Pernikahan Bisnis

Pernikahan Bisnis

Pernikahan Bisnis 1

Tenda masih terpasang diluar rumah, kursi-kursi masih tersusun rapi dan suasana pesta masih terasa dengan banyaknya keluarga yang berkumpul diluar rumah. Hiasan diwajah Hera masih terlihat jelas, secara perlahan Hera membersihkan wajahnya. Hera duduk didepan cermin sedangkan pria yang kini menjadi suaminya itu kini duduk diatas tempat tidur sembari memandangi Hera sejak tadi. Hera yang bisa melihat lirikan mata suaminya itu membuatnya menjadi salah tingkah.

Pria yang baru saja dia kenal itu adalah sosok yang misterius baginya. Harusnya bukan Hera yang menjadi seorang istri dari seorang Abian Cahya Langit tetapi sang kakak yaitu Andin. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Semua diluar dugaan keluarga, termasuk Hera Sabine. Sehari menjelang pernikahan, kakaknya Andin melarikan diri karena tidak ingin dinikahkan dengan seseorang yang baru saja dia kenal.

Kisah ini bermula saat ayah Hera seorang pengusaha yang tergila-gila dengan judi. Hera dan keluarganya diteror hampir setiap hari karena ulah ayahnya. Kebetulan saja pada saat itu Abian mendatangi rumah mereka dan mendapati Andin. Abian mulai tertarik dengan Andin dan berniat menikahi Andin dan sebagai tebusannya semua utang ayahnya lunas. Tanpa pikir panjang orang tua Hera menyetujuinya. Hera sama sekali tidak tau apa-apa tentang pernikahan yang akan direncanakan secepat itu membuat Hera masa bodoh terhadap konflik yang terjadi didalam keluarganya.

Setelah Andin melarikan diri Hera dipaksa oleh kedua orang tuanya untuk menggantikan kakaknya sedangkan Andin sampai saat ini belum ada kabar. Hera ingin melarikan diri tetapi pengawasan dirumahnya sangat ketat dan Hera terus dikurung didalam kamar sampai hari pernikahan terjadi barulah Hera diizinkan keluar dari dalam kamar.

Hera sama sekali tidak mengetahui suaminya mempunyai pekerjaan apa, umurnya berapa, tinggal dimana karena sebelumnya Hera tidak peduli dengan isu-isu pernikahan kakaknya. Setelah selesai membersihkan wajahnya, Hera melihat dari pantulan cermin Abian sedang berjalan ke arahnya. Abian menarik tangan Hera keluar dari kamar dan diluar sana masih banyak orang yang menatap mereka. Orang tua Hera tidak berani menghentikan sikap arogan Abian saat menarik Hera sampai masuk kedalam mobil.

"Tunggu, om, kak, mas, kita mau kemana?" tanya Hera dengan getir.

Abian terus melaju tanpa perduli dengan pertanyaan Hera.

Selama perjalanan Hera hanya terdiam begitu pula dengan Abian. Mobil Abian memasuki gerbang tinggi dan terlihat seorang penjaga rumah membuka pintu. Abian memarkirkan mobilnya digarasi dan keluar dari dalam mobil dengan menutup pintu dengan keras. Hera masih berada didalam mobil tanpa mengikuti Abian yang telah menghilang. Hera terus menunggu Abian untuk menjemputnya tetapi pria tampan itu tidak memunculkan batang hidungnya. Karena kelelahan Hera pun tertidur didalam mobil.

Saat pernikahan orang tua Abian tidak terlihat dan hanya diwakilkan oleh orang lain dan Hera sendiri tidak tahu mereka siapa. Hera hanya mendengar dari bisikan keluarga bahwa yang duduk menemani Abian bukanlah orang tua Abian.

Bruggg..

"Aww..." Hera terbagun kaget karena benturan di kepalanya. Hera melihat sekelilingnya.

"Apakah Mr. Arogan itu menggendongku tadi? Perasaan aku berada didalam mobil mengapa aku berada disini? Apakah ini kamarnya?" Tanya Hera.

"Mandilah, badanmu sangat bau." Suara Abian terdengar disusul lemparan handuk mengenai wajah Hera membuatnya tersadar dengan cepat bahwa dia sedang berada dikamar Abian.

Sejak kapan dia berada di belakangku? Hera membatin.

"Tapi om?" Hera baru saja menyela tetapi terdengar suara tawa Abian dengan keras.

"Apa katamu? om..? Astaga hahaha.." terdengar

Suara tawa Abian sangat tidak nyaman ditelinga Hera.

