Idola S2
Setelah melalui pendidikan kedokterannya selama 4 tahun, Dara pun berhasil lulus dengan meraih predikat cumlaude. tentu saja membuat kedua orang tuanya bangga, begitu pun Ayza sebagai kakak Dara pun ikut merasa bangga.
"Dek, Rencana kamu setelah ini apa?" tanya Ayza yang kini sedang menginap di rumah ayah Arsenio karena suaminya Albian tengah melakukan perjalanan bisnis di Jepang.
"Hemm... yah Dara mau Koas kak" jawabnya santai.
"Dimana?" tanya Ayza semangat.
"kebetulan Dara dapat di rumah sakit yang bang Al baru beli itu"
"Ohh....yasudah nanti gampang dong orang rumah sakit sendiri ini" ujar Ayza
" Eh...gak mau, jangan bikin semuanya gampang, Dara gak suka kalau gak ada tantangan nya kak. pokoknya jangan sampai ada yang tau kalau rumah sakit itu milik bang Albian ya kak. please..." mohon Dara.
"Tapi nantinya rumah sakit itu juga akan menjadi milik kamu Dara kan mas Albian juga niatnya hadiah untuk kamu" ungkap Ayza.
"Pokoknya sebelum Dara pantas memegang rumah sakit itu, tidak boleh ada yang tau titik." pinta Dara
"Iya iya....eh kamu kan masih libur tuh, bantuin kakak dong di boutique" pinta Ayza
"Hemm... pegawai udah banyak masih saja kurang kak?"
"Iya Dar, Amel lagi hamil jadi kakak juga batasin kerjaan dia agar dia tidak kelelahan, Arin juga sudah menjadi desainer andalan kakak jadi dia suka kakak tugasin diluar untuk ketemu klien kakak Dar"
Tanpa rasa curiga, Dara pun mengiyakan permintaan kakak kesayangannya itu.
"Oh gitu, yasudah besok Dara kesana"
"Oke deh makasih adikku yang cantik" ujar Ayza dengan semangat lalu keluar dari kamar Dara.
Keesokan harinya....
Di pagi yang cerah ini, nampaklah seorang gadis muda baru saja turun dari taxi online.
"Huft....kangen juga main ke boutique kak Ayza, sudah lama aku gak kesini" gumamnya
Gadis itu pun mulai melangkah masuk kedalam boutique. ketika sudah didalam pelanggan cukup ramai, ia terus berjalan menuju lift khusus petinggi boutique. saat ia hendak menekan tombol lift tiba-tiba seseorang menghampirinya.
"Maaf mbak, lift ini khusus petinggi boutique ini, jika mbak ingin kelantai 2 bisa menggunakan lift yang ada disana" ujar seorang pegawai disana.
Wajar saja mereka tidak tau jika orang itu adalah adik dari pemilik boutique, karena staf bagian lantai 1 di isi oleh pegawai baru sedangkan pegawai lama Ayza di tempatkan di lantai 3 dan 4. mereka kini sudah menambah gedung itu yang tadinya hanya memiliki 3 lantai kini ditambah hingga 6 lantai. bahkan gedung itu pun sudah lama beralih menjadi milik Ayza.
"Tapi lift disana hanya sampai lantai 4 mbak" ujarnya
"Iya mbak, memang koleksi kami hanya sampai lantai 4 mbak"
"Tapi saya mau kelantai 6" ujarnya lagi.
"Tidak bisa mbak, itu lantai pemilik boutique kami. tidak sembarang orang bisa kesana mbak" ujarnya lagi sudah dengan nada bete-nya.
"Ck..." ia pun langsung mencari ponselnya di dalam tas namun saat ingin menelpon Ayza, Amel pun langsung memegang pundaknya.
"Dara" panggil Amel.
"Kak Amel" Dara pun langsung memeluk Amel, membuat pegawai yang melarangnya naik lift tadi melongo.
"Wah...bu dokter akhirnya ada waktu juga ya main ke boutique lagi" goda Amel
"Hehe...jangan panggil begitu ah kak. iya nih kak lama aku gak main kesini, maklumlah kak orang sibuk haha..." balas Dara
"hahhaa...Dasar...kenapa gak langsung naik keatas sih Dar?" tanya Amel
"Tuh dilarang" jawab Dara melirik pegawai yang sudah menunduk takut kala melihat keakraban Dara dan Amel.
"M...ma...maaf mbak Amel saya tidak tau jika Nona ini kenalan mbak" ungkap pegawai itu
"Bukan hanya kenalan tapi dia ini adik kandung Ayza pemilik boutique ini. jadi ingat baik-baik, setelah ini saya tidak mau lagi terjadi hal seperti ini" ujar Amel
"Ba...baik mbak saya akan mengingatnya"
Usai perdebatan tadi, mereka berdua pun bergegas naik kelantai atas dan menuju ruangan Ayza.
"Mau ada pemotretan ya kak?" tanya Dara ketika mereka baru keluar dari lift.
"Iya Dar, biasalah untuk bulan depan" jawab Amel
"Dek, udah datang? Nih ganti baju" pinta Ayza tiba-tiba.
"Hah? ngapain Dara ganti baju? emang baju Dara jelek ya kak?" tanya Dara sambil memperhatikan pakaiannya dari atas ke bawah.
"Sudah ganti aja dulu dek, kakak mau minta tolong ke kamu. buruan" pinta Ayza kembali dan langsung menarik Dara masuk ke fitting room.
Dengan terpaksa Dara pun masuk dan mengganti pakaiannya.
"Kak ini koleksi baru butik kakak ya?" tanya Dara dengan polosnya
"Iya, gimana oke gak?"
"Oke banget kak, Dara suka deh, boleh ya buat Dara aja hehe" pintanya sambil terus memperhatikan dress berwarna Navi yang dipakainya saat ini.
"Ohhh sangat boleh dong dek" ujar Ayza dengan senyum penuh arti.
"Mencurigakan sekali senyuman itu" batin Dara
"Bang ini modelnya, foto yang keren ya" ujar Ayza sambil mengajak Dara menuju set.
"Siap bos" jawab sang fotografer yang memang bekerja di boutique Ayza
"Kak, maksudnya aku yang jadi model kakak?" tanya Dara sudah mulai cemas.
"Iya lah dek, katanya mau dressnya" jawab Ayza sambil tersenyum.
"Iiss...kalau begitu biar Dara bayar aja deh kak, sama adek sendiri aja perhitungan" kesal Dara dan hendak masuk lagi ke fitting room
"Eh, yah Dara bantuin kakak dong, kali ini aja ya pleasee...model kakak yang biasanya itu sedang sakit"
"Yasudah tunggu saja dia sembuh kak, lagian kan ini untuk edisi bulan depan"
"Gak bisa Dar, karena kakak juga harus mulai melakukan persiapan untuk fashion week jadi gak akan sempat lagi kalo gak hari ini" bujuk Ayza
"Katanya kamu mau bantuin kakak" sambung Ayza memasang wajah sedihnya
"Huftttt....oke...kali ini aja ya, besok besok gak mau lagi Dara jadi model kakak" akhirnya Dara pun megiyakan permintaan sang kakaknya kembali.
"Oke siap dek. ayo mulai" ajak Ayza dengan penuh semangat.
Setelah selesai pemotretan, Dara pun langsung mengganti dress yang ia pakai.
"Hah... cuma gaya depan kamera doang bisa selelah ini ya kak" keluh Dara yang kini sudah berbaring di sofa ruangan Ayza.
"Yah begitulah Dar, terkadang kita melihat artis-artis didepan kamera terlihat enak dan kita menganggap pekerjaan mereka sangat mudah dan hanya mengandalkan tampang. tapi nyatanya berhadapan dengan kamera itu bukanlah hal yang mudah"
"Iya kak benar sekali, apalagi menumbuhkan mood agar hasilnya maksimal itu susah sekali, aku saja harus take beberapa kali" ujar Dara
Usai pembicaraan mereka Dara pun berpamitan untuk pulang. Dara berjalan dengan seperti kebiasaan lamanya yaitu berjalan santai dengan melipat tangan di depan dada.
"Siapa gadis itu mbak? cantik sekali ya" tanya ibu-ibu yang perhatiannya teralihkan karena Dara melewati mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ifha Raifha Aurora
syasyanya mana thor
2021-08-13
1
🐰
up lanjut donk thorr 🙏
2021-07-29
2