The Secret Of My Heart

The Secret Of My Heart

Kenzhou : Putus Cinta

brak....

Sebuah tas terlempar begitu saja diatas meja dalam sebuah ruangan kelas. Kondisi kelas yang tadinya sepi kini berubah menjadi gaduh karena umpatan dan makian dari beberapa mahasiswa yang merasa terganggu.

"Apa tuan besar itu nggak bisa sehari aja nggak bikin keributan dan nggak ngeganggu orang lain??"

"Oh god... apa iya gue harus nemuin Dr. Salma saban hari buat periksa jantung" keluhan lain terdengar dari sudut ruangan.

"Kesetanan apa tuan Cassanova kita?"

"Dasar cowok gila"

Masih banyak cacian yang terlontar dari mulut pedas para mahasiswa yang juga belajar didalam kelas tersebut. Namun seolah tuli dan terkesan masa bodoh, sang empunya tas justru hanya diam bahkan tak meminta maaf. Wajahnya lesu dan menyiratkan kesedihan. Bahkan dia merasa malas untuk mengangkat wajahnya dan memilih menelungkupkan wajahnya diatas meja.

Seorang gadis cantik melangkahkan kakinya mendekat dan duduk didepan laki-laki itu dan memegang lengannya perlahan.

"Are you okay, Ken??" Ken, laki-laki itu, hanya diam dan tidak merespon ketika ditanyai. "Ken, you have any problem??" Ken mengangguk..

fyuhh...

Gadis itu menghela nafas pelan, jika sudah seperti ini, dia tahu pasti masalah apa yang tengah dihadapi oleh Ken.

"Maira lagi?"gotcha, Ken menganggukan kepalanya namun tetap dalam posisi yang sama.

"Hah... kenapa lagi cewek SMA elo itu?" Gadis itu, Arin nampak jengah dengan masalah Ken yang hanya itu-itu saja dan tak pernah ada perubahan.

"Gue putus sama dia!"Ken bersuara perlahan, dari suaranya Arin tahu, pria dihadapannya ini sedang terluka.

"Are you kidding me, Ken?? Elo serius?? yang bener aja"entah dari mana dan kapan datangnya, pria itu tiba-tiba ada disamping Kenzou dan Arin.

pukk...

"Aduhh... sakit Rin!" Ares mengaduh saat penggaris panjang mendart tepat diatas kepalanya.

"Lo nggak liat dia lagi sedih??? Malah diajak becanda"

"Gue lagi nggak bercanda Arin cantik. Gue serius. Dia sama si Maira kan saling mencintai, kenapa harus putus??" cerocos Ares

"Hei, bro. ceritain gimana ceritanya elo bisa putus sama Maira? elo selingkuh.. Aww.." Penggaris kembali mendarat di kepala Ares, kali ini lebih keras lagi.

"Arinn... kenapa gue dipukul lagi sih?? Kalau gue jadi goblok, elu kudu tanggung jawab" Ares bersunggut-sunggut sambil mengelus puncak kepalanya yang kembali dipukul Arin.

"Elo lupa, kalo elo emang udah goblok dari sononya??" sinis Arin, "Dan Ken, cerita lah kenapa elo bisa putus?" Ken mengangkat kepalanya, matanya memerah bekas airmata. Arin dan Ares sampai terkejut melihat nya, 9 th bersahabat, baru kali ini mereka melihat seorang Kenzhou Alatas, putra tunggal Malik Alatas, pewaris utama ALATAS Corp, seorang cassanova dengan tingkat keplayboyannya mencapai 99%, MENANGIS. Ya, ini pertama kalinya Kenzhou menangis karena seorang wanita. Biasanya, cewek-cewek ganjen dan genit yang selalu menangis dan gigit jari karena di tolak Ken, mungkin sekarang jika mereka melihat Ken menangis mereka akan tertawa terbahak-bahak.

