Pria Baik Hati

...BAB 2...

...Pria Baik Hati...

"Tunggu, mbaknya mau kemana?" tanyanya menghentikan langkah Reva.

"Saya mau ke apotek sana!" ketusnya.

"Dengan berhujan-hujanan seperti itu?"

"Memangnya kenapa? lagipula saya sudah terlanjur basah!"

"Em kita menyebrang bersama saja. Saya juga hendak ke apotek..." sahutnya lalu mendekatkan dirinya dengan Reva dan memayungi kepala gadis itu.

Reva terkesiap kaget ketika pria itu mendekat berdiri di depannya. Sekejap mereka saling beradu pandang.

"Em...Te-terimakasih, tidak perlu repot-repot..." jawabnya tergugup memundurkan sedikit langkahnya, karena baru pertama kali itu dia begitu berdekatan kontak dengan seorang Pria selain ayah dan kakaknya saja. Pria itu tersenyum pada Reva dan memanggutkan kepalanya.

"Tidak apa-apa kok mbak, ayo..." sahutnya memayungi kepalanya lagi, namun Reva pun akhirnya menurutinya juga.

Setelah jalan raya sepi kendaraan. Mereka melangkah bersama menyebrangi jalan, lalu masuk ke dalam apotek melewati pintu kaca yang di dorong pelan pria itu. Reva mengibas-ngibaskan lengan bajunya sendiri dengan tubuh yang sudah menggigil kedinginan karena terguyur air hujan tadi.

Pria itu segera menutup payungnya dan menyimpannya di pojok ruangan apotek. Lalu dia segera membeli pesanan ibunya tadi di telepon.

Reva pun sama-sama akan membeli obat. Setelah Reva tahu ternyata uang yang dipegangnya tidaklah cukup, dia sangat kebingungan, dan terpaksa hari itu pun, dia tak jadi lagi membelikan obat untuk ayahnya.

"Em...maaf mbak saya tidak jadi membelinya..." ucapnya. Si mbak pelayan apotek itu memanggut. 'Ah...bagaimana ini, harga obat untuk bapak ternyata mahal sekali...' pikirnya, mendengus, sedih untuk memikirkannya.

Reva lalu kembali keluar apotek itu sedangkan pria tadi melihatnya, terheran dan bertanya-tanya dengannya, setelah ia pun selesai membeli pesanan untuk ibunya. Dia pun mengikutinya dari belakang.

"Ada apa? mbak ga jadi beli obatnya?" tanyanya. Reva menoleh ke arahnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Emm...uangku tidak cukup.." jawabnya tersenyum pahit ke arahnya. "Ah maaf, saya harus segera pulang...permisi..." sahutnya merengkuhkan kepalanya pada pria tersebut. Hendak pergi meninggalkan si pria itu. Tapi lagi-lagi langkahnya di hentikan olehnya.

"Tunggu sebentar mbak, apa nama obat yang ingin kamu beli barusan?" tanyanya tiba-tiba. Reva kembali menengok ke arahnya dan mengernyitkan dahinya kaget.

"Eng...memangnya, kenapa mas?"

"Biar saya yang belikan obatmu..." tawarnya. "Karena saya yang telah membuat pakaian mbak jadi kotor, jadi sebagai gantinya biar saya yang belikan obat itu buat mbak..." sahutnya lagi.

"Tidak perlu repot-repot mas!" sahutnya sungkan, menolak kebaikan si pria tersebut.

"Tidak apa-apa kok mbak...saya malah senang bisa membantumu.."

Reva memanggut malu, yang pada akhirnya dia pun menerima pemberiannya, melihat pria asing yang baru saja bertemu dengannya ternyata adalah seorang pria yang baik hati. Kapan lagi kesempatan ini dia dapatkan, bisa membelikan obat untuk sang ayah adalah sebuah harapannya dari dulu, agar ayahnya bisa kembali sehat lagi.

"Nama obatnya Cordepro Bharata" sahutnya yang lekas menundukkan pandangannya dari pria tersebut sebab ia serasa malu karena ditatapinya terus. Namun pria itu tetap saja tersenyum ke arahnya.

"Em..Baiklah kalau begitu mbak tunggu disini dulu ya..." sahutnya lembut, lalu dia kembali masuk ke dalam apotek dan membelinya.

Dari luar kaca toko obat itu, Reva terus memperhatikan punggung lebar dan gerak-gerik si pria tersebut. Dia pun tersenyum memandangi pria yang baik hati itu, karena tak hanya suka menolong namun dia pun memiliki sikap yang ramah pada setiap orang dia temui.

Pria itu keluar lagi setelah membeli obat Reva, lalu memberikannya pada gadis itu.

"Ini mbak.." Reva jadi terharu, matanya berkaca-kaca karena bahagia, dan mulutnya tidak berhenti mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Terimakasih ya mas...terimakasih banyak..." ucapnya lirih setelah menerima kantung plastik obat tersebut darinya.

"Sama-sama...eng kalau boleh tahu, untuk siapa obat itu mbak? apa mbaknya punya sakit ginjal?" tanyanya dengan raut muka penasaran, Reva menggelengkan kepalanya.

"Ini untuk Bapak saya mas..."

Pria itu mengernyit kaget dan memanggutkan kepalanya. "Oh...jadi ayahnya mbak mengalami sakit ginjal, sudah berapa lama itu mbak?"

"Sudah, dua tahun lebih mas...sejak saya lulus SMA, bapak bekerja keras menghidupi keluarga, dan sangking semangatnya bekerja beliau jadi lupa diri dengan kondisi tubuhnya, dia sering kurang minum air hingga akhirnya ginjalnya meradang dan semakin parah.." ujarnya dengan wajah sendu.

"Emm..." gumamnya memanggutkan kepalanya ikut prihatin mendengar cerita Reva.

Reva kembali menggigil dengan pakaian basahnya sambil mendekapkan kedua tangannya erat-erat, dan terlihat oleh pria itu. Dia pun langsung membuka jaket tebalnya lalu memberikannya pada Reva.

"Mbak sepertinya kedinginan, ini pakailah..!" tiba-tiba. Reva terkejut ke arahnya.

"Te-terima kasih tidak perlu mas..."sahutnya malu-malu.

"Sudahlah, mbak jangan menolak niat baik saya...pakailah ini, nanti mbak bisa masuk angin.."

Lagi-lagi Reva di buat terkejut olehnya. Kebaikan pria ini telah membuat Reva terkagum padanya. Di pakaikannya jaketnya itu ke punggung Reva perlahan.

Terbesit dalam hati pria itu pun menaruh iba dengan mendengar cerita Reva tadi. Setelah lama mereka berbincang di depan apotek, tak terasa hujan akhirnya berhenti dan mereka pun hendak berniat pulang karena waktu itupun sudah menunjukkan pukul 22.30 malam.

"Sudah sangat larut sekali, tidak baik bila seorang gadis pulang sendirian. Mari biar saya antar mbak sampai rumahnya.." tawarnya tiba-tiba.

"Em...tidak perlu mas rumah saya dekat kok cuma satu kilometer disini..."

"Tidak apa-apa...biar saya antarkan mbak sampai rumah, ayoo..." tawarnya lagi sambil membukakan pintu mobil untuk Reva. Reva merasa tidak enak dengan kebaikan yang dia berikan terus padanya.

Tapi karena memang malam itu sudah tidak ada kendaraan lagi akhirnya Reva pun menuruti tawarannya, ikut menumpang di mobilnya.

Di perjalanan Reva sedikit canggung dengan pria baik dan lumayan tampan itu, membuat hatinya sedikit gugup dan mereka terdiam cukup lama hingga akhirnya Pria itu yang bertanya duluan kepadanya.

"Emm...kalau boleh tahu mbak nya tadi habis darimana? kenapa membeli obat tengah malam begini?"

"Saya habis pulang bekerja mas..."

"Oh bekerja dimana, sampai larut malam begini?"

"Saya bekerja di Restoran Amuz..." ucapnya, pria itu sontak kaget menoleh ke arah Reva dan menelan salivanya cepat.

"Apa, Restorant Am? uhukk-uhuuk!" terbatuk karena tersedak ludah. "Bukankah Restoran itu tutup sampai pukul 21.00 malam ya?"

"Iya...tapi karena tadi begitu banyak sekali pekerjaan, jadi saya terpaksa harus lembur dahulu..." sahutnya menghela nafas panjangnya dan menghembuskannya secara perlahan. Sesekali pria itu melirik ke arah gadis yang duduk di samping kemudinya, terlihat sekali kalau wajah gadis itu memang sedang kelelahan.

Selang beberapa menit kemudian, telah sampai di sebuah perkampungan Reva.

"Sampai disini saja mas, karena mobil mas ga bisa masuk jalan kecil ini, jadi dari sini saya harus berjalan kaki.." ujarnya terkekeh kecil, sambil menunjuk ke arah gang di samping kanannya pria itu.

"Ooh...ya- ya..he he" gumamnya ikut terkekeh, pria itu pun langsung menghentikan laju mobilnya.

Reva membuka sabuk pengamannya lalu lekas membuka pintu mobilnya.

"Sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih ya mas, sudah belikan obat buat bapak saya dan mengantarkan saya pulang sampai rumah..." ucap Reva dengan menyunggingkan senyuman ke arahnya. Pria itu sekilas terpukau dengan senyuman Reva yang manis, dan tidak sadar telah mengucapkannya.

"Manis" ucapnya pelan.

"A-apa?" sahut Reva kaget mengerungkan dahinya.

"Ah ti-tidak iya...maksudku sama-sama mbak..." tergugup, sambil menggaruk kepala belakangnya dan tertawa-tawa kecil. Reva tersenyum tipis padanya dengan pipi yang sudah merah merona. Lalu lekas dia beranjak keluar dari mobil pria tersebut.

"Ehm...Tunggu mbak,...em...bo-boleh saya tahu, siapa namanya?" tanyanya tiba-tiba. Reva menoleh kearahnya lagi dan jadi terhenti niatan untuk keluar dari dalam mobilnya

"Em..saya Revalina Maulida panggil saja saya Reva..."

Pria itu lalu mengulurkan tangannya ke arah Reva. "Namanya cantik sama seperti orangnya, perkenalkan saya Radith, Radithiya Alvaro..." sahutnya membalas senyuman juga pada gadis itu. Reva sedikit tersanjung dengan pujiannya, mereka saling berjabat tangan dan berkenalan.

"Terimakasih..." ucapnya tersipu-sipu.

Setelah mereka berkenalan, Reva kali itu benar-benar turun dari mobil pria itu. Lalu Radith pun berpamitan pulang kepadanya dan memutarkan arah mobilnya dan melajukannya kembali.

"Hem...ternyata gadis itu bekerja di Restoran Mamaku..." gumamnya terkekeh-kekeh kecil mengusap mulutnya sendiri. " Kalau dilihat-lihat dia manis juga ya, seperti Yaya...Selintas aku jadi merindukan kekasihku di Singapura dia pasti tengah giat belajar disana..." pikirnya lagi.

Dari sana Reva terus menatap ke arah mobil milik pria tersebut yang sudah terlihat jauh pergi darinya.

"Radith? Radithiya Alvaro" gumamnya tersipu lagi sambil menggelengkan kepalanya. Saat akan melangkah masuk gang dia baru tersadar kalau jaket Radith ternyata masih menutupi punggungnya

"Hah! jaketnya, yaa ampun aku lupa mengembalikannya lagi!" sahutnya terbelalak kaget.

bersambung...

...***...

Jangan lupa like dan komentarnya ya readers ..insyaAllah diusahakan up/satu episode setiap harinya...karena aktivitas mengasuh anak-anakku yang sekolah juga...

terimakasih readers yang sudah favorit and dukung novel ini...🤭🤗

Terpopuler

Comments

Uswatun Hasanah

Uswatun Hasanah

sepertinya ceritanya akan seru lanjut....

2023-11-03

0

Neneng cinta

Neneng cinta

mampir ahh.....

2022-04-01

0

Taurus Garangan

Taurus Garangan

nitip kak mau baca dulu

2022-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Gaji Pertama
2 Pria Baik Hati
3 Mengikuti Perintah Sang Mama
4 Curhat Dengan Sahabat
5 Makan Malam Bersama Pria Lain
6 Masa Kecil Radith dan Kiara
7 Terpaksa Menjual Adiknya Karena Hutang
8 Di Paksa Melayani Pria Kaya
9 Di Bawa Kabur
10 Tukang Urut Dadakan
11 Pulang Menemui Bapak
12 Nasib Bapakku Yang Malang
13 Menginap Di Apartemen Romi
14 Perbedaan Radith dan Romi
15 Di Ikuti Penguntit
16 Kehilangan Kesucian
17 Tinggal Di Rumah Kontrakan
18 Atasanku Ternyata Kamu! (SPESIAL VISUAL TOKOH)
19 Atasanku Ternyata Kamu! (Story dua)
20 Pilihan Toni
21 Perasaan Yang Tidak Bisa Di Bohongi
22 Pergi Menemui Angga
23 Hati Yang Tiba-Tiba Sakit
24 Saling Diam
25 Hanya Sebatas Teman Hiburan?
26 Permintaan Toni
27 Biarkan Aku Menjagamu
28 Telat Tiga Minggu
29 Reva, Sahabat Kiara?!
30 Ancaman Tuan Erlangga
31 Ancaman Tuan Erlangga II
32 Keputusan Reva
33 Kebebasan Untuk Toni
34 Mulai Menyukai Dirimu
35 Kepulangan Kiara
36 Hati Yang Terluka
37 Keduanya Berarti
38 Kau Dan Dirinya Tidak Jauh Berbeda
39 Perubahan Toni dan Tanggapan Bapak
40 Mia Yang Galau
41 Cincin Yang Tak Muat Di Kiara
42 Mendadak Ingin Segera Dinikahi
43 Permainan Reva
44 Perasaan Radith Yang Sebenarnya
45 Menghadiri Pernikahan Mereka
46 Malam Seusai Pernikahan
47 Kecurigaan Kiara
48 Kehamilan Kiara Kebahagiaan Miranda
49 Kepergok Miranda
50 Si Penyelamat Romi
51 Putusnya Persahabatan
52 Perasaan Sedih Dan Bahagia Yang Jadi Satu
53 Masa Remaja Persahabatan Mereka
54 Ingin Mengakhiri Hidupnya
55 Usia Kehamilan Kiara Yang Baru Di Ketahui
56 Siapakah Pria Yang Pernah Di kenali Reva?
57 Kebencian Miranda Pada Reva
58 Amukan Kiara
59 Kiara Yang Ingin Melarikan Diri
60 Siapakah yang Menghamili Putriku?
61 Bertemu Di Saat Yang Tepat
62 Maafkan Aku, Kiara...
63 Perceraian Radith dan Kiara
64 Calon Istri Pilihan Mama
65 Will You Marry Me
66 Meluluhkan Hati Mama
67 Pernikahan Kami
68 Pengantin Baru
69 Bertemu Teman Lama
70 Nostalgia Bersama Sahabat
71 Janji Makan Malam Bersama
72 Kegelisahan Romi
73 Kemarahan Reva
74 Berjanji Tak Akan Mengingkari Lagi
75 Wanita Dingin Luluh Karena Kebaikannya
76 Kembalinya Erlangga
77 Liana Yang Cemburu
78 Melihat Suami dengan Wanita Lain
79 Timbulnya Kebohongan
80 Menjenguk Baby-nya Kiara
81 Hal Sepele Menurutnya
82 Menguntit Suami Dari Jauh
83 Rencana Erlangga
84 Egoiskah diri ini?
85 Siapakah Kedua Orangtua Ku?
86 Masih Menyimpan Kecurigaan
87 Terpotret
88 Kiriman Dari Berinisial E
89 Masih Mencintaimu
90 Dua Garis Merah
91 Terpaksa Menduakanmu
92 Merahasiakan Kehamilan
93 Janji Yang Semu
94 Berniat Berpisah
95 Sejenak Melupakan Penghianatanmu
96 Berpisah Mungkin Lebih Baik
97 Kemarahan Toni
98 Merindukanmu
99 Menemui Selingkuhan Adik Ipar
100 Sendiri, Yang Penting Happy
101 Aku Cemburu
102 Pergi Diam-Diam
103 Pertemuan Yang Memisahkan Mereka
104 Gagalnya Rencana Mia
105 Tempat Persembunyian Yang Aman
106 Reva Menghilang
107 Tak Ingin Kehilanganmu
108 Sebenarnya Kondisi Romli
109 Ada Getaran Cinta
110 Ada Getaran Cinta 2
111 Pencarian
112 Pencarian 2
113 Akhirnya Ku Menemukanmu
114 Kejujuran Radith
115 Mencari Mia
116 Ucapan Bijak Toni
117 Berniat Kembali
118 Berubah Pikiran
119 Kini Hanya Tersisa Rasa Benci
120 Apakah Ini Cinta?
121 Romi VS Wanita Galak
122 Permintaan Terakhir Romli
123 Sama-Sama Pendosa
124 Bersikap Dingin
125 Calon istri Abang
126 Sulitnya Memaafkan
127 Selamat Jalan Bapak
128 Mantan Kekasih
129 Perhatianmu Memberi Kehangatan
130 Cintailah Aku Seutuhnya
131 Ayah Kandung
132 Lupakan Masa Lalu
133 Pernikahan Abang
134 Nissa Pergi Dari Rumah
135 Bahagia Menikah Denganmu
136 Ada Sedikit Rasa Sesak
137 Liana dan Toni Memilih Pergi
138 Dendam Yang Berlarut
139 Selingkuhan Romi
140 Kekhawatiran Radith
141 Nissa Pingsan
142 Wanita Misterius
143 Mengantarkan Wanita Lain
144 Kecelakaan Mobil
145 Dimana Radith?
146 Urusan Yang Belum Selesai
147 Wanita Yang Tak Asing
148 Permintaan Sarah Yang Gila
149 Sarah Sebenarnya Adalah...
150 Keputusan Yang Berat
151 Memilih Melepasmu
152 Tertangkapnya Erlangga
153 Perasaan Bimbang
154 Sindiran Arman
155 Menyembunyikan Rahasia Mia
156 Kenangan Manis VS Kenangan Buruk
157 Berhutang Budi
158 Memilih Pergi Ataukah Bertahan?
159 Saling Percaya
160 Mengantar Makan Siang
161 Mia Yang Tak Menyerah
162 Menemukan Noda Lipstik
163 Rencana Untuk Menyingkirkan Reva
164 Kekecewaan Miranda
165 Drama dan Jebakan Mia
166 Drama dan Jebakan Mia 2
167 Jangan Mencariku Lagi
168 Terungkapnya Mia
169 Kekesalan Toni pada Radith
170 Reva yang Masih Koma
171 Terungkapnya Semua Kejahatan Mia
172 Balasan Untuk Mia
173 Amnesia Retrograde
174 Kembali Ke Rumah
175 Promosi Novel Baru
176 PROMOSI NOVEL TERBARU
177 Promosi Novel Terbaru
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Gaji Pertama
2
Pria Baik Hati
3
Mengikuti Perintah Sang Mama
4
Curhat Dengan Sahabat
5
Makan Malam Bersama Pria Lain
6
Masa Kecil Radith dan Kiara
7
Terpaksa Menjual Adiknya Karena Hutang
8
Di Paksa Melayani Pria Kaya
9
Di Bawa Kabur
10
Tukang Urut Dadakan
11
Pulang Menemui Bapak
12
Nasib Bapakku Yang Malang
13
Menginap Di Apartemen Romi
14
Perbedaan Radith dan Romi
15
Di Ikuti Penguntit
16
Kehilangan Kesucian
17
Tinggal Di Rumah Kontrakan
18
Atasanku Ternyata Kamu! (SPESIAL VISUAL TOKOH)
19
Atasanku Ternyata Kamu! (Story dua)
20
Pilihan Toni
21
Perasaan Yang Tidak Bisa Di Bohongi
22
Pergi Menemui Angga
23
Hati Yang Tiba-Tiba Sakit
24
Saling Diam
25
Hanya Sebatas Teman Hiburan?
26
Permintaan Toni
27
Biarkan Aku Menjagamu
28
Telat Tiga Minggu
29
Reva, Sahabat Kiara?!
30
Ancaman Tuan Erlangga
31
Ancaman Tuan Erlangga II
32
Keputusan Reva
33
Kebebasan Untuk Toni
34
Mulai Menyukai Dirimu
35
Kepulangan Kiara
36
Hati Yang Terluka
37
Keduanya Berarti
38
Kau Dan Dirinya Tidak Jauh Berbeda
39
Perubahan Toni dan Tanggapan Bapak
40
Mia Yang Galau
41
Cincin Yang Tak Muat Di Kiara
42
Mendadak Ingin Segera Dinikahi
43
Permainan Reva
44
Perasaan Radith Yang Sebenarnya
45
Menghadiri Pernikahan Mereka
46
Malam Seusai Pernikahan
47
Kecurigaan Kiara
48
Kehamilan Kiara Kebahagiaan Miranda
49
Kepergok Miranda
50
Si Penyelamat Romi
51
Putusnya Persahabatan
52
Perasaan Sedih Dan Bahagia Yang Jadi Satu
53
Masa Remaja Persahabatan Mereka
54
Ingin Mengakhiri Hidupnya
55
Usia Kehamilan Kiara Yang Baru Di Ketahui
56
Siapakah Pria Yang Pernah Di kenali Reva?
57
Kebencian Miranda Pada Reva
58
Amukan Kiara
59
Kiara Yang Ingin Melarikan Diri
60
Siapakah yang Menghamili Putriku?
61
Bertemu Di Saat Yang Tepat
62
Maafkan Aku, Kiara...
63
Perceraian Radith dan Kiara
64
Calon Istri Pilihan Mama
65
Will You Marry Me
66
Meluluhkan Hati Mama
67
Pernikahan Kami
68
Pengantin Baru
69
Bertemu Teman Lama
70
Nostalgia Bersama Sahabat
71
Janji Makan Malam Bersama
72
Kegelisahan Romi
73
Kemarahan Reva
74
Berjanji Tak Akan Mengingkari Lagi
75
Wanita Dingin Luluh Karena Kebaikannya
76
Kembalinya Erlangga
77
Liana Yang Cemburu
78
Melihat Suami dengan Wanita Lain
79
Timbulnya Kebohongan
80
Menjenguk Baby-nya Kiara
81
Hal Sepele Menurutnya
82
Menguntit Suami Dari Jauh
83
Rencana Erlangga
84
Egoiskah diri ini?
85
Siapakah Kedua Orangtua Ku?
86
Masih Menyimpan Kecurigaan
87
Terpotret
88
Kiriman Dari Berinisial E
89
Masih Mencintaimu
90
Dua Garis Merah
91
Terpaksa Menduakanmu
92
Merahasiakan Kehamilan
93
Janji Yang Semu
94
Berniat Berpisah
95
Sejenak Melupakan Penghianatanmu
96
Berpisah Mungkin Lebih Baik
97
Kemarahan Toni
98
Merindukanmu
99
Menemui Selingkuhan Adik Ipar
100
Sendiri, Yang Penting Happy
101
Aku Cemburu
102
Pergi Diam-Diam
103
Pertemuan Yang Memisahkan Mereka
104
Gagalnya Rencana Mia
105
Tempat Persembunyian Yang Aman
106
Reva Menghilang
107
Tak Ingin Kehilanganmu
108
Sebenarnya Kondisi Romli
109
Ada Getaran Cinta
110
Ada Getaran Cinta 2
111
Pencarian
112
Pencarian 2
113
Akhirnya Ku Menemukanmu
114
Kejujuran Radith
115
Mencari Mia
116
Ucapan Bijak Toni
117
Berniat Kembali
118
Berubah Pikiran
119
Kini Hanya Tersisa Rasa Benci
120
Apakah Ini Cinta?
121
Romi VS Wanita Galak
122
Permintaan Terakhir Romli
123
Sama-Sama Pendosa
124
Bersikap Dingin
125
Calon istri Abang
126
Sulitnya Memaafkan
127
Selamat Jalan Bapak
128
Mantan Kekasih
129
Perhatianmu Memberi Kehangatan
130
Cintailah Aku Seutuhnya
131
Ayah Kandung
132
Lupakan Masa Lalu
133
Pernikahan Abang
134
Nissa Pergi Dari Rumah
135
Bahagia Menikah Denganmu
136
Ada Sedikit Rasa Sesak
137
Liana dan Toni Memilih Pergi
138
Dendam Yang Berlarut
139
Selingkuhan Romi
140
Kekhawatiran Radith
141
Nissa Pingsan
142
Wanita Misterius
143
Mengantarkan Wanita Lain
144
Kecelakaan Mobil
145
Dimana Radith?
146
Urusan Yang Belum Selesai
147
Wanita Yang Tak Asing
148
Permintaan Sarah Yang Gila
149
Sarah Sebenarnya Adalah...
150
Keputusan Yang Berat
151
Memilih Melepasmu
152
Tertangkapnya Erlangga
153
Perasaan Bimbang
154
Sindiran Arman
155
Menyembunyikan Rahasia Mia
156
Kenangan Manis VS Kenangan Buruk
157
Berhutang Budi
158
Memilih Pergi Ataukah Bertahan?
159
Saling Percaya
160
Mengantar Makan Siang
161
Mia Yang Tak Menyerah
162
Menemukan Noda Lipstik
163
Rencana Untuk Menyingkirkan Reva
164
Kekecewaan Miranda
165
Drama dan Jebakan Mia
166
Drama dan Jebakan Mia 2
167
Jangan Mencariku Lagi
168
Terungkapnya Mia
169
Kekesalan Toni pada Radith
170
Reva yang Masih Koma
171
Terungkapnya Semua Kejahatan Mia
172
Balasan Untuk Mia
173
Amnesia Retrograde
174
Kembali Ke Rumah
175
Promosi Novel Baru
176
PROMOSI NOVEL TERBARU
177
Promosi Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!