Ada Mars Di Ruang Hati Parish
"Nona.. ayo bangun... sudah waktunya sarapan. Tuan besar dan tuan muda sudah menunggu"
Aunty Lesly mengguncang badan Parish lalu menuju kearah jendela, membuka tirai dan membiarkan cahayanya masuk kedalam kamar.
Parish mengeliat, perlahan dia membuka mata lalu menaikan tangan karena silau.
"Parish malas aunty...." ucapnya lirih.
Wanita paruh baya yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah keluarga Mc. Millan itu mendekat.
Dengan lembut, dia memeriksa badan Nona kesayangannya. Memegang kening, leher lalu mengusap kepala Nonanya.
"kenapa ? apa yang Nona rasa ?"
Parish hanya menggeleng lemah. Ada hal yang berat dalam dadanya tapi dirinya enggan bercerita pada siapapun.
"Parish mandi dulu" katanya seraya turun dari tempat tidur.
*
Parish turun kelantai bawah. Ikut sarapan bersama Ayah dan Kakaknya. Tanpa dia sadari, Ayahnya dan Spanish saling pandang. Mereka menyadari ada yang berubah.
Spanish mengambil telur mata sapi kesukaan Parish lalu menaruhnya di atas nasi goreng dalam piring Parish.
"terima kasih kak, Parish bisa ambil sendiri" katanya.
"kamu baik-baik saja ?" Mark Mc. Milan menyahut seraya memandang putrinya.
"iya" ucap Parish seraya melanjutkan makannya.
"nanti siang kamu ada kuliah ?" tanya Mark Mc. Milan lagi.
"tidak ada" Parish menoleh kearah Ayahnya.
"nanti siang auncle tom akan mengantar kamu ke tempat tante Jade. Ayah tunggu kalian di resto, kita makan siang sama-sama" jelas Mark Mc. Milan.
"tapi aku..."
Ayah dan Spanish menunggu Parish melanjutkan kalimatnya. Tapi Parish mengurungkan niatnya untuk menolak. Dia sudah terlanjur bilang tidak ada mata kuliah.
"tidak apa" ucap Parish lagi.
"aku akan menyusul dengan Marsha, kami ada rapat intern Meteor" sahut Spanish.
Parish berusaha menenangkan hatinya ketika Spanish menyebut nama itu. Bagaimana ini... Dia harus kuat.
*
"Hay Rish.. jadi bagaimana makan malamnya ?" tanya Starla sahabat dekatnya.
Parish lupa, kalo dia selalu cerita segalanya pada Starla. Tapi bagaimana dia bisa cerita pada Starla tentang tante Jade. Sedangkan Starla tau tentang perasaannya pada Marsha. Pasti Starla akan sama shocknya.
"biasa saja" ucapnya malas.
Starla heran, "maksudnya bagaimana ?"
"ya biasa saja. Sudah... ayo temani aku ke perpustakaan" ujar Parish seraya menarik tangan Starla meninggalkan bangku taman.
"cerita dulu" ujar Starla menahan langkahnya.
"nanti aku cerita. Kamu mau tau aja" ucap Parish tidak perduli dengan wajah penasaran Starla.
"habisnya penasaran tauk, Ayah kamu tiba-tiba ajak kalian dinner dengan calon mama. Tapi sebelumnya tidak ada pendekatan dulu" komen Starla.
Parish hanya bisa tersenyum. Dia juga sangat kaget begitu diperkenalkan kepada tante Jade dan keluarganya. Tapi dia belum mau untuk membahasnya lebih jauh dengan Starla.
*
Di perpustakaan Parish mulai memilih buku yang menarik. Dia ingin menghabiskan waktu membaca di dalam kamarnya. Mungkin dengan begitu, dia seolah-olah lupa dengan pernikahan Ayahnya. Parish sengaja meminjam buku di perpustakaan, supaya mereka menganggap dia lagi mengerjakan tugas kuliah.
Parish sangat ingin melupakan... tapi tidak bisa. Dia harus menghadapi gejolak hatinya yang perang melawan pernikahan Ayahnya.
"kamu nanti siang mau ketemu mama ?" ada suara dari arah belakang.
Parish menoleh. Cowok yang selama ini hanya bisa dia pandangi, kini menegurnya.
"iya.. kakak juga ?" katanya.
"aku akan menyusul" katanya seraya tersenyum.
Please... jangan beri aku senyum itu. Duniaku bisa teralihkan. Desis Parish dalam hati.
"Parish... " Marsha memanggil.
Parish merasa kikuk, "iya kak. Aku duluan" katanya seraya berlalu sambil memeluk beberapa buku yang tadi sudah dipilihnya.
*
Starla memandang tumpukan buku di depannya.
Dia mulai menghitung dari susunan terbawah "satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan".
Dia lalu memandang Parish heran. Biasanya Parish meminjam buku paling banyak tiga. Ini sudah melebihi kuota.
Di kampus ini para mahasiswa bebas meminjam buku sebanyak yang mereka mau. Yang penting kebersihan, kerapian buku terjaga dan mengembalikan tepat waktu. Kalau sampai terlambat, akan di kenakan denda tidak bisa meminjam banyak lagi selama setahun.
Parish termasuk peminjam buku yang bersih, rapi dan tepat waktu sehingga pihak perpustakaan tidak khawatir. Walaupun Ayah Parish, Mark Mc. Millan salah satu pemegang saham kampus ini tapi Spanish dan Parish sangat mematuhi peraturan. Mereka tidak berlaku seenaknya, bahkan mereka terlihat biasa saja. Membaur dengan mahasiswa lain tanpa membeda-bedakan. Mark Mc. Millan selalu mengajarkan mereka untuk baik dan tidak sombong.
"kenapa ? ada yang aneh ?" tanya Parish melihat mulut Starla menganga melihatnya.
"iya, buku sebanyak ini ? memangnya ada tugas, memangnya kamu tidak bisa baca online ?" Starla mulai bawel.
Parish hanya tersenyum. Sepertinya pertanyaan Starla tidak perlu di jawab. Pikirnya dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments