Nadhila Story
Seseorang terbangun dari tidurnya.
ia mematikan alarm ketika Alarm itu bunyi untuk membangunkan.
Bahkan teriakan ibunya membangunkan pun tak pernah ia dengar.
Sesekali ia menggeliat dalam tidurnya.
Setelah Alarm tak berbunyi lagi. ia mulai bangun, duduk bersandar. untuk mengumpulkan nyawanya.
Dan di lihatnya sebuah jam sudah menunjukkan pukul 06:30, seketika matanya melotot karena saat ini ia harus cepat masuk kerja.
Terbiritlah ia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, dengan gerakan cepat tanpa embel nyanyi nyanyi ia sudah menyelesaikan semuanya.
Setelah keluar kamar ia buru buru menyalami ibunya yang sedang menghidangkan sarapan.
"Dhila... Sarapan dulu nak!"
Ibu Dhila menyuruhnya sarapan.
"Tidak Ma... Dhila sudah terlambat. Dhila pamit.. Assalamu'alaikum"
Dhila berteriak dari Depan pintu, sambil bergegas menancapkan gas motor matic nya.
"Duuh jangan sampai aku terlambat.."
Dhila Bergumam di dalam hatinya.
Ya inilah Dhila, yang nama panjang nya Nadhila Sahila Puteri.
Gadis yang selalu terlambat dalam masuk kerja, terlambat bukan karena jalanan macet, atau karena urusan apa, tapi karena tidurnya yang susah di bangunkan.
Kini Dhila telah sampai Di depan gerbang perusahaan nya , perusahaan yang bertuliskan PUTRA JAYA GROUP. Perusahaan itu berkecimpung dalam banyak bidang Dari mulai Bidang fashion, food, drink, bahkan Hotel.
Nadhila merupakan karyawan yang berada di Divisi keuangan.
"Hah... Akhirnya nyampe juga"
Nafas Nadhila kini terengah-engah, sesampainya di Depan Loby kantor.
Kini ia bergegas menuju lift untuk menuju lantai tiga, ketika di pintu lift di pencetlah tombol tiga.
Dan tiba lah Nadhila ke ruangan nya.
Tapi hening rasa nya ruangan itu, Nadhila pun menduduki kursi kerja nya,sambil terus melirik meja kerja rekan nya yang masih pada kosong.
"Masa iya aku kepagian tiba di kantor,,"
Nadhila bergumam dengan rasa heran nya.
Tiba-tiba Datang pak Tio, yang jabatannya sebagai Sekretaris Direktur untuk menemui Nadhila.
"Dhila, kenapa kamu masih di sini? yang lain sedang menunggu kamu di ruang meeting,!"
Tio bertanya dengan geleng-geleng kepala karena bisa bisa nya Nadhila santai duduk di ruangannya, sedangkan yang lain sedang menunggu nya.
"Apa Pak Tio,,, ya Ampun kok aku bisa lupa kalau hari ini ada meeting sama direktur"
Nadhila merasa kaget karena lupa, bahwa pagi itu Nadhila harus meeting.
Di bawalah berkas file yang sudah di dalam map, dengan berjalan tergesa gesa.
Brakk...
Pintu ruang meeting Nadhila buka.
Sontak semua mata yang ada di ruang meeting berarah menatapnya.
"Mohon maaf saya terlambat"..
Ucap Nadhila dengan sedikit membungkuk sopan.
dan duduklah ia di kursi yang sudah tersedia.
Untung Direktur yang saat ini menjabat pak Wijaya langsung. Dia terkenal baik dan juga ramah.
asal kinerja karyawan nya bisa di andalkan
Tapi tidak dengan anaknya, yang berwajah dingin dan disiplin dalam waktu, anaknya kini ia masih berada di luar Negeri yang mengurus perusahaan cabang lainnya.
ya Begitulah Perusahaan Putra Jaya Group ini ia mendirikan sampai ke luar negeri.
Meeting pun selesai dengan cepat, karena tidak terlalu banyak masalah.
