Mencintai Kekasih Sahabatku
...BAB 1...
...Gaji Pertama...
Tak terasa malam semakin larut, jalanan mulai sepi orang, terlihat seorang gadis baru saja keluar dari sebuah Restoran. Dia melangkah cepat, berjalan-jalan di tepi trotoar sambil menenteng kantung keresek besar berisi makanan sisa dan tas kecil yang di gantung di bahu kanannya. Sesaat langkahnya terhenti ketika dia ingin menyebrangi jalan. Dia membuka tas kecilnya dan merogoh amplop di dalamnya.
"Hari ini adalah hari pertamaku di gaji, aku sudah berjanji pada bapak akan belikan obat untuknya, maaf pak..hanya ini yang bisa Reva lakukan..." gumamnya, tersenyum haru, melirik ke dalam amplop berisi lembaran uang ratusan ribu yang berjumlah banyak itu dengan sudut wajah memancarkan kebahagiaan.
Berniat ingin membelikan obat untuk sang ayah di apotek 24 jam. Ketika dia ingin mengambil selembar uang di amplop itu, tiba-tiba seseorang dengan cepat menyambar amplop tersebut. Gadis itu sontak terkejut, matanya terbelalak ke arah orang yang mengambilnya dengan paksa.
"Abang!!" teriaknya kaget. Seorang pria di hadapannya hanya tersenyum menyeringai melihat isi amplop tersebut, lalu dia buru-buru menyimpannya di saku jaket miliknya.
"Apa yang abang lakukan, kembalikan itu bang! itu gaji pertama Reva, Reva mau beliin obat buat bapak!" sahutnya, berusaha merebut kembali miliknya yang sudah di kantongi pria itu, yang dia sebut adalah abangnya sendiri.
"Alaaah! sekarang uang ini jadi milik gue, lu ga usah sok-sok baik ma bapak mau beliin obat segala!" bentaknya seenaknya sendiri dan di tepisnya kasar tangan Reva yang terus menarik jaketnya.
"Tidak bang jangan kau ambil uangkuu...kumohon kembalikan baanng..." teriaknya lagi sambil menangis di jalan sepi orang itu.
"Sudah, mending lu pulang kerumah gih dan kasih tuh makanan itu buat bapak! bapak itu sudah senang dengan makan-makanan enak dari lu tiap hari, tak perlu di belikan obat lagi!" geramnya bengis.
"Ta-tapi bang...bapak juga perlu obat...Reva pengen bapak sembuh!" riuhnya lagi masih terus memegang erat tangan kekar dan berotot milik abangnya itu, yang sudah di penuhi dengan goresan-goresan tato.
"Aaaahh...percuma saja bapak dibelikan obat, dia tetap tidak akan sembuh-sembuh! sudah-sudah, abang sekarang mau pergi sudah telat!" hardiknya lagi dengan kencang tubuh Reva yang mungil itupun di dorongnya kasar hingga jatuh tersungkur ke jalan aspal.
"Bannngg...bang Toniii!" teriaknya kencang, Reva beranjak berdiri dan berusaha mengejar abangnya yang sudah melenggang pergi naik motor bersama temannya. Teriakan Reva tidak dihiraukan Toni. Dia tersenyum puas dan pergi saja meninggalkan adiknya seorang diri di jalanan.
"Bannngg Toniii...!!Abang tega sekali sih sama bapak!"tangisnya kesal, menghentakan kakinya ke tanah, lalu dia mengusap-ngusap air matanya yang terus saja keluar.
Revalina Maulida adalah gadis berusia 21 tahun dia baru saja bekerja satu bulan di salah satu Restoran Bintang Lima di Jakarta sebagai pelayan dan juga sebagai buruh cuci disana. Dia adalah gadis dari keluarga kecil, dia tinggal bersama Ayah dan juga satu kakaknya Toni. Ibunya sudah lama meninggal ketika dia berusia 15 tahun sewaktu Reva sedang kelulusan SMP.
Tiga tahun kemudian, setelah kepergian Ibunya saat dirinya lulus SMA, dia jadi giat sekali bekerja demi menghidupi sang ayah yang tengah mengidap sakit ginjal yang sudah dua tahun itu beliau derita. Ayahnya hanya seorang buruh tani yang bekerja di ladang milik orang kaya di desa mereka, dan terpaksa untuk tidak melanjutkan pekerjaannya lagi, oleh sebab karena Reva yang begitu mengkhawatirkan dengan kondisi tubuhnya yang semakin tua dan melemah itu.
...~Flashback on~...
Dua tahun lalu
Siang itu selepas membajak sawah beliau pingsan dan di bopong oleh warga kampung dibawa ke klinik terdekat, Reva yang saat itu baru saja pulang mencari pekerjaan terisak tangis mendengar kabar bahwa ayahnya yang sakit, dia berlari naik angkot dan menyusul ayahnya. Setelah sampai klinik, Reva tak berhenti menangis di sana.
"Pak...sudah waktunya bapak istirahat, sekarang biar Reva saja yang bekerja mencari nafkah yaa..." sahut Reva, yang terus menitikkan air matanya ketika melihat ayahnya yang sudah terbaring lemah di ranjang kamar klinik itu.
