Berhak Sarjana

Berhak Sarjana

Mahasiswa Baru

Tibalah waktunya, hari yang di nanti oleh Farasya Aflah atau sering dipanggil Ara. ia adalah Maba (Mahasiswa Baru) di Universitas Terbaik di Kota nya. Kalau bukan karena Beasiswa yang ia dapatkan, Ara juga gak yakin bakal kuliah di tempat ini yang biayanya lumayan mahal itu. Sebenarnya ayahnya mampu membiayainya, tapi ia sangatlah susah untuk berjumpa dengan ayahnya karena ayah dan ibunya sudah lama bercerai.

kira-kira saat ia duduk dibangku kelas 2 SMP lah ia harus merasakan semuanya, menyaksikan ayah dan ibunya berantam disetiap harinya, merebut anak , dan banyak lagi yang udah dilihatnya. belum lagi ia harus tampak baik-baik saja didepan semua orang, apalagi ia punya seorang adik laki-laki yang masih labil saat ini, ia tau adiknya begini pasti ada efeknya dengan bercerainya kedua orang tua mereka, sebagai kakak ia harus bersikap dewasa walaupun ia juga rapuh. keadaanlah yang menuntutnya untuk selalu cerewet dengan adiknya yang bernama Farhan Aditya itu.

Sebelum berangkat ke kampus, ia pamit dengan Ibu dan Oma nya.

ya, semenjak orangtuanya pisah, Ara dan Farhan juga Ibunya memilih tinggal bersama Oma nya.

"Ara pergi dulu ya Bu, Oma..."

sambil mencium punggung tangan kanan ibu dan Omanya.

"ya sayang, hati-hati dijalan.."

jawab Oma dan Ibu nya.

"kak, kenapa kau seperti ondel-ondel?"

Farhan sengaja menggoda kakaknya sambil tertawa.

sebenarnya sih gak salah Farhan juga, karena memang penampilan Maba yang sedang di ospek pasti gak karuan hihi.

"kau diam atau aku akan memukulmu!"

Jawab Ara yang kepancing emosi.

"sudah sudah, kalian ini seperti kucing sama tikus aja setiap hari, ayo Farhan antar kakakmu.. " pinta Oma..

"aku??? " tanya Farhan yang masih gak terima..

'huh sialan, kenapa harus aku? apa ku antar aja ya ke sakit jiwa hihi' dalam hati Farhan.

"ayo pak supir, antar aku!!"

sahut Ara sambil senyum sinis yang menyatakan kemenangan.

Farhan pun mengantarkan kakaknya hingga sampai depan kampus. Ia merasa bangga dengan kakaknya karena bisa kuliah di kampus itu.

"hei apa yang kau fikirkan?"

Ara yang terheran melihat adiknya melamun

"hmm tidak, aku hanya bangga dengan kakak."

jawab Farhan yang tidak sengaja keceplosan

"apa apa? gimana tadi maksudnya? coba ulangi .." goda Ara yang masih gak nyangka dengan pengakuan Farhan..

'hei Farhan, apa yang kau lakukan? lihatlah, dia begitu senang mendengarnya, besar kepala sekali dia baru dengar gitu aja, huh. batin Farhan.

"sudahlah, sebaiknya aku pulang saja. aku pulang.."

farhan langsung pulang tanpa melihat kakaknya masuk kedalam.

*******

sampai di depan gerbang, Ara merasa tenang karena banyak sekali yang berpakaian aneh sepertinya, hingga tiba tiba ia dikagetkan dengan seseorang yang memukul pundaknya..

"woiiiiiii" seseorang dari belakang punggungnya memukulnya.

Ara pun menoleh ke belakang, betapa terkejut nya dia..

"kauuuu....!" jawab Ara dengan kaget

"kenapa kau seperti melihat hantu? apa aku masih membayangimu? . sahutnya.

"ha? kenapa kau masih kepedean gini Bian, astaga.. " sambil menepuk jidatnya.

Bian adalah teman kecil Ara sejak SD. dulunya, rumah Bian bersebelahan dengan rumah Ara, hingga akhirnya karena orangtua Ara berpisah, dan Ara memilih rumah Oma lah tempatnya berlabuh . Bian dulu juga diam-diam jatuh hati dengan Ara saat SMP, namun ia memilih diam agar Ara tak menjauhinya.. karena ia tau Ara paling anti dengan cinta-cinta club sejak orangtuanya berpisah.

