Episode 5

1 minggu kemudian di bandara internasional, "Marisa berangkat ya ma pa" Salim ya.

"Iya sayang" Sedih sang mama memeluk Marisa.

"Doain Risa dan Arka baik-baik saja ya ma disana" Balas ya memeluk sang mama.

"Pasti sayang" Senyum ya mencium kening Marisa.

Kemudian Marisa memeluk sang papa, "Baik-baik disana ya nak".

"Iya pa, Risa akan baik-baik saja menjaga Arkana".

"Ya sudah.. Berangkatlah".

"Iya pa. Marisa berangkat ya" Lambai ya.

"Tiba disana langsung beritahu mama dan papa ya sayang" Ucap sang mama.

"Iya ma".

.

2 jam perjalan menuju kampung halaman Haris, "Hheemmm.. Kita sudah tiba sayang dikampung halaman papa" Senyum Marisa melihat kota kecil tersebut.

"Permisi nona, mau diantar kemana?" Tanya salah satu supir taksi menghampiri Marisa.

"Aakkhh iya pak.. Tolong antarkan saya ke alamat ini".

"Baik nona, ayok masuk".

"Iya pak".

Begitu Marisa menaiki taksi itu, "Semoga oma ada dirumah ya sayang" Gemas Marisa melihat Arkana yang sedari tadi ribut saja.

"Anak ya sudah berapa tahun nona?" Tanya supir taksi menjalankan mobilnya.

"1 tahun lebih lah pak" Jawab Marisa.

"Mmmmmm" Angguk ya. "Dia sangat menggemaskan sekali, bapak suka anak seperti dia, sama seperti cucu bapak yang ada dirumah"

"Hahaha iya pak, anak ya dari tadi enggak mau diam".

"Bagus dong, berarti anak ya aktif".

"Iya pak"

Sesampainya mereka disana, "Kita sudah tiba nona" Turun ya dari dalam taksi mengeluarkan barang bawaan Marisa.

"Iya pak".

"Benarkan nona ini alamat ya?".

"Benar kok pak" Senyum Marisa memberikan dua lembar uang merah ya. "Kembalian ya ambil saja ya pak".

"Terima kasih banyak nona" Senang ya menerima uang Marisa.

"Sama-sama Pak" Angguk ya. Kemudian Marisa menarik kopernya.

"Marisa?".

Mendengar nama ya disebut, Marisa langsung melihat kebelakang ya. "Mama" Senang ya melihat mama mertua.

"Marisa" Penuh dengan kerinduan ia langsung memeluk menantu tercinta. "Hiks.. hiks.." Tangis ya mencium kedua pipi Marisa. "Apa kabar kamu nak? mama sangat merindukan kalian berdua".

"Marisa baik-baik saja ma" Jawab Marisa ikut menangis.

"Syukurlah" Senyumnya melihat Arkana. "Ternyata Arkana sudah besar".

"Iya ma" Marisa memberikan ya ke gendongan mama mertua.

"Kesayangan oma" Ciumnya. "Kenapa kamu tidak memberitahu mama kalau mau datang kemari sayang?".

"Hehehe.. Marisa mau memberikan mama kejutan".

"Hahhahaha.. Kamu ada-ada saja, Ayok masuk sayang".

"Iya ma" Didalam rumah Marisa langsung menuju dapur, "Mama masak apa?".

"Tadi mama masak ayam goreng sayang, kalau kamu lapar makanlah".

"Mama enggak makan ma?".

"Mama tadi baru selesai makan sayang".

"Mmmmm" Angguk Marisa mendudukan diri diatas kursi.

"Arkana enggak minum susu lagi sayang?".

"Arkana udah minum susu formula ma".

"Sejak kapan?".

"Mmmm.. Sejak Arka berumur 1 tahun pas ma".

"Oohh.." Angguk ya. "Arkana sayang, kamu mirip sekali dengan papa kamu" Gemas ya melihat Arkana.

"Iya ma, sejak adanya Arkana rasa rindu yang ada dalam Marisa sedikit demi sedikit bisa terobati ma" Senyum ya melihat Arkana.

"Sayang.. Kamu adalah ibu sekaligus istri yang sangat hebat di dunia ini".

"Terima kasih ma" Senang ya.

.

7 tahun kemudian..

"Arka" Panggil Marisa. "Arka" Panggilnya lagi.

"Kenapa sayang?".

"Mama ada lihat Arkana?".

"Mmmm.. Tadi Arkana enggak sempat pamit dengan mu sayang, baru saja dia pergi bersama dengan teman ya".

"Teman ya siapa ma?".

"Sandro sayang".