"Pergilah mandi! Aku masih mengampuni keluargamu karena melihat sifat polosmu ini!!" Nada suara Abian meninggi sedangkan Hera dengan cepat berlari mencari kamar mandi. Hera masih terlihat kebingungan letak kamar mandi Abian berada disebelah mana membuat Abian tertawa lagi dari sofa tempatnya duduk.

Hera menatapnya dengan ekspresi tidak suka melihat sikap Abian. Abian menghentikan tawanya saat melihat tatapan Hera kepadanya. Abian berjalan ke arah Hera lalu menarik tangan Hera, menuju lemari pakaian lalu membukanya dan ternyata ditengah lemari besar itu ada sebuh pintu menuju kamar mandi. Abian mendorong tubuh Hera masuk kedalam kamar mandi membuat Hera menggerutu kesal.

Hera melampiaskan amarahnya dengan tangisan, dibawah guyuran air yang berjatuhan dari shower bersamaan itu pula air matanya menetes. Cukup lama Hera berada dikamar mandi, berdiam diri karena ada sesuatu yang dia lupakan.

"Bagaimana mungkin aku keluar dalam keadaan seperti ini? Aku tidak sempat membawa pakaian, ponselku dan semua perlengkapan make upku? Astaga.. om itu apakah dia telah gila. Ini bisa dikatakan penculikan, pokoknya aku harus melaporkan ini kepada polisi bagaimana pun ini sudah termasuk tindakan kriminal." Ucap Hera.

Terdengar suara ketukan pintu, Hera memundurkan tubuhnya hingga tersandar di dinding.

"Heii? Sedang apa kamu didalam sana?" Teriak Abian. Hera masih terdiam tak bergeming.

"Jika dalam hitungan ketiga kamu tidak membuka pintu maka akan kusakiti keluargamu. Ayahmu yang naif itu akan ku kirim kepenjara beserta kakakmu yang telah berani melakukan tindakan penipuan karena telah membawa lari perhiasan yang aku berikan."

Kreekk.. pintu terbuka.

Tanpa perlu Abian menghitungnya Hera membuka pintu dengan segera. Hera yang sedang menggunakan handuk, terlihat tetesan air mengalir membasahi kedua bahunya. Abian memalingkan wajahnya dengan cepat lalu mendorong tubuh Hera kembali kedalam kamar mandi. Hera hanya bisa terdiam keheranan dengan sikap Abian. Beberapa menit kemudian terdengar lagi suara ketukan pintu, Hera dengan cepat membuka dan tidak ingin membuat Abian menjadi arogan.

"Non? Perkenalkan namaku adalah Maya, saya adalah pelayanan dirumah ini. Tuan Bian menitipkan baju untuk anda gunakan. Dan keperluan anda akan segera dipenuhi dirumah ini termasuk barang-barang Anda akan didatangkan dari rumah orang tua anda."

"Terimakasih." Jawab Hera singkat.

Maya berjalan keluar dari kamar sedangkan Hera menggunakan baju yang Maya berikan kepadanya. Hera duduk disofa dan Abian entah pergi kemana. Hari sudah mulai gelap, Hera yang merasa bosan berencana untuk keluar dari kamar tetapi saat tangannya memegang handle pintu ternyata pintu kamar tersebut terkunci. Beberapa kali Hera menghentakkan kakinya karena kesal dan menendang pintu kamar tersebut tetapi hasilnya akan tetap sama pintu itu terlalu kuat untuk dia robohkan.

Hera Sabine adalah seorang gadis yang telah berusia dua puluh tahun, Hera saat ini sedang kuliah di semester empat jurusan administrasi perkantoran dikampus swasta dikota itu. Kecerdasan Hera membuatnya menjadi mahasiswi yang cukup dikenal dikampus tersebut. Parasnya yang menawan membuat Hera menjadi salah satu wanita yang terkenal dikampusnya tetapi sifat Hera yang introvert membuatnya sering menarik diri dari lingkungan sekitarnya.

Berharap ada satu keajaiban yang bisa membuatku keluar dari masalah ini, aku ingin menikmati hidupku bukan terkurung ditempat terkutuk ini. Batin Hera.

Terpopuler

Comments

ᴅͩɪͥɳͦτ͠ɑ༃

ᴅͩɪͥɳͦτ͠ɑ༃

mampirr

2021-12-08

0

Mohammad Rizal Mardjala

Mohammad Rizal Mardjala

baru mulai baca

2021-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!