Di halte bus

Pulang sekolah diparkiran masih ramai. Tera bersandar di tembok menunggu lalu lalang siswa mengambil kendaraannya. Setelah lumayan lengan dia berjalan ke parkiran sepedanya.

"Hai cantik, sendirian aja." sapa seorang siswa sambil memainkan kunci motornya.

Tera tak menanggapi sambil terus berjalan ke parkiran.

"Ehh, tunggu. Main kabur aja." mengikuti Tera sampai di dekat sepeda Tera.

"Minggir!" Tera memutar sepedanya dan naik ke sedel. Tapi setang sepedanya di tahan sama siswa tadi.

"Gue Andra." cowok itu mengulurkan tangan.

"Lentera." Tera membalas berjabat tangan.

"Udah aku mau pulang. Jangan halangi jalan !" ucap Tera tegas.

"Rumah loe mana biar gue antar jemput. Hari gini masih naik sepeda." ucap Andra dengan gaya sombongnya.

"Gak perlu. Terima kasih. Bye." ucap Tera langsung mengayuh sepedanya cepat karena cuaca sudah mendung gelap.

"Menarik." guman Andra lalu berjalan menuju motor gedenya dan pulang.

.....

Di halte bus agak jauh dari sekolah, seorang pemuda duduk diatas sepedanya, sesekali melihat ke arah jalan raya. Dari kejauhan nampak seseorang yang dia tunggu. Tera.

"Hai.." ucap Tera setelah mendekat.

"Hai.. Yukk keburu hujan." ucap Wisnu sambil mengayuh sepeda menjajari Tera lalu memelankan laju sepedanya menjadi di belakang Tera.

"Kamu kenapa berhenti di halte?" tanya Tera setengah berteriak karena kondisi jalan yang lumayan rame.

"Nungguin kamu." ucap Wisnu juga keras.

"Hujan nih. Berteduh dulu yukk." Tera berhenti di sebuah telepon umum yang sudah tidak digunakan diikuti oleh Wisnu.

Hujan turun dengan derasnya baju Tera sedikit basah dan menampakkan sesuatu yang tidak layak dilihat. Dia tidak membawa jaket karen dia pikir tidak akan turun hujan. Dia berusaha menutupi tubuhnya bagian depan dengan tasnya.

"Ini kamu pakai aja." Wisnu menyerahkan jaketnya karena melihat Tera kedinginan.

"Terima kasih." Tera memakai jaket Wisnu dan sedikit menjauh.

Atap yang kecil membuat hujan memercik ke arah mereka apalagi mereka malah berada di tepi. Hujan yang semakin deras mau tidak mau Wisnu bergeser ke arah yang lebih terlindung tapi dia melihat Tera tak bergeming dan terpercik air hujan. Petir bersahutan membuat Tera merasa takut. Dia ingin mendekat ke arah Wisnu tapi ragu.

"Kemari Tera." panggil Wisnu. Dan Tera bejalan mendekat.

"Kalau tadi kamu pulang duluan pasti tidak kehujanan." ucap Tera.

"Kamu mau kehujanan sendiri?" tanya Wisnu.

"Sudah biasa." ucap Tera.

"Tadi di sekolah aja galak banget." Tera berkata sambil menoleh ke arah lain.

"Ya kan kamu nggak memperhatikan."

"Tera.. Kamu tau tempat makan yang dekat dari sini nggak?" tanya Wisnu.

"Aku nggak tau. Baru juga 3 hari aku tinggal disini." ucap Tera.

"Sebelumnya kamu tinggal dimana?" tanya Wisnu.

"Penting ya ??" Tera balik bertanya.

"Ya, kalau kamu nggak mau aku tau ya udah." ucap Wisnu sambil melihat ke atas seperti memendam beban.

"Aku di usir sama ayah." ucap Tera lirih.

Ada kesedihan yang sangat dalam di mata Tera. Wisnu tak mampu bertanya lagi takut itu membuat Tera sedih.

"Kalau kamu mau cerita. Aku siap jadi pendengar." ucap Wisnu kemudian.

"Terima kasih. Tapi tidak untuk saat ini." ucap Tera menatap Wisnu penuh arti.

"Bagaimana kalau kita berteman dan saling terbuka." ucap Wisnu sambil mengangkat tangannya dan mengacungkan kelingkingnya.

"Berteman!" Tera menyambutnya dengan menautkan kelingkingnya dan Wisnu. Mereka sama - sama tersenyum penuh arti.

"Kak, aku boleh jujur nggak." kata Tera.

"Boleh." Wisnu mengernyitkan dahinya.

"Aku anak yang badung, aku dah sering pindah sekolah sebelumnya. Aku mana ngerti pelajaran karena sering bolos. Juga ada yang bilang gak punya etika." ucap Tera sedikit berat dan berkaca - kaca.

"Terus.. Kamu pikir aku gak mau berteman sama kamu gitu ?" Wisnu menatap Tera lekat.

"Kak Wisnu nggak malu punya teman seperti aku. Apalagi kalau ketahuan murid yang lain." ucap Tera.

"Tak masalah." jawab Wisnu singkat.

"Kak, kalau bisa warga sekolah jangan sampai tahu ya tentang pertemanan kita." ucap Tera.

"Baiklah. Jangan terlalu dipikirkan. Lihat hujan sudah reda." ucap Wisnu sambil menunjuk ke atas.

"Pulang yukk. Nenek pasti khawatir." ucap Tera.

"Ayookk. Lets goo.." Wisnu mengayuh sepedanya cepat membuat Tera ikutan mengejarnya tapi kemudian Wisnu mengalah dan berada di belakang Tera.

Rasa ingin melindungi muncul di hati Wisnu. Entah mengapa dia merasa semua hal yang ada di Tera menarik baginya.

Sepulang sekolah Tera membantu neneknya dan mulai mau belajar di malam hari dibimbing oleh Wisnu. Nenek sangat bahagia melihat perubahan Tera. Kerasnya sifat Riswan ayahnya membuat anak itu menjadi pembangkang. Apalagi tidak ada sosok ibu yang memberinya kasih sayang. Ibu tiri tera terlalu sibuk dengan sosialitanya dan tidak pernah menganggap Tera ada.

Sebulan berlalu..

Wisnu dan Tera semakin akrab. Tera menjadi siswa yang lumayan disiplin. Tanpa dibangunkan nenek sekarang Tera sudah terbiasa bangun pagi.

Pagi hari Tera melihat nenek mengeluarkan koper dari dalam kamarnya dan membawanya ke ruang tamu. Tera sedang duduk menonton TV karena hari ini hari libur.

"Nek, ini koper buat apa?" tanya Tera.

"Tera.. Dito adek nenek yang di kota Bandung sakit keras. Nenek tadi menerima telfon dari Sinta. Nenek berencana untuk menjenguknya sayang." ucap nenek.

"Berapa lama Nek?" ucap Tera cemberut.

"Paling cuma 3 hari sayang. Apa kamu mau ikut?" tanya nenek.

"Tera di rumah aja nek, klo nggak masuk sekolah takut ketinggalan pelajaran." ucap Tera.

"Baguslah sekarang cucu nenek sudah berubah. Nenek bangga sama kamu sayang." ucap nenek sambil memeluk Tera.

"Nenek mau kemana?" tanya Wisnu keluar kamar.

"Mau menjenguk adek nenek nak. Bisa minta tolong jagain Tera ya selama nenek nggak ada." ucap nenek.

"Jangan lupa kunci pintu depan kalau malam. Di kulkas masih ada lauk buat dipanasi dan juga bahan masakan kalau mau di masak." nenek menjelaskan.

"Baiklah nek, Nenek jangan khawatir." ucap Wisnu.

"Oh ya nenek mau naik apa?" tanya Tera.

"Nenek mau naik kereta saja." jawab nenek.

"Ya udah, saya pesankan taksi dulu ya nek." Wisnu mengotak atik HPnya mengirim pesan ke agen taksi terdekat.

