Hadi meladeni serangan serangan Toni dengan santai, agaknya serangan Toni tidak ada apa- apanya bagi Hadi.
Toni melakukan serangan dengan membabi buta. Semua serangan yang dilepaskan luput, tak ada yang mengenai sasaran dan akhirnya.
"Buuuk! "
Satu pukulan dilepaskan Hadi, kearah perut Toni. Dan dia langsung terjungkal jatuh kesakitan meraba perutnya.
Melihat bosnya terjungkal jatuh.
Yayan yang dari tadi menyaksikan pertengkaran Toni bosnya, turun menyamperin Toni.
Yayan berusaha mengangkat Toni. Namun, rupanya pukulan yang dilepaskan Hadi sungguh telak, hingga membuat Toni tak bisa bangkit lagi.
Toni pasti tidak mampu melanjutkan pertarungan. Toni bisa' merasakan, betapa keras pukulan Hadi. Toni masih terhuyung huyung, ketika bangun dan menatap Hadi penuh dendam.
"Sekarang pergilah sebelum kamu tambah parah," kata Hadi dengan suara datar, tidak dipenuhi dengan permusuhan.
"Ingat kau telah membuat perselihan denganku, dan perselihan ini belum usai!" Toni mengancam, lalu berlalu meninggalkan Hadi.
🌜Dirumah orang tua Roman,🌛
"Nah, ini dia pak! Pesawat singapure air lanes yang ditumpangi Roman putramu. Mendarat dibandara Soekarno Hatta pukul lima tiga puluh pagi waktu Indonesia barat. Berarti Roman sudah seharusnya dirumah dong pak! " tatap Marisa kepada suaminya Rifky.
"Gimana ni, pak anakmu...bikin panik orang tua saja. Aku akan tanya Hadi!" ucap Marisa kecewa.
...----------------...
Baru saja Toni pergi, smart phone Hadi berdering,
Hah, mama Marisa! guman Hadi dalam hati tatkala matanya melihat layar smart phonenya.
"Halo ma...!" sapa Hadi sedikit ragu karena takut kena omelan bu Marisa.
"Hadi! Katakan terus terang sama mama, kalau kamu yang jemput Roman!" bentak Marisa ketus memarahi Hadi.
Hadi terdiam sebentar, bingung alasan apa yang akan dikatakan kepada bu Marisa.
"Maaf ma...hand phone saya lagi eror ma. suara mama tidak jelas!" kata Hadi bingung, tidak tahu apa yang harus dia dikatakan.
waduh gawat pikir hadi. Moga bu Marisa tidak tahu Roman dirumahnya Morrin.
Bu Marisa tidak merestui hubungan Roman dengan Morrin. Dia ingin pacar Roman adalah gadis cantik yang bergaya modern. Tidak menginginkan gadis biasa seperti Morrin.
Bu Marisa merasa malu melihat putranya yang tampan dan pinter harus berpacaran dengan Morrin putri dari orang kebanyakan. Dia tidak ingin Roman membuat malu keluarganya, dia menginginkan Roman harus bisa membedakan mana gadis yang pantas dibawa ke keluarganya.
Menurut bu Marisa Morrin bukanlah gadis yang pantas buat putranya. Karena Morrin hanya memamfaatkan kekayaannya saja.
Begitulah orang kaya selalu berpikiran negatip terhadap pasangan asmara keluarganya.
Semua orang tua pasti berharap agar anaknya memiliki pasangan hidup yang sempurna.
Mereka menginginkan orang yang mapan kaya dari keturunan bangsawan, konglomerat. Maka itulah orang tua akan selalu mengawal putra maupun putrinya bercinta.
Inilah yang terjadi terhadap Roman dan Morrin, hubungan asmara mereka. Tidak direstui oleh bu Marisa, karena Morrin dari golongan orang biasa. Orang tuanya hanya pegawai rendahan berpenghasilan secukupnya.
Berbeda dengan Roman yang berasal dari golongan konglomerat, orang tuanya memiliki aset triliunan. bukan miliar, perusahaanya ada didalam dan luar negeri.
🌜Ketempat Roman dan Morrin🌛
Hadipun harus siap-siap mendapat dampratan bu Marisa. Sebab, hand phone nya dimatikan.
Hadi nyamperin Roman kedalam. "Sorri Rom aku mengganggu, tadi bu Marisa menanyakan kamu!" ucap Hadi ragu-ragu.
Lalu pergi meninggalkan dua anak manusia yang sedang kasmaran ini. Apalagi ini adalah pertemuan pertama mereka, setelah tiga tahun berpisah.
Masih berat rasanya Roman meninggalkan Morrin. Tapi, apa boleh buat demi menjaga hati Morrin, Roman harus pergi sekarang juga.
"Rin..." ucap Roman menatap wajah Morrin yang terlihat sedih. Perlahan Roman kembali duduk dengan pandangan mata yang tidak berkedip.
"Sayang ... ! Mama tahu aku disini!" matanya menatap iba Morrin yang telah menantinya cukup lama.
"Masih banyak waktu untuk kita," lanjut Roman lirih sambil mencium kening Morrin.
