REINKARNASI: THE RED WORLD
“Hmm…”
Nikolas mengerang pelan dalam tidurnya, ia bisa merasakan sekujur tubuhnya terasa sangat sakit seperti baru saja dipukuli lima belas orang. Indra penciumannya menangkap campuran bau karbol dan obat yang membuat kepalanya terasa sangat pusing.
Mata Nikolas mengerjap-ngerjap, berusaha menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke dalam matanya.
Sial, gumam Nikolas. Bahkan untuk membuka mata rasanya sangat berat sekali. Sekelilingnya terlihat gelap, tanda bahwa petang akan berganti menjadi malam.
Nikolas melirik ke arah pergelangan tangan kanannya, infus, tanda ia sedang berada di rumah sakit.
Kening Nikolas berkerut, masih segar dalam ingatannya beberapa saat lalu ketika suara tembakan dan peluru yang menembus lehernya menjadi pemandangan terakhir baginya di misi rahasia yang ia lakukan bersama timnya.
Apa ini yang dinamakan mukjizat? gumam Nikolas menyadari bahwa ia masih bisa merasakan tulang-tulangnya setelah mendapat luka tembak tepat di area fatal.
“Tuan? Tuan? Anda bisa mendengar saya?” Seorang perawat wanita mendekati Nikolas dengan ekspresi cemas. Tanpa menunggu jawaban lelaki itu ia lantas berlari keluar mencari dokter.
Nikolas bergumam seraya memaksakan dirinya untuk duduk, matanya menatap seisi ruangan itu.
Mereka benar-benar punya banyak waktu untuk membawaku ke rumah sakit yang bagus, decak Nikolas tidak bisa membayangkan seberapa sulit timnya melakukan pertolongan pertama dan membawanya ke rumah sakit.
“Tuan, anda bisa mendengar saya?” seorang dokter masuk ke dalam ruangan didampingi perawat tadi. Ekspresinya terlihat terkejut ketika melihat Nikolas duduk. “Anda membutuhkan sesuatu?”
“Air...Tolong beri aku air”
“Sebentar” kata sang perawat langsung buru-buru memberikan segelas air.
Nikolas menerima segelas air yang disodorkan oleh perawat dan terus meneguknya tanpa henti. Ia merasa sangat kehausan seolah sudah berhari-hari tidak mengkonsumsi cairan bening itu.
“Apa anda bisa menggerakan tubuh anda?” tanya sang dokter terlihat masih tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. Nikolas mengangguk melakukan sedikit peregangan dan bahkan memutar-mutar lehernya.
Tunggu sebentar, Nikolas meraba area lehernya. Bersih, tanpa bekas luka sama sekali.
“Apa ini jenis pengobatan terbaru, tidak ada apapun disini?”
Dokter menghela nafas terlihat sedikit lebih lega. “Syukurlah kalau anda bisa menggerakan tubuh anda. Saya sempat khawatir anda akan mengalami kelumpuhan”
“Benar...aku seharusnya bersyukur tidak menjadi cacat” gumam Nikolas mengangguk-angguk.
“Lebam-lebam anda sudah menghilang, namun luka jahit anda memerlukan lebih banyak perawatan. Saya sarankan anda tidak banyak bergerak sampai kami melakukan tes untuk memastikan bahwa kondisi tubuh anda benar-benar stabil”
“Tapi leherku terasa mulus, apa dokter menggunakan benang jenis baru?” tanya Nikolas heran kembali menyentuh area lehernya.
“Apa maksud anda?”
“Luka jahit”
Dokter tersenyum geli lalu menarik ujung celana Nikolas dan menunjukan bekas luka jahit disana. “Kaki anda terjepit di antara pintu mobil. Beruntung mereka menarik anda tepat waktu, kalau tidak anda bisa diamputasi. Selama proses penyembuhan ini pastikan jangan terlalu banyak bergerak, anda akan melakukan tes agar saya bisa memastikan kapan waktu terapi anda harus dimulai, dan juga-”
“Aku...kenapa?” tanya Nikolas memotong kalimat dokter.
“Huh?”
“Dokter bilang aku kenapa?”
“Tidak boleh terlalu banyak bergerak”
“Tidak, bukan itu” geleng Nikolas. “ Bagian awal”
“Kaki anda terjepit di antara pintu mobil”
“Terjepit?” tanya Nikolas memastikan bahwa ia tidak salah dengar. Keningnya berkerut bingung tidak bisa mengingat bagian mana dari ‘kaki terjepit pintu’ yang terjadi saat ia melakukan misi rahasia.
