PREMAN JALANAN PUTRA KONGLOMERAT
...-♠♠Kisah Pertama♠♠-...
...-🛩🛩Pulang ke Indonesia🛩🛩-...
Sebuah pesawat singapure
air lines, mendarat dibandara Soekarno Hatta. Tampak pria tampan melangkah santai, dibarisan penumpang. Turun keluar dari pesawat dengan langkah anggun.
🙌Pandangan matanya lurus kedepan, dia tidak peduli dengan mata centil perempuan cantik yang berusaha menggoda.🙌
Setiap mata terpana melihat sosok lelaki cuek ini, dia melangkah dengan tenang penuh wibawa.
😁Sesekali senyum manis bibirnya terlihat, tatkala matanya Berbenturan dengan wajah ramah menyapanya.
Ibunya memaksanya kuliah di Amerika ketika hubungan asmaranya dengan Morrin diketahui.
🐧🐧🐧Dilema memang🐧🐧🐧
Ketika meninggalkan orang yang sangat dicintai. Dia harus bisa memberikan kepercayaan kepada orang yang akan ditinggalkan.
Hubungan jarak jauh tidak pernah putus sampai dia berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan nilai terbaik.
...****🔥🔥🔥****...
Dalam hati Roman bertekad akan meminang Morrin agar ibunya tidak punya alasan untuk memisahkannya🏛
Rasa Rindu yang dipendam bukanlah gampang untuk dihilangkan. Malah dia harus mampu menghapus air mata Morrin, lewat kata dan ucapan dari dua benua yang berbeda antara Amerika dan Indonesia.
...*****♨♨♨*****...
Hari ini dia pulang, membawa cinta yang tak hilang. Dengan kerinduan yang sangat dalam, kepada seorang kekasih yang telah dia tinggalkan.
...................📛📛📛...................
Diluar sebuah mobil BMW X4 sudah menunggu kedatangannya.
Abdul Hadi sopir pribadi sekaligus sahabat sangat gembira melihat kepulangannya. Dia disambut dengan penuh suka cita.
Banyak sahabat dan teman yang ditinggalkan pulang tanpa sepengetahuan mereka. Tetapi, di Indonesia ada yang lebih penting untuk ditemui. "Gimana kabar kalian semua," tanya Roman tetap tenang menyembunyikan kerinduannya kepada semua sahabatnya.
"Kami semua Baik baik saja," jawab Hadi.
"Aku merindukan kalian semua," kata Roman.
Hadi menoleh Roman. "Nadira selalu menanyakanmu," tatap Hadi.
"Apa dia kelihatan betah tinggal di Indonesia?" tanya Roman.
"Kurasa dia enjoy tinggal di Indonesia," jawab Hadi.
Roman memandang kejalan raya yang tidak terlalu padat karena masih pagi. "Kau kerja apa selama aku kuliah!" tanya Roman.
Hadi tersenyum sambil terus pokus ke jalan raya, "Lebih banyak belajar memperbaiki bacaan qur'an dan menghapal ayat ayat pendek!" ucap Hadi Malu malu.
"Aku, senang mendengarnya...!" kata Roman.
"Terima kasih masih mempercayaiku, dan tidak memberhentikan aku bekerja. Tiap bulan gajiku tetap masuk di rekeningku selama hampir tiga tahun, padahal aku tidak bekerja!" tambah hadi.
"Kamu bukannya sahabat. Tetapi, ku anggap seperti keluargaku sendiri. Jadi..., walau aku kuliah di Amerika. Kamu masih tetap ku anggap bekerja!" kata Roman.
"Trimakasih aku akan bekerja sebaik mungkin!" jawab Hadi tersenyum.
Mereka terus berbincang bincang bercerita tentang pengalaman masing masing.
Roman menceritakan negara Amerika dan teman teman kuliahnya, sedang Hadi menceritakan kebanggaannya mendalami ilmu agama.
Roman tak sadar saking asiknya ngobrol dengan Hadi, mobil mereka sudah hampir mendekati jalan karet kuningan.
" Oh, ya Di... kita enggak usah kerumah!" pinta Roman.
" Terus kita kemana!" tanya Hadi.
"Aku lupa beri tahu kamu...kita kerumah Morrin!" kata Roman sadar.
"Tak jadi kerumah?" tengok Hadi kearah Roman.
"Nanti!" timbal Roman.
"Kangen?" ledek Hadi.
"Ntar kamu rasain kalau udah jatuh cinta." kata Roman.
Hadi mengarahkan mobil kearah jalan prof dr satrio karet kuningan pada perempatan jalan, dia belok kiri langsung melalui jalan sudirman.
Dan sebelum melewati gelora bung karno dia belok kiri lagi menuju Rumah Morrin.
Hadi memilih bertemu Morrin lebih dulu ketimbang kedua orang tuanya. Morrin Bersukur memiliki pacar setia seperti Roman. Selain tampan, kaya juga setia yang mungkin jarang didapat wanita lain.
Sedang bu Marisa dan pak Rifky, duduk santai diruang keluarga bersama bi minah asisten rumah tangga yang cukup lama bekerja dirumah mereka.
Kriiing...,
Hp bu Marisa berbunyi... "Halo...!" bu Marisa menerima panggilan yang masuk.
"Iya, halo...selamat pagi..., menjelang siang dijakarta...!" sapa manis Restu dari Amerika.
"Ini, siapa ya..." sapa bu Marisa dengan manis pula.
"Saya Restu temannya Roman di Amerika!" jawab Restu dengan hormat.
"Hey Restu senang sekali aku mendengarmu!" spontan bu Marisa kegirangan.
"Gimana kabar kalian berdua disana! baik-baik saja kan...!" tanya bu Marisa gembira.
"Oh. ya bu, apa Roman sudah sampai dirumah!" tanya Restu.
