ILMU HITAM ITU ADA

ILMU HITAM ITU ADA

PELET DIUJUNG GINCU

Posting pertamaku

Carita ini mendapatkan respon bagus di WP.

PELET DIUJUNG GINCU

Topeng Banjet Cinta Kasih Group akan mengadakan pertunjukan di tengah-tengah lapangan bola voli.

Disebuah kampung padat penduduk.

Dengan hanya beralaskan terpal koyak.

Para penambuh gamelan dan Nyai Sindennya duduk berkumpul.

Gamelan pembuka berupa tetabuhan saja tanpa diiringi tembang mulai di bunyikan selepas Isya.

Nyai Sinden sudah siap memoles wajahnya dan mengganti baju biasa menjadi kebaya dan kain.

Semua itu dilakukan diatas terpal koyak ditengah lapang voli.

Dikeliling penonton yang sudah hadir duduk mengitari pinggiran lapangan dengan selembar koran bekas.

Kinasih paling manis dan cantik.

Diantara pesinden lainnya.

Disetiap pertunjukan boleh dibilang Kinasih adalah bunganya.

Pertunjukan Topeng Banjet itu. Ada beberapa segmen.

Sesi goyang Karawang.

Sesi lawakan atau bodoran.

Terakhir adalah sesi atraksi debus.

Yang paling menarik adalah sebelum itu semua dilakukan.

Secara live para penonton bisa melihat langsung wanita muda pesinden itu berdandan.

Mulai dari bedakan. Memakai bulu mata.

Membubuhkan pupur dan eye shadow.

Tidak lupa menotol blush on.

Mereka dengan jari jari lentiknya. Memoles wajahnya.

Seperti juga Kinasih.

Sebuah lipstik hitam di putar.

Dan ketika ujung lipstik sudah menyembul.

Mulutnya komat kamit.

Memantrai gincu merah terang itu.

Terakhir meniup 3x gincu itu.

Seketika ... bibir tipis itu menjelma memerah terang begitu menggoda.

Selanjutnya.

Kinasih memasang konde dengan cekatan.

Setelah make up dan rambut sudah tertata rapi.

Giliran mengganti pakaian.

Disini letak keunikannya.

Bagaimana bisa mengganti baju didepan penonton?

Kinasih masuk kedalam kain sarung.

Tubuhnya ditutupi kain sarung sampai leher.

Dan.

Pemandangan menggoda mata itu dimulai.

Sarung dipegang oleh Nyai Sinden lainnya.

Dapat di bayangkan apa yang tersaji dibalik sarung itu.

Diawali dengan memakai kebaya dilanjut dengan memakai kain panjang.

Setelah baju dan kain sudah dipakai.

Maka sarung berganti kepada Nyai Sinden lainnya.

Singkatnya pertunjukan itu berjalan sesi demi sesi.

Dan Kinasih menjadi Ratunya. Ketika dia menari jaipongan dan menembang. Banyak saweran diperuntukan hanya untuk Kinasih.

Walau saweran nya akan dibagi rata.

Tapi Kinasih tetap akan mendapat lebih dari ketua grup.

Dibelakang panggung tanpa sepengetahuan yang lain.

Kinasih semakin hari semakin berkibar namanya.

Dari group Topeng Banjet keliling berpindah menjadi Biduan Organ Tunggal.

Kinasih merasa diatas angin.

Perbaikan ekonomi keluarga didepan mata.

Bisa merubah penampilan lebih cantik.

Punya rumah dan motor.

Seperti para seniornya yang sudah sukses.

Seminggu lagi Kinasih akan menjadi artis panggung sungguhan bukan sinden gelar terpal koyak lagi.

Akan memakai baju baju model terbaru.

Bukan kebaya jadul lagi.

Dengan membuka tabungannya.

Kinasih membeli peralatan make upnya.

Dan..betapa kagetnya Kinasih ketika mencari gincu merah bertuahnya.

Celaka.

Celakaaaa.

Kinasih tak bisa memejamkan mata setiap malam datang.

Selama seminggu dirundung kecemasan.

Kecemasan atas hilangnya gincu bertuah miliknya.

Betapa kerugian akan menimpanya bertubi tubi.

Lenyap sudah harapannya.

Semua sangsi akan di terimanya.

Sungguh mengerikan.

Mau tidak mau.

Rela tidak rela.

Kinasih manggung juga.

Walau dengan penampilan mengecewakan.

Dengan komsentrasi yang tidak terjaga.

Menyebabkan lagu dan goyangannya tidak sedap di saksikan oleh penonton.

Akhirnya Kinasih banyak duduk di kursi biduan dari pada tampil.

Pada penutupan sore itu.

Kinasih baru mendapat kesempatan tampil.

Mengingat biduan lainnya sudah lelah.

Malang tak dapat diraih.

Ketika melangkah kaki ketengah panggung.

Sepatu berhak tingginya menyebabkan Kinasih oleng dan terjatuh.

Wajahnya mencium lantai panggung.

Dan bibirnya koyak dan robek.

Darah mengucur deras.

Seketika menjadi heboh acara diujung sore itu.

Ambulan datang segera.

Dan akhirnya Kinasih dibawa ke RS Daerah.

Bibir tipis itu memang berwarna merah.

Namun.

Bukan oleh gincu berpeletnya.

Namun darah segar yang mengucur tiada berhenti.

Mobil melaju membelah kemacetan jalan raya sore itu.

Para tenaga medis melakukan pertolongan pertama.

Singkatnya.

Tibalah ambulan di depan ruang UGD.

Dengan sigap tubuh Kinasih didorong kedalam ruang tindakan.

Sayang seribu sayang.

Nyawanya tak tertolong karena kehabisan darah.

*************

Disuatu kampung.

Tepatnya ditengah tengah lapangan.

Topeng Banjet tengah bersiap melakukan pertunjukan.

Nyai Sinden sedang berdandan disaksikan puluhan pasang mata..

Dan..

Sari Nyai Sinden yang biasa membantu memasangkan kain sarung untuk Almarhumah Kinasih itu.

Tengah membuka..

Gincu Hitam...

Sari memoleskan gincu bertuah itu.

TAMAT

KARAWANG 3/6/17

23:01

EMAK EHA

Terpopuler

Comments

As Assundawi

As Assundawi

o iya, ada typo dipertengahan ujung. kata: komsentrasi

2020-06-04

2

As Assundawi

As Assundawi

sku udah mampir . udh klik favorite, read, like, komen juga. nnti sya follow ya

*author as assundawi
yuk intip WE GOT MARRIED: young love

2020-06-04

2

MILIA

MILIA

aku takut takut gimaanaaaa gitu bacanya 😂

2020-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!