1 minggu kemudian, Haris kini sedang berada di dalam rumah sang ibu mertua, "Ma.. Pa.. Haris titip Marisa ya ma".
"Iya Haris.. Selama kamu pergi mama dan papa akan menjaga Marisa dan juga calon bayi kalian".
"Iya ma, terima kasih banyak" Senyum Haris melihat Marisa.
"Ya sudah.. Pergilah Haris jangan khawatirkan Marisa, sebentar lagi jadwal pesawat mu akan terbang" Ucap sang papa mertua.
"Iya pa" Haris segera bangkit berdiri dari atas sofa. "Aku berangkat ya sayang".
"Haris" Rengek Marisa melihat sang suami.
Dengan gemas Haris langsung memeluk Marisa, "Aku hanya pergi tuk sementara sayang".
"Tapi tetap saja aku belum siap berpisah dengan mu Haris".
Kemudian sang mama menarik tubuh Marisa, "Sudah sayang nanti Haris ketinggalan pesawat".
"Ma" Sedih Marisa.
"Kalau gitu Haris berangkat dulu Ma Pa" Pamit ya sebelum keluar dari dalam rumah.
"Iya Haris.. Setibanya nanti disana jangan lupa beritahu kami".
"Iya Pa" Haris pun langsung keluar dari dalam rumah.
Begitu Haris pergi dari hadapan mereka semua, "Ma.. Risa masuk kamar dulu yah".
"Sayang" Sedihnya melihat putri tercinta.
"Risa baik-baik saja kok ma, mama enggak usah khawatir".
"Iya sayang" Angguk ya. Kemudian Marisa pergi meninggalkan pasangan suami istri itu. "Pah".
"Sudahlah Ma.. Biarkan Marisa sendiri".
"Hhhmmsss" Dengus ya.
Dibalik pintu kamar Marisa tak henti-hentinya menangis, "Hiks.. Hiks.. Sebenarnya hati ku sangat berat sekali untuk membiarkan mu pergi Haris, hiks.. hiks.. Tolong kuat kan mama sayang" Dengan sedih Marisa mengelus perutnya.
.
Di bandara Haris telah ditunggui oleh Agus, Hermawan dan juga Steven.
"Haris" Panggil Hermawan.
"Maaf kalau saya terlambat dok" Ucap Haris menghampiri mereka.
"Tidak apa-apa dokter Haris" Senyum Agus.
"Apa kamu sudah siap?" Tanya steven.
"Sudah dok" Jawab Haris.
"Kalau gitu kami berangkat dulu".
"Iya tuan, semoga perjalan kalian baik-baik saja. Kalau ada apa-apa jangan lupa memberi tahu kami tuan".
"Mmmmmm" Angguk Agus langsung pergi dari hadapan Hermawan dan Steven bersama dengan Haris.
Seperginya Haris dan Agus dari hadapan mereka. Hermawan dan Steven segera pergi meninggalkan bandara internasional tersebut.
.
4 jam perjalan menuju rumah sakit Agus, kini mereka telah tiba disana. "Hahaha.. Ini adalah rumah sakit saya dokter Haris" Beritahu Agus membawa ya masuk kedalam IGD.
Melihat Agus yang baru datang, para staf dan dokter yang bertugas disana langsung menyambut sang empunya rumah sakit. "Tuan Agus" Sapa mereka dengan sopan.
"Iya, apa kabar kalian semua?".
"Baik tuan, bagaimana dengan istri tuan? apa beliau baik-baik saja?".
"Mmmmm.. Istri saya sudah baik-baik saja berkat dokter Haris. Kenalkan dia adalah dokter baru disini nama ya Haris" Senyum Agus.
"Hallo dokter Haris" Sapa mereka sangat ramah.
"Aakkhh iya" Tunduk Haris tak kalah ramah dengan mereka. "Saya harap selama 1 bulan ke depan ya kita semua bisa bekerja sama dengan baik".
"Iya dok" Angguk mereka.
Kemudian Agus mengajak Haris berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit tersebut, hingga kini mereka berdua tengah berada di atas atap rumah sakit. "Aakkhhhh" Hela Agus menatap lurus. "Rumah sakit peninggalan kedua orang tua ku".
"Mmmmmm" Angguk Haris mendudukan diri diatas kursi yang ada disana.
"Papa dulu seorang TNI, dan rumah sakit ini dibangun memang khusus untuk para tentara. Kamu lihat perumahan yang ada disana?".
"Iya".
"Itu adalah perumahan tentara".
"Oohh..".
"Dan lokasi kita ini berada di perbatasan, jika terjadi sesuatu dengan mereka maka rumah sakit ini akan penuh".
"Pantas saja saya tadi melihat rumah sakit ini sangat sepi".
"Stop" Teriak Agus.
"A-ada apa?" Kaget Haris melihat Agus.
"Hentikan, kamu tidak boleh mengatakan seperti".
"Kenapa?".
"Sebentar lagi rumah sakit akan ter..sial. Kamu lihat itu" Tunjuk Agus melihat ambulan yang baru datang.
"Iya".
"Ayok.. Mereka membutuhkan mu" Lari Agus dari atas atap gedung tersebut.
Melihat itu Haris semakin dibuat tambah bingung meskipun ia tetap turun mengikuti Agus.
.
Setibanya mereka di ruang IGD Haris dibuat melongo dengan apa yang baru ia lihat. "Apa yang kamu lihat Haris, ayok bantu mereka" Teriak Agus membantu sedikit demi sedikit.
"Ba-baik" Jawab Haris langsung membantu para perawat. "Apa yang terjadi? kenapa mereka bisa terluka seperti ini?" Tanya Haris kepada sang perawat.
"Ini luka bom dok" Jawab sang suster.
"Bom?" Kaget Haris melihat sang suster.
"Kita tidak punya banyak waktu lagi dok" Ujar sang perawat mengingatkan Haris.
"Aakkhhh.. Iya" Haris kembali fokus menangani pasien itu.
.
Setelah selesai menangani beberapa pasien tersebut, "Terima kasih dokter Haris, dokter memang benar-benar hebat" Jempol para perawat melihat Haris dan dokter lainnya.
"Iya, sama-sama" Senyum Haris dengan senang hati. Lalu Agus menghampiri Haris.
"Terima kasih telah bekerja dengan bagus" Senang Agus menepuk pundak Haris. "Apa kamu sudah menghubungi istri mu?".
"Belum tuan, saya tadi belum sempat memberi kabar istri ku".
"Ya sudah.. Kamu boleh menghubungi istri mu agar dia tidak khawatir".
"Iya tuan" Angguk Haris segera pergi dari ruangan IGD.
"Dokter Haris?".
"Iya" Angguk Haris.
"Ayok ikut saya dok" Bawanya kedalam kamar yang di sediakan untuk Haris.
Ceklek..
"Ini kamar ya dok, dan barang-barang dokter telah saya masukan kedalam".
"Terima kasih banyak" Senyum Haris dengan ramah.
"Sama-sama dok" Perginya meninggalkan Haris.
Lalu Haris langsung masuk kedalam kamar tersebut, "Aakkhh" Duduknya diatas kursi yang disediakan. Setelah itu Haris mengeluarkan ponselnya dan segera men-video call istri tercinta.
DDDRRRTTT.. DDDRRRTTT..
"Haris" Jawab Marisa dengan wajah berseri-seri.
"Sayang" Senyum Haris.
"Kenapa kamu baru menghubungi ku?".
"Maafkan aku sayang, tadi pasien sangat banyak sekali" Kemudian Haris memperhatikan mata sembap Marisa. "Ada apa dengan kedua mata mu sayang? apa kamu menangis?".
"Mmmmmm" Gumam Marisa mengerucutkan bibirnya.
"Sayang.. Tolong jangan buat aku khawatir disini. Aku enggak mau kamu kenapa-napa dan juga bayi kita".
"Istri mana sih yang enggak sedih kalau ditinggal sama suami? apalagi di tugaskan sangat jauh".
"Aku mengerti sayang, tolong jangan sedih" Bujuk Haris melihat Marisa yang sudah berkaca-kaca. "Maafkan aku yah, kalau kamu sedih bayi kita juga akan ikut sedih".
"Tau aakkhhh" Kesal Marisa membuang wajahnya.
"Sayang" Panggil Haris. "Sayang" Panggilnya lagi dengan sayang. "I miss you istri ku sayang".
Marisa pun langsung melihat layar ponselnya, "I miss you too suami ku" Balas Marisa.
"Ayok dong tersenyum sayang, smile😊".
"Enggak aakkhh.. Lagi enggak mood".
"Ayolah sayang, aku mau malam ini hanya senyuman mu saja yang ada dalam bayangan ku".
"Baiklah" Marisa pun menunjukkan senyum manisnya kepada suami tercinta.
"Gitukan cantik sayang" Puji Haris.
"Tentu saja aku cantik"..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments