FaiMe Boutique...
Pagi ini dengan semangatnya yang membara Dara masuk keruangan dan kembali membaca beberapa jurnal sebelum masuk keruang operasi.
tring....
📤 operasi akan segera di mulai.
Usai membaca isi pesan barusan, Dara pun langsung bergegas berganti pakaian dan menuju keruang operasi.
"Selamat pagi prof. Diko" Sapa Dara saat berpapasan sebelum masuk keruang operasi.
"Pagi dokter Dara, apakah sudah siap?" tanya prof. Diko
"Siap prof" jawab Dara mantap.
"Saya suka semangat kamu, mari kita masuk" ajak prof. Diko lalu Dara pun mengikutinya di belakang.
Selama operasi berlangsung Dara benar-benar fokus mengamati dan membantu prof. Diko meskipun terbilang Dara masih baru dalam melakukan operasi tapi hasilnya tidak buruk, dan semua yang berada di ruang operasi pun di buat takjub dengan kecekatan Dara dalam bertindak. ia juga mampu menenangkan pasien yang tengah di operasi dalam keadaan sadar. Dara seakan tau bagaimana ketakutannya pasien tersebut, bagaimana tidak? sang pasien dapat melihat ruang operasi yang cukup mengerikan itu, bahkan dia juga melihat banyak dokter dan perawat yang membantu jalannya operasi mengelilingi bankarnya dengan tatapan serius.
Hingga operasi berakhir dalam waktu, lebih kurang satu jam. Dara pun dapat bernafas lega karena operasi ini berjalan dengan lancar. suatu kebanggaan tersendiri bagi Dara karena dapat melakukan operasi dengan teknik awake craniotomy, sebuah pengalaman menarik untuknya yang masih pemula dan baru pertama kali masuk ruang operasi dan tentunya sangat sulit bagi dokter koas lainnya untuk dapat berpartisipasi dalam tehnik awake craniotomy ini. wajar saja jika banyak yang merasa iri dengan Dara, namun tak sedikit yang mengerti mengapa selalu Dara yang beruntung, karena Dara tidak hanya mengandalkan wajah cantiknya saja tapi dia memang memiliki kemampuan dan tekad yang kuat untuk bisa melakukan rintangan apapun didepannya sehingga ia mampu melewatinya dengan baik.
"Susah ya kalau saingannya simpanan prof. Diko" sindir Susi yang masih tidak terima jika Dara masuk keruang operasi.
"Ini sust, terimakasih" Dara tak menghiraukan omongan Susi dan hanya mengembalikan absensinya kesuster yang berjaga lalu berjalan kembali menuju ruangan para dokter koas lainnya.
"Lihat tuh dokter yang sombong" kesal Susi lalu meninggalkan para suster jaga.
"Itu dokter Susi kok kayak gak suka banget ya sama dokter Dara?" tanya suster tersebut pada rekan sebelahnya.
"Begitulah dokter Susi sust, dia selalu saja cari masalah dengan dokter Dara"
"Tapi saya selalu dibuat kagum dengan sikap dokter Dara, meskipun dia terlihat dingin tapi dia memiliki attitude yang baik selalu bertindak jika orang membutuh pertolongan nya" ujar suster itu kagum.
"Sama" sahut rekannya yang lain.
...........
Erland kini tengah bersiap untuk melihat koleksi terbaru dari boutique favoritnya. tak lupa ia sangat berharap bisa bertemu gadis itu lagi disana.
"Ayo bang Vio, jangan lama-lama" ajak Erland tak sabar lagi.
"Sabar napa? buru-buru amat" kesal Vio.
Tanpa menghiraukan keluhan dari Vio, Erland pun terus berjalan mendahului Vio.
"Land, nanti saja ke FaiMe Boutique-nya, kita ada syuting land 30 menit lagi. jangan sampai sutradara itu yang menelpon bisa gawat urusannya. lo tau sendiri kan bagaimana sutradara kali ini?" beritahu Vio
"Iya bang, gue juga cuma sebentar kok di boutique. pokoknya ke boutique dulu bang" ujar Erland tak dapat di ganggu gugat.
Vio pun dengan pasrah mengikuti kemauan Erland yang memang sudah ia anggap seperti Adiknya sendiri.
Sesampainya Erland di parkiran FaiMe Boutique, ia merapikan dandanannya dan berusaha terlihat sekeren mungkin, tidak lupa ia memakai masker agar tidak terlalu mencolok secara dia kini menjadi idola terkenal tentu saja ia harus berhati-hati saat berada di luar.
"Ini anak kenapa sih? aneh banget atau jangan-jangan di FaiMe boutique ini ada yang dia taksir eh tapi kan semenjak orang tuanya cerai dia jadi sangat membenci hubungan tapi kenapa sekarang seolah dia sedang jatuh cinta" batin Vio menerka-nerka.
Erland masuk dengan di sambut oleh Ajeng yang bertanggung jawab menghandle klien VIP.
"Selamat datang di FaiMe Boutique tuan Erland" sambut Ajeng dengan ramah, kemudian ia mengarahkan agar Erland mengikutinya menuju lantai khusus pelanggan VIP.
"Silahkan tuan" Ajeng mempersilahkannya masuk lalu ia memanggil Arin untuk menghandle Erland.
"Selamat siang tuan, ada yang bisa kami bantu?" tanya Arin ketika ia baru saja masuk keruang VIP.
"Astaga... ini kan Erland kalandra Agler, aaahh ternyata dia masih menjadi pelanggan di sini. nasib baik kak Amel hamil jadi aku bisa melihat aktor setampan dan sekeren Erland. makasih kak Amel makasih" batin Arin seakan ingin menjerit.
"Ini kan sahabatnya cewek jutek itu, oh ternyata dia kerja disini. pantas saja tuh cewek jutek bisa jadi modelnya FaiMe Boutique" batin Erland sedikit terkejut.
"Ehemmm... biasanya saya di tangani oleh mbak Amel, kemana dia? kenapa kamu yang masuk?" tanya Erland tanpa melihat kearah Arin.
"Iya tuan, kebetulan kak Amelnya sedang hamil jadi untuk sementara pekerjaan beliau saya yang handle" jawab Arin
"Ohh... kalau begitu buatkan sesuai dengan apa yang biasanya saya suka dari boutique ini" ujar Erland lalu ia langsung melangkah keluar dari ruangan itu.
"Oh ya, model yang ada di majalah kemarin apakah baru? karena saya baru melihat nya mengisi majalah FaiMe" tanya Erland yang berhenti di depan pintu.
"Oh Andara maksud tuan Erland? dia..." belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Vio datang dan mengajak Erland segera pergi.
"Erland, ayo kita harus ke lokasi syuting sekarang. sudah saya bilang nanti saja ke FaiMe Boutique-nya. sutradara sudah menelpon berkali-kali nih" beritahu Vio sedikit cemas, lalu Erland pun dengan segera berjalan keluar dari boutique.
"Santai bro jangan ngebut-ngebut nanti nabrak gimana?" ujar Erland yang mulai tegang karena Vio mengemudi dengan kecepatan penuh.
"Ini gara-gara ketidak profesionalan lo land, ini udah lewat dari jadwal. elo kenapa sih land? ada apa dengan FaiMe Boutique itu? sampai-sampai elo bertindak begini?" tanya Vio mulai kesal dengan tingkah Erland kali ini.
"Bang awasssss....aaaaa"
Duuuaaarrrr.....
"Aaaagghh...land, Erland bangun land ... Erland..." Vio berusaha membangunkan Erland yang sudah tak sadarkan diri di sampingnya.
"Mas...mari saya bantu mas..." para warga sekitar pun turut membantu Vio dan Erland untuk keluar dari mobilnya.
"Tolong pak, tolongin teman saya pak" pinta Vio
"Iya mas, masnya tenang dulu ya itu kepala masnya juga berdarah. tunggu disini dulu saja mas, itu teman-teman saya yang lain sedang berusaha mengeluarkan teman mas" ujar bapak-bapak yang membantunya tadi.
Setelah Erland berhasil di keluarkan dari mobil, tak selang berapa lama ambulance pun tiba di lokasi kejadian dan dengan segera mengangkat Erland yang masih tak sadarkan diri masuk ke dalam ambulance. begitu pun Vio yang kepalanya masih berdarah akibat terbentur stang mobil. mereka kini tengah di bawa ke rumah sakit terdekat untuk segera mendapat pertolongan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments