PASUTRI MUDA

PASUTRI MUDA

part 1

“Saya terima nikahnya Givanna Shafa Aurora, binti Gibran Santoso dengan mas kawin ....”

Suara bariton nan lantang seseorang terdengar dari arah leadspeaker besar di mana tampak seorang cowok gagah dengan pakaian putihnya tengah membacakan ijab dibantu dengan sebuah mikrofon.

Di sampingnya duduk, terdapat satu orang gadis yang sebentar lagi akan berubah status menjadi istri. Istri dari Saga Praja Askara yang notabennya adalah musuh bebuyutan seorang Givanna—Ketua OSIS di SMA Andara.

Kedua pasutri itu memang masih berstatus sebagai pelajar. Pernikahan mereka dilangsungkan karena paksaan dan perjodohan orang tua. Tentu saja Saga yang sangat menyayangi ibunya tak sampai hati ingin menolak.

Apalagi Givanna yang hanya mempunyai seorang ayah, pasti sulit rasanya untuk menolak permintaan orang tua satu-satunya itu.

Terpaksa, dia harus menikah dengan Saga—Si pembuat onar di SMA Andara, sekaligus musuh bebuyutannya, yang setiap hari tak luput dari hukuman.

Dalam satu kali percobaan saja, Saga sudah berhasil membacakan ijab, disusul dengan serah terima Givanna dari Gibran, untuknya.

‘Si ketua OSIS lucnut, bisa-bisanya jadi bini gua! Sumpah, mukanya buat kesel. Gua tabok juga lu, fotocopynya guru!’ gerutu Saga dalam hati, tetapi wajahnya masih di-setel sebiasa mungkin.

Di seberang sana, Givanna yang dengan malas dan sudah risih dengan pakaian pengantinnya, sudah misah-misuh di tempat, dengan beberapa kali menarik-narik ujung gaunnya kesal.

Takdir tidak bisa diputbalikkan, ataupun dihindari. Apalagi diganti. Kuncinya ya ... ikhlaskan saja.

•••

Jam menunjukkan pukul 23.15. Acara resepsi pernikahan Saga dan Vanna baru saja selesai beberapa menit lalu.

Kini, kedua pasutri itu tengah berada di dalam satu buah kamar yang sudah dihias sebaik mungkin, tetapi nampaknya baik Saga ataupun Vana tak terkagum sama sekali. Bisa dilihat dari wajah mereka yang datar dengan posisi tidur saling membelakangi satu sama lain.

Memejamkan mata, Vanna mengabaikan Saga yang menoel-neol perut ratanya, tentu saja kesal. Jika tidak mengingat sekarang Saga adalah suaminya, mungkin wanita itu akan men-sleding Saga saat ini juga.

“Gue benci lo,” bisik Saga agak jauh, tetapi Vanna masih dapat mendengarkan itu.

“Anak Dakjal! Tidur di bawah lo! Males gue satu ranjang sama lo! Takut ketularan virus.”

Nampaknya sosok Saga benar-benar tengah memancing emosi Vana sekarang. Baiklah ... jangan salahkan Vana jika besok dia tidak dapat memutar lehernya dan berjalan.

Suara riuh ayam jantan membangunkan para insan yang masih terlelap damai di atas kasur empuk, sekaligus dibaluti oleh selimut tebal yang hangat. Tapi nampaknya, tak ada sesiapapun yang menghiraukan ayam tesebut.

Cuaca dingin pagi hari ini membuat siapa pun enggan untuk bangkit. Ingin rasanya tetap meringkuk di balik selimut, kalau-kalau tidak ingat untuk beraktivitas.

Di salam satu kamar, tampak dua orang pasutri yang dengan malas duduk di atas kasur empuk itu, dengan mata yang masih setengah terbuka.

Selimut tebal masih menutupi kaki mereka. Berjalan menuruni ranjang, Vanna memasuki kamar mandi, tentunya untuk membersihkan diri. Kebetulan ini hari minggu, jadi dia tidak perlu terburu-buru untuk mandi.

