Terjebak Cinta Dua Kekasih
Seperti biasanya, setiap pulang sekolah Wilona dijemput oleh Pak Yus, tetangga sekaligus tukang ojek langganannya. Wilona merasa beruntung karena Pak Yus tidak pernah terlambat menjemputnya.
Sepeninggal papanya setahun yang lalu, Wilona harus membiasakan diri hidup dengan cara sederhana. Saat ini, ia dan mamanya harus bertahan dengan uang tabungan yang masih tersisa dan hasil penjualan kue mamanya. Walaupun masih sedih, Wilona berusaha terlihat baik-baik saja agar tidak menambah beban yang tengah dirasakan mamanya.
"Pak Yus, terimakasih," ucap Wilona turun dari motor Pak Yus.
"Sama-sama, Wilo. Besok Bapak jemput setengah tujuh pagi."
"Iya, Pak, sampai jumpa besok."
Setengah berlari, Wilona cepat-cepat ingin masuk ke dalam rumahnya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil sedan mewah terparkir di halaman rumahnya. Seorang pria berseragam biru tua tampak berdiri dan menunggu di depan mobil itu.
"Apa Om Adrian datang lagi bersama supirnya untuk menemui Mama?"
tanya Wilona di dalam hati.
Dari pintu rumahnya yang terbuka, Wilona bisa mendengar suara seorang pria sedang berbicara dengan mamanya.
Pria yang seumuran dengan papanya itu tersenyum melihat kedatangan Wilona.
"Halo, Wilona, kamu sudah pulang sekolah?"
"Sudah Om Adrian," jawab Wilona singkat.
"Sayang? Apa hari ini tidak ada ekstrakurikuler musik? Biasanya kamu pulang jam tiga sore?" tanya Ny. Kalea memperhatikan wajah Wilona yang muram.
" Gak ada, Ma. Guru musik sedang sakit, jadi kelasnya ditiadakan."
"Kalau begitu kamu ganti baju lalu makan ya. Mama sudah siapkan makan siangmu di meja."
Wilona mengangguk dan bergegas menuju ke kamarnya. Ia meletakkan tas ranselnya di atas meja belajar dan menghempaskan diri di kursinya.
Entah mengapa setiap melihat Om Adrian mendekati mamanya, Wilona menjadi kesal. Meskipun mamanya berkata bahwa Om Adrian adalah sahabat almarhum papanya, tapi Wilona merasa ada yang berbeda pada sikap pria itu.
Usia Wilona memang baru menginjak empat belas tahun, namun ia paham bagaimana ciri-ciri rasa suka antara pria dan wanita. Instingnya meyakini bahwa Om Adrian menyimpan perasaan suka terhadap mamanya. Tanpa sengaja, Wilona pernah memergoki Om Adrian memegang tangan mamanya dengan pandangan mata yang berbinar. Mamanya pun tampak tidak keberatan menerima perlakuan istimewa dari pria itu.
Bagi Wilona, papanya adalah satu-satunya sosok pria yang berhak mencintai mamanya. Hingga saat ini, Wilona masih tidak rela jika posisi papanya digantikan pria lain. Sayangnya, sebagai anak yang beranjak remaja, ia tidak mampu berbuat apa-apa untuk mencampuri urusan orang dewasa.
Sebaiknya aku dengarkan percakapan antara Mama dan Om Adrian,
pikir Wilona penasaran.
Wilona menempelkan telinganya di pintu kamar, agar bisa mendengar suara dari ruang tamu dengan lebih jelas.
"Lea, aku pulang sekarang ya. Aku harus kembali ke kantor. Jangan lupa nanti aku jemput jam tujuh untuk makan malam. Tolong sampaikan salamku untuk Wilona," terdengar suara Om Adrian berpamitan kepada Ny. Kalea.
"Iya, hati-hati, Adrian," jawab Ny. Kalea lembut.
Om Adrian mengajak Mama makan malam? Jangan-jangan Mama sudah berpacaran dengan Om Adrian.
gumam Wilona tidak suka.
