part 1

Tak terasa masa ospek selama seminggu itu telah selesai, hari ini adalah hari pertamanya menjadi anak kampus. betapa bahagianya ia karena tak memakai pakaian seragam lagi.

Ara memilih baju tunik polos bewarna hitam dengan celana kulot cream dan juga jilbab cream motif bunga. gayanya sangatlah sederhana, namun kesederhanaannya lah yang membuat cantiknya yang alami itu menjadi nilai plus Ara.

"pagi semuaaa..."

sapa Ara yang lagi senang hati

"ciee yang jadi anak kuliahan"

lagi-lagi, Farhan menggodanya.

"hoh iya dong, makanya kamu tu sekolahnya jangan malas, mumpung masih dibiayain ayah."

jawab Ara dengan ketus.

"hmm iya deh yang anak kuliahan" sahut Farhan pasrah.

Ara sering menasehati Farhan agar tidak terlalu bergantung pada ayahnya dan kepada siapa pun. karena sejak ayah dan ibunya berpisah, keduanya berubah 180 derajat. Ayahnya yang sesuka hati waktu yang ia mau memberikan uang saku, itupun harus diingatkan dulu dan ibunya yang suka keluyuran entah kemana. inilah yang membuat Ara dan Farhan hanya mempunyai orangtua sebagai status aja, namun tidak dengan perannya.

"sudah, ayo makan.."

Oma memotong pembicaraan karena menurut Oma masih pagi gak boleh ribut, konon katanya bisa buat sial.. kata orang dulu sih.

Seperti biasa, Ara pergi menaiki motor kesayangan beserta helm antiknya itu.

Sesampai di kampus ternyata Bian sudah lebih dulu datang, Ara pun menghampirinya.

"hei tuan Bian, tumben sekali cepat datang.."

"jelas dong nyonya Ara , awal yang baru, jadi harus tunjuki sifat yang baru ."

jawab Bian.

"hei kau ini, bilang saja pengen cari yang bening kan? hihi"

dengan mengkedipkan mata nya.

'berhentilah bersikap seperti itu Ara, kau tahu yang ada di hatiku cuma kaulah seorang bahkan sejak dulu kala, astaga kenapa dia jadi tambah manis gitu setelah mengkedipkan matanya..

"aku cuma bercanda Bian, jangan ambil hati."

Ara melanjutkan ucapannya karena melihat sahabatnya tiba-tiba melamun.

"bahkan aku telah Menaruh hati padamu Ara !"

jawab Bian dengan nada kecil.

"apa katamu?" tanya Ara yang sedikit mendengar

"tidak, tak terlalu penting.. sudahlah.. duduk dulu , nanti bangkunya diambil yang lain.

Jawab Bian sambil mengelus dadanya, hampir saja ia ketahuan diam-diam menyimpan rasa.

****

setelah satu Minggu kuliah.

Ara memiliki 3 sahabat baru, ia bernama Amel , ghina dan ayu. sementara Bian masih suka mengikuti mereka walaupun ia juga mempunyai teman lelaki , karena memang Bian ingin menjaga Ara .

waktu berjalan hingga akhirnya mereka harus ujian semester. Ara pun menelpon ayahnya, karena sudah waktunya membayar uang kuliah.

Ara berbicara pada ponselnya , "huh aktif tapi ga diangkat, seperti tau saja anaknya minta uang.

Bian yang mendengarnya langsung menepuk jidatnya "hei berhentilah berbicara sendiri, kau dilihatin banyak orang.

"biarkan saja mereka melihatku, sekalian suruh mereka membayar uang kuliahku " jawab Ara dengan ketus.

Bian langsung menarik tangan Ara ke parkiran, dan mengantarkan Ara ke rumah ayahnya Ara .

"sudah, jangan banyak cerita. ikut aku..

Diperjalanan Ara pun menangis, ia lupa menyimpan uang lebih banyak lagi karena ia fikir ayahnya sudah berubah, ternyata tidak. walaupun ia mendapatkan beasiswa, namun uang kuliahnya harus tetap ia bayar dengan separuh dari jumlahnya.

