Pagi hari di rumah bu Lydia masih sunyi, sepulang dari pasar dan menaruh belanjaannya di kedai dia langsung ke rumah belakang. Dia teringat cucunya yang pasti belum bangun. Hari ini dia pertama masuk sekolah.
"Teraa.. Teraaa.. bangun sayang." panggil nenek dari luar. Benar saja Tera masih lelap terbuai mimpi.
"Hmm.. Iya Nek. Masih pagi juga." gerutunya sambil mengucek - kucek matanya.
"Kalau siang telat lah sayang." kata nenek sambil menarik selimut Tera untuk dilipat.
Nenek menyiapkan seragam untuk Tera dan menaruhnya dipangkuannya.
"Buruan mandi sayang.." nenek membantu Tera berdiri dan membawanya ke kamar mandi. Tera berjalan malas, sesekali dia masih menguap.
Setelah dipastikan mandi, nenek bergegas ke dapur menyiapkan sarapan.
"Wah, wangi banget nek." kata Tera sambil berlalu ke kamarnya untuk bersiap - siap.
Nenek tak menyahut hanya tersenyum sambil mengaduk masakannya.
"Nek aku berangkat dulu ya." Wisnu sudah rapi menghampiri nenek yang sedang menata sarapan.
"Sarapan dulu nak Wisnu. Sayang sekali nenek dah masak banyak." ucap nenek sambil menarikkan kursi untuk Wisnu.
"Terima kasih Nek. Tiap hari merepotkan." ucap Wisnu.
"Jangan bicara seperti itu lagi Nak. Buruan ambil sarapan kamu!" kata nenek memberikan piring dan mendekatkan nasi dan lauk pauknya.
"Tera mana Nek?" tanya Wisnu.
"Masih bersiap di kamar. Nah tuh dia.." ucap nenek sambil menoleh Tera yang datang mendekat.
"Wah, ketinggalan dong aku." ucap Tera sambil duduk dan langsung memakan sarapan yang sudah diambilkan oleh nenek.
"Iya kamu telat." sahut Wisnu yang sudah menyelesaikan makannya secepat kilat. Dia menatap Tera yang baru sarapan.
"Kamu bareng aku apa berangkat sendiri." tanya Wisnu.
"Kamu duluan aja. Emang aku anak kecil apa gak berani sendiri." ucap Tera sambil terus melahap sarapannya.
"Ya udah aku duluan, mau registrasi dulu soalnya."
"Nek aku pamit dulu ya." Wisnu meraih tangan nenek dan menciumnya.
"Hati - hati nak. Kamu pakai aja sepeda nenek di garasi samping kedai." ucap nenek.
"Baiklah nek. Terima kasih." ucap Wisnu sambil berlalu.
"Terima kasih teruuusss, emang gak capek apa." ucap Tera galak membuat nenek geleng - geleng.
Wisnu tak mau ambil pusing dan terus berlalu. Tak ada habisnya ngurusin tuh cewek, batin Wisnu.
"Itu tandanya Wisnu anak yang baik Tera." ucap nenek.
"Tera juga mau berangkat nek." ucap Tera sambil menengadahkan tangannya meminta uang saku.
Nenek sudah paham lalu mengeluarkan beberapa lembar uang untuk Tera.
.....
Di sekolah
Tera berjalan dengan anggun menuju ke ruang guru. Banyak pasang mata menatapnya tak berkedip. Tak dapat dipungkiri wajahnya memang sangat cantik dan nampak kalem. Siapa yang menduga kalau dia seorang bad girl yang sering pindah sekolah.
Di ruang guru dia langsung dipersilahkan masuk karena mereka sudah diberi tahu oleh kepala sekolah.
"Kamu Lentera ya?" tanya guru itu yang juga nampak terpesona.
"Saya Prastyo." ucap guru laki - laki yang tampak masih muda itu mengulurkan tangannya.
"Lentera Pak." membalas untuk berjabat tangan.
"Mari saya antar ke kelas kamu. Saya wali kelas kamu dan juga guru olahraga disini." ucap Tyo.
"Baik pak.. pak.. pras.." Tera mengingat - ingat nama gurunya itu.
"Tyo. Panggil saya Tyo. Murid - murid yang lain biasa memanggil begitu." ucap Pak Tyo.
"Panggil sayang juga boleh kalau di luar sekolah." lanjutnya sambil mengerlingkan mata membuat Tera memutar bola mata muak pengen cepet - cepet sampai kelas.
Gila nih guru, bisa - bisanya ngegombal. Ganteng sih, tapi masih gantengan kak Wisnu. Apaan sih kog malah jadi mikir kak Wisnu.
"Udah sampai, jangan melamun terus. Aku ganteng ya sampai gak fokus gitu." ucap Pak Tyo narsis.
"Ihh kepedean." guman Tera lirih.
Pak Tyo dan Tera berdiri di depan kelas 12 IPA 3 untuk memperkenalkan diri. Seisi kelas saling berbisik, ada yang suka, ada yang nggak suka, ada juga yang masa bodoh dengan kehadiran Tera.
"Siapa yang tempat duduknya masih kosong tunjuk jari?" tanya Pak Tyo.
"Saya Pak." Tasya mengangkat tangannya.
"Baik. Tera kamu duduk disamping Tasya ya." ucap Pak Tyo mempersilahkan Tera duduk.
"Baik Pak." Tera berjalan menuju ke tempat duduknya. Diperjalanan ada kaki seorang siswi dijulurkan ke samping agar Tera jatuh. Tera pura - pura tidak lihat, begitu dekat dia segera menginjak kaki itu keras - keras. Rasain, batin Tera.
Nampak siswi itu meringis kesakitan namun menahan suaranya hingga wajahnya memerah seperti menahan buang angin. Tera tertawa dalam hati melihatnya dari tempat duduknya. Syukurin!!
"Perkenalan selesai anak - anak. Bapak ke kantor dulu. Setelah ini kalian belajar seperti biasa." ucap Pak Tyo lalu pergi setelah itu.
"Hai, aku Tasya." mengulurkan tangan.
"Tera." membalas uluran tangan Tasya.
"Bisakah kita berteman?" tanya Tasya.
"Hmm." jawab Tera singkat. Sebenernya dia enggan berteman dengan siapapun tapi apa salahnya mencoba berteman.
.....
"Selamat pagi anak - anak." pak Ardi guru matematika masuk ke kelas menyapa muridnya.
"Hari ini saya tidak akan mengajar."
"Yeee.. jam kosong!!" teriak murid - murid gaduh.
"Ssstttt. Siapa bilang jam kosong." ucap Pak Ardi membuat seisi kelas kembali tenang
"Saya minta maaf anak - anak, karena saya harus mengikuti seminar pendidikan di Swiss selama 3 bulan. Untuk sementara pelajaran matematika akan dipegang oleh seorang guru baru. Bapak harap kalian bisa belajar dengan baik mengingat sebentar lagi akan ada ujian nasional." ucap pak Ardi.
"Bapak mohon maaf tidak dapat membersamai kalian mempersiapkan ujian."
"Belajarlah yang rajin agar bisa lulus dengan mudah."
Tok.. tok.. tok..
Pintu kelas diketuk seseorang. Guru muda yang nampak ganteng dan berwibawa.
Para sisiwi histeris sambil berteriak.. Oppa.. Oppa.. Mereka kebanyakan korban kegantengan boyband Korea.
"Silahkan Pak." pak Arman mempersilahkan masuk guru ganteng tersebut.
"Perkenalkan nama saya Wisnu Pradipta. Saya yang akan menggantikan Pak Arman mengajar matematika."
"Ada yang ingin ditanyakan?"
Bla.. Bla.. Bla.. perkenalan pun selesai.
"Tera Pak Wisnu ganteng banget ya." kata Tasya sambil memegang pipinya dan tersenyum senang.
"Dah biasa lihat." ucap Tera pura - pura tidak tertarik gengsi mau mengakui kalau pak Wisnu ganteng.
"Kayaknya kamu harus periksa ke dokter mata dech Ra." ucap Tasya gak terima wajah pak Wisnu dibilang biasa aja.
"Aku kan gak bilang dia jelek Sya. Aku hanya bilang biasa lihat yang model kayak gitu." ucap Tera sewot.
"Jadi ditempat kamu sekolah dulu cowoknya ganteng - ganteng ya Ra." tanya Tasya lumayan keras. Tera otomatis menutup mulut Tasya dengan mulutnya, tapi terlambat. Semua orang melihat ke arah mereka begitu juga pak Wisnu.
"Gimana dong Ra?" ucap Tasya merasa sangat ketakutan.
"Udah kamu tenang aja." Tera menenangkan.
Pak Wisnu berjalan menuju meja dimana Tera berada. Jantung Tasya udah kayak mau lompat. Dia menutup mukanya dengan buku. Berbeda dengan Vina yang masih terlihat santai seolah tak terjadi apa - apa.
"Kamu tau apa yang saya terangkan."
"Sekarang coba kamu kerjakan soal itu di depan!" ucap pak Wisnu menunjuk Tasya.
Tasya maju ke depan dan mulai mengerjakan. Dia nampak bingung kemudian dia ingat rumus yang sudah diajarkan pak Arman.
"Bagus." ucap Wisnu setelah Tasya menjawab dengan benar.
"Kamu tidak saya hukum karena kamu murid baru hari ini." ucap Wisnu menatap Tera lalu kembali melanjutkan menerangkan diselingi tanya jawab.
"Hmm." jiwa cuek Tera sedang kumat.
Tera sebenarnya pandai tapi dia tak konsen saat mengikuti pelajaran. Bahkan sering tertidur saat guru menerangkan.
Pelajaran hari ini sungguh membuatnya bosan namun dia tak berani membolos. Dia ingat pesan nenek untuk belajar dengan benar. Toh 4 bulan lagi dia akan lulus.
.....
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Umma Athaya
semangat tera
2022-02-23
0
Li Permana
Semangat!
2021-11-01
1
Sopi_sopiah
suka kak 👍
2021-10-06
1