Bab 3 Pembalasan Sengit

"Apa kamu sudah selesai? Aku mau pulang sekarang," tanya Wildan tidak sabar.

"Sudah, kamu boleh pulang duluan. Aku yang akan kunci pintunya."

"Oke, terserah kamu," ucap Wildan berjalan ke arah pintu.

Dengan wajah cemberut, Wilona mematikan lampu di ruang laboratorium. Ia menyusul Wildan yang sudah menunggu terlebih dahulu di depan pintu. Sebelum pergi, Wilona mengunci pintu lalu mengecek ulang untuk memastikan semua tugasnya selesai dengan baik.

Wildan mendahului Wilona menuruni tangga menuju ke lantai bawah.

Tanpa saling bicara, mereka berjalan sendiri-sendiri menuju ke ruang guru.

"Bu, kami sudah selesai. Ini kuncinya," ucap Wilona mengembalikan kunci laboratorium Sains kepada Bu Erna.

"Terima kasih, kalian boleh pulang."

Suasana di lorong sekolah mulai sepi ketika Wilona berjalan menuju ke kelasnya.

Pak Yus pasti sudah menungguku dari tadi,

pikir Wilona cemas.

Wilona buru-buru masuk ke dalam kelasnya untuk mengambil tas. Ruangan itu tampak kosong dan sunyi tanpa kehadiran teman-teman sekelasnya.

Tidak ingin berlama-lama, Wilona langsung berjalan ke kursinya yang ada di deretan ketiga dari depan. Namun langkahnya terhenti, ketika melihat sesuatu berwarna coklat yang bergerak-gerak. Ia memicingkan mata untuk mengamati benda yang berada di bawah kaki kursinya itu.

"Whoaaa...," teriak Wilona ketakutan.

Wildan yang baru memasuki kelas, terkejut mendengar suara teriakan Wilona.

"Kenapa kamu teriak-teriak begitu? Memangnya kamu lihat hantu?"

Wilona mengarahkan jari telunjuknya ke bawah kursi.

"Gak, i...itu ada kecoa..."

Wildan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mendesis.

"Hheizzz, kamu teriak sekencang itu hanya karena melihat kecoa??? Untung aku ini sehat. Kalau tidak, aku bisa mati kena serangan jantung."

"Sorry, aku gak tau kamu ada di belakangku."

Wildan mengambil tas ranselnya sendiri dari kursi tanpa mempedulikan perkataan Wilona.

Aduh, bagaimana ini? Aku takut kecoa itu akan bergerak mendatangiku kalau aku berani mendekat. Tapi mau gak mau aku harus mengambil tasku,

pikir Wilona panik.

Wilona memang memiliki fobia terhadap serangga yang bernama kecoa. Ia tidak bisa melupakan pengalaman masa kecilnya saat masih berusia lima tahun. Tanpa disengaja, dia pernah memakai sepatu yang berisikan kecoa di dalamnya. Kecoa itu merayap di kakinya, menimbulkan sensasi geli serta jijik. Sejak peristiwa itu, Wilona selalu ingin lari jika bertemu seekor kecoa.

"Tunggu, Wil,..." ucap Wilona mencegah Wildan meninggalkan ruangan kelas.

Karena tidak ada pilihan lain, Wilona terpaksa merendahkan diri untuk meminta bantuan Wildan.

"Bisakah kamu membantuku? Tolong ambilkan tasku di kursi itu."

Wildan membalikkan badannya. Ia menatap Wilona dengan geram.

"Apa??? Kamu menyuruhku mengambilkan tasmu? Apa kamu gak punya tangan sendiri untuk mengambilnya?"

"Wil, tolong bantu aku kali ini. Aku takut kecoa itu akan berjalan menghampiriku," ucap Wilona memohon.

"Kenapa kamu suka sekali merepotkan aku? Kecoa itu gak akan menggigitmu. Baru kali ini aku bertemu dengan seorang juara kelas yang konyol sepertimu."

"Kumohon, Wil. Aku akan membalas kebaikanmu nanti."

Dengan wajah kesal, Wildan berjalan ke arah kursi yang dimaksud Wilona lalu menginjak kecoa itu hingga tak bergerak. Tangan kanan Wildan bergerak cepat dan meraih tas milik Wilona dari atas kursi.

"Terima kasih," ucap Wilona merasa lega karena Wildan bersedia menolongnya.

"Eiitts, kamu pikir aku akan menyerahkan tasmu semudah itu? Sepanjang hari ini kamu sudah membuat aku susah," ujar Wildan sembari menahan tas Wilona.

"Aku minta maaf, Wil. Sekarang tolong serahkan tasku. Aku sudah ditunggu ojek di gerbang sekolah."

"Aku akan memberikan tasmu, asalkan kamu mau menuruti perintahku selama satu hari penuh. Itu sebagai bentuk permintaan maafmu padaku."

"Aku janji, Will. Tapi jangan memintaku melanggar peraturan sekolah."

"Bagus, aku pegang janjimu. Sampai jumpa besok."

Setelah melemparkan tas yang dipegangnya ke tangan Wilona, Wildan tersenyum tipis lalu berjalan keluar dari ruang kelas. Sikapnya menunjukkan bahwa ia sangat menikmati kesempatan untuk membalas Wilona.

Sementara Wilona hanya bisa menahan amarahnya, menyaksikan tingkah laku Wildan yang menyebalkan itu.

Bodoh, kenapa aku harus menuruti kemauannya?

sesal Wilona di dalam hati.

...****************...

Hari Jumat adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak di kelas sembilan. Mereka merasa bersemangat karena esok harinya akan menikmati libur weekend. Di semester pertama, mereka masih punya sedikit waktu bersantai sebelum menghadapi persiapan ujian kelulusan yang menguras pikiran.

"Anak-anak, kita akan berlatih basket hari ini. Pertama kita akan melakukan passing dan catching berpasangan. Kemudian satu per satu kalian bergiliran menembak bola ke dalam ring. Terakhir, kita akan berlatih melakukan gerakan lay up. Sekarang pilih partner kalian masing-masing," ucap Pak Bram memberikan instruksi.

Seperti biasanya, Wilona memilih berpasangan dengan Gabby, sahabatnya sejak di kelas tujuh.

"Wilo, apa kemarin tugasmu di lab berjalan lancar? Kamu gak berantem dengan Wildan, khan?" tanya Gabby penasaran.

"Lancar semua. Kami bekerja sendiri-sendiri, jadi tugasnya cepat selesai."

Wilona melemparkan bolanya ke arah Gabby, tapi temannya itu malah melihat ke arah lain.

"Gabby, kenapa gak tangkap bolanya? Bola kita jadi menggelinding jauh tu," ucap Wilona berlari untuk mengejar bolanya.

"Sorry, sorry. Aku lagi lihat permainan lempar tangkap Wildan dan Nelson. Nanti aku pengen menyaksikan mereka melakukan lay up. Pasti keren banget. Mereka berdua terpilih jadi team basket inti sekolah kita, sama-sama jago."

"Iya terserah kamu. Tapi sekarang kita harus fokus melakukan latihan kita."

Tak berapa lama, Pak Bram membunyikan peluitnya sebagai tanda gerakan berikutnya akan segera dimulai.

"Anak-anak sekarang berbaris, urut dari nomer absen satu, tembakkan bolanya ke ring. Setelah itu langsung lanjut ke lay up. Ayo cepat cepat," seru Pak Bram.

Dengan patuh, mereka mengikuti perintah dari Pak Bram, guru olah raga mereka.

Ketika tiba giliran Wildan menunjukkan aksinya, teman-teman sekelas Wilona tampak terpukau. Sekali tembakan, ia berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring. Ia juga mampu melakukan gerakan lay up dengan sangat sempurna. Para gadis saling berbisik kagum memandang keahlian Wildan di lapangan basket.

"Wuih, hebat," teriak Thomas bertepuk tangan.

"Bagus, Wildan! Anak-anak kalian bisa berlatih lagi di rumah untuk melakukan lay up yang benar seperti Wildan. Minggu depan saya akan mengambil nilai untuk shooting dan lay up."

"Baik, Pak," seru anak-anak serempak.

"Sekarang kalian boleh ganti baju dan kembali ke kelas. Oh ya, giliran siapa hari ini yang bertugas mengembalikan bola ke ruang peralatan?"

Wildan sengaja berdiri mendekati Wilona dan memberikan isyarat dengan matanya. Ia mengarahkan pandangannya ke bola basket lalu menggerakkan jarinya kepada Wilona.

Apa dia menyuruhku untuk menggantikannya mengumpulkan bola?

batin Wilona menebak makna isyarat yang diberikan Wildan.

Wildan mengulangi isyaratnya sekali lagi sambil menatap Wilona dengan sorot mata tajam.

"Saya, Pak. Saya yang bertugas mengembalikan bola basketnya," ucap Wilona maju ke depan.

"Baik, Wilona. Kalau begitu tolong kerjakan sekarang. Yang lain boleh kembali ke kelas."

Gabby yang melihat Wilona menerima tugas itu, tampak keheranan.

"Wilo, bukannya giliran kamu masih dua minggu lagi? Seingatku hari ini Wildan yang bertugas."

"Aku lupa kapan giliranku. Biar aku yang mengerjakannya sekarang," jawab Wilona pura-pura lupa.

"Oke, aku tunggu di kantin ya dengan Ovi. Aku mau ganti baju dulu."

"Iya, Gab. Daag," ucap Wilona sembari memasukkan bola-bola ke dalam keranjang.

Wilona mengangkat keranjangnya dan berjalan menuju ke ruang penyimpanan alat olah raga. Namun di tengah jalan, Wildan tiba-tiba muncul dan mencegatnya.

"Setelah kamu selesai menyimpan bola, pesankan aku mie ayam dan es jeruk di kantin. Aku malas mengantri bersama yang lain. Lalu belikan aku sebotol air mineral dingin."

"Iya nanti aku pesankan."

"Bagus, jangan sampai ada yang terlewatkan," ucap Wildan dengan santai.

Ekspresinya tampak begitu puas bisa mempermainkan Wilona.

Wilona mengayunkan kepalan tangannya ke arah Wildan yang sudah berbalik meninggalkannya.

Dasar anak tukang perintah. Lain kali aku akan membalasmu.

Terpopuler

Comments

Bintang kejora

Bintang kejora

Semangat Thor...
Wilona & Wildan sptnya nti bakal tumbuh rs cinta ini.


Lanjuuuut Thor...

2021-08-04

0

Dena

Dena

remajanya jgan banyak2 thor🤭, lebih suka cerita dewasa maklum dah tuwir saya🤣🤣🤣

2021-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Calon Suami Mama
2 Bab 2 Rencana Pernikahan
3 Bab 3 Pembalasan Sengit
4 Bab 4 Dia Saudara Tiriku
5 Bab 5 Pertengkaran yang Berulang
6 Bab 6 I Will Do What You Do
7 Bab 7 Aku Ada Untukmu
8 Bab 8 Kehilangan Dirimu
9 Bab 9 Dia Kembali
10 Bab 10 Salah Paham
11 Bab 11 Rencana Balas Dendam
12 Bab 12 Mengapa Dia Berubah
13 Bab 13 Adegan Mesra
14 Bab 14 Main Hati
15 Bab 15 Badboy Tampan
16 Bab 16 Kedatangan Sang Mantan
17 Bab 17 Pelajaran Cinta (Part 1)
18 Bab 18 Pelajaran Cinta (Part 2)
19 Bab 19 Jadilah Kekasihku
20 Bab 20 Antara Cinta dan Dendam
21 Bab 21 Dusta di dalam Cinta
22 Bab 22 Hadiah Mengejutkan
23 Bab 23 Cepat Sembuh Papa
24 Bab 24 Malam Terakhir Bersamamu
25 Bab 25 Tugasku sebagai Pelayan
26 Bab 26 Pengkhianatan Masa Lalu
27 Bab 27 Jebakan Berbahaya (Part 1)
28 Bab 28 Jebakan Berbahaya (Part 2)
29 Bab 29 Aku Mencemaskan Keadaanmu
30 Bab 30 Apakah Ini Cinta
31 Bab 31 Tak Bisa Tanpamu
32 Bab 32 Kunci Harapan
33 Bab 33 I Know You Don't Love Me
34 Bab 34 Sudahi Perih Ini
35 Bab 35 Kamu Bukan Takdirku
36 Bab 36 Dance With Me
37 Bab 37 Broken Heart
38 Bab 38 Tak Mampu Membencimu
39 Bab 39 Love Master
40 Bab 40 Pernyataan Cinta
41 Bab 41 Antara Kau dan Dia
42 Bab 42 Double Date
43 Bab 43 Dilema
44 Bab 44 Maafkan Aku Telah Menyakitimu
45 Bab 45 Melawan Hati
46 Bab 46 Keputusan Sulit
47 Bab 47 Bukan Calon Pengantinmu (Part 1)
48 Bab 48 Bukan Calon Pengantinmu (Part 2)
49 Bab 49 Lukamu adalah Dukaku
50 Bab 50 Cincin Untukmu
51 Bab 51 Penyesalan Sudah Terlambat
52 Bab 52 Bimbang
53 Bab 53 Hari Pernikahan (Part 1)
54 Bab 54 Hari Pernikahan (Part 2)
55 Bab 55 Hanya Dia Yang Aku Cinta
56 Bab 56 Kebenaran Yang Pahit
57 Bab 57 Selalu Bersamamu
58 Bab 58 Cinta Milik Kita
59 Bab 59 Permohonan Maaf
60 Bab 60 Anak Yang Tak Diharapkan
61 Bab 61 Luka Lama
62 Bab 62 You Are My Bride
63 Bab 63 Malam Pengantin (Khusus Dewasa)
64 Bab 64 Bulan Madu yang Tertunda
65 Bab 65 Tersingkapnya Kebenaran
66 Bab 66 Kesalahan Semalam
67 Bab 67 Sesal di Hati
68 Bab 68 Menyelesaikan Kesalahpahaman (Part 1)
69 Bab 69 Menyelesaikan Kesalahpahaman (Part 2)
70 Bab 70 Menemukan Cinta Sejati (End)
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 Calon Suami Mama
2
Bab 2 Rencana Pernikahan
3
Bab 3 Pembalasan Sengit
4
Bab 4 Dia Saudara Tiriku
5
Bab 5 Pertengkaran yang Berulang
6
Bab 6 I Will Do What You Do
7
Bab 7 Aku Ada Untukmu
8
Bab 8 Kehilangan Dirimu
9
Bab 9 Dia Kembali
10
Bab 10 Salah Paham
11
Bab 11 Rencana Balas Dendam
12
Bab 12 Mengapa Dia Berubah
13
Bab 13 Adegan Mesra
14
Bab 14 Main Hati
15
Bab 15 Badboy Tampan
16
Bab 16 Kedatangan Sang Mantan
17
Bab 17 Pelajaran Cinta (Part 1)
18
Bab 18 Pelajaran Cinta (Part 2)
19
Bab 19 Jadilah Kekasihku
20
Bab 20 Antara Cinta dan Dendam
21
Bab 21 Dusta di dalam Cinta
22
Bab 22 Hadiah Mengejutkan
23
Bab 23 Cepat Sembuh Papa
24
Bab 24 Malam Terakhir Bersamamu
25
Bab 25 Tugasku sebagai Pelayan
26
Bab 26 Pengkhianatan Masa Lalu
27
Bab 27 Jebakan Berbahaya (Part 1)
28
Bab 28 Jebakan Berbahaya (Part 2)
29
Bab 29 Aku Mencemaskan Keadaanmu
30
Bab 30 Apakah Ini Cinta
31
Bab 31 Tak Bisa Tanpamu
32
Bab 32 Kunci Harapan
33
Bab 33 I Know You Don't Love Me
34
Bab 34 Sudahi Perih Ini
35
Bab 35 Kamu Bukan Takdirku
36
Bab 36 Dance With Me
37
Bab 37 Broken Heart
38
Bab 38 Tak Mampu Membencimu
39
Bab 39 Love Master
40
Bab 40 Pernyataan Cinta
41
Bab 41 Antara Kau dan Dia
42
Bab 42 Double Date
43
Bab 43 Dilema
44
Bab 44 Maafkan Aku Telah Menyakitimu
45
Bab 45 Melawan Hati
46
Bab 46 Keputusan Sulit
47
Bab 47 Bukan Calon Pengantinmu (Part 1)
48
Bab 48 Bukan Calon Pengantinmu (Part 2)
49
Bab 49 Lukamu adalah Dukaku
50
Bab 50 Cincin Untukmu
51
Bab 51 Penyesalan Sudah Terlambat
52
Bab 52 Bimbang
53
Bab 53 Hari Pernikahan (Part 1)
54
Bab 54 Hari Pernikahan (Part 2)
55
Bab 55 Hanya Dia Yang Aku Cinta
56
Bab 56 Kebenaran Yang Pahit
57
Bab 57 Selalu Bersamamu
58
Bab 58 Cinta Milik Kita
59
Bab 59 Permohonan Maaf
60
Bab 60 Anak Yang Tak Diharapkan
61
Bab 61 Luka Lama
62
Bab 62 You Are My Bride
63
Bab 63 Malam Pengantin (Khusus Dewasa)
64
Bab 64 Bulan Madu yang Tertunda
65
Bab 65 Tersingkapnya Kebenaran
66
Bab 66 Kesalahan Semalam
67
Bab 67 Sesal di Hati
68
Bab 68 Menyelesaikan Kesalahpahaman (Part 1)
69
Bab 69 Menyelesaikan Kesalahpahaman (Part 2)
70
Bab 70 Menemukan Cinta Sejati (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!