NovelToon NovelToon

Berhak Sarjana

Mahasiswa Baru

Tibalah waktunya, hari yang di nanti oleh Farasya Aflah atau sering dipanggil Ara. ia adalah Maba (Mahasiswa Baru) di Universitas Terbaik di Kota nya. Kalau bukan karena Beasiswa yang ia dapatkan, Ara juga gak yakin bakal kuliah di tempat ini yang biayanya lumayan mahal itu. Sebenarnya ayahnya mampu membiayainya, tapi ia sangatlah susah untuk berjumpa dengan ayahnya karena ayah dan ibunya sudah lama bercerai.

kira-kira saat ia duduk dibangku kelas 2 SMP lah ia harus merasakan semuanya, menyaksikan ayah dan ibunya berantam disetiap harinya, merebut anak , dan banyak lagi yang udah dilihatnya. belum lagi ia harus tampak baik-baik saja didepan semua orang, apalagi ia punya seorang adik laki-laki yang masih labil saat ini, ia tau adiknya begini pasti ada efeknya dengan bercerainya kedua orang tua mereka, sebagai kakak ia harus bersikap dewasa walaupun ia juga rapuh. keadaanlah yang menuntutnya untuk selalu cerewet dengan adiknya yang bernama Farhan Aditya itu.

Sebelum berangkat ke kampus, ia pamit dengan Ibu dan Oma nya.

ya, semenjak orangtuanya pisah, Ara dan Farhan juga Ibunya memilih tinggal bersama Oma nya.

"Ara pergi dulu ya Bu, Oma..."

sambil mencium punggung tangan kanan ibu dan Omanya.

"ya sayang, hati-hati dijalan.."

jawab Oma dan Ibu nya.

"kak, kenapa kau seperti ondel-ondel?"

Farhan sengaja menggoda kakaknya sambil tertawa.

sebenarnya sih gak salah Farhan juga, karena memang penampilan Maba yang sedang di ospek pasti gak karuan hihi.

"kau diam atau aku akan memukulmu!"

Jawab Ara yang kepancing emosi.

"sudah sudah, kalian ini seperti kucing sama tikus aja setiap hari, ayo Farhan antar kakakmu.. " pinta Oma..

"aku??? " tanya Farhan yang masih gak terima..

'huh sialan, kenapa harus aku? apa ku antar aja ya ke sakit jiwa hihi' dalam hati Farhan.

"ayo pak supir, antar aku!!"

sahut Ara sambil senyum sinis yang menyatakan kemenangan.

Farhan pun mengantarkan kakaknya hingga sampai depan kampus. Ia merasa bangga dengan kakaknya karena bisa kuliah di kampus itu.

"hei apa yang kau fikirkan?"

Ara yang terheran melihat adiknya melamun

"hmm tidak, aku hanya bangga dengan kakak."

jawab Farhan yang tidak sengaja keceplosan

"apa apa? gimana tadi maksudnya? coba ulangi .." goda Ara yang masih gak nyangka dengan pengakuan Farhan..

'hei Farhan, apa yang kau lakukan? lihatlah, dia begitu senang mendengarnya, besar kepala sekali dia baru dengar gitu aja, huh. batin Farhan.

"sudahlah, sebaiknya aku pulang saja. aku pulang.."

farhan langsung pulang tanpa melihat kakaknya masuk kedalam.

*******

sampai di depan gerbang, Ara merasa tenang karena banyak sekali yang berpakaian aneh sepertinya, hingga tiba tiba ia dikagetkan dengan seseorang yang memukul pundaknya..

"woiiiiiii" seseorang dari belakang punggungnya memukulnya.

Ara pun menoleh ke belakang, betapa terkejut nya dia..

"kauuuu....!" jawab Ara dengan kaget

"kenapa kau seperti melihat hantu? apa aku masih membayangimu? . sahutnya.

"ha? kenapa kau masih kepedean gini Bian, astaga.. " sambil menepuk jidatnya.