"What...Restu sudah sampai disini...?" tanya balik bu Marisa terkejut.
"Ibu tidak tahu? Kalau hari ini Roman pulang!" tanya Restu
"Jadi...Restu sudah pulang ke Indonesia!" tanya bu Marisa kaget karena tak ada pemberi tahuan sebelumnya.
Restu terkejut dan menyesal mengapa tidak menghubungi Roman terlebih dahulu. Bisa bisa aku kena marah sama Roman pikir Restu dalam hati.
"Mungkin pesawat yang ditumpangi Roman pending ma," ucap restu
"Mama tidak dikabarin oleh Roman," timbal bu Marisa.
"Mungkin dia mau beri surfrise!" kata Restu.
"Ya, dah Restu. Nanti saya cek penerbangan Indonesia - Amerika?" tanya Marisa.
"Roman menggunakan pesawat singpure air lines!" jawab Restu.
"Trimakasih ya, Res!" bu Marisa mematikan hand phone nya dan langsung membuka penerbangan singapure air lines dihand phonenya.
"Roman ke Indonesia ya? ma....!" tanya Rifky sama istrinya. Seraya matanya tetap kearah televisi swasta yang menayangkan perdebatan sengit antara pengacara kondang dengan salah satu dewan perwakilan rakyat.
"Iya, pak! Tak Bilang - bilang lagi, sama kita!" gerutu Marisa.
"Mungkin dia mau bikin kejutan sama kita!" timbal pak Rifky tenang. Tapi, hatinya rindu juga sama putra tunggal kesayangannya.
Marisa terus megutak atik hand phonenya mencari berita jadwal penerbangan singapure air lines.
🌟🌟🌟
Roman telah tiba dirumah yang dituju. Hadi memakirkan mobilnya, diluar samping rumah Morrin. Untuk memberikan surfrise.
Dari dalam mobil, terlihat Morrin keluar berjalan cepat menuju jalan raya yang berada didepan rumahnya.
Tampak seseorang mengejar menghadang langkah Morrin.
"Rin...dengar dulu...Rin, dengar dulu penjelasanku!" Toni berusaha membujuk Morrin agar menerima cintanya.
"Aku sudah berusaha, bagaimana lagi caranya, agar kamu bersedia menerimaku. Sudah segala usaha kulakukan tapi kamu tetap menolakku!" rayu Toni pada Morrin.
"Ton, cinta tak boleh kamu paksa. aku belum bersedia jadi pacarmu!" tolak Morrin tegas.
"Laki-laki yang seperti apa sih yang kamu cari...? kurangnya apa aku coba!" Toni tak mau putus asa.
"Kau tahu kan...aku tak akan menyintai pria lain selain Roman!" tegas Morrin.
"Hay...no no no!" Toni geleng gelengkan kepala.
"Percuma kamu setia, Roman sudah bahagia sama pacarnya di sana... kamu disini...apa...Rin. Hanya menderita menanggung rindu seorang diri." ejek Toni menyinggung hati Morrin.
"Kamu pikir kamu apa...! pria baik baik. Disini berapa wanita yang kamu hancurkan! Dan yang terakhir sahabatku kamu hamili..., kamu tidak mau bertanggung jawab. Laki-laki seperti apa kamu hah! "bentak Morrin menatap tajam wajah Toni dengan muka merah.
"Heh, agar kamu tahu, itu kulakukan karena kamu...kamu terus menerus menolak cintaku dan wanita wanita itu cuman pelampisan kekesalanku terhadap kamu!" tangan Toni memegang kerah baju Morrin dengan gigi gemeretak.
Roman meloncat turun dari mobilnya disusul oleh Hadi.
"Lepaskan tanganmu!, lepaskan...! sebelum kubikin rusak tubuhmu!" wajah Roman tenggang, tubuhnya mendidih melihat Morrin dicengkram kerah leher bajunya.
Begitu juga dengan Morrin tak kalah tegang melihat Roman Tiba tiba sudah berdiri didepannya.
Morrin langsung berlari kearah Roman, setelah Toni melepaskan cengkeramannya.
"Sudahlah bos, sudah...tangan bos nanti kotor dengan laki laki yang hanya bisa memaksa seorang wanita!" pinta hadi berusaha mencegah Roman yang kayaknya sudah gelap mata.
Roman langsung menyambut Morrin yang berlari memeluknya.
"Heh, sopir tau apa kamu, ah...!" tatap Toni meremehkan Hadi.
"Biar ini orang aku tangani, kamu baru saja tiba dari Amerika. Sebaiknya bawa Morrin kedalam!" pinta Hadi sama Roman.
"Apakah ini cara seorang laki-laki membujuk cintanya kepada seorang wanita!" sindir Hadi.
"Diam...kamu sopir! Kamu cari muka kan didepan bos kamu!" ejek Toni .
"Sebaiknya kamu, sekarang cepat angkat kakimu, pergi menjauh... tinggalkan tempat ini!" usir Hadi serius.
"Brengsek kamu, kamu pikir kamu siapa berani nyuruh aku pergi. Hiyaaaat." Toni menerjang Hadi dengan hati panas membara.
Roman membawa Morrin masuk kedalam. Merekapun saling melepaskan rindu yang lama terpendam.
Morrin memeluk Roman dengan begitu erat sambil mencucurkan air mata. Roman membiarkan Morrin merangkul dan menciumnya.
Nah,gays kita ikuti terus kisah selanjutnya jangan lupa like dan share. Trimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
♍Naira_GENEXIS
timpal "
2022-10-16
2
♍Naira_GENEXIS
baru di awal typonya banyak
2022-10-16
1
♍Naira_GENEXIS
Roman yang datang ke Indonesia bukan Restu.
2022-10-16
0