“Aku masuk ke rumah sakit karena kakiku terjepit pintu?”
“Ya, tapi tidak sesederhana itu. Anda mengalami kecelakaan lalu lintas. Mobil anda rusak cukup parah membuat anda terjepit, Saya pikir sebenarnya anda harus bersyukur karena anda bisa sadar dan duduk seperti ini. Bagi saya anda terlihat sangat sehat untuk ukuran pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas” jelas dokter membuat tubuh Nikolas seakan tersengat listrik, ekspresinya langsung berubah pucat.
“K-kecelakaan lalu lintas?” gumam Nikolas mematung. Mendadak ruangan menjadi senyap.
“...Tuan?” tanya dokter menatap Nikolas lekat-lekat. “Anda bisa mengingat nama anda?”
“Nikolas”
“Umur?”
“Tiga puluh lima tahun.”
Wajah dokter berpaling ke arah perawat dan menghela nafas panjang. “Kurasa kita harus melakukan CT scan”
“Baik” jawab sang perawat lalu mencatat sesuatu di atas kertas.
“Tuan, anda tahu anda berada dimana?” tanya dokter tenang.
“Aku pikir ada yang salah disini, aku-....Tunggu sebentar.” Tidak menjawab pertanyaan dokter Nikolas malah meraba-raba sekujur tubuhnya. Ia baru menyadari bahwa tubuh itu berotot tapi tidak berotot seperti miliknya dulu.
“Anda merasa kehilangan sesuatu?”
“Ototku, kemana pergi ototku?” tanya Nikolas panik, wajahnya mendongak menatap dokter serius. “Berapa lama aku disini?”
“Dua minggu” jawab dokter tenang.
Nikolas terlihat semakin panik, ia bergegas turun dari tempat tidur, tidak memperdulikan infusnya jatuh dan menarik jarum infus keluar dari pergelangan tangannya hingga menyebabkan darah segar keluar.
“Tuan, anda tidak boleh bergerak seperti itu. Kaki anda belum sembuh” tahan perawat panik.
Nikolas tidak peduli ia berlari membuka pintu kamar mandi, kakinya yang mendapat luka jahit terasa tidak sakit, seolah tubuhnya memang baik-baik saja.
Brak.
Nikolas membanting pintu kamar mandi dan ekspresinya berubah terkejut begitu melihat sosok yang terpantul dari cermin kamar mandi.
“S- siapa ini? Kenapa d-dia yang muncul disini?”
“Tuan apa maksudmu? Itu adalah anda” kata perawat tadi menjelaskan.
Beberapa perawat lain masuk ke dalam ruangan ketika mendengar suara ribut, mereka menatap Nikolas dengan ekspresi was-was takut lelaki itu akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.
Nikolas sendiri mematung menatap tidak percaya pantulan wajahnya. Sesaat lelaki itu tertawa seperti sedang menggila, wajahnya berpaling menatap dokter dengan ekspresi pucat pasi.
“Apa ini salah satu efek infus? Apa aku berhalusinasi. Siapa aku? Kenapa wajah orang lain yang berada disitu?” Nikolas melontarkan berbagai pertanyaan membuat dokter bisa menyimpulkan bahwa lelaki itu sedang melupakan siapa dirinya.
“Namamu adalah Nick. Kau berada disini karena kecelakaan lalu lintas” jelas dokter ulang dengan nada tenang.
“Nick?” ulang Nikolas memastikan. Ia menarik nafas dan mendadak lemas.
Namaku Nick.
Kecelakaan lalu lintas.
Tidak, aku adalah Nikolas.
Aku terkena luka tembak.
Aku adalah Nikolas.
Kepala Nikolas mendadak terasa dua kali lebih pusing, ia merasa dunianya mendadak berputar. Lambat lauj matanya menjadi gelap mencipatkan gambaran lama tentang dirinya. Saat ia pertama kali masuk sekolah, kematian ayahnya, menjadi anggota tentara, kematian ibunya, menjadi kapten pasukan khusus, dan tertembak.
Aku adalah Nikolas.
Aku-
Bruk.
“Tuan! Anda tidak- tuan! tuan!” dan semua perawat yang berada disitu mendadak panik ketika Nikolas jatuh pingsan ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Titik Oktifiyanti
bikin penasaran nich cerita nya...
2022-01-23
0
Jimmy Avolution
Ayo....
2021-12-12
0
modal like🚶
pikir truck-kun ternyata malaikat-sama..yg salah🤭😂🤣🤣🤣
2021-10-10
0