"Yuk Nek kita tunggu taksinya di depan." kata Tera sambil bergelayut di lengan neneknya.

Wisnu membantu membawakan kopernya.

Di depan kedai mereka bertiga menunggu taksi yang dipesan datang. Sesekali nampak pengunjung kedai datang dan kemudian berbalik karena sedang tutup. Tak berapa lama taksi datang, nenek segera naik dan berlalu.

Wisnu dan Tera masuk ke dalam rumah kembali.

"Libur begini kita mau ngapain ya. Bosen aku nonton TV mulu." kata Tera.

"Eh, gimana kalau kita ke mall. Kayaknya deket dari sini." ucap Wisnu.

"Boleh sich.. Tapi aku mana ada uang. Ini cukup buat ke sekolah aja." ucap Tera sambil menunjukkan dompetnya.

"Kan nggak harus belanja. Kita makan kentaki dan beli es krim aja bagaimana??" tanya Wisnu.

Tera masih nampak berpikir.

"Tenang aku yang traktir. Anggap aja bonus kamu kemarin dapet nilai 100." kata Wisnu.

"Emm.. ya udah dech aku ganti baju dulu." kata Tera.

"Nggak usah kamu gitu aja dah oke kog. Tinggal ambil jaket aja." ucap Wisnu sambil mengacungkan jempol.

"Baiklah, yuk lets goo.." ucap Tera berjingkrak sambil menyambar jaketnya dan...Brukk.. Tera jatuh menimpa Wisnu yang duduk di karpet karena tersandung.

Wajah mereka saling berdekatan. Detak jantung mereka berpacu. Sebagai laki - laki normal tubuh Wisnu bereaksi merasakan sesuatu menempel di tubuhnya. Ingin sekali dia mencium Tera saat itu namun dia urungkan. Tera pun masih tak bergeming. Dia begitu terpana melihah wajah tampan di hadapannya. Membayangkan bibir indah itu menciumnya. Setelah tersadar dia buru - buru bangkit.

Beberapa saat mereka saling diam, mencoba menetralkan kegugupannya.

Hening.

"Kamu sudah siap?" ucap Wisnu memecah kebekuan diantara mereka.

"Siap, yukk." Tera beranjak dari duduknya.

"Yuk.. kita jalan kaki aja ya." ucap Wisnu masih sedikit gugup.

"Okey." Tera menjawab sambil mengunci pintu rumah.

Mereka berjalan menuju mall dengan santai. Masih ada rasa canggung setelah kejadian di rumah tadi. Wisnu mencoba bersikap biasa dan mengajak Tera berbicara. Selama kurang lebih 15 menit mereka akan sampai di mall.

.....

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Umma Athaya

Umma Athaya

cieee bunga2 cinta mulai berseri diantara Wisnu dan tera 😍

2022-02-23

0

Li Permana

Li Permana

Saya udah mampir kak, pastinya udah like. Semangat terus ya

2021-11-01

1

Dewi Masitoh

Dewi Masitoh

smgt trs kakk

2021-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Di Usir dari rumah
2 PENYEWA KAMAR GANTENG
3 Mulai Akrab
4 Masuk Sekolah
5 Di halte bus
6 Ungkapan Cinta Wisnu
7 First Kiss
8 Jealous
9 Jengkelin vs Mak Lampir
10 Wenny oh Wenny
11 Hampir Saja
12 Terungkap
13 Posesif
14 Bertemu Martin
15 Rencana Perjodohan
16 Umpan Meleset
17 Gagal Lagi
18 Foundation
19 Pulang ke Jakarta
20 Hari Pernikahan
21 The First Night
22 Berulah
23 Kedatangan Dokter Erick
24 Rumah Mertua
25 Di Sambut di Kalimantan
26 Suasana Pagi
27 With Mami Mertua
28 Mami, Aku Seorang Badgirl
29 Kenangan
30 Kedok Terbongkar
31 Tamu Tak Di Undang
32 Ujian Cinta
33 Queen Medusa
34 Queen Medusa 2
35 Mulai Beraksi
36 Pelakor Berkumpul
37 Tera Ngambeg
38 Salah Paham
39 Pertengkaran
40 Berbaikan
41 Salad oh Salad
42 Perang Mulut
43 Someone Like You
44 Airmata Tera
45 Paraplegia
46 Musibah Beruntun
47 Mulai Ngidam
48 Queen Goriztma
49 King Goriztma
50 Papi Hiro, Mami Ryuki
51 Pulang ke Indonesia
52 Baby Twin
53 Kebahagiaan yang Nyata
54 Kerinduan
55 Selamat Jalan Nenek
56 USG
57 Ryuki Terluka
58 Ketabahan Hati Ryuki
59 Aku Rindu
60 Hantu Tampan
61 Masih Cemburu
62 Tera dan Manda
63 Ketulusan Tera
64 Mami Super Heboh
65 MIMPI BURUK
66 Memakan Umpan
67 Sekumpulan Orang Menyedihkan
68 Ada - ada Saja
69 Monika Selamat
70 Kabar Mengejutkan Tentang Monika
71 Kesal
72 Misteri Kematian Siska
73 Penyesalan Riswan
74 Tera Pergi Riswan Datang
75 Tiba di Pulau Bora
76 Siap Tempur
77 Malam Menegangkan
78 Izumi Sakura dan Bora Ryan
79 Kesan Pertama Menjadi Orang Tua
80 Pengumuman
81 Pengumuman
82 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Di Usir dari rumah
2
PENYEWA KAMAR GANTENG
3
Mulai Akrab
4
Masuk Sekolah
5
Di halte bus
6
Ungkapan Cinta Wisnu
7
First Kiss
8
Jealous
9
Jengkelin vs Mak Lampir
10
Wenny oh Wenny
11
Hampir Saja
12
Terungkap
13
Posesif
14
Bertemu Martin
15
Rencana Perjodohan
16
Umpan Meleset
17
Gagal Lagi
18
Foundation
19
Pulang ke Jakarta
20
Hari Pernikahan
21
The First Night
22
Berulah
23
Kedatangan Dokter Erick
24
Rumah Mertua
25
Di Sambut di Kalimantan
26
Suasana Pagi
27
With Mami Mertua
28
Mami, Aku Seorang Badgirl
29
Kenangan
30
Kedok Terbongkar
31
Tamu Tak Di Undang
32
Ujian Cinta
33
Queen Medusa
34
Queen Medusa 2
35
Mulai Beraksi
36
Pelakor Berkumpul
37
Tera Ngambeg
38
Salah Paham
39
Pertengkaran
40
Berbaikan
41
Salad oh Salad
42
Perang Mulut
43
Someone Like You
44
Airmata Tera
45
Paraplegia
46
Musibah Beruntun
47
Mulai Ngidam
48
Queen Goriztma
49
King Goriztma
50
Papi Hiro, Mami Ryuki
51
Pulang ke Indonesia
52
Baby Twin
53
Kebahagiaan yang Nyata
54
Kerinduan
55
Selamat Jalan Nenek
56
USG
57
Ryuki Terluka
58
Ketabahan Hati Ryuki
59
Aku Rindu
60
Hantu Tampan
61
Masih Cemburu
62
Tera dan Manda
63
Ketulusan Tera
64
Mami Super Heboh
65
MIMPI BURUK
66
Memakan Umpan
67
Sekumpulan Orang Menyedihkan
68
Ada - ada Saja
69
Monika Selamat
70
Kabar Mengejutkan Tentang Monika
71
Kesal
72
Misteri Kematian Siska
73
Penyesalan Riswan
74
Tera Pergi Riswan Datang
75
Tiba di Pulau Bora
76
Siap Tempur
77
Malam Menegangkan
78
Izumi Sakura dan Bora Ryan
79
Kesan Pertama Menjadi Orang Tua
80
Pengumuman
81
Pengumuman
82
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!