LENTERA TERUSLAH BERSINAR
“Ayah.. ayah..! Buka pintunya Yah!” seorang gadis menggedor – gedor pintu mobil di pinggir jalan yang sepi. Dia yang tiba – tiba diturunkan ayahnya di jalan merasa tidak terima.
“Ayah capek ngurus kamu Tera.. Pergi ke rumah nenekmu sana!” membuka jendela sambil melempar tas milik Tera.
“Jangan begini dong Yah! Aku nggak seperti yang Ayah pikir.. Please Yah..” rengeknya pelan.
“Tera nggak mau tinggal disini..” ucapnya lirih, berharap ayahnya akan iba.
“Kamu tau gara – gara kamu, mama kamu jadi sering stress karena harus bolak balik kesekolah!”
“Sudah berapa kali kamu di keluarkan dari sekolah karena kenakalan kamu?” emosi laki – laki itu sedikit mereda.
“Lebih baik kamu tinggal bersama nenekmu di sini. Ayah tidak bisa mengantarmu sampai rumah.” laki – laki itu kemudian menutup jendela mobinya dan melajukkan mobilnya meninggalkan gadis itu yang masih terpaku.
“Jadi ayah lebih memilih wanita itu, baiklah..” gumannya sambil berjalan lunglai sesekali dia menendang batu atau kaleng yang dia jumpai di jalan yang dia lalui.
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00. Di depan rumah sederhana itu dia berhenti. Sebenarnya tidak kelihatan seperti rumah karena di depan merupakan kedai tempat berjualan masakan. Nampak seorang wanita yang sudah berumur sedang membereskan meja, sepertinya hendak menutup kedai. Dia tak menyadari ada seorang gadis yang sudah berada di dekatnya sambil menatapnya sedari tadi.
“Nenek...” ucap gadis itu pelan. Sontak wanita itu menoleh ke arah sumber suara.
“Tera...” berjalan mendekat dan berhambur memeluk cucu yang sangat dia rindukan itu.
“Ayo masuk! Nenek juga sudah selesai. Kenapa kamu kesini malam – malam begini? Apakah kamu sendirian?” beragam pertanyaan mengalir begitu saja wujud keheranannya.
“Sudahlah.. Ayo kita kedalam dulu.” katanya kemudian sambil menuntunnya ke dalam rumah tanpa menunggu jawaban Tera.
“Kamu di sini dulu, nenek siapkan makan untukmu!” sambil berlalu meninggalkan Tera yang terduduk lesu di ruangan itu. Lelah, mungkin itu yang tera rasakan.
Tak berslang lama nenek Tera datang membawa nampan berisi makan malam untuk Tera.
“Makanlah kamu pasti lapar.” sembari menyodorkan makanan kedekat Tera.
“Terima kasih nek.” mengambil makanan dan memakannya dengan lahap. Tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Makanan yang dimasak oleh nenek mengingatkannya dengan masakan ibunya. Rasa yang sama, rasa yang selalu membuatnya rindu akan sosok lembut yang dahulu selalu menyayanginya. Membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Nenek yang menyadari perubahan sikap cucunya segera mendekat dan memeluknya. Dia tahu apa yang Tera rasakan. Kehilangan ibunya membuatnya terpukul. Rasa sedihnya yang mendalam membuat sikapnya berubah. Apalagi setelah ayahnya menikah lagi dengan Monica. Wanita licik yang dahulu bekerja sebagai asisten ibunya.
“Sudahlah.. jangan bersedih..” suara nenek memecah keheningan.
“Kamu bertengkar dengan ayahmu lagi.” nenek menatap Tera lembut dan mendapati gadis itu mengangguk.
“Tera memang pantas diusir ayah nek.” sambil menangis dipelukan nenek.
“Tera bandel.. Tera dikeluarkan lagi dari sekolah.” masih sambil meraung – raung berharap mampu membuang beban yang ia tanggung. Nenek dengan sabar mengusap –usap punggungnya dan sesekali membetulkan anak rambut Tera yang menutupi wajah sendunya.
“Nenek.. Tera tidak mau sekolah lagi.” ucapnya kemudian. Tangisnya mulai mereda.
“Boleh kan nek, Tera tinggal di sini dan membantu Nenek berjualan?” tanyanya dengan sedikit menghiba.
“Kamu cucu nenek, tentu saja kamu boleh tinggal disini..” jawab nenek sambil tersenyum.
“Tapi untuk sekolah, nenek akan tetap memasukkan kamu ke sekolah terdekat di sini.” lanjutnya menatap Tera intens.
“Kamu sudah kelas 12, bukannya sebentar lagi lulus? Nenek berharap kamu tidak mengecewakan nenek.”
Tera tak dapat berkata apa – apa dia hanya mampu mengangguk setuju. Mereka lalu saling diam. Tera masih enggan lepas dari pelukan neneknya. Setelah melihat Tera sudah tenang, nenek Lydia merenggangkan pelukannya dan mengusap lembut kepala Tera.
“Tera.. kamu istirahat di kamar itu ya.” sambil menunjuk kamar di samping ruang makan dan dapur.
