Pernikahan Bisnis 3

Suara Maya terhenti seketika, Bian melangkah pelan memasuki ruangan tersebut. Tatapan Bian menyoroti Maya karena tahu arah pembicaraan Maya akan kemana. Maya terlihat begitu gugup hingga menundukkan kepalanya tanpa ada gerakan tubuh. Hera yang masih terlihat kebingungan juga ikut terdiam karena ketidaktahuannya dan rasa takutnya menyatu menjadi satu.

"Kamu boleh pergi!" Ucap Bian tegas.

"Aku? Terima kasih pak". Hera bersorak gembira dengan senyuman yg melebar. Maya masih terdiam tak berani menoleh ke arah Bian.

"Maya! Apakah kamu tidak mendengar perkataanku!" Suara Bian semakin meninggi, tanpa pikir panjang Maya bergerak cepat meninggalkan kamar tersebut. Sedangkan Hera duduk lesu karena mengetahui jika bukan dirinya yang pergi sesuai perintah Bian.

Bian duduk agak berjauhan dari posisi Hera. Duduk tenang sembari membuka artikel surat kabar disebuah media elektronik. Hera tak berani menatap Bian sedangkan Bian hanya duduk tenang tanpa peduli dengan Hera yang tengah terduduk lemah.

"Pak, bolehkah aku menelfon kedua orangtuaku?" Tanya Hera dengan ragu. Bian hanya terdiam dan fokus membaca pada sebuah tab.

"Pak? Apakah boleh?" Tanya Hera sekali lagi. Gadis muda tersebut terlihat tak menyerah dengan usahanya.

Bian meletakkan tabnya diatas meja lalu mengangkat wajahnya dengan tegak. Ia lalu menyatukan pandangannya kearah Hera tetapi Hera kini menundukkan kepalanya seraya meneteskan air mata.

"Kata Bayu, setelah cairan infusmu habis perawat akan melepaskan infus itu dari tanganmu. Jangan terlalu banyak membantahku atau meminta sesuatu yang tidak aku izinkan. Kamu hidup berdasarkan perintahku dan bukan sesuai keinginanmu. Ingat, kamu telah dijual kepadaku dan orang tuamu tidak berhak lagi atas dirimu. Aku juga telah memberikan tambahan uang dan aset sebagai tebusan. Jika keadaanmu telah pulih maka aku akan memperkenalkanmu kepada seseorang yang telah berjasa karena bisa membuat kamu menjadi istriku. Ini hanya bersifat sementara maka dari itu bantulah aku untuk jangka waktu yang tidak bisa aku tentukan. Jika sudah saatnya aku akan melepaskanmu dan aku akan memberikan imbalan sesuai dengan kerja kerasmu. Istirahatlah, Bayu akan mendatangimu sesaat lagi." Bian beranjak dari duduknya lalu menutup pintu seperti biasanya sedangkan Hera sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Bian. Hera menghela nafas dengan panjang karena sesuatu yang rahasia masih membuatnya bertanya-tanya.

***

Seminggu telah berlalu keadaan Hera telah sepenuhnya pulih. Tak ada infus yang melekat dipunggung tangannya dan seminggu itu pula beberapa orang bergantian masuk kedalam kamarnya. Hera sama sekali tidak mengenali mereka kecuali Maya yang telah memperkenalkan diri sejak awal dia berada dirumah itu. Hera tidak pernah melihat indahnya matahari dan terangnya bulan sejak seminggu. Dirinya masih berdiam diri dikamar dengan pintu kamar yang selalu terkuci.

Tok..tok..tok.. terdengar suara ketukan pintu. Hera sama sekali tidak bersemangat dengan siapa yang datang menjenguknya karena dia pasti tahu mereka akan pergi begitu saja lalu kembali mengurung dirinya dikamar tersebut. Langkah kaki wanita tersebut mendekat dengan wajah yang memerah.

Plaaakk.. satu tamparan mengenai wajah Hera. Hera yang tadi terduduk diatas tempat tidur kini terjatuh diatas tempat tidur karena tubuhnya tidak seimbang menahan tamparan yang diberikan.

"Apa kamu tidak punya malu? Andai saja aku tahu kamu seorang penggoda aku tidak akan merawatmu sampai sembuh. Aku biarkan kamu terbaring lemah didalam kamar ini!" Teriakn Ara memenuhi seluruh kamar tersebut. Hera masih terdiam lalu kembali duduk sembari memegang pipinya. Tangan Ara kembali berayun, tetapi ditepis oleh Bian yang entah sejak kapan datangnya.

"Stop Ara!! Aku sudah katakan kamu tidak perlu mencampuri urusan pribadiku!"

"Mengapa kamu melukai hati Yolanda? Mengapa Bian? Apakah kamu tidak prihatin melihat dirinya dalam keadaan seperti itu? Apakah kamu mempunyai otak? Mengapa kamu menikahi wanita murahan seperti dia?" Teriak Ara sekali lagi. Amarahnya semakin meninggi dibarengi dengan wajahnya yang memerah. Hera hanya meneteskan air mata tanpa menyekanya sekalipun.

