Dokter Arkana
Disebuah rumah sakit terkenal yang berada dipusat kota. Seorang dokter bedah yang sangat terkenal dengan kejeniusan ya sedang melakukan operasi darurat di ruang OT.
"Pisau bedah" Mintanya.
"Ini dok" Berikan sang perawat.
Sedangkan di ruangan sang presdir mereka sedang membicarakan Haris yang sedang melaksanakan operasi yang tak lain adalah istri dari seorang konglomerat besar di kota itu.
"Bagaimana ini? jika operasinya tidak berjalan dengan lancar apa dia akan menarik saham dari rumah sakit ini?" Khawatir Steven yang tak lain adalah adiknya Hermawan.
"Aku yakin Haris pasti bisa menyelamatkan nyawanya" Angguk Hermawan.
"Aku juga berharap semoga Haris bisa menyelamatkan ya" Sambung Agung sebagai rekan Hermawan dan Steven.
Tok.. Tok..
"Masuk" Jawab Hermawan.
"Dok.. Tuan Agus ada diluar" Beritahu sekretaris Hermawan.
"Suruh dia masuk".
"Baik dok" Angguknya langsung memberitahu Agus.
Begitu Agus memasuki ruangan Hermawan, "Silahkan duduk tuan Agus" Senyum Hermawan menyuruh Agus duduk.
"Terima kasih" Duduknya diatas sofa.
"Bawakan kopi 1 lagi" Ucap Hermawan kepada sang sekretaris.
"Baik dok".
Dengan wajah santai Hermawan tertawa melihat Agus, "Tidak usah khawatir tuan, dokter yang menangani istri tuan adalah dokter yang sangat hebat" Puji ya.
"Mmmmm.. Saya harap juga seperti itu" Angguk ya.
Kemudian sang sekretaris membawa secangkir kopi kembali, "Kopi ya tuan".
"Terima kasih" Terima Agus.
"Sama-sama tuan" Lalu ia langsung keluar dari ruangan itu.
"Kalau dia berhasil menyelamatkan istri saya, saya akan merekrut dia".
"Apa?" Kaget Hermawan.
"Iya".
"Maksudnya? kami sama sekali tidak mengerti tuan?".
"Sebenarnya saya memiliki rumah sakit militer yang ada di perbatasan" Jawab Agus meminum teh ya. "Kalau kalian menyerahkan dia, saya akan memberikan saham saya lagi menjadi 75% bagaimana?".
"Haahhhh? 75%?".
"Mmmmmmm".
"Hahahhahah" Tawa mereka bertiga langsung. "Baiklah.. Kami akan memberikan ya kepada mu tuan Agus" Setuju mereka.
"Nanti sekretaris saya yang akan mengurusnya".
"Iya tuan.. Terima kasih banyak" Senyum Hermawan sangat lebar. "75% bukanlah nilai yang kecil, dan diluar sana masih banyak yang jauh lebih hebat dari Haris" Batin Hermawan.
.
40 menit telah berlalu, Haris langsung keluar dari dalam ruangan operasi, "Bagaimana Haris? apa operasinya berjalan dengan lancar?" Tanya Hermawan.
"Iya dok" Senyum Haris melihat Agus.
"Aakkhhhh.. Syukurlah" Legah Agus mengusap wajahnya.
Begitu juga dengan Hermawan, Steven dan juga Agung langsung tersenyum senang. "Dokter Haris tidak mungkin mengecewakan kita tuan" Ucap Hermawan melihat Agus.
"Iya" Senang Agus.
"Sepertinya istri tuan telah dibawa keruang inap".
"Mmmmmmm" Agus segera pergi keruangan presiden sweet yang kemarin ia pesan untuk sang istri tercinta.
"Kalau gitu saya permisi dulu dok" Tunduk Haris.
"Mmmmmmm" Angguk Hermawan.
Haris pun segera pergi dari hadapan mereka menuju ruangan ya. "Aakkhhh" Lelah Haris menyandarkan kepalanya. Kemudian Haris mengeluarkan ponselnya dari dalam laci meja ya.
DDDRRRTTTT.. DDDRRRTTT..
"Hallo sayang" Senyum Haris dengan lebar.
"Apa operasinya berjalan lancar?" Tanya Marisa istri tercinta ya Haris.
"Iya sayang" Angguk Haris.
"Syukurlah" Senyum Marisa sangat lebar.
"Kamu sedang apa sayang?".
"Aku sedang melipat pakaian anak kita Haris".
"Kamu jangan terlalu capek sayang, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan mu dan juga calon anak kita" Ingatkan Haris.
"Kamu tidak usah khawatir Haris, aku dan calon anak kita baik-baik saj.. Aakkhhhh".
"Kamu kenapa sayang?" Khawatir Haris.
"Tidak apa-apa Haris, anak kita tiba-tiba saja menendang" Senyum Marisa mengelus perut buncitnya.
Haris pun ikut tersenyum mendengar cerita sang istri tercinta, "Apa kamu sudah makan sayang?".
"Sudah Haris".
"Pulang kerja nanti kamu mau dibawa apa?".
"Mmmmm.. Ayam goreng".
"Baiklah, nanti aku akan membawanya".
"Mmmmmm".
"Kalau gitu aku kerja dulu ya sayang".
"Iya Haris".
"Uuummmaahhhh" Cium Haris sebelum mematikan ponselnya.
"Hahahhaha" Tawa Marisa dari sebrang sana.
Tuuttt..
Setelah itu Haris kembali bekerja.
.
Dirumah, Marisa selalu sendiri jika Haris berangkat bekerja. "Sayang.. Suatu saat nanti kamu harus menjadi seperti papa kamu yah" Senyum Marisa mengelus perutnya.
Mendengar perkataan Marisa sang calon buah hati mereka pun langsung menendang perutnya, "Aakkhhh.. Hahahha ternyata kamu mendengar mama sayang" Tawa Marisa sangat bahagia. Kemudian Marisa melihat foto pernikahan mereka, "Semoga suatu saat nanti anak kita akan seperti kamu Haris".
Lalu Marisa melanjutkan pekerjaan ya yang sempat tertunda tadi.
Tok.. Tok..
"Siapa?" Tanya Marisa menghentikan pekerjaan ya lagi.
"Ini mama Risa" Jawab sang mama.
"Mama" Bangkit Marisa membuka pintu untuk sang mama.
Ceklek..
"Mama" Peluk Marisa dengan sayang.
"Hahahhahah" Tawanya membalas pelukan Marisa.
"Mama bawa apa?" Tanya ya melihat bekal yang ada ditangan kanan sang mama.
"Mmmmm.. Tadi dirumah mama masakin makanan enak untuk putri tercinta mama dan juga menantu mama, apa Haris dirumah?".
"Haris belum pulang kerja ma, ayok masuk ma".
"Iya sayang" Masuknya kedalam rumah kecil yang sengaja Marisa mau.
"Duduk Ma".
"Mmmmm" Duduknya diatas sofa. "Ini sayang" Berinya dihadapan Marisa.
"Terima kasih ya ma" Terima Marisa lalu menaruhnya didalam kulkas pendingin makanan. "Mama mau minum apa?".
"Apa yang ada ajah sayang".
"Iya ma" Marisa segera membuatkan minuman segar yang ada didalam kulkasnya. Setelah itu ia membawanya. "Kami hanya punya ini mah" Berikan Marisa.
"Tidak apa-apa sayang" Minumnya. "Aakkhhh.. Kamu masih saja pintar buat minuman segar seperti ini sayang".
"Hehehehe" Tawa Marisa.
"Apa kabar dengan kandungan kamu sayang?".
"Kandungan Risa baik-baik saja Ma, dan calon bayi Risa sudah mulai aktif nendang ma kalau Risa mengajak ngobrol".
"Hahahah.. Pintarnya enggak jauh beda dari Haris ya sayang".
"Iya ma.. Risa yakin calon bayi kami nanti pasti seperti Haris".
"Amin sayang".
.
Dirumah sakit Haris sedang sibuk dengan pekerjaan, "Dok.. Dokter" Teriak salah satu pasien ya yang sedang menahan sakit.
"Tunggu sebentar ya buk, dokternya lagi memeriksa pasie lainnya" Ucap sang perawat.
"Tolong periksa ibu saya duluan suster, kasihan ibu saya" Mohon sang putri.
"Maaf mbak, saya tidak bisa apa-apa, semua sudah bergiliran".
"Aarrrkkhhhh.. dokter tolong saya" Teriaknya lagi.
Haris pun yang mendengarnya langsung melihat kearah yang empunya suara, "Tolong ibu saya duluan dok, ibu saya sangat membutuhkan pertolongan dokter" Mohon sang putri menghampiri Haris.
"Tunggu sebentar yah" Ucap Haris meninggalkan pasien tersebut.
"Tapi saya dok".
"Maaf ya buk, Pasien yang di ujung sana dari tadi teriak kesakitan".
"Kenapa bisa begitu, bukankah saya duluan yang tiba disini?" Marahnya kepada sang perawat.
"Saya harap ibu bersabar sebentar yah, dokter Haris pasti akan memeriksa ibu, atau saya memanggil dokter yang lainnya?".
"Saya tidak butuh dokter yang lain, saya mau dokter Haris yang menangani saya" Tolaknya.
"Kalau gitu ibu harus menunggu dokter Haris selesai" Ucapnya langsung meninggalkan pasien tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Novianty Sugeng
Thor istrinya jgn panggil nama dong utk suaminya masa panggilnya Haris .. ga enak bacanya Mas kek atau Huby gitu ..
2022-03-11
2
Nero Bianco
mantap ito
2022-03-09
1
Abdullah
up up
2022-02-28
0