HANTU PENUNGGU TOWER

TOWER BERHANTU

Oleh : Eha Miracle

Sempatkanlah mata anda menatap ujung Tower dimana saja.

Siapa tahu beruntung melihat sosok tubuh berbalut baju terusan putih berlumuran darah merah segar dan lengkap denga rambut kusut masai panjang sampai betis.

Sosok seram itu duduk diasana. Dan seolah olah ongkang - ongkang kaki.

Sejatinya tak dapat lah terlihat kaki nya , karena panjangnya baju yang ia pakai.

Sekali lagi...dibanyak Tower itu pasti ada penunggunya

****

Sebut saja namanya Isah. Bini yang sayang keluarga dengan 2 orang anak yang sudah mempunyai rumah tangga sendiri sendiri.

Isah dan lakinya kembali berdua di rumah orang tua Nardi.

Nardi laki yang selalu berangakat pagi dan pulang petang berdagang beras keliling dengan sepeda.

Usia rumah tangga mereka sudah hampir 25 tahun.

Isah sebagai bini begitu sederhana dan tidak pernah neko neko.

Cukup tahu diri karena tinggal di rumah mertua.

Isah tidak pernah tahu tentang usaha suaminya.

Dengan beras yang selalu tersedia.

Isah merasa bersyukur.

Memasak nasi di tungku kayu bakar.

Memetik dedaunan untuk sayur berkuah atau lalapan.

Lalu ikan asin bakar dan sambel dengan bahan bahannya yang diambil gratis dipekarangan rumah yang Isah tanam sendiri.

Isah tidak suka keluar rumah untuk bergosip atau nongkrong nunggu tukang bakso pikul disiang hari.

Hampir tidak pernah Isah jajan seperti ibu ibu yang lain.

Bukan tidak mau...tapi ya itu tadi Isah tidak pegang uang.

Suaminya selalu membelanjakan keperluan rumah tangganya dengan pas pasan.

Isah pasrah saja. Walau terkadang penasaran ingin tahu.

Kemana saja suaminya berkeliling dagang beras.

Berapa keuntungannya.

Dan kapan Isah bisa ganti BH.

Hanya pertanyaan tanpa jawaban.

Isah hidup tanpa gadget.

Isah hanya sampai SMP kelas 2.

Usia 15 tahun dijodohkan oleh orang tuannya.

Nardi adalah tetangga kampungnya. Anak teman orang tuanya.

Nardi pendiam dan baik.

Selama berumahtangga tidak pernah bersikap kurang baik pada Isah atau pun anak anaknya.

Rumah tangga Isah lurus saja.

Baik baik saja (kelihatannya)

Nardi 2 bulan terakhir punya handphone jadul.

Hanya bisa telepon dan sms.

Biasanya telepon itu dibawa bawa terus.

Isah pernah sekali melihat tergeletak diatas meja kayu ruang tengah.

Setelah itu tidak pernah lihat lagi.

Isah tidak tahu cara memakainya.

Tapi ingin sekali tahu.

Aneh juga kalau melihat suaminya membawa hape itu ke kamar mandi segala.

Ada yang berubah di kampungnya.

Kini selain Towet PLN yang berdiri di tengah tengah sawah. Ada tower baru.

Kata tetangganya itu tower untuk hape.

Agar mudah ngobrol lewat hape gak ke ganggu lagi. Jadi teleponan bisa lancar

Isah yang buta tentang gadget hanya bisa memeperhatikan dari jauh tower yang menjulang itu.

Sempat berfikir kalau naik dipuncaknya bisa melihat kebawah.

Dan walau tidak punya hape , dan tidak bisa memakai hape.

Dia bisa melihat kemana pergi nya Nardi berdagang beras dengan sepedanya.

Isah cukup tau diri.

Kalau banyak bertanya takut dimarahi suaminya.

Hanya diam dan melayani suaminya seperti biasa.

Semua baik baik saja ...sampai sini.

Disuatu pagi yang cerah.

Isah mendapati hape jadul suaminya ditempat terakhir dulu , yaitu meja kayu diruang tengah.

Dorongan kuat godaan rasa penasaran membawanya ke rumah Wati.

Wati adalah temannya yang baik satu satunya yang Isah percaya.

Wati punya hape. Dan Wati selalu menolongnya.

Wati ada dirumah sedang menyiram tanaman cabe dipinggir rumahnya.

Lalu Isah mengutarakan maksud kedatangannya.

".... Wati, tolong saya. Bantu membuka hape suami saya. "

Dengan wajah memelas Isah berkata.

" .. Saya bisa saja membantu. Tapi saya tidak mau dibawa bawa kalau ada apa apa nantinya..."

Wati berusaha untuk tidak mengecewakan sahabatnya.

Dan sebenarnya Wati sudah lelah menyimpan keburukan Nardi 5 tahun terakhir ini.

Wati memeluk sahabatnya erat erat.

Seakan ingin mentransfer kekuatan.

Agar Isah tahu, dia tidak sendirian.

Agar Isah bisa sekuat dirinya menghadapi kenyataan pahit.

Wati bercerai dengan Ocid 2tahun lalu.

Ocid selingkuh. Ocid memilih pergi meninggalkannya sendirian tanpa anak.

Perih bathinya.

Semakin erat Wati memeluk Isah.

Dan sedu sedan Isah begitu menyayat hati.

Setelah di buka isi percakapan pesan, di hape Nardi.

Setelah di buka telepon masuk dan keluar di hape Nardi.

Terbukti sudah kecurangan Nardi dibelakang Isah.

Sebenarnya Wati sudah tahu lama.

Tapi, akhirnya semua terbongkar juga.

Isah hancur bathinnya.

Isah tidak berubah.

Masih diam tak banyak bicara

Masih melayani suaminya baik seperti biasanya.

Namun...ada luka dihati Isah yang mengeleuarkan darah segar jauh dikedalman jiwanya.

Isah tersiksa dan merasa kalah.

Sakit sekali rasanya 25 tahun menjadi Isteri Nardi. Percaya 100% kepada lakinya.

Dan di tepat usianya 40 tahun menelan pil pahit bahwa lakinya telah beristeri yang dinikahi secara agama.

Di pagi yang cerah berikutnya.

Nardi tidak membawa hapenya , tidak membawa dagangannya dan tidak berkeliling dagang beras.

Nardi menemukan Isah mati didapur tepat didepan tungku kayu bakar.

Dengan berlumuran darah di lehernya yang hampir putus.

Isah bunuh diri dengan cara menggorok lehernya sendiri.

Entah kekuatan iblis apa yang membantu Isah berbuat senekad itu.

Ataukah memang jiwa yang terluka bisa saja berbuat diluar dugaan.

TAMAT

KARAWANG, SENIN 5/6/17 20:27

EMAK EHA

Terpopuler

Comments

Wijaya Putra

Wijaya Putra

amazing mak

2020-06-02

1

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

lanjtkan lagi

2020-03-28

1

Kikikarlina

Kikikarlina

hai kakak aku udh mampir😍😇 seklian kasib rating + bom like😇

2020-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!