Beliau mengerutkan dahinya sambil tersenyum pahit.
"Ta-tapi nak..." lirihnya dengan suara berat dan sedikit sesak itu. Reva menggelengkan kepalanya, lalu menggenggam tangan keriput ayahnya.
"Jangan tapi-tapian lagi Pak...pokoknya Bapak harus nurut sama Reva, Reva yakin, Reva pasti akan mendapatkan pekerjaan nanti. Jadi bapak tidak usah khawatirkan itu lagi..." ucapnya tersenyum memberikan ketenangan batin untuk sang Ayah.
Lagi-lagi Beliau menangis tersedu karena kebaktian dan kepedulian dari sang putri tersayangnya. Lain sekali dengan Toni putra pertamanya yang usianya sudah mencapai 30 tahun itu masih membujang, setelah lulus sekolah dia hanya menghabiskan waktu bermain judi juga mabuk-mabukan dengan teman-teman premannya. Setiap hari jika dia kehabisan uang diapun memaksa meminta pada sang Ayah. Entah mewarisi siapa sifat Toni, mungkin juga itu akibat dari pergaulan bebasnya, dia jadi urakan dan brutal. Sang Ayah hanya bisa pasrah saja menerima ujian dari sang Khaliq. Beliau berharap Toni segera taubat, dan kembali ke jalan yang benar.
...~Flasback of~...
Air hujan tiba-tiba saja turun deras malam itu, Reva lekas berlari kesamping jalan di depan ruko yang sudah tertutup. Dia tertegun sejenak disana, dengan tas kecil yang di genggamnya erat di pelukannya dan tangan kanannya yang masih mengepal uang kertas seratus ribu rupiah. Serta tas kresek yang dipegangnya itu, bungkusan yang berisi makanan kesukaan Ayahnya, kini sudah terlihat koyak dan basah terkena air hujan.
Matanya kembali layu, mengeluarkan buliran-buliran air di sudut-sudutnya. Diapun tertunduk dan berjongkok seorang diri di sana dengan isakan kencang yang dia redam sambil memeluk kedua lututnya.
Di jalan tak jauh darinya suara rem mobil kencang dan berhenti begitu saja di depannya.
Creeeeetttt
Cipratan genangan air itu mengenai rok dan baju Reva, Reva pun terkejut dan langsung berdiri karenanya. Seorang pria terlihat dari dalam mobil tengah menelepon seseorang.
"Aah Heii..." desisnya kesal. Pria itu hanya menoleh sebentar ke arah Reva yang berdiri di samping luar mobilnya tidak terlalu memperhatikannya, dan kembali melanjutkan obrolannya di telepon.
"Iya mah...ini sudah sampai apotek kok.." serunya. "Beli apa lagi selain vitamin? sekalian jadi nanti tidak usah bolak-balik lagi" gerutunya sambil menggaruk kepalanya jengkel.
Reva melangkah menghampirinya dan mengetuk-ngetuk kaca mobil pria itu.
"Hei mas! mas!" seru Reva.
Pria itu menoleh lagi ke arah Reva sambil merentangkan tangan di samping kaca pintu mobil lalu memanggut pada Reva agar menunggunya menyelesaikan bicara di teleponnya dulu.
Setelah selesai menelepon, lalu dia mengambil payung di belakang kursi kemudinya dan keluar turun dari mobilnya.
"Ada apa ya mbak?" sahutnya menatap ke arah gadis di depannya yang sudah terlihat basah kuyup itu karena air hujan.
"Ada apa? coba anda lihat perbuatan anda ini!" gerutunya memperlihatkan baju dan roknya yang sudah basah dan kucel terkena air kotor di jalanan olehnya.
Pria itu tercengang dan segera meminta maaf. "Emm maaf-maaf mbak..tadi saya terburu-buru mengangkat telepon jadi tidak melihat jalan raya..."
"Huft!" Reva menghembus nafas pelan. "Ya sudah saya maafkan anda...tapi lain kali kemudikanlah mobilnya sambil lihat-lihat jalan!" ucap Reva. Lalu Reva melenggang pergi darinya hendak menyebrang jalan menuju apotek dengan hujan-hujanan.
"Tunggu, mbaknya mau kemana?" tanyanya menghentikan langkah Reva.
"Saya mau ke apotek sana!" ketusnya.
"Dengan berhujan-hujanan seperti itu?"
"Memangnya kenapa? lagipula saya sudah terlanjur basah!"
"Em kita menyebrang bersama saja. Saya juga mau ke apotek..." sahutnya lalu mendekatkan dirinya dengan Reva dan memayungi kepala gadis itu.
Reva terkesiap kaget ketika pria itu mendekat berdiri di depannya. Sekejap mereka saling beradu pandang.
Bersambung...
...***...
Jangan lupa beri dukungan like dan komentarnya ya supaya author semangat menulis lagi 🙏👋 terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
👍👍👍👍jempolnya dulu yang mampir biar aman
2024-02-07
0
Surabaya Honda
wonderful Thor 😊👍
2023-12-11
0
Tuthy Dzaky Syarif
mampir
2023-11-18
0