01

Hari pertama koas...

Di pagi yang cerah ini, Dara sudah bersiap untuk memulai aktivitas barunya yaitu koas di Aind Hospital. Meskipun Aind Hospital merupakan rumah sakit baru namun fasilitas dan peralatannya lengkap sehingga banyak pasien yang lebih memilih rumah sakit ini, alasan lainnya karena pelayanannya sangat bagus.

Setibanya Dara di rumah sakit, ia segera bergabung dengan rekannya yang lain untuk visit keruang pasien.

"Andara" panggil profesor Alfan

"Iya prof"

"Pasien barusan saya serahkan kepada kamu. laporkan setiap perkembangan yang di alami pasien" titah prof. Alfan

"Baik prof"

Usai pemeriksaan beberapa pasien tadi, kini Dara pun di sibukkan dengan laporan yang harus segera ia selesaikan.

"Huft....enaknya yang tinggal menulis laporan" sindir Caca, sahabat Dara sedari zaman kuliah.

"Eh ca, dari tadi?" tanya Dara yang memang tidak menyadari kedatangan Caca.

"Baru kok, lu fokus bener Dar bikin laporannya"

"Iya dong ca, agar tidak ada yang terlewat" jawab Dara yang masih fokus pada komputernya.

"Dar, lu jadi ambil spesialis neurologi?" tanya Caca

"Jadi Ca, ini gue sambil lanjut" ungkap Dara.

"Whatt??? serius? kok bisa? kita kan lagi koas Dar" tanya Caca tak percaya.

"Bisa dong, harusnya sih gak bisa Ca tapi Alhamdulillah setelah gue yakinin akhirnya gue bisa deh" jawab Dara sambil tersenyum

"Gilaaa banget otak lu gak ngebul tuh Dar? benar-benar iri gue sama kecerdasan yang lo miliki Dar" ungkap Caca

"Alhamdulillah, elo juga bisa Ca sebenarnya tapi lo nya aja yang gak percaya sama kemampuan diri sendiri" ujar Dara yang memang tau persis Caca ini sebenarnya juga cerdas namun tidak punya kepercayaan diri.

"hemm... Gue jalani satu-satu aja Dar, lo kan tau sendiri keadaan gue gimana" ujar Caca sendu.

"Ca...." belum selesai Dara berbicara, tiba-tiba handphone-nya berdering.

📞 tringg....triiinggg

~ Assalamualaikum bu dokter..." suara khas saudaranya, siapa lagi kalau bukan Elisya alias Syasya.

"Walaikumsalam Sya, apa kabarnya? kapan sih lo balik ke indo?" tanya Dara.

~ Kenapa? kangen lo sama gue? hahaa

"Ck....percaya diri banget lo Sya.

~ Haaha.... Nanti jemput gue di bandara jam 8 malam ya saudariku tersayang.

"Ada oleh-oleh gue gak? kalau gak ada gue gak mau jemput"

~ Tenang aja nyonya Andara sudah nona siapkan.

"hahaha... oke nanti gue jemput"

~ Thank you Dar, oh ya ajak Arin juga ya Dar gue rindu banget sama kalian berdua.

"Nanti kalau Arin bisa ya Sya, soalnya kata kak Ay boutique lagi sibuk banget.

~ Nanti gue minta izin dari kak Ay aja lah pokoknya gue mau kalian berdua yang jemput gue. titik.

"Hemm.... egoisnya masih gak hilang ternyata" batin Dara.

Usai mengiyakan permintaan Syasya tadi, mereka pun mengakhiri panggilan teleponnya.

"Siapa Dar?" tanya Caca yang masih duduk didekat Dara.

"Saudari gue Ca, dia baru pulang dari Belanda dan minta gue untuk jemput dia" jawab Dara

"ohh... yaudah salam ya dari gue" entah mengapa Caca selalu ingin mengenal orang-orang yang berada didekat Dara, ia tidak ingin Dara berdekatan dengan orang-orang yang tidak benar. karena Dara sering membantunya jadi Caca sangat ingin melindungi Dara. baginya Dara adalah malaikat tak bersayap untuknya dan keluarganya.

"Haha iya siap bos"

Saat sedang asyik melanjutkan membuat laporannya, tiba-tiba dokter Anton datang dengan membawa beberap bingkisan dan meletakkannya di meja Dara.

"Fokus boleh tapi jangan sampai telat makan dong" ujar dokter Anton.

"Dokter Anton perhatian banget sih sama Dara, jangan-jangan mereka ada something" bisik seseorang yang memang selalu iri dengki dengan Dara. ia selalu tidak suka dengan apapun yang Dara lakukan, jangankan melalukan apapun bahkan saat Dara hanya diam saja pun tetap dialah yang menjadi pusat perhatian itu yang membuat wanita ini tidak menyukai keberadaan Dara.

"Terimakasih dok, tapi saya harap dokter jangan melakukan hal ini lagi, saya tidak ingin banyak gosip di rumah sakit ini" ungkap Dara sambil merapikan berkas yang berantakan di mejanya.

"Tunggu dokter Dara, mengapa anda tidak pernah mau menerima kehadiran saya? apa kurangnya saya dok?" tanya dokter Anton dengan nada sedikit tinggi.

Karena melihat kondisi disekitar mereka sudah tidak kondusif, Dara pun setengah berbisik meminta dokter Anton menemuinya di tempat lain yang tidak banyak orang.

"Dokter Anton, maaf jika sikap saya selama ini tidak mengenakan anda. saya melakukannya agar dokter tidak berharap banyak kepada saya" ujar Dara ketika mereka sudah keluar dari ruangan.

"Saya mencintai kamu Dokter Dara, saya selalu ingin didekat dokter Dara" ungkapnya seraya menatap Dara

"Maaf dokter Anton, saya tidak bisa menjalin hubungan dengan anda. semoga anda dapat menemukan gadis lain yang lebih baik dari saya" ujar Dara dan setelah itu ia pun pergi meninggalkan dokter Anton yang masih berdiri dengan wajah sendunya.

"Sok kecakepan" sinis Susi saat berpapasan dengan Dara.

Dara mendengarnya namun ia malas sekali meladeni Susi apalagi ini masih di rumah sakit tempatnya bekerja.

"Tuh orang ngupingin gue mulu sih? benci apa ngefans?" batin Dara seraya terus berjalan menuju ruangannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!