
Carla yang mendengar pertanyaan itu pun terdiam karna ia pun tidak mengenal siapa ayah dari anak yang saat ini ia kandung.
" Carla jawab papa. siapa pria yang sudah menghamili kamu?"
" Carla tidak tau pah.. Carla tidak kenal laki laki itu" jawab Carla
Hasan sontak kesal mendengar jawaban Carla.
" apa kamu bilang? kamu tidak tau siapa pria yang menghamili kamu? apa kamu jalan* yang bisa tidur dengan pria mana pun walaupun kamu tidak mengenal nya"
ucapan sang ayah berhasil membuat Carla meneteskan air mata nya. bagaimana bisa ayah nya sendiri berkata seperti itu kepada nya. padhal semua yang terjadi akibat perbuatan anak tiri yang selalu ia bela selama ini.
" gugurkan kandungan itu "
Carla membelalakan matanya sambil meneteskan air mata mendengar perintah sang ayah.
" Carla gak mau. "
Carla langsung menolak perintah ayah nya untuk secara tidak langsung membunuh calon bayi yang belum lahir ke dunia ini.
" apa kamu mau menjadi aib untuk keluarga? kamu mau melahirkan anak tanpa ayah yang jelas? "
suasana pun memanas. namun ketegangan itu justru membuat Nuri dan Mona tersenyum penuh kemenangan.
" kalau kamu tetap mau mempertahan kan bayi di perut kamu lebih baik kamu keluarga dari rumah ini. papa gak mau menanggung malu akibat perbuatan kamu "
Sontak Carla lemas tak bisa berkata apapun hanya bisa menangis mendengar ayah nya mengusir anak kandung nya sendiri.
walaupun Carla menyayangi sang ayah. Namun Carla tak bisa merenggut nyawa tak berdosa yang ada di dalam rahim nya. akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments