🖒🗨🗨🗨Toni Pulang💬💬💬🖒
🌟👉memasuki episide ke 3👈🌟
Dengan kisah,
Toni tertatih tatih memasuki rumahnya, ibu dan bapaknya jadi terkejut dan bertanya.
"Ya, Allah...kenapa mukamu babak belur seperti ini Ton!" kata Astri menatap Toni yang mukanya lebam.
"Aku dikeroyok ma, aduh...!" jawab Toni sambil mengerang kesakitan.
"Betul ma, coba kalau Toni tidak dikeroyok tak mungkin mukanya seperti ini.lihat tuh ma...sana sini merah kehitam hitaman!" tunjuk Yayan pada muka Toni yang lebam.
"Lhu jangan tunjuk-tunjuk!" kata Toni jengkel dengan mata kesal pada Yayan.
"Siapa yang keroyok kamu bilang sama bapak!" darah pak sopian mendidih naik.
"Itu tu pak anak teman bapak si Roman!" sahut Toni.
"Lho...Roman kan di Amerika?!" sanggah pak Sopian.
"Tau, pak! Aku kan lagi asyik ngobrol sama Morrin, entah dari mana dia datang keroyok aku sama kawan kawannya!" kata Toni ngelabui bapaknya.
"Dan untung saya datang tepat waktu pak! itu pengeroyok saya bikin babak belur semua, dan mereka semua langsung kabur pak!" kata Yayan berlagak didepan pak Sopian sambil memperagakan diri menghajar Roman dan kawan kawannya.
Toni menatap Yayan dengan mata melebar karena membuat cerita berlebihan. "He he!" Yayan garuk-garuk kepalanya.
"Itu anak, keroyokan juga ya!" kata pak Sopian geram.
"Ini tak boleh kubiarkan aku akan peringatkan bapaknya!" lanjut Sopian tak terima anaknya diperlakukan sampai babak belur seperti ini.
"Pak buat kapok itu Roman pak!" rengek Toni pada bapaknya.
"Gimana cara terbaik untuk buat dia kapok!" pikir pak Sopian bicara pada dirinya sendiri.
"Itu sih, gampang pak cara buat Roman kapok!" timbal Yayan kepada pak Sopian.
Toni dan pak Sopian serempak memandang Yayan.
"Gimana caranya!" tanya pak Sopian.
"Bapak lamar Morrin cepat cepat. dengan begitu tak berani dah Roman ganggu Toni lagi!" jawab Yayan serius.
Wah, diam diam ni anak jenius juga, guman Toni dalam hati.
"Memamgnya kamu suka sama Morrin?!" tanya Astri pada Toni.
"Mereka sama sama saling menyintai ma! Tak bisa pisah, bagai kertas yang sudah dilem lalu ditempelkan pada kertas lainnya!" jawab Yayan duluan sebelum dijawab oleh Toni.
"Baiklah,kalau gitu aku pergi nyamperin pak Rifky dulu biar anaknya diajar!" kata pak Sopian lalu pergi.
...----------------...
Di kafe,
Pak Rifky sedang berbincang bincang dengan beberapa client. Mereka menikmati minuman dan beberapa aneka hidangan disebuah cafe elit khusus tempatnya orang orang kaya.
Mereka tampak bergembira atas keberhasilan mendapatkan proyek jalan tol disumatra barat. Kegembiraan itu pudar dengan kemunculan pak Sopian yang tiba-tiba saja mencabut kerja sama itu.
Dengan wajah murka dia mendatangi pak Rifky, "Hay pak Rifky aku mengundurkan diri dalam proyek ini," kata pak Sopian yang sudah dipendam emosi.
Pak Rifky masih belum mengerti dengan pak Sopian yang datang tiba-tiba marah.
"Kuperingatkan kepadamu agar tidak ganggu putraku lagi sebelum dia kulaporkan kepolisi atas perlakuannya sama anakku!" kata pak Sopian mengancam.
"Bentar dulu, pak Sopian! Kita ini sudah sama-sama tua. Kalau ada aoa-apa harus diselesaikan dengan kepala dingin!" ucap pak Rifky tenang.
"Bagaimana aku bisa tenang!Putraku satu satunya, yang kudapatkan dengan susah payah pulang dengan wajah hancur!" teriak pak Sopian berapi-api.
"Terus kamu percaya, kalau yang melakukannya adalah putraku!" tanya pak Rifky.
"Aku bisa membuktikannya kalau dia mengeroyok anakku!" kata pak Sopian dengan napas gemetar.
"Tetapi tak boleh dong...kamu mengundurkan diri dari apa yang telah kita sepakati!" pinta pak Heru berusaha menahan pak Sopian agar tidak keluar dari kerja sama.
"Tentu saja bisa, siapa bilang tidak bisa karena aku telah menanda tangani surat perjanjian dimana aku boleh keluar kalau pekerjaan ini ku anggap akan merugikanku!" ungkap pak Sopian.
