Part 5

Parish membuka matanya pelan. Terlihat samar untuk beberapa saat, lalu tampak jelas setelahnya. Dia berada di sebuah ruang, ada Ayahnya yang tengah tertidur di tepi ranjangnya. Tangan kokoh pria pekerja keras itu mengenggam erat tangannya.

Sementara disebelah sana, Spanish tertidur di sofa. Dia tidur meringkuk memakai selimut tapi tidak berbantal.

"Ayah..." ucap Parish pelan.

Mark Mc. Millan perlahan bangun. Dia tersenyum pada putrinya. Tangannya membelai lembut wajah putrinya.

"hey..." ucap Ayahnya.

"kita dimana Yah ?"

"kita di rumah sakit sayang"

"Parish kenapa Yah ?"

"Parish kecapean, jangan terlalu banyak berpikir, atau mengingat. Kalo ada ingatan yang datang, Parish jangan kaget, pelan-pelan saja. Kalo dipaksakan Parish bisa drop seperti sekarang" jelas Ayahnya.

"sebenarnya Parish kenapa Yah ? kenapa Parish selalu sakit kepala ketika akan mengingat sesuatu tentang hari-hari lalu" tanya Parish.

Mark Mc. Millan lalu menghela nafas panjang. Parish sudah seharusnya tahu cerita lengkapnya.

Cerita tentang kenapa putrinya itu selalu merasakan sakit kepala ketika mencoba mengingat kejadian lalu.

Cerita tentang kenapa baik dirinya dan Spanish sangat melarang dia untuk bermain piano.

Cerita tentang dirinya dan Spanish mnghilangkan jati diri pelukis dari kehidupan Parish.

Cerita yang selalu urung dia dan Spanish lakukan demi kesehatan Parish.

Mereka takut Parish shock dan drop.

Tapi Parish harus tahu ceritanya agar dia bisa menerima keadaannya.

*

Parish melangkah menuju gudang di halaman belakang rumahnya. Begitu pulang dari rumah sakit, keinginan terbesarnya adalah datang kesini untuk melihat barang-barang masa lalunya.

Dibawah jendela yang tertutup horden panjang warna coklat, terdapat beberapa lukisan yang rapi ditutupi plastik tapi sudah berdebu. Parish melihat serakan cat air dalam sebuah wadah kaca.

Pandangannya lalu beralih pada rak buku disebelah lukisannya. Dia lalu mencoba membuka tumpukan demi tumpukan buku-buku yang berdebu itu.

Akhirnya dia menemukan apa yang dia cari. Buku sketsanya, yang menurut cerita Ayah kalau buku itu seperti catatan hariannya. Dia meraihnya. Membuka lembaran demi lembaran. Benar, sketsa di dalamnya seperti sebuah catatan harian. Ternyata dia selalu menyempatkan diri untuk membuat sketsa tentang kesehariannya. Dari dia menuju sekolah, kemacetan RedRose, suasana di sekolah, belajar di kelasnya, makan di kantin sekolahnya, sampai kesehariannya dalam rumah juga dia tuangkan dalam bentuk sketsa. Semua tergambar dengan cepat dan detail.

Dia lalu mencari lagi di tumpukan itu. Kalau semuanya lengkap dia gambarkan seperti cerita Ayahnya, kejadian lalu kecelakaan ibu mungkin sempat dia gambar. Pikirnya.

Karena selalu ada sosok ibu dalam sketsanya, karena ibu yang selalu temani dirinya dan Spanish saat Ayah sibuk dengan pekerjaannya.

"ketemu" ucapnya.

Pada halaman pertama tampak sebuah sketsa seorang wanita yang sedang memilih gaun cantik untuk anak gadis berumur dua belas tahun didepan lemari pakaian yang terbuka.

*

Ayah cerita, kalau hari itu Parish akan mengikuti lomba lukis di aula taman kota. Seperti biasanya, Ibu yang sangat antusias menyiapkan segalanya.

*

"ibu... " ucap Parish.

Halaman kedua..

Sketsa seorang wanita yang menuruni tangga dengan memegang penyangga lukis.

Ketiga...

mereka sekeluarga berada di meja makan.