“Kamar depan yang biasa kamu tempati sudah di sewa orang.”
“Nenek tidak tahu kapan dia akan menempatinya, tapi dia sudah melunasi uang sewanya.” nenek menjelaskan sambil merapikan sisa mkan malam Tera dan berdiri hendak membawanya ke dapur.
“Baiklah Nek. Tera ke kamar dulu ya?” berdiri sambil menjinjing tas yang dia bawa tadi menuju kamar yang ditunjukkan neneknya.
“Istirahatlah! Besok nenek bantu membereskan barang – barangmu.” dari dapur nenek menjawab.
“Iya Nek.. Nenek juga istirahatlah. Nenek pasti lelah.”
“Selamat malam Nek!” tak lama kemudian Tera sudah masuk ke dalam kamarnya. Tera mengamati kamar yang dia tempati. Bersih.. Dia kemudian merebahkan tubuhnya di kasur dan tak berapa lama kemudian dia bangun lagi. Berjalan kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan peralatan mandinya. Dia berjalan ke kamar mandi yang berada di luar kamarnya untuk bersih – bersih dan ganti baju.
Keluar dari kamar mandi rumah sudah nampak sepi, nenek mungkin sudah tidur. Tera kembali berjalan menuju kamarnya dan beristirahat. Tak butuh waktu lama dia pun terlelap mungkin karena dia lelah menangis tadi. Setidaknya dia merasa lega bisa menumpahkan kesedihan yang selama ini dia pendam sendiri.
Di kamar nenek duduk di tempat tidurnya. Rupanya dia belum tidur seperti yang Tera kira. Nenek Lydia memandangi foto Siska yang sedang tersenyum. Dalam foto itu nampak Siska menggendong Tera yang masih kecil bersama suaminya. Mereka nampak bahagia. Kemudian dia meletakkan figura itu kembali dan meraih album foto. Dalam album itu nampak foto – foto Lydia, Siska dan juga Tera dalam berbagai gaya dan di berbagai momen. Mulai dari Tera kecil hingga beranjak remaja sebelum Siska tiada.
“Aku akan merawat Tera Nak..”
“Aku akan menyayanginya selama sisa umurku..”
“Semoga kamu bahagia di sana..” bulir bening mengalir dari sudut mata nenek Lydia. Tangannya mengusap wajahnya yang basah kemudian menutup album foto itu dan memasukkan ke laci meja kamarnya. Nenek Lydia berbaring dan memejamkan matanya. Nampak senyum tersungging saat dia terlelap.
*****
Pukul 05.00 pagi nenek sudah terbangun. Biasanya dia ke pasar, tapi tidak untuk hari ini karena ingin memasukkan Tera ke sekolah. Dia akan buka jualan di kedai agak siang. Setelah membuka kulkas dia rasa bahan untuk jualan hari ini masih mencukupi.
Meski usianya tak muda lagi, nenek masih dengan cekatan meracik bahan – bahan untuk dimasak pagi ini. Dia ingin memasak capcay dan bakmi goreng untuk mereka sarapan. Sesekali dia menoleh kamar Tera. Mengamati kalau cucunya sudah bangun akan dia minta untuk bersiap – siap ke sekolah. Memasak sudah hampir selesai namun Tera juga belum ada tanda – tanda untuk bangun. Nenek kembali melanjutkan aktifitasnya dan menyiapkannya di meja makan.
Setelah selesai dia menuju kamar Tera dan mengetok pintu.
“Tera.. sudah jam 6 sayang.. cepat bangun..”
“Hari ini kita ke sekolah sayang..” karena tidak ada jawaban nenek kemudian membuka pintu dan mendapati cucunya yang masih terlelap tanpa merasa terganggu dengan suaranya barusan.
“Sayang.. sudah pagi.. Bangun sayang..” nenek menggoyang – goyang tubuh Tera pelan. Tera mulai menggeliat dan mengerjap – ngerjapkan matanya.
“ Walau bangun tidur masih cantik, persis kamu Siska..” kata nenek dalam hati.
“Tera mandi dulu ya Nek..” kata Tera kemudian setelah sadar dan mengumpulkan nyawanya sehabis bangun tidur. Tera duduk di tepi ranjangnya. Sesekali masih menguap.
“Iya. Nenek juga mau mandi dulu.”
“Nanti Tera tunggu nenek di meja makan ya. Nenek masak capcay kesukaan kamu.” nenek bediri dari tempat tidur Tera dan berjalan ke luar.
“Baik Nek.” jawab tera singkat. Tera mengambil baju dari dalam tasnya dan berjalan menuju kamar mandi. Sebenarnya dia malas untuk sekolah lagi tapi dia tak mau membuat neneknya kecewa. Sudah seminggu Tera tidak sekolah setelah dikeluarkan dan mengambil berkasnya di sekolah.
.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Umma Athaya
aku baru mampir dan nyimak alur ceritanya,Thor 😊
2022-02-23
0
Hadijah Ijah
suka banget ni cerita nya nex terus ya Thor.
2021-11-09
1
Li Permana
Bagus banget, semangat ya
2021-11-01
1