"Terus ini apa hubungan dengan kontrak kerja sama kita!" sanggah pak Rifky.
"Tentu saja tetap ada. Anakku menderita pisik oleh anak rekan bisnisku!" jawab pak Sopian.
Pak Heru dan teman-teman berusaha menengahi perselisihan itu. Tetapi, pak Sopian tetap dengan pendiriannya untuk keluar dari kerja sama yang telah mereka tanda tangani.
Malamnya pak Rifky belum juga pulang kerumah karena mereview ulang hasil kerja sama yang telah disepakati dengan keluarnya pak Sopian.
...----------------...
Sedang dirumah! Tampak sebuah mobil yang ditumpangi oleh seorang gadis cantik keluar dari mobil dengan dandanan yang cantik.
Ibu Marisa tersenyum bahagia menyambut Winda yang baru tiba dirumahnya.
"Winda! Wih...cantiknya!" sambut Marisa menyambut Winda dengan pelukan.
"Mama Marisa...!" Winda memeluk Marisa dengan manja.
"Roman sedang apa didalam ma...!" tanya Winda penasaran ingin melihat wajah Roman yang diceritakan oleh Marisa tadi sore.
"Ada didalam lagi istirahat!" sahut Marisa dengan tersenyum.
Usai memeluk Marisa Winda langsung lari kedalam untuk melihat wajah tampan yang diceritakan Marisa.
Winda langsung terpesona memandang seorang pria duduk tenang menatap hand phonenya.
Roman menata seorang gadis anggun tersenyum menatap wajah Roman yang menatapnya. wajah gadis itu adalah Morrin pujaan hatinya.
"Mas Roman...!" panggil Winda.
Roman yang dipanggil oleh seorang wanita yang belum dikenal tampak bingung.
sedangka Winda yang melihat ketampanan Roman terkagum kagum. Dan tampak malu-malu mendekati Roman. Dan diapun berlari tanpa sungkan sungkan langsung memeluk Roman.
Roman langsung menutup hand phonenya tersentak kaget tiba tiba ada seorang gadis yang belum dikenalnya sama sekali. Datang memeluk dan merangkulnya.
"Ini siapa?" tanya Roman mendorong tubuh gadis itu dengan suara perlahan dan lembut.
"Itu Winda putri teman mama!" jawab Marisa tersenyum pada Roman.
"Ma, baru kali ini aku lihat ada wanita memeluk seorang pria yang belum mengenalnya. Kecuali wanita malam seperti yang banyak terjadi di panti tuna susila!" kata Roman kesal pada mamanya.
"Dia sudah lama mengenalmu nak, cuman kamu saja yang belum mengenalnya!" jawab Marisa
"Sekarang saya perkenalkan kamu, agar kamu kenal!" lanjut mamanya memperkenalkan Winda.
"Aku tidak suka perempuan seperti ini ma...!" tolak Roman.
"Tidak boleh kamu berkata seperti itu sama mama dan dia ini pilihan mama untuk kamu!"
Gampang sekali mulut Marisa mengucapkan pilihan mama padahal Roman tidak suka dengan perkataan mamanya."
"Masih ada ya?! Ibu yang
memperkenalkan pilihannya! Sama anaknya!" sindir Roman dengan wajah kesal.
"Roman...aku carikan kamu perempuan yang selevel dengan kita bukan seperti Morrin...yang hanya ingin mamfaatkan kamu saja!" teriak Marisa pada Roman yang terlihat tidak peduli dengan kehadiran Winda.
"Itulah sebabmya aku suruh bapakmu menyekolahkan kamu di Amerika biar kamu bisa lupakan Morrin dan sekarang kupilihkan kamu perempuan yang lebih baik dari Morrin!" sambung Marisa menasihati Roman.
Roman tidak mau bertengkar dengan mamanya. yang bisa dilakukan Roman hanyalah diam.
Winda perempuan yang tidak tahu malu ini berusaha menarik perhatian Romam.
Namun, Roman sedikitpun tidak tertarik.
"Roman...tidak apa apa kan kita ngobrol, agar kita bisa saling mengenal. ya... siapa tahu lama lama kamu suka sama aku. Kalau aku sih sudah suka sama kamu!" rayu Winda menggoda Roman.
Roman tidak habis pikir mengapa ibunya mencarikan dirinya perempuan yang tidak benar, tidak ada bedanya dengan perempuan murahan yang ada dijalanan.
nah, gays bagaimana kelanjutan hubungannya dengan perempuan pilihan mamanya?. Untuk mengetahui kelanjutannya baca episode selanjutnya.
trimakasih jangan lupa like dan share ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Arjuna Wera
main nyosor aj tu cewe udh g ad harga diri sama sekali
2022-07-17
0
ynynita
hallo kak, aku dateng lagi nih. masih bisa saling supportkan 😊 ditunggu kedatangan di cerita baruku ya, salam green city
2022-05-13
0
amrullah ullah
lanjut
2022-01-31
0