"Kemarin, Maira ngajak gue ketemuan di tempat biasa. Gue nggak menaruh curiga apapun sama dia. Hanya saja dia datang terlambat. Dia telat selama sejam. Pas dia udah dateng, gue tanya mau makan atau minum apa, dia hanya menggeleng dan menjawab bahwa dia hanya akan bicara sebentar. Tiba-tiba dia meminta untuk mengakhiri hubungan kami selama ini." Ken menarik nafasnya sejenak sebelum kembali memulai ceritannya. "Gue terkejut, dan gue tanya kenapa? Gue tanya, gue punya salah apa? Dan dia hanya bilang kalau gue nggak salah apa-apa, yang salah itu dia. Dia ingin melanjutkan kuliahnya di Paris, sambil meniti Karirnya sebagai model."

"Jadi model bukan halangan untuk tetap berhubungan kan?? Lagian Paris - Jakarta nggak sejauh itu juga kali Ken"

"Gue maunya juga begitu Rin, tapi dia kekeuh nggak mau. Dia nggak mau hubungan gue sama dia jadi semacam penghalang untuk karirnya dia. Dia bener-bener pengen fokus. Gue juga udah bilang, gue gak bakalan ganggu karir dia, gue gak bakalan sering hubungin dia biar dia fokus. Gue bahkan bilang gue bakal nungguin dia sampai dia balik. Tapi tetep aja dia mutusin buat akhirin semuanya" Kepala Kenzhou kembali tertunduk setelah menyelesaikan ceritanya. Rasanya sesak, dia nggak tahu harus gimana lagi. Dia begitu mencintai Maira dan nggak ingin terpisah dari wanita itu.

"Gue harus gimana Rin, Res?? Gue bingung. Gue cinta sama dia. Gue nggak bisa kehilangan dia" Arin mengusap kepala Kenzhou penuh kasih sayang, seperti seorang ibu yang sedang menenangkan anaknya.

"Elo udah ngehubungin dia lagi??" Ken menggelengkan kepalanya. "Why??? Elo nggak coba buat tetep komunikasi??"

"Gue takut Rin. Gue takut dia akan semakin menjauh dari gue"

"Ken, kenapa elo nggak coba aja buat dateng kerumahnya, trus elo lamar dia... Auw.. Rin, apaan sih elo?? Udah 3X ya elo mukul gue. Sakit bangsat.. Aduhh" Sudah tiga kali kena pukul, kini mulut Ares bahkan kena tampar tangan lentik Arin.

"Mulutt... tolong di kondisikan ya bray.. dan ide elo nggak lucu." Arin melotot galak ke arah Ares

"Mohon maaf nih neng Arin, gue lagi nggak ngelawak. Jadi bagian mana yang menurut ngana lucu?? Gue serius, serius banget malah. Ken bisa nyoba dateng kerumah Maira, dan melamar Maira kepada kedua orang tuanya. Lagian, niat si ken ini baik. Bukan mau menghambat karir apa lagi pendidikan Maira. Niat Ken hanya ingin menjaga Maira dengan ikatan, kalau tidak bisa pernikahan setidaknya dengan pertunangan" kata Ares yakin.

"Tapi..."

"Elo yakin Res??" Ken mengangkat kepalanya dan bertanya dengan sedikit antusias

"Yakin!" Jawab Ares dengan penuh keyakinan.

"Kalau ditolak??? Bukannya tadi Ken bilang kalau dia nggak mau sebuah ikatan menghalangi karirnya" Arin menatap Ares dan Ken bergantian

"Pasti diterima!" yakin Ares kembali

"Dari mana elo tahu bakalan diterima Ress??? Apa sekarang elo mulai jadi cenayang yang bisa baca mas depan orang lain???"

"Gue yakin gue bakalan diterima karena kita saling mencintai Rin." Ken justru yang menjawab pertanyaan yang tadi diajukan Arin pada Ares.

"Hegh..." Arin mendengus sinis dan memandang tajam dua pria dihadapannya.