"Oohh.. Mereka pergi kemana ma?".

"Kurang tau mama, tapi Arkana sempat bilang mau belajar bersama teman-teman ya".

"Mmmm" Angguk Marisa.

Sekarang telah menunjukkan pukul 18.07 sore. "Kok Arkana belum pulang yah?" Gumam Marisa khawatir.

Tin.. Tin..

"Arka" Panggil Marisa.

"Mama" Senyum Arkana menghampiri Marisa.

"Kamu dari mana saja sayang? mama khawatir tau" Sedihnya.

"Maaf ma, tadi Arka enggak sempat izin sama mama jadi Arka cuman izin sama oma".

"Ya sudah mama maafkan, tapi lain kali Arka harus izin dulu sama mama ya".

"Iya ma, Arka janji".

"Kalau gitu aku pamit pulang ya Arka" Ucap Sandro.

"Iya Sandro, hati-hati dijalan ya".

"Iya Arka. Sandro pamit pulang ya tante".

"Terima kasih ya sandro udah ngantar Arka pulang".

"Sama-sama tante" Angguknya meninggalkan rumah Arkana.

"Ayok sayang masuk".

"Ayok ma".

"Arka sudah pulang?".

"Sudah oma, terima kasih ya oma sudah memberitahu mama".

"Iya sayang, sudah menjadi kewajiban oma. Oohh iya Risa duduklah kemari sebentar".

"Ada apa ma?" Tanya Risa mendudukan diri diatas sofa.

"Begini sayang, kakak ipar kamu menyuruh mama berangkat ke london. enggak apa-apa kan sayang kalau kalian berdua tinggal disini untuk sementara?".

"Iya ma enggak apa-apa kok" Jawab Marisa.

"Iya oma, tidak usah khawatirkan Arkana sama mama, Arka akan selalu jaga mama".

"Terima kasih sayang" Senyum ya melihat Arkana.

"Jadi kapan mama berangkat?".

"Besok sayang".

"Mmmmmm" Angguk Marisa.

.

Setelah keberangkatan ibu mertua, kini tinggal lah Marisa dan Arkana di dalam rumah yang cukup besar itu, "Ma" Panggil Arkana.

"Iya sayang" Jawab Marisa.

"Bisakah mama menceritakan tentang papa?".

Deng..

"Pa-papa?" Gelagapan Marisa mengingat Hermawan yang sangat ia benci.

"Kenapa ma? mama kok melamun?" Tanya Arkana.

"Aakkhh.. Tidak apa-apa sayang".

"Terus wajah mama kok kaya enggak senang gitu?".

"Hhhmmmsss" Dengus Marisa melihat Arkana. "Nanti ya sayang, kalau kamu sudah dewasa mama akan ceritakan semua ya".

"Kenapa enggak sekarang saja ma?".

"Sekarang belum waktu ya sayang kamu mengetahuinya".

"Hhmmm.. Padahal Arka sangat penasaran sekali".

"Hahahaha.. Nanti ya sayang kalau Arka udah bisa berpikir lebih luas. Terus cita-cita Arka mau jadi apa?".

"Mmmmm.. Arka mau jadi dokter ma".

"Dokter?".

"Iya ma, bukan kah papa juga seorang dokter?".

"Iya sayang, tapi mama enggak setuju kalau Arkan mau jadi dokter".

"Kenapa ma?".

"Pokok ya mama enggak suka kalau Arka mau jadi dokter".

"Padahal Arka ingin sekali menjadi dokter ma, nanti kalau mama sakit Arka bisa 24 jam merawat mama" Sedih Arkana.

"Bukan apa-apa sayang, tapi mama belum bisa melupakan hal yang menimpa papa kamu" Batin Marisa menangis.

"Mama.. Mama menangis?".

"Tidak sayang" Senyum Marisa mengusap wajah ya.

"Maafkan Arka ya ma, gara-gara Arkan mama jadi menangis seperti ini" Peluknya.

"Iya sayang" Angguk Marisa membalas pelukan Arkana.

"Mama menangis apa gara-gara Arka ingin jadi dokter?".

"Tidak sayang".

"Lalu mama sedih gara-gara apa?".

"Mama tiba-tiba saja ingat papa kamu sayang".

"Mama yang sabar yah, sekarang papa sudah tenang di alam sana dan sekarang papa sedang lihatin kita ma".

"Iya sayang, terima kasih banyak telah mengisi hari-hari mama".

"Iya ma".

Terpopuler

Comments

Maryana Fiqa

Maryana Fiqa

sedih di tinggal suami lagi hamil besar,, membesarkan anak seorang diri,,,😭😭😭😭

2022-02-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!