Wilona mendengar mamanya mengantarkan Om Adrian hingga ke halaman depan rumah mereka. Setelah mamanya menutup pintu rumah, Wilona buru-buru menjauh dari pintu kamarnya.
"Sayang, kenapa belum ganti baju? Apa kamu tidak lapar?"
"Iya, Ma, ini baru mau ganti baju."
"Bagaimana hasil ulangan matematikamu, Sayang? Apa kamu dapat nilai seratus lagi?"
Wilona mengangguk.
"Kalau begitu, semester ini kamu akan jadi juara kelas lagi. Hampir semua nilai ulanganmu seratus," puji Ny. Kalea bangga.
"Belum tentu, Ma."
Ny. Kalea mengernyitkan dahi mendengar jawaban Wilona yang pesimis.
"Kenapa, Sayang?"
"Karena ada anak pindahan baru yang nilainya sama bagusnya denganku. Tadi Pak Ilham mengumumkan Wilo dan anak itu dapat nilai seratus. Apa Mama tidak ingat apa yang Wilo ceritakan ke Mama hampir sebulan ini?"
"Oh, maaf, Sayang, Mama lupa...Sainganmu itu anak cewek atau cowok?" tanya Ny. Kalea merasa bersalah.
Dulu Mama selalu perhatian padaku. Dia bisa mengingat semua yang aku ceritakan. Tapi sekarang Mama berubah jadi pelupa. Pasti karena dia memikirkan Om Adrian,
batin Wilona kesal.
"Dia anak cowok, Ma. Wilo gak suka dengan sikapnya yang angkuh dan sombong. Dia suka mendahului kalau Wilo ingin menjawab pertanyaan dari guru. Sepertinya dia sengaja membuat dirinya terlihat lebih unggul. Anak itu juga sangat percaya diri, karena teman-teman cewek di kelas banyak yang mengidolakan dia."
Ny. Kalea membelai rambut putrinya.
"Wilo, persaingan di sekolah itu biasa. Gak usah dimasukkan ke dalam hati. Mungkin kamu gak suka sama dia, karena baru pertama kali ada anak yang berani menyaingimu di kelas. Fokus saja dengan pelajaranmu. Soal juara tidak perlu terlalu kamu pikirkan."
"Ada satu hal lagi yang paling buat Wilo jengkel, Ma. Nama panggilan anak itu mirip dengan Wilo," sambung Wilo dengan raut wajah sebal.
"Ha? Memangnya siapa namanya, Sayang?"
"Namanya Wildan. Dia dipanggil Wil. Sekarang para guru dan teman-teman sering memanggil kami pasangan Double U. Wil dan Wilo. Padahal Wilo gak suka dihubung-hubungkan dengan anak itu."
Ny. Kalea tersenyum mendengarkan cerita Wilona.
"Kenapa bisa kebetulan seperti itu? Ya sudah, Wilo, jangan marah-marah. Gak baik anak gadis cemberut karena masalah sepele. Nanti cepat tua. Ayo, kita makan. Mama hari ini masak sup daging kesukaanmu."
"Iya, Ma."
Selesai makan siang, Ny. Kalea menghampiri Wilona yang sedang bersantai menonton TV.
"Sayang, nanti jam tujuh Om Adrian mengajak Mama makan malam bersama. Kamu tidak keberatan, khan? Kamu gak apa-apa Mama tinggal sendirian di rumah?"
"Ma, sebenarnya apa hubungan Mama dengan Om Adrian? Kenapa dia sekarang sering sekali bertamu ke rumah kita? Apa Mama pacaran dengan Om Adrian? Mama sudah gak ingat Papa lagi?" tanya Wilona tidak dapat menahan diri.
Ny. Kalea terkejut mendengar pertanyaan terus terang dari putrinya.
"Wilo, kenapa sikapmu seperti ini kepada Mama? Mama tau kamu sangat sayang pada Papa. Tapi jangan pernah berpikir jika Mama dekat dengan pria lain, lalu artinya Mama melupakan papamu. Kalau kamu memang tidak suka Mama berteman dengan Om Adrian, Mama akan membatalkan makan malamnya."