Lima belas menit, Vana keliar dari kamar mandi dengan pakaian santai yang terbalut di tubuhnya. Diiringi dengan suara getaran ponsel di atas kasur.

Entah ke mana Saga pergi, tetapi ponselnya yang bergetar, membuat Vana gatal ingin melihat.

Wanita itu mengambil benda pipih yang berada di atas kasur, melihat name kontak yang tertera di layar.

Elsayang♥️

Huek! Ingin rasanya Vana memuntahkan semua isi perutnya. Senyuman smirk terbit di wajah mungilnya. Berniat menjawab, tetapi dengan sigap satu tangan kekar merebut benda pipih itu.

“Mau ngapai lo?! Mau kepoin gue, ha?! Denger ya, lo itu bukan siapa-siapanya gue! Jadi lo nggak ada hak megang barang-barang gue!” sarkas Saga dengan memakai handuk di bagian pinggang.

Vana hanya diam, melangkah bodoamat meninggalkan Saga yang sudah berbicara manja dengan orang yang berada di seberang sana.

Elsa. Elsa adalah pacar Saga. Vana sudah tahu dari lama dari beberapa siswa-siswi di sekolahnya yang cemburu dan iri atas hubungan mereka. Katanya, mereka pacaran sudah dari kelas VIII SMP.

Yah ... bodoamat. Vana tidak peduli dengan itu. Toh dia sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan mencintai Saga, apalagi menganggap pria itu sebagai suaminya. Jadi biarkan saja waktu yang memisahkan mereka.

“Va, Saga mana? Panggilin gih, biar kita sarapan!” perintah Gibran pada putrinya.

Vana mendudukkan tubuhnya di kursi, tak peduli dengan perintah ayahnya. Biarkan saja, pikirnya.

“Nanti juga kalo lapar turun sendiri kok, Pa,” ujar wanita itu santai, mencomot sepotong roti selai kacang kesukaanya.

Bukan apa-apa dia menolak perintah ayahnya. Hanya saja ... dia cukup malu pada Saga yang baru saja menyebutkan bahwa dia tidak mempunyai hak atas pria itu. Jadi bukan salahnya.

•••

Suasana apartemen sedikit panas dan sesak, kala beberapa barang besar, serta orang-orang berlalu lalang di sana.

Hari ini, Saga dan Vana dipindahkan ke apartemen, mengingat mereka harus butuh waktu untuk menerima dan mengenal satu sama lain

Ya, orangtua mereka sudah salah berpikir seperti itu. Justru di situlah kesempatan bagi keduanya untuk terbebas dari yang namanya pernikahan, alias menjadi remaja seperti biasanya.

Mengingat Saga sudah mempunyai Elsa yang tak akan pernah terganti di hatinya, tentu saja Saga sangat senang dengan kepindahan mereka.

Iti artinya, dia bisa bebas bertemu dengan Elsa, tanpa sepengetahuan orang tuanya, ataupun Gibran.

_____________

Beberapa jam akhirnya mereka telah selesai membersihkan dan membereskan apartemen itu, semua orang pun pamit pulang, kecuai orang tua Saga yang ingin beristirahat.

“Mama sama Papa apa nggak mau nginap di sini aja?” tanya Saga, seraya mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

“Nggak usah deh, nggak mau ganggu kalian. Lagian besok pagi-pagi Papa juga harus berangkat ke kantor,” jawab Marissa santai.

Saga mengangguk, membuka ponselnya dengan sebelah tangan yang disengajakan menggenggan tangan Vana.

Yah ... pasti kalian tau lah, kode itu. Tentu saja agar kedua orangtuanya tidak ragu dengan hubungan mereka.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mampir thor,nyimak dulu🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

2022-12-01

0

Mi Lan

Mi Lan

nyimaak

2022-03-17

2

Vivi Nadindra

Vivi Nadindra

berusaha nyimak

2022-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!