Hati Ara hancur sekali, seperti anak yang habis putus cinta saja. Ditambah lagi telponnya Ara di rijeck oleh ayahnya. betapa kesalnya ia sampai ia melempar hp nya ke stank mobilnya Bian .

"keseelllll" teriak Ara

oh ternyata lemparan itu jatuh ke tangan Bian, ia kesakitan karena hp nya mendarat ke tulang tangannya.

"aduhhhh ". Bian kesakitan

Ara yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah Bian .

"eh maaf aku gak liat."

"lain kali hati-hati dong Ra ."

jawab Bian.

"maaf Bian , sakit ya??"

sambil memegang tangan Bian, tampak jelas Ara khawatir.

jreng...

'ada bergetar tapi bukan gempa, ada yang keringatan tapi AC nya hidup

Bian yang sudah tak tahan lagi langsung menarik tangannya

"sudah Ra, ga masalah"

Beberapa menit kemudian Ara dan Bian sampai dirumah ayah Ara, tampak jelas mobil yang biasa ayahnya pakai sudah ada di rumah.

'ayah bisa-bisanya kau melupakan anakmu'

Dengan menguatkan hatinya ia turun dari mobil dan masuk ke rumah ayahnya, sementara Bian menunggunya didalam mobil .

tiba-tiba seorang anak kecil berlari ke arahnya, namanya Naura. ia adalah adik kandung satu ayah beda ibu nya .

"tataaaaakkkk ."

kata Naura , balita berumur 3tahun itu.

"hai sayang,"

Ara langsung memeluk balita itu, Ara sangat menyayangi Naura , karena baginya Naura adiknya walaupun ia sangat kecewa dengan ayahnya.

tiba-tiba ayahnya keluar dari kamar , Ara pun mendekati ayah nya.

"naura sayang, turun dulu ya, kakak mau ngomong sama ayah..

sambil menurunkan adiknya.

"ote tatak, emmuah.." Naura pergi kedepan meninggalkan Ara dan ayahnya.

"ayah , kenapa gak bisa dihubungi?"

sambil menatap ayahnya.

"maaf nak, ayah sibuk."

jawab ayahnya singkat.

'ternyata aku tak penting bagi ayah, sepenting apa itu sampai ayah melupakan anak ayah? ha? aku benci ayah, dengar gak yah? aku benci ayah.' batin Ara

"baiklah, Ara cuma mau minta uang aja. Ara mau ujian yah, harus bayar uang semester."

Ara momohon sambil menahan air matanya.

tampak jelas ayahnya kebingungan, merasa bersalah , dan jadi salah tingkah. bagaimana tidak? dalam kondisi seperti ini ternyata ayah nya bangkrut, dan sudah tak punya apapun kecuali rumah dan mobilnya yang masih bertahan.

"nak, uangnya belum ada."

Ara paham betul dengan wajah ayahnya, walaupun ia lagi kesal tapi ia tetap sayang sama ayahnya, ia juga gak tega liat ayahnya.

"yasudalah yah, Ara tunggu 2 hari lagi ."

sambil menuju keluar. namun ia lupa pamit , langsung lah dia berbalik badan masuk lagi kedalam.

Ara pamit pulang dengan ayah dan ibu mawar, ia mencium punggung tangan keduanya. Ara anak yang sangat sopan, walaupun kondisi yang lagi kacau.

** 2 hari kemudian

Ayah nya menepati janjinya. rezeki anak Sholehah karena ini adalah hari terakhir untuk membayar semuanya.

kring...

kring..

kring...

*ayah*

"assalamu'alaikum nak"

"waalaikumsalam"

jawab Ara dengan jutek.

Ayah Ara tau kalau anak gadisnya sedang marah padanya, dengan nada lembut ia menjawab pertanyaan Ara agar marahnya mereda.

"Ara lagi dikelas kan? ayah diparkiran nak, cepatlah ambil uangnya, ayah tunggu ya.."

tut...

telpon dimatiin Ara .

Ara langsung permisi dengan dosennya, tak peduli kalau yang masuk adalah dosen killer yang ditakuti semua mahasiswa.

"permisi pak, izin ke kamar mandi.."

"baiklah jangan lama-lama"

jawab dosennya dengan ketus.

"terimakasih pak.."

Sambil menunduk kepalanya dan keluar. ia berlari seperti dikejar **Jing , karena akan bahaya kalau sampai berlama-lama, sementara dosen ini gak dapat memberikan toleransi.

'haa itu dia, awas aja kalau bawa si hantu'

tok..

tok..

( Ara mengetuk pintu mobil, tak lama kemudian (ceklek) suara kunci terbuka.)

Ara masuk ke dalam mobil, dan untung saja tidak ada wanita yang bergelar ibu tiri disana.

"ini nak uangnya, maaf lama ya sayang."

kata ayahnya.

"iya tak masalah, terimakasih ya ayah.. maaf udah marah.."

"nak, ayah mau cerita.."

"cerita apa yah"

"ayah udah bangkrut, ayah ditipu habis-habisan teman ayah. ayah udah ga punya apa-apa lagi. ayah harap Ara mengerti ya kalau ayah jarang kasih uang lagi.."

ayah nya berbicara namun tak melihat anaknya.

"Ara gak tahu mau ngomong apa, Ara balik ya yah, dosennya killer hihi."

jawab Ara dengan pura-pura tegar, menahan air mata agar tidak tumpah..

lalu Ara kembali ke kelas, sepanjang jalan ia memikirkan bagaimana nasib ia dengan Farhan nanti . Farhan yang sudah kelas 2 SMA tak mungkin berhenti sekolah dengan alasan apapun .

sesampai dikelas teman-temannya pun memerhatikan ia, terutama Bian. mereka belum sempat bertanya karena dosennya masih mengajar. setelah dosen nya keluar mereka memutuskan untuk makan di kantin.

Bian membuka obrolan karena sudah tak tahan melihat sahabatnya itu diam tanpa kata.

"Ara apa semua baik-baik saja?"

tanya Bian sambil menepuk pelan bahu Ara.

Ara tersadar dalam lamunan nya,

"ha ? apa? gimana?"

Amel yang mendengar pun langsung memeluk Ara

"kita ini sahabatmu Ra, ceritakan lah , kami selalu ada untukmu.."

sementara ayu dan ghina hanya memperhatikan saja . mereka takut memperkeruh suasana ..

****

latar belakang Ayu, Ghina dan Amel

Ayu adalah anak yang paling susah diam, paling lemot dan paling bucin. tapi aslinya dia adalah anak yang baik.

Sementara Amel adalah anak yang paling tomboy, ia gak kalah pintar dengan Ara , tapi siapa sangka dibalik tomboynya ia sudah menjalani hubungan 9tahun lamanya .

dan Ghina , ia adalah anak yang ceria, terlalu bar-bar, dan menjadi penengah diantara semuanya.

***

back to Ara

Akhirnya Ara menceritakan semuanya, bahkan ia sampai nangis tersedu-sedu. tak peduli juga banyak orang yang melihatnya.

Bian tak kehabisan akal, ia pergi mencari ice cream untuk Ara , karena ia tau Ara sangat menyukai ice cream.

"ini, ambillah.."

"aku gak selera , Bian ."

jawab Ara sambil menghapus air matanya.

"yasudah kalau tak mau, biar aku yang makan.."

Bian pura-pura membuka cup ice-cream nya.

Ara melirik ke arah Bian , tangannya langsung nyambar ice cream tersebut, bagaimana mungkin ia bisa menolak, ice-cream segalanya baginya.

"eitsss tunggu.. itu kan punya ku.."

jawab Ara sambil menikmati ice-cream tersebut.

sementara Ayu, Ghina, Amel dan Bian tertawa melihatnya,

"huh dasar"

mereka bersorak bersamaan.

Terpopuler

Comments

Sari Yati

Sari Yati

mantap n seru

2022-05-04

1

Sari Yati

Sari Yati

issss ice cremmmmm

2022-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!