Sekilas Wilona bisa melihat ekspresi kecewa di wajah mamanya.
"Maafkan Wilo, Ma. Mama pergi saja dengan Om Adrian. Malam ini Wilo juga mau belajar untuk tes Bahasa Inggris besok. Mama gak perlu mengkhawatirkan Wilo," ucap Wilona mengalah.
"Terima kasih, Sayang. Mama janji akan segera pulang," kata Ny. Kalea seraya memeluk Wilona.
...****************...
Suara ketukan di pintu membuat Wilona keluar dari kamarnya.
"Sayang, tolong bukakan pintunya," seru Ny. Kalea dari kamar mandi.
Pasti itu Om Adrian,
gumam Wilona menebak siapa yang bertamu ke rumahnya.
Dengan enggan, Wilona membukakan pintu.
"Malam, Wilona. Apa Mamamu ada?" tanya Om Adrian sembari memamerkan deretan gigi putihnya.
Jika diperhatikan dari dekat, wajah pria itu memang tampan. Penampilannya juga sangat berkelas, semewah mobil yang dimilikinya. Apalagi malam ini dia terlihat lebih menawan dan gagah dengan setelan jas dan kemeja abu tua. Kemungkinan besar, Mamanya akan semakin terpesona ketika melihat pria itu.
Wilona teringat perkataan mamanya, bahwa Om Adrian adalah CEO Galavindo Group, salah satu perusahaan terbesar di Jakarta. Dari wajah, penampilan dan kekayaannya, tidak mengherankan jika mamanya akan mudah jatuh cinta kepada Om Adrian.
"Ada, Om, silahkan masuk."
"Adrian, kamu sudah datang," sapa Ny. Kalea sambil tersenyum.
Wilona menengok ke arah mamanya. Ia terbengong mengagumi penampilan mamanya yang tidak biasa. Dengan gaun hitam panjang dan rambut yang sebagian disanggul ke atas, mamanya benar-benar terlihat cantik.
Diam-diam, Wilona mengamati kedua orang dewasa di hadapannya yang saling beradu pandang itu. Jelas sekali mata mereka memancarkan perasaan saling suka satu sama lain.
Mama berdandan cantik demi Om Adrian. Mama juga kelihatan bahagia sekali. Sudah lama aku tidak melihat Mama tersenyum secerah ini.
"Lea, kita berangkat sekarang?" tanya Om Adrian mengulurkan tangannya.
"Iya," jawab Ny. Kalea sembari mengambil tasnya.
Sebelum pergi, Ny. Kalea berpamitan kepada Wilona.
"Wilo, Mama pergi dulu. Jangan lupa kunci pintunya. Mama akan pulang sekitar jam sembilan malam," ucap Ny. Kalea mengecup dahi Wilona.
"Wilona, Om pamit. Oh ya, besok Sabtu, Om akan mengajakmu bersama anak Om juga untuk makan malam bersama."
"Iya, Om. Hati-hati di jalan," ucap Wilona berusaha bersikap ramah.
Wilona melihat Om Adrian membukakan pintu mobil untuk mamanya sebelum dia sendiri masuk. Om Adrian memang selalu memperlakukan mamanya dengan spesial. Pandangan mata pria itu pun tidak pernah lepas dari mamanya. Sesekali mereka berdua saling melemparkan senyum dengan wajah yang berseri-seri.
Sepertinya Om Adrian sayang dan perhatian pada Mama. Mungkin dia memang cocok jadi suami Mama. Tapi, apa orang yang sedang jatuh cinta harus bersikap berlebihan seperti itu?
pikir Wilona terheran-heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Rini Sarmilah
calon suami mama berarti jadi papanya dong😀😀
2021-09-21
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄
mampir bray, semangat
2021-09-21
0
Ghiie-nae
udh aku like semua eps ya kak...🙏🙏🙏
CINTA DALAM LUKA BUTUH DUKUNGANMU...!!!🙏🙏🙏
2021-09-19
1