"sudahlah, lupakan. yang jelas aku senang akhirnya kita berjumpa lagi, emang jodoh gak kemana ya Ra."

sambil menutup mulutnya.

" benar sekali bian, aku jadi ga takut karena ada yang jaga aku ." goda Ara.

'aku masih ingat Bian kalau kau dulu menyukaiku, kau fikir aku tidak tahu? berani sekali kau bermain hati Bian , semoga kau berubah' - ucap Ara dalam hatinya.

'aduh Ra, kenapa kita ketemu lagi? bahkan rasa ini masih sama ..' ;batin Bian .

lalu mereka berjalan menuju lapangan, ya disana lah para Maba dikumpulkan, dan diberi arahan..

tak terasa waktu cepat sekali berjalan, Ara pun memutuskan untuk menelpon ayahnya karena tiba-tiba ia teringat ucapan adiknya Farhan yang bilang dia seperti ondel-ondel.

tit..

tit ..

"halo, assalamu'alaikum" ayahnya mengangkat telpon nya.

"waalaikumsalam, apa ayah sedang sibuk?" tanya Ara.

"tidak nak, sebentar lagi ayah pulang, emang kenapa?" tanya ayahnya dengan penasaran.

"hmm begini.. Ara bentar lagi mau pulang, bisakah ayah mengantar Ara pulang kerumah Oma?"

begitulah Ara, ia meminta tanpa memohon, betapa malasnya ia untuk basa-basi.

"kenapa tidak pulang kerumah ayah aja nak?" jawab ayahnya.

'huh sudah kuduga, pasti ia memintaku untuk pulang kerumahnya, malas banget jumpa si hantu . sambil menepuk jidatnya.

"lain kali boleh gak yah? Ara capek banget, lagian perlengkapan untuk besok itu ada dirumah Oma" . jawab nya dengan mengeles.

"okelah sayang, tunggulah disitu, ayah sebentar lagi gerak."

sebutan hantu adalah ungkapan kekesalan nya dengan istri baru ayahnya. bagaimana tidak? wanita itu telah merebut ayahnya dari ia dan keluarganya. menghancurkan harapan dan mimpi-mimpi yang sudah dibangun sejak lama, seketika roboh begitu saja, ibarat gelas yang pecah itu tak bisa lagi kembali seperti semula.

sama seperti perasaannya, ia memang sudah ikhlas dengan takdir, namun hatinya masih sangat amat sakit.

tak berapa lama kemudian, ayahnya datang . diperjalanan ia memandangi wajah ayahnya, tanpa disadari air mata pun menetes.

'astaga, kenapa aku jadi nangis? sebegitu rindunya kah aku? huhh

ternyata ayahnya sesekali melihatnya,

"kamu kenapa nangis nak?"

"gak ada yah, cuma senang aja."

jawab Ara

"maksudnya apa nak?

'astaga apa yang aku katakan? hmm baiklah ayahku tersayang, aku akan jujur

"ayah, apa kau menyayangiku??"

sambil menangis tersedu-sedu

"tentu sayang, kenapa nanya begitu?"

jawab ayahnya sambil mengemudi mobil

"lantas kenapa ayah pergi dari kami? salah kami apa yah? salah mama juga apa?"

tanya Ara dengan nangis yang semakin menjadi.

"sayang, itu takdir... sudahlah, kita lupakan saja ya.."

ayahnya coba untuk alihin pembicaraan.

'hei apa yang kau lakukan ayah? kau sedang ingin mengalihkan pembicaraanku? kau tak ingin dengar kata hatiku ayah??

"tak semudah itu melupakannya yah"

jawab Ara dengan singkat

"nak, maafkan ayah.. ayah sama ibu emang udah gak bersatu, tapi ayah dengan Ara dan Farhan itu gak pernah bisa terputus.

"hmm.."

Ara diam sejenak, seolah sadar bahwa dengan menangis tak dapat menyelesaikan masalah, apalagi mengembalikan ayah ibunya kaya dulu, mungkin ini sudah menjadi takdirnya, katanya.

akhirnya ia sampai kerumah, lalu ayahnya izin pamit pulang ke ibu dan Oma nya.

ya, walaupun sudah berpisah, tapi ayah dan ibunya Ara memutuskan untuj tetap menjalankan silaturahmi.

^^^'^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!