Morrin menatap mata Roman. Tatapan yang penuh arti, perlahan tangan lembut Morrin terangkat menyentuh pipi Roman.
Roman merasakan sentuhan tangan Morrin, sudah hampir tiga tahun tidak pernah merasakannya.
Akhirnya dua mahluk sempurna ini. Sama sama terbawa kedalam alam manisnya cinta yang pasti setiap manusia tentu akan merasakamnya.
"Pulanglah, aku juga tak mau mamamu gelisah." timbal morrin perlahan.
Roman anggukan kepala lalu berdiri, "Rin...bapak dan mama dikantor ya?" tanya Roman sambil melangkah keluar yang diiringi Morrin.
"Ya. adik adik juga, semuanya sekolah!" jawab morrin.
"Berarti anak sekolah sudah aktif!" tanya Roman.
"Tidak semua sekolah, ada juga sekolah yang masih meliburkan siswanya!" jelas Morrin.
"Iyah...semoga covid ini segera berakhir!" harap Roman.
...----------------...
Roman meninggalkan Morrin dengan masih ada sisa sisa kerinduan. Tubuhnya tersandar lesu diatas jok mobilnya yang empuk.
"Dari mana mama tahu iya... aku sudah pulang ke Indonesia!" tanya Roman menggerutu sendiri diatas jok mobilnya yang empuk.
"Ya...tentu pasti dari teman mas Roman yang di Amerika!" sahut Hadi yang mendengar Roman menggerutu pada dirinya sendiri.
"Oh, ya...aku lupa pesan Restu! Ini pasti dari Restu!" guman Roman yang baru ingat hanya Restu yang punya nomor mama.
"Sudahlah Rom...enggak usah dipikirin...yang perlu kita pikirin itu...apa alasan kita nanti sama mama!" nasehat Hadi.
...----------------...
Mobil Roman sudah dekat dengan rumahnya yaitu di kawasan jalan sudirman tidak jauh dari mall ambasador dideretan gedung - gedung yang menjulang tinggi.
Sedang dirumah, Marisa, mamanya Roman. pikirannya kacau tidak menentu, memikirkan Roman yang belum sampai dirumah. Rifky keluar dari ruang kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi.
"Ma...aku jalan dulu!" sepertinya pak Rifky hendak kekantor. Itulah cara kerjanya pak Rifky sebagai pemilik perusahaan sendiri dia boleh kapan saja berangkat kerja.
"Lho, pak! . tidak tunggu Roman pulang?!" peringat Marisa sama suaminya.
"Ntar, aku balik lagi...mau ada jumpa dengan client sebentar!" timbal pak Rifky buru-buru keluar.
Baru saja mobil pak Rifky keluar dari rumahnya. Mobilnya Roman datang memasuki halaman yang luas. Satpam yang sudah menutup gerbang, kembali membuka gerbang rumah itu lagi.
"Siang pak Didin...! " sapa Roman ramah sama satpam yang telah lama kerja dirumahnya.
"Siang, pak....! oeh...pulang dari Amerika ya pak....!" sapa Didin sama putra Roman majikannya ini. Didin kagum melihat wajah yang semakin dewasa dan tampan didepannya.
"Salamualaikum ma...?" ucap Roman.
Marisa yang mendengar suara putra tunggalnya tersentak kaget. Kemarahan yang tertumpuk didadanya cair seketika hanya dengan mendengar suara saja.
"Wa'alaikumsalam!" wajah berbinar binar menghiasi muka Marisa yang tadi muram dalam kesedihan, menunggu orang yang ditunggu sudah dihadapannya.
"Hey, Roman...!" Marisa langsung memeluk putra semata wayangnya, yang sekarang seperti malaikat yang luar biasa tampan.
Jengkel, marah yang bertumpuk didada Marisa tiba-tiba cair bagaikan lelehan air salju yang terkena sinar indahnya sang surya. Roman berdiri tegak memandang mamanya dengan senyuman.
"Ayo, nak! istirahat dulu, kamu sudah menempuh perjalanan panjang!" Marisa menggandeng tangan anaknya menuju shopa.
"Minah....Minah!" Marisa memanggil Minah pembantu rumahnya.
"Baik,bu...!" Minah berlari nyamperin ibu majikannya yang memanggil.
"Aih...Roman...baru tiba...!" sapa bi minah menyambut Roman yang berdiri didepannya.
"Wie...Roman semakin guan...teng dan tampan bu...! " seru bi minah kegirangan melihat Roman.
Marisa tidak bosan memandang putranya yang semakin dewasa dan matang.
Bu Marisa keturunah darah china dari kedua orang tuanya laki laki dan perempuan. Tapi, wajah putranya begitu sempurnanya seperti ada wajah eropa padahal bapaknya asli orang Indonesia.
okey gays ikuti episode selanjutnya.
Mohon maaf atas kekurangannya semoga tidak membosankan trimakasih banyak dan kami berharap dukungannya dengan like dan share iyaaaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
mochamad ribut
up up
2022-09-22
0
mochamad ribut
up
2022-09-22
0
Martua Raja Siregar
oce lanjuutttt
2022-03-11
1