"Dhila.... Dhila... kamu kapan gak akan terlambat terus"
Rere menggoda Nadhila seperti biasanya.
"Hehe... gak tau Re, gue juga bingung"
Nadhila menimpali ucapan Rere dengan menyengir kuda.
Dan mereka pun bekerja seperti biasanya.
Kini tiba saatnya waktu istirahat, waktu semua karyawan mengisi perutnya untuk energi bekerja.
Nadhila dan Rere pun pergi makan ke kantin seperti biasanya.
"Dhila, Lu mau pesan apa.? Gue pesenin sekalian ni.." Rere bertanya
"Gue lagi kepengen Bakso deh, Tapi sambelnya dikit yaa.." Ucap Nadhila
"Tumben lu, biasanya banyakin sambelnya" Rere berujar kembali
"Ah iyaa,, dari pagi gue belum makan Re.." Alasan Nadhila
Dan Rere pun pergi menuju penjual yang berada di depan.
Disana walaupun di sediakan makan gratis, tapi masih boleh pedagang berjualan.
Rere pun datang dengan pesanan Nadhila.
Seketika mereka pun makan dengan lahap.
Setelah usai makan siang.
"Re Gue ke mushola dulu yaa..."
Nadhila pamit untuk menunaikan shalat dzuhur.
dan berlalu.
Ketika di depan Mushola Nadhila berpapasan dengan Tio yang sebagai Sekretaris Direktur.
Tapi Nadhila tidak melihatnya. dia pergi berlalu menuju tempat berwudhu.
Beda dengan Tio, ia merasa kagum melihatnya.
Karena setiap waktu beribadah Tio selalu bertemu Nadhila di depan mushola.
Tio pun tersenyum, dan berlalu masuk ke mushola.
Begitupun Nadhila yang selesai dengan wudhu nya mulai masuk untuk berjamaah shalat dzuhur.
Kini Nadhila Sudah berkutat dengan pekerjaannya.
Wajahnya serius menatap layar komputer yang ada di depannya. setelah merasa selesai dengan isi berkasnya ia akan beranjak untuk menyerahkan hasilnya ke meja manager keuangan nya.
tok tok tok...
Nadhila mengetuk pintu.
Setelah mendengar Suara untuk menyuruh nya Masuk, Nadhila baru bisa masuk ke ruangan.
"Pak ini berkas laporan ke uangan yang hari kemarin.."
Nadhila menyerahkan map ke meja sang manager. dengan masih berdiri takutnya ada yang keliru dalam pengerjaan nya
"Iya taro saja di situ" Ucap sang manager yang bernama Gilang.
Dan mulai di lihatnya, dan dibuka untuk di periksa berkas yang Nadhila simpan.
"Ok, Tak ada masalah"
Ucap Gilang dengan merapihkan berkas tersebut.
"Terima kasih pak. saya undur pamit"
Nadhila berujar seraya pamit.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 16:00 Wib.
Saatnya Waktu karyawan pulang. Beda dengan yang berlembur akan bertambah lagi jam kerjanya.
"Eh Dhila, Lu mau lembur?"
Tanya Rere kepada Nadhila.
Ya hanya Rere teman yang sangat dekat dengan Nadhila.
"Gak tahu deh, Gue nanya bu Siska dulu"
Nadhila beranjak menuju ke meja Bu Siska yang menjabat sebagai kepala Divisi nya.
"Bu Siska hari ini lembur tidak?"
Ucap Nadhila
"Oh iya Lembur Dhila... dan juga Rere"
"kalau Ricky boleh saja pulang"
Kata bu Siska menegaskan.
Ada salah satu rekan kerjanya yang bernama Ricky di dalam ruangan itu.
Ricky pun ingin berlalu pergi tapi mata nya sedikit melirik ke arah Nadhila dan tersenyum, begitupun Nadhila membalas tersenyum balik.
"Dhila... kayanya Cogan satu satunya di ruangan ini naksir eluu deh"
Rere ternyata memperhatikan antara Ricky yang tadi tersenyum kepada Nadhila.