"Elo tadi bilang apa?? Cinta?" Kenzhou mengangguk

"Kalo emang dia cinta sama elo, dia nggak bakalan mutusin elo. Meski alasannya adalah pendidikan sekalipun. Kalo dia cinta sama elo, dia akan nerima tawaran elo untuk tetap berhubungan meski jarak jauh. Padahal seharusnya, LDR adalah solusi terbaik sebelum putus. Lagi pula, kalo elo nurutin bule Korea samping gue ini, elo mau kasih apa buat Maira. Kerja juga belum, mau ngelamar. Anak orang mau elo kasih makan batu? Yakin banget bakalan diterima oleh kedua orang tua Maira. Yang ada elo bakalan dilempar keluar rumah mereka sebelum mengutarakan niat elo itu." Arin menatap tajam mata merah Ken yang kembali menunduk, Ares juga hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Pria itu tidak berfikir hingga ke kedua orang tua dan lain-lain atau kemungkinan yang terjadi ketika memberi ide pada Ken.

"Gue bisa.."

"Bisa apa?? Minta uang sama Om Malik? Bisa bilang kalau elo adalah putra pertama pemilik ALATAS Corp, yang bakalan mewarisi separuh kekayaan mereka?C**ammon Ken, Orang tua Maira juga akan berpikir dua kali untuk memberikan anaknya ke elo. Seenggaknya elo harus membuktikan dulu pada Maira dan kedua orang tuanya kalau kau bisa berdiri sendiri. Tanpa embel-embel Alatas. Elo nggak malu sama Kei sama Rui. Adik kembar elo aja, udah bisa cari uang sendiri." Kenzhou semakin menunduk dalam.

"Ken, pikirin baik-baik. Gue tahu elo cinta sama dia dan elo nggak bisa kehilangan dia. Tapi gue yakin ada banyak cara selain ngelamar. Bukan apa-apa.. gue cuma takut elo sakit hati. Rasa sakitnya di putusin, dengan rasa sakitnya ditolak lamaran itu berbeda jauh. Dan elo Res.... hubungan cinta elo aja nggak pernah beres, ini lagi elo ngasih ide nggak kira-kira. Gue nggak mau Kenzhou patah untuk kesekian kalinya. Dan elo harusnya paham itu" Arin bangkit dari kursinya dan beranjak pergi.

"Elo mau kemana??" Ares menahan pergelangan tangan Arin.

"Keruangan Mr. Vinh, gue harus ngurus beberapa hal sebelum sidang tesis gue minggu depan. Juga mau ngebahas rencana program doktor gue setelah gue selesai." Arin meninggalkan Ken dan Ares yang masih dalam keadaan yang sama.

"Kayaknya Arin marah" Ares menggumam lirih, sangat lirih hingga terdengar seperti bisikan.

"Elo ngomong apa Res?" tanya Ken

"Hah...?? Nggak... gue nggak ngomong apa-apa kok"

To : Kuririn 💜

Kuririn, marah ya?? Maapinn.. Antares yak 😭

Ares mengirim pesan itu pada Arin, perasaannya tidak enak saat tadi tak sengaja melihat raut sedih dimata Arin. Tak berselang lama, balasan datang.

From : Kuririn 💜

Tenanglah! I'm okey. Tolong jaga Kenzhou sebentar ya.

To : Kuririn💜

Okay.. baby!

"Res..." Kenzhou memanggil Ares perlahan.

"Ehm..." Ares memasukkan ponselnya setelah selesai berbalas pesan dengan Arin.

"Kayaknya, gue emang harus nyoba ide elo?"

"Hahh??" Ares tersentak kaget "wahh...bahaya ini"

"Gue bakalan minta bokap buat ngelamar Maira buat gue. Gue nggak peduli bakalan diterima atau nggak. Setidaknya gue udah mencoba dan berusaha. Sehingga gue nggak kehilangan dia sia-sia"

"Ehmm...Ken, Elo kayaknya harus pikir-pikir lagi. Nanti kalau.."

"Gue udah benar-benar mantap. Elo kan tadi yang ngasih gue ide" Ken menyela perkataan Ares dan menatapnya tajam. Ares salah tingkah, dirinya merasa benar-benar telah salah memberi ide spontan tadi pada Ken. Sedangkan Ken adalah pria yang akan selalu kekeh dengan pendiriannya.

"Waduhh... Arin, gimana ini???"

...*******...

1st Chapternya... semoga suka ya guys 😊😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!