"Aku yang memintanya untuk menikahi wanita itu Ra..." Suara kecil terdengar sayu diujung pintu. Bayu mendorong pelan kursi roda dengan sosok wanita yang memakai bungkus kepala. Wanita tersebut terlihat sangat pucat bahkan tidak bertenaga sekalipun.

"Apakah kalian gila? Sumpah aku tidak habis pikir apa yang kalian pikirkan?." Ara menjatuhkan tubuhnya disofa sedangkan Bian terlihat menunduk seraya bersandar di dinding.

"Maafkan aku mas, maafkan aku Ara dan kamu sebagai istri mas Bian yang baru aku juga sangat minta maaf yang sebesar-besarnya." Yolanda berkata dengan pelan air matanya mulai mengalir sedangkan Bian melangkah pelan lalu membungkuk dihadapannya sambil menghapus setiap tetesan bening dari kedua mata Yolanda.

Hera semakin bingung dengan wajah lesu dan tatapan kosong, dia sama sekali belum mengerti apa yang terjadi.

"Sayang, kembalilah ke kamar. Biar aku yang akan menjelaskan kepada Ara." Ucap Bian pelan masih membungkuk dihadapan Yolanda.

"Mas, aku yang salah. Biarkan aku menjelaskan kepada mereka biar masalah ini tidak berlarut-larut." Sahut Yolanda.

Yolanda terdiam sejenak diiringi dengan tarikan nafas yang pelan. "Pertama, perkenalkan aku adalah Yolanda. Aku juga termasuk istri dari mas Bian." Ucapnya pelan.

Hera melotot dengan wajah tidak percaya.

"Aku yang menyuruh mas Bian untuk menikah lagi dengan alasan yang kami berdua telah sepakati dan tidak perlu untuk aku bicarakan disini. Aku tidak tahu asal usulmu dan aku berharap kamu bisa membuat Bian bahagia sampai keadaanku benar-benar pulih. Setelah keadaanku membaik kamu boleh pergi dan semua keinginanmu bisa aku berikan." Yolanda kembali berucap.

"Aku tidak bisa merahasiakan ini dari Ayah!" Gerutu Ara kesal.

"Ra...bantulah aku sebagai sahabatmu. Aku melakukan demi kebahagiaan kakakmu."

Bayu hanya bisa menjadi pendengar setia begitupun dengan Hera yang sejak tadi tidak mengeluarkan kata-kata.

"Mulai malam ini dan malam berikutnya Mas Bian akan tidur bersama dengan Hera." Kata Yolanda.

"Yolan? Please lah berpikir yang jernih! Bagaimana mungkin kamu bisa berbagi suami dalam keadaan seperti ini? Kamu pasti sembuh dan kamu tidak perlu menambah rasa sakit itu. Kamu sudah cukup menderita dengan penyakitmu!" Bantah Ara.

"Aku terlalu egois jika harus terus mengajak mas Bian dalam dalam kesakitan Ra. Kamu bisa bayangkan sejak enam bulan menikah aku tidak bisa secara sempurna memenuhi kebutuhan mas Bian dalam hubungan int.." Perkataan Yolanda terhenti saat Bian menutup mulutnya dengan pelan.

"Biarkan masalah ini kita bicarakan lain waktu, sekarang waktunya kamu untuk istirahat dikamar. Biar aku yang mengantarmu." Seru Bian.

"Ara, Bayu, tolong antarkan aku kedalam kamarku dan aku harap mas Bian tidak beranjak dari kamar ini. Biarkan aku yang memegang kunci kamar ini dan atas izinkulah mas Bian boleh keluar dari kamar ini." Ucap Yolanda tetapi semua terdiam. Ara menggeleng kepada Bayu agar tidak melakukan sesuatu perkataan Yolanda.

"Please aku mohon dengarkan aku kali ini saja! Aku sudah cukup menderita dengan penyakit ini dan jangan biarkan aku menderita melihat mas Bian tidak bisa mendapatkan nafkah batin dariku..hiks..hiks.hikss." Tangis Yolanda pecah dengan nafas tersengal-sengal..

bersambung...

Terpopuler

Comments

ᴅͩɪͥɳͦτ͠ɑ༃

ᴅͩɪͥɳͦτ͠ɑ༃

ntar kalo udah nyaman si bian ma hera km nyesel yolanda nangis" minta balikan kalo gk jd jahat pngin misahin bian ma hera😏

2021-12-08

0

᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺

᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺

Terhura thorrr... Skit jua ad diposisi yolanda... Pya pnyakit & tak bsa membrikan suami nafkah batin sgguh sgat" menyakitkan... Aplgi hrus merelakan suami mnikah lgi dmi bs mndpatkan nfkah batin... Sungguh sungguh menyiksa hati 😭😭😭😭😭

Lnjut up lgi thorrr jan lama" upny... Smngattt💪💪💪💪💪

2021-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!