Keempat...

Ibu menerima sambungan telfon rumah.

*

Ayah bilang kalau ada telfon mendadak dari kantor kedutaan luar negeri RedRose, mereka meminta Parish untuk bermain piano dalam mengisi acara hiburan musik pada jamuan makan malam duta besar dari Sunflower. Jam tiga sore harus datang untuk ikut gladi bersih bersama band pendukung.

Ibu sudah berusaha menolak karena waktunya terlalu buru-buru. Selesai dari lomba lukis, harus ikut gladi lagi dan tampil. Ibu sangat mengkhawatirkan kondisi putrinya. Tapi karena yang mengurus semua itu termasuk kenalan baik ibu, ibu akhirnya luluh juga.

*

Sketsa kelima..

hanya berupa tulisan tangan.. sepertinya itu tulisan Parish. Sedikit banyak perubahan dengan tulisannya yang sekarang.

Aku ikut lomba lukis

*

Parish terus membuka lembaran buku sketsa hari kejadian itu. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi seperti cerita Ayahnya melalui gambaran sketsanya.

Akhirnya dia sampai di lembaran terakhir.. sebuah gambar sketsa yang belum selesai.

Gambarannya diambil dari dalam mobil, kursi depan sebelah kemudi. Sepertinya ibu yang menyetir waktu itu.

*

Ayah tidak mampu menahan matanya yang mulai basah. Air mata mengalir di pipi. Parish meraih tangan Ayahnya. Seolah memberi kekuatan agar Ayahnya melanjutkan ceritanya.

"ibu mungkin kelelahan, dia tidak bisa menghindar saat sebuah motor dari arah kiri belokan melaju dengan kencang. Ibu menghindar dan menabrak pohon" tangis Ayah pecah dipelukan Parish.

Spanish mengusap belakang Ayah. Mereka tidak tau kapan dia terbangun.

"kalian berdua mengalami luka dalam yang cukup serius. Ibu mengalami hantaman berat di dada dan kakinya. Kamu di kepala. Saat itu kami tidak tahu harus bagaimana, kami khawatir, kami kacau, kalian berdua harus selamat" Spanish yang melanjutkan ceritanya.

"ibu tidak bisa tertolong, dan kamu kritis. Dokter bilang ada trauma di kepalamu. Yang sudah sangat parah untuk bisa kembali normal seperti biasa. Kamu mengalami 'Retrograde' cedera pada otak sehingga mengakibatkan hilangnya sebagian memori ingatan" Spanish memandang adiknya.

"karena itu kami tidak ingin kamu mengingat kembali kejadian dulu, dokter bilang akan sangat berbahaya bila kamu mengalami shock karena trauma itu. Sengatan listrik yang kamu rasakan akan lebih kuat sakitnya. Kami tidak ingin kehilangan kamu. Kami ingin kamu mengingat pelan, jangan dipaksa" jelas Ayah.

"dokter bilang, kami hanya bisa berdoa agar kamu bisa melewati masa kritis. Kami sudah kehilangan ibu, kami tidak mau kehilangan kamu juga" ucap Spanish lirih.

Parish mengangguk mengerti.

*

Pintu gudang terbuka. Spanish masuk kedalam. Setelah mencarinya di kamar, dia tahu adiknya pasti ada disini.

"aku menemukannya kak" Parish memperlihatkan buku sketsa yang ada di tangannya.

"satu lagi. Aku menemukan ini dalam genggaman tanganmu sewaktu di rumah sakit. Aku menyimpannya karena tidak ingin kamu terlalu kepikiran" Spanish memberikan logam pipih berbentuk hati, di tengahnya ada gambar setangkai bunga mawar.

Sebuah liontin. Parish mengamatinya. Tidak ada tulisan apa-apa dan lebih parahnya tidak ada ingatan apa-apa tentang itu.

"ini punyaku kak ?"

Spanish mengangkat bahunya. Dia juga tidak tahu hal itu. Dia hanya menemukan dan menyimpannya.

*

"maaf ya Parish Mc. Millan.. aku cuma titip makanan saja sama kak Spanish" Starla memelukku.

"iya... terima kasih ya sahabatku sayang" Parish balas memeluk Starla.

Selama seminggu di rumah sakit Parish tidak ketemu dengan Starla. Saat Starla datang Parish tidur karena efek obat yang diminumnya.

"tunggu.. kayaknya ada yang beda" Starla melepaskan pelukannya.

Tangannya meraih liontin Parish. Ya Parish memakai liontin itu mulai hari ini. Dia berpikir mungkin itu pemberian dari ibunya.

"dari siapa ?" tanya Starla memicingkan matanya.

"kak Spanish menyimpannya. Dia menemukan di tanganku waktu kecelakaan itu" terang Parish.

"ooo.. aku juga sudah tau tentang ingatan kamu. Kak Spanish yang cerita sewaktu kamu tertidur" tanya Starla.

"hmmm jadi kalian akrab waktu aku di rumah sakit ?" kali ini giliran Parish memicingkan matanya.

Starla menutup mulut dengan kedua tangannya.

"hayo ngaku" ancam Parish.

"sama seperti pesonanya kak Marsha yang tidak bisa kamu hindari... aku juga tidak bisa untuk tidak terpesona sama kak Spanish" puji Starla dengan pandangan melihat keatas.

"hmmmmm" Parish mencibir, dia mencubit pipi Starla.

"sakit adik ipar" goda Starla.

Parish mengeluarkan lidah, seperti gerakan hendak muntah. Starla hanya tertawa.

"kita ke perpus yuk.. aku mau kembalikan buku" Parish menarik tangan Starla seraya menunjukkan tas karton bergambar balon udara yang di pegangnya berisi delapan buku perpustakaan.

"sudah selesai bacanya ?" tanya Starla.

"baru sebagian..." Parish tertawa.

Starla geleng kepala dan ikut tertawa. Seperti tebakannya, Parish tidak akan berhasil membaca semua buku itu. Dengan ketebalan buku seperti itu, akan cepat datang rasa bosan atau malas dan kemudian minat baca jadi turun.

*

Parish antri di bagian pengembalian buku. Sementara Starla menunggu di kursi tunggu yang berada tidak jauh dari antrian sambil melihat ponselnya, matanya fokus tertuju pada layar ponsel.

"bagaimana keadaanmu ?"

Parish menoleh ke belakang.

Marsha berdiri pada antrian tepat di belakangnya.

Jantung Parish langsung berdegup kencang tak beraturan. Astaga.. jangan salting. Mohonnya dalam hati.

"sudah merasa lebih baik kak. Terima kasih, untuk tante Jade dan Venus juga"

Marsha tersenyum.

Yaaaaaahhhh dia pake senyum. Gerutu Parish dalam hati.

"Parish Mc. Millan"

"i iya" jawab Parish seraya menghadap lagi kedepan lalu maju mendekat kearah meja pengembalian.

*

"jadi bagaimana pernikahan Ayahmu ?" tanya Starla.

Mereka duduk berdua menikmati es cream di taman kampus.

"ya begitu, sudah ukur baju tinggal tunggu fitting trus dekorasi dan apalah-apalah itu ada WO yang atur" terang Parish.

"aku belum tau calon mama kamu. Ada fotonya ?"

Parish menggeleng.

"hmmm nanti aku bilang Spanish ah, sapa tau dia ada" ujar Starla kemudian.

"jangan !!!" teriak Parish.

Semua mata kini tertuju pada mereka. Teriakan Parish kencang memecah keheningan.

"kamu kenapa ?" tanya Starla.

"tidak apa, jangan tanya apa pun pada kak Spanish. Dia lagi konsen dengan pertandingannya" ujar Parish mencoba membuat alasan.

"baiklah" sahut Starla akhirnya.

Parish masih bingung, bagaimana kalau sampai Starla tahu yang sebenarnya. Cowok yang selalu dia cerita akan serumah dengannya tapi dengan status yang tidak dia harapkan. Bagaimana mungkin Parish bisa mengganti ungkapan hatinya yang begitu memuja Marsha dengan bentuk persaudaraan.

Parish menggeleng kuat. Jangan sampai dia kepikiran.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!