Bian adalah teman kecil Ara sejak SD. dulunya, rumah Bian bersebelahan dengan rumah Ara, hingga akhirnya karena orangtua Ara berpisah, dan Ara memilih rumah Oma lah tempatnya berlabuh . Bian dulu juga diam-diam jatuh hati dengan Ara saat SMP, namun ia memilih diam agar Ara tak menjauhinya.. karena ia tau Ara paling anti dengan cinta-cinta club sejak orangtuanya berpisah.

"sudahlah, lupakan. yang jelas aku senang akhirnya kita berjumpa lagi, emang jodoh gak kemana ya Ra."

sambil menutup mulutnya.

" benar sekali bian, aku jadi ga takut karena ada yang jaga aku ." goda Ara.

'aku masih ingat Bian kalau kau dulu menyukaiku, kau fikir aku tidak tahu? berani sekali kau bermain hati Bian , semoga kau berubah' - ucap Ara dalam hatinya.

'aduh Ra, kenapa kita ketemu lagi? bahkan rasa ini masih sama ..' ;batin Bian .

lalu mereka berjalan menuju lapangan, ya disana lah para Maba dikumpulkan, dan diberi arahan..

tak terasa waktu cepat sekali berjalan, Ara pun memutuskan untuk menelpon ayahnya karena tiba-tiba ia teringat ucapan adiknya Farhan yang bilang dia seperti ondel-ondel.

tit..

tit ..

"halo, assalamu'alaikum" ayahnya mengangkat telpon nya.

"waalaikumsalam, apa ayah sedang sibuk?" tanya Ara.

"tidak nak, sebentar lagi ayah pulang, emang kenapa?" tanya ayahnya dengan penasaran.

"hmm begini.. Ara bentar lagi mau pulang, bisakah ayah mengantar Ara pulang kerumah Oma?"

begitulah Ara, ia meminta tanpa memohon, betapa malasnya ia untuk basa-basi.

"kenapa tidak pulang kerumah ayah aja nak?" jawab ayahnya.

'huh sudah kuduga, pasti ia memintaku untuk pulang kerumahnya, malas banget jumpa si hantu . sambil menepuk jidatnya.

"lain kali boleh gak yah? Ara capek banget, lagian perlengkapan untuk besok itu ada dirumah Oma" . jawab nya dengan mengeles.

"okelah sayang, tunggulah disitu, ayah sebentar lagi gerak."

sebutan hantu adalah ungkapan kekesalan nya dengan istri baru ayahnya. bagaimana tidak? wanita itu telah merebut ayahnya dari ia dan keluarganya. menghancurkan harapan dan mimpi-mimpi yang sudah dibangun sejak lama, seketika roboh begitu saja, ibarat gelas yang pecah itu tak bisa lagi kembali seperti semula.

sama seperti perasaannya, ia memang sudah ikhlas dengan takdir, namun hatinya masih sangat amat sakit.

tak berapa lama kemudian, ayahnya datang . diperjalanan ia memandangi wajah ayahnya, tanpa disadari air mata pun menetes.

'astaga, kenapa aku jadi nangis? sebegitu rindunya kah aku? huhh

ternyata ayahnya sesekali melihatnya,

"kamu kenapa nangis nak?"

"gak ada yah, cuma senang aja."

jawab Ara

"maksudnya apa nak?

'astaga apa yang aku katakan? hmm baiklah ayahku tersayang, aku akan jujur

"ayah, apa kau menyayangiku??"

sambil menangis tersedu-sedu

"tentu sayang, kenapa nanya begitu?"

jawab ayahnya sambil mengemudi mobil

"lantas kenapa ayah pergi dari kami? salah kami apa yah? salah mama juga apa?"

tanya Ara dengan nangis yang semakin menjadi.

"sayang, itu takdir... sudahlah, kita lupakan saja ya.."

ayahnya coba untuk alihin pembicaraan.

'hei apa yang kau lakukan ayah? kau sedang ingin mengalihkan pembicaraanku? kau tak ingin dengar kata hatiku ayah??

"tak semudah itu melupakannya yah"

jawab Ara dengan singkat

"nak, maafkan ayah.. ayah sama ibu emang udah gak bersatu, tapi ayah dengan Ara dan Farhan itu gak pernah bisa terputus.

"hmm.."

Ara diam sejenak, seolah sadar bahwa dengan menangis tak dapat menyelesaikan masalah, apalagi mengembalikan ayah ibunya kaya dulu, mungkin ini sudah menjadi takdirnya, katanya.

akhirnya ia sampai kerumah, lalu ayahnya izin pamit pulang ke ibu dan Oma nya.

ya, walaupun sudah berpisah, tapi ayah dan ibunya Ara memutuskan untuj tetap menjalankan silaturahmi.

^^^'^^^

part 1

Tak terasa masa ospek selama seminggu itu telah selesai, hari ini adalah hari pertamanya menjadi anak kampus. betapa bahagianya ia karena tak memakai pakaian seragam lagi.

Ara memilih baju tunik polos bewarna hitam dengan celana kulot cream dan juga jilbab cream motif bunga. gayanya sangatlah sederhana, namun kesederhanaannya lah yang membuat cantiknya yang alami itu menjadi nilai plus Ara.

"pagi semuaaa..."

sapa Ara yang lagi senang hati

"ciee yang jadi anak kuliahan"

lagi-lagi, Farhan menggodanya.

"hoh iya dong, makanya kamu tu sekolahnya jangan malas, mumpung masih dibiayain ayah."

jawab Ara dengan ketus.

"hmm iya deh yang anak kuliahan" sahut Farhan pasrah.

Ara sering menasehati Farhan agar tidak terlalu bergantung pada ayahnya dan kepada siapa pun. karena sejak ayah dan ibunya berpisah, keduanya berubah 180 derajat. Ayahnya yang sesuka hati waktu yang ia mau memberikan uang saku, itupun harus diingatkan dulu dan ibunya yang suka keluyuran entah kemana. inilah yang membuat Ara dan Farhan hanya mempunyai orangtua sebagai status aja, namun tidak dengan perannya.

"sudah, ayo makan.."

Oma memotong pembicaraan karena menurut Oma masih pagi gak boleh ribut, konon katanya bisa buat sial.. kata orang dulu sih.

Seperti biasa, Ara pergi menaiki motor kesayangan beserta helm antiknya itu.

Sesampai di kampus ternyata Bian sudah lebih dulu datang, Ara pun menghampirinya.

"hei tuan Bian, tumben sekali cepat datang.."

"jelas dong nyonya Ara , awal yang baru, jadi harus tunjuki sifat yang baru ."

jawab Bian.

"hei kau ini, bilang saja pengen cari yang bening kan? hihi"

dengan mengkedipkan mata nya.

'berhentilah bersikap seperti itu Ara, kau tahu yang ada di hatiku cuma kaulah seorang bahkan sejak dulu kala, astaga kenapa dia jadi tambah manis gitu setelah mengkedipkan matanya..

"aku cuma bercanda Bian, jangan ambil hati."

Ara melanjutkan ucapannya karena melihat sahabatnya tiba-tiba melamun.

"bahkan aku telah Menaruh hati padamu Ara !"

jawab Bian dengan nada kecil.

"apa katamu?" tanya Ara yang sedikit mendengar

"tidak, tak terlalu penting.. sudahlah.. duduk dulu , nanti bangkunya diambil yang lain.

Jawab Bian sambil mengelus dadanya, hampir saja ia ketahuan diam-diam menyimpan rasa.

****

setelah satu Minggu kuliah.

Ara memiliki 3 sahabat baru, ia bernama Amel , ghina dan ayu. sementara Bian masih suka mengikuti mereka walaupun ia juga mempunyai teman lelaki , karena memang Bian ingin menjaga Ara .

waktu berjalan hingga akhirnya mereka harus ujian semester. Ara pun menelpon ayahnya, karena sudah waktunya membayar uang kuliah.

Ara berbicara pada ponselnya , "huh aktif tapi ga diangkat, seperti tau saja anaknya minta uang.

Bian yang mendengarnya langsung menepuk jidatnya "hei berhentilah berbicara sendiri, kau dilihatin banyak orang.

"biarkan saja mereka melihatku, sekalian suruh mereka membayar uang kuliahku " jawab Ara dengan ketus.

Bian langsung menarik tangan Ara ke parkiran, dan mengantarkan Ara ke rumah ayahnya Ara .

"sudah, jangan banyak cerita. ikut aku..

Diperjalanan Ara pun menangis, ia lupa menyimpan uang lebih banyak lagi karena ia fikir ayahnya sudah berubah, ternyata tidak. walaupun ia mendapatkan beasiswa, namun uang kuliahnya harus tetap ia bayar dengan separuh dari jumlahnya.

Hati Ara hancur sekali, seperti anak yang habis putus cinta saja. Ditambah lagi telponnya Ara di rijeck oleh ayahnya. betapa kesalnya ia sampai ia melempar hp nya ke stank mobilnya Bian .

"keseelllll" teriak Ara

oh ternyata lemparan itu jatuh ke tangan Bian, ia kesakitan karena hp nya mendarat ke tulang tangannya.

"aduhhhh ". Bian kesakitan

Ara yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah Bian .

"eh maaf aku gak liat."

"lain kali hati-hati dong Ra ."

jawab Bian.

"maaf Bian , sakit ya??"

sambil memegang tangan Bian, tampak jelas Ara khawatir.

jreng...

'ada bergetar tapi bukan gempa, ada yang keringatan tapi AC nya hidup

Bian yang sudah tak tahan lagi langsung menarik tangannya

"sudah Ra, ga masalah"

Beberapa menit kemudian Ara dan Bian sampai dirumah ayah Ara, tampak jelas mobil yang biasa ayahnya pakai sudah ada di rumah.

'ayah bisa-bisanya kau melupakan anakmu'

Dengan menguatkan hatinya ia turun dari mobil dan masuk ke rumah ayahnya, sementara Bian menunggunya didalam mobil .

tiba-tiba seorang anak kecil berlari ke arahnya, namanya Naura. ia adalah adik kandung satu ayah beda ibu nya .

"tataaaaakkkk ."

kata Naura , balita berumur 3tahun itu.

"hai sayang,"

Ara langsung memeluk balita itu, Ara sangat menyayangi Naura , karena baginya Naura adiknya walaupun ia sangat kecewa dengan ayahnya.

tiba-tiba ayahnya keluar dari kamar , Ara pun mendekati ayah nya.

"naura sayang, turun dulu ya, kakak mau ngomong sama ayah..

sambil menurunkan adiknya.

"ote tatak, emmuah.." Naura pergi kedepan meninggalkan Ara dan ayahnya.

"ayah , kenapa gak bisa dihubungi?"

sambil menatap ayahnya.

"maaf nak, ayah sibuk."

jawab ayahnya singkat.

'ternyata aku tak penting bagi ayah, sepenting apa itu sampai ayah melupakan anak ayah? ha? aku benci ayah, dengar gak yah? aku benci ayah.' batin Ara

"baiklah, Ara cuma mau minta uang aja. Ara mau ujian yah, harus bayar uang semester."

Ara momohon sambil menahan air matanya.

tampak jelas ayahnya kebingungan, merasa bersalah , dan jadi salah tingkah. bagaimana tidak? dalam kondisi seperti ini ternyata ayah nya bangkrut, dan sudah tak punya apapun kecuali rumah dan mobilnya yang masih bertahan.

"nak, uangnya belum ada."

Ara paham betul dengan wajah ayahnya, walaupun ia lagi kesal tapi ia tetap sayang sama ayahnya, ia juga gak tega liat ayahnya.

"yasudalah yah, Ara tunggu 2 hari lagi ."

sambil menuju keluar. namun ia lupa pamit , langsung lah dia berbalik badan masuk lagi kedalam.

Ara pamit pulang dengan ayah dan ibu mawar, ia mencium punggung tangan keduanya. Ara anak yang sangat sopan, walaupun kondisi yang lagi kacau.

** 2 hari kemudian

Ayah nya menepati janjinya. rezeki anak Sholehah karena ini adalah hari terakhir untuk membayar semuanya.

kring...

kring..

kring...

*ayah*

"assalamu'alaikum nak"

"waalaikumsalam"

jawab Ara dengan jutek.

Ayah Ara tau kalau anak gadisnya sedang marah padanya, dengan nada lembut ia menjawab pertanyaan Ara agar marahnya mereda.

"Ara lagi dikelas kan? ayah diparkiran nak, cepatlah ambil uangnya, ayah tunggu ya.."

tut...

telpon dimatiin Ara .

Ara langsung permisi dengan dosennya, tak peduli kalau yang masuk adalah dosen killer yang ditakuti semua mahasiswa.

"permisi pak, izin ke kamar mandi.."

"baiklah jangan lama-lama"

jawab dosennya dengan ketus.

"terimakasih pak.."

Sambil menunduk kepalanya dan keluar. ia berlari seperti dikejar **Jing , karena akan bahaya kalau sampai berlama-lama, sementara dosen ini gak dapat memberikan toleransi.

'haa itu dia, awas aja kalau bawa si hantu'

tok..

tok..

( Ara mengetuk pintu mobil, tak lama kemudian (ceklek) suara kunci terbuka.)

Ara masuk ke dalam mobil, dan untung saja tidak ada wanita yang bergelar ibu tiri disana.

"ini nak uangnya, maaf lama ya sayang."

kata ayahnya.

"iya tak masalah, terimakasih ya ayah.. maaf udah marah.."

"nak, ayah mau cerita.."

"cerita apa yah"

"ayah udah bangkrut, ayah ditipu habis-habisan teman ayah. ayah udah ga punya apa-apa lagi. ayah harap Ara mengerti ya kalau ayah jarang kasih uang lagi.."

ayah nya berbicara namun tak melihat anaknya.

"Ara gak tahu mau ngomong apa, Ara balik ya yah, dosennya killer hihi."

jawab Ara dengan pura-pura tegar, menahan air mata agar tidak tumpah..

lalu Ara kembali ke kelas, sepanjang jalan ia memikirkan bagaimana nasib ia dengan Farhan nanti . Farhan yang sudah kelas 2 SMA tak mungkin berhenti sekolah dengan alasan apapun .

sesampai dikelas teman-temannya pun memerhatikan ia, terutama Bian. mereka belum sempat bertanya karena dosennya masih mengajar. setelah dosen nya keluar mereka memutuskan untuk makan di kantin.

Bian membuka obrolan karena sudah tak tahan melihat sahabatnya itu diam tanpa kata.

"Ara apa semua baik-baik saja?"

tanya Bian sambil menepuk pelan bahu Ara.

Ara tersadar dalam lamunan nya,

"ha ? apa? gimana?"

Amel yang mendengar pun langsung memeluk Ara

"kita ini sahabatmu Ra, ceritakan lah , kami selalu ada untukmu.."

sementara ayu dan ghina hanya memperhatikan saja . mereka takut memperkeruh suasana ..

****

latar belakang Ayu, Ghina dan Amel

Ayu adalah anak yang paling susah diam, paling lemot dan paling bucin. tapi aslinya dia adalah anak yang baik.

Sementara Amel adalah anak yang paling tomboy, ia gak kalah pintar dengan Ara , tapi siapa sangka dibalik tomboynya ia sudah menjalani hubungan 9tahun lamanya .

dan Ghina , ia adalah anak yang ceria, terlalu bar-bar, dan menjadi penengah diantara semuanya.

***

back to Ara

Akhirnya Ara menceritakan semuanya, bahkan ia sampai nangis tersedu-sedu. tak peduli juga banyak orang yang melihatnya.

Bian tak kehabisan akal, ia pergi mencari ice cream untuk Ara , karena ia tau Ara sangat menyukai ice cream.

"ini, ambillah.."

"aku gak selera , Bian ."

jawab Ara sambil menghapus air matanya.

"yasudah kalau tak mau, biar aku yang makan.."

Bian pura-pura membuka cup ice-cream nya.

Ara melirik ke arah Bian , tangannya langsung nyambar ice cream tersebut, bagaimana mungkin ia bisa menolak, ice-cream segalanya baginya.

"eitsss tunggu.. itu kan punya ku.."

jawab Ara sambil menikmati ice-cream tersebut.

sementara Ayu, Ghina, Amel dan Bian tertawa melihatnya,

"huh dasar"

mereka bersorak bersamaan.

part 2

Keesokan harinya, sahabat Ara sewaktu SMA datang kerumah Ara . seperti biasanya, mereka menjemput Ara dan pergi ke 'Cafe Kenangan' . tempat itu emang cocok untuk mereka penggemar kopi dilengkapi dengan WiFi nya , nikmat yang sempurna bagi mereka.

Mereka adalah Icut , Aulia , Ade dan Ara . sifat mereka berbeda-beda namun mereka memiliki hobi yang sama, yaitu "makan". mereka bisa makan lagi dengan menu yang berbeda padahal baru saja makan, dasar mereka.

Icut mempunyai sifat yang cuek tapi sebenarnya peduli dan sayang dengan teman-temannya. Kalau Aulia bisa dibilang teman gila nya Ara , karena mereka punya kegilaan bersama, gak peduli seberapa banyak nya orang yang melihat nya asalkan mereka sendiri happy.

sedangkan Ade, ia mempunyai sifat lebih dingin, pendiam , lebih serius diantara mereka ber empat, dan sepertinya ia bercita-cita jadi dosen, tapi dosen yang killer hehe becanda killer.

****

Kembali ke cerita.

mereka memesan makanan dengan menu yang berbeda , alasannya ya cuma satu agar mereka bisa saling mencicipinya. mereka pun menikmati makanan sambil cerita .

Aulia membuka obrolan, ia melihat Ade sedang asyik meminum kopinya..

"Ade... bagaimana dengan kuliahmu?"

sambil terbatuk-batuk ia pun menjawab

"ha? aku? Alhamdulillah guys, kemarin IP ku keluar, aku dapat 3,9 . aku senang banget.."

"gak heran sih aku."

jawab Ara singkat , sedangkan Aulia dan Icut senyum-senyum mendengarnya.

"emang kenapa?"

tanya Ade yang heran mendengarnya.

"sudahlah, lupakan.. kelemotanmu yang haqiqi itu emang ga bisa diubah hahah peace bos" sahut Aulia sambil memainkan dua jarinya berbentuk v.

"kalau kau Icut , apa kau baik-baik saja??"

tanya Ara yang sejak dari tadi memperhatikan Icut kebanyakan merenung.

"sebenarnya aku dan doi lagi berantam, doi terlalu berlebihan, huh kesel aku."

jawab Icut sambil menutup mukanya.

"Icut pada dasarnya semua laki-laki itu sama saja, sudah lah.. sebaiknya kita cari kesibukan aja, gimana?"

tanya Aulia yang sebenarnya ia malas bahas pacar.

dengan penuh semangat, Ara langsung angkat tangan..

"aku setujuuuuuu"

"hei, pelan kan suaramu"

kata Ade yang tak suka keramaian..

mendengar Ade memarahi Ara , spontan mereka semua langsung ketawa..

"sudah, jangan banyak komen de, kau bagaimana? setuju gak?"

tanya Aulia.

sambil menarik napas Ade pun menjawabnya

"maaf guys..."

tiba-tiba Icut memotong pembicaraan Ade, karena sudah menjadi rahasia publik kalau Ade di ajak keluar aja susah apalagi buka usaha..

"sudah lah de, kami tau alasannya.. hmm btw aku setuju juga, gimana kalau kita buka usaha jualan kartu paket, deal??"

Aulia yang mendengar langsung bilang setuju, karena ia tau dimana beli kartu grosiran..

"aku setuju, tapi kita jualannya dimana??"

tanya Ara .

"hmm gini, papa aku ada kios yang kebetulan belum ditempati orang, gimana kalau kita jualan disana dulu??"

tanya Icut .

"oke, setuju.."

jawab Ara dan Aulia .

"baiklah, berarti kita bertiga aja yang jualan kan? Ade kau baik-baik saja kan?"

tanya Aulia yang melihat Ade diam saja .

"ya, tentu, aku ingin sekali gabung tapi kalian tau sendiri mama aku gimana kan .."

jawab Ade yang masih merasa gak enakan..

"tenang aja de, doa kan aja kami.."

jawab Ara ..

beberapa hari kemudian, mereka memutuskan untuk membersihkan kios tersebut, dan nge cat dindingnya sesuai dengan selera mereka, yaitu berwarna ungu.

tampak dengan sangat jelas semangat dari mereka bertiga , bagi Ara dan Icut tak masalah kalau kuliah sambil berjualan, toh juga ada Aulia yang menetap jagain kios nya..

selama 3 hari berturut-turut mereka membersihkan kios tersebut, dan akhirnya kiosnya sesuai dengan ekspektasi mereka..

tampak dengan sangat jelas banner Mereka dari simpang jalan bertuliskan "bubu data". ya, mereka sepakat menamakan usaha mereka seperti itu, walaupun terkesan aneh tapi mereka suka..

keesokan harinya Ara bangun kesiangan, mungkin karena ia habis gotong royong di tempat usahanya membuat badannya jadi pegal-pegal...

"aduh jam berapa ini..." sambil mengucek mata nya.

"astaga aku kesiangan..."

ia langsung bangkit, dan mandi. setelah mandi ia buru-buru ke kampus sampai lupa memakai kacamata bulatnya. Ara memang rabun, dan tanpa kaca mata nya ia bagaikan orang buta yang bisa berjalan..

sesampai di kampus ia baru sadar kalau kacamata nya ketinggalan,

'oh ****, pantesan aku bawa motornya meraba tadi, ternyata ... oh kacamataku..

sambil menepuk jidatnya.

benar saja, ternyata dosen sudah masuk, untunglah dosennya baik dan pengertian..

Bian dan yang lainnya melihat Ara telat langsung berbalasan menaikkan alis, seperti kode ingin bertanya kenapa atau kok tumben.. tapi mereka memilih diam hingga nanti jam istirahat..

"Ara, tumben kau telat..."

tanya ayu buka suara

Bian yang kesal karena Ara tak menjawabnya ia pun langsung menepuk bahu Ara ..

"Ara, apa kau memikirkan aku semalaman??"

Ara yang mendengarnya langsung kepancing emosi,

"ingin rasanya ku menghajar mu Bian"

sambil berdiri dan tangannya di kepalkan.

"hei sudah, sudah. kalian ini kenapa.. Ara, duduklah.."

ghina mengatakannya sambil menarik tangan Ara .

"atau kalian akan aku tendang..."

jawab si tomboy Amel .

Ara langsung senyum-senyum melihat tingkah mereka..

"hmm baiklah.. aku akan cerita..

sebenarnya aku kemarin habis bersihin kios, sebentar lagi aku dan teman-teman SMA ku mau jualan hihi, doain ya guys.."

"a.. a.. apa? jualan? trus kuliahmu?"

tanya Bian dengan nada yang terbata-bata.

"aku tetap kuliah, dan aku akan jualan juga, lumayan lah , setidaknya ada jalan untuk aku dapatin uang untuk aku kuliah.."

jawab Ara dengan semangat..

"hmm baiklah, kami mendukungmu.. dan hati-hati Ra, jangan telat lagi.." omel Ghina

"iya, siap bosss.

Jawab Ara santai..

"tapi, waktu kita jadi berkurang guys, gak apa-apa kan??"

Ara melanjutkan nya.

"hei, gak apa-apa.. yang terbaik untukmu.."

jawab ghina sambil memeluk Ara .

" aku juga pengen..."

Bian yang mencoba menggoda

"apa yang kau inginkan anak muda?" tanya Amel

"pengen ikut meluk.."

jawab Bian yang mencairkan suasana..

dengan spontan ayu langsung memukul pundak Bian,

"dasar kau..."

"hei, kenapa kau memukulku??"

tanya Bian sambil memegang tangannya

"karena kau playboy.."

jawab Ayu..

dan mereka langsung tertawa terbahak-bahak, seakan dunia punya mereka dan yang lain hanya nge kos.

Mulai hari ini kebiasaan mereka tak sama dengan hari-hari sebelumnya, Ara yang akan lebih sibuk dengan bisnisnya, sementara yang lain akan pulang kerumah masing-masing.

Akhirnya mata kuliah terakhir telah selesai, Ara langsung bersiap-siap untuk pergi ke kios, Bian yang melihatnya langsung menahan tas Ara.

"Ara, apa kau langsung pergi?"

tanya Bian .

sambil melepaskan tas nya

"iya Bian, doain ya paket dataku laris manis, baru merintis harus semangat dong..."

"aduh.. aduh... yang jadi pebisnis ini.."

Amel menggoda Ara.

"hey, sudah sudah.. yang penting kalian mulai saat ini kalau beli paket samaku aja heheh" ujar Ara

"ya ampun udah pandai promosi dia woyyy"

kata Ghina..

Ayu tertawa melihat teman-teman nya yang menggoda Ara ,

"aduh guys kasian Ara , jangan digodain gitu ah.. lihat sekarang udah jam berapa, yuk turun.."

sambil menggandeng tangan Ara keluar kelas yang mana kelasnya berada di lantai 4.

setelah di parkiran Ara pamit dengan teman-temannya sambil melambaikan tangan .

"aku pulang ya, dadaaaaaaah..

Sesampai di kios, Ara melihat Aulia sedang berjualan, kebetulan saat diperjalanan tadi Ara sempat singgah ke warung bakso dan membeli 3 bungkus untuknya , Aulia dan Icut .

"assalamu'alaikum nyonyaa...."

sapa Ara

"waalaikumsalam , hei kau ini..."

jawab Aulia

"bagaimana harimu? menyenangkan kah?

tanya Ara sambil turun dari motor kesayangannya.

"Alhamdulillah, awal yang baik.. sudah laku 10 pcs Ra.." jawab Aulia .

"Masya Allah... rezeki anak Sholehah.. sudah makan belum? nih aku bawakin bakso."

kata Ara sambil menaruh bakso di atas meja.

Tak lama kemudian, Icut sampai ke kios ..

"maaf guys , aku telat..

kata Icut sambil buru-buru masuk..

"hei santai aja, awas jatuh.."

jawab Aulia.

"kayanya hidungnya lagi nyium sesuatu nih.."

goda Ara.

ternyata memang benar, hidung Icut tajam sekali. ia buru-buru masuk karena mencium aroma bakso yang begitu menggoda..

"nah, bau ini yang menarik aku tadi.."

kata Icut..

"huh dasar, ayo makan.."

jawab Aulia dan Ara dengan serentak .

tak terasa hari sudah sore, matahari sudah tampak mulai menghilang, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Icut yang rumahnya dekat dengan kios bisa kapan saja untuk pulang, sementara Ara dan Aulia jarak dari kios ke rumahnya lumayan jauh namun mereka se arah, berhubung Aulia tidak membawa kendaraan , akhirnya Ara lah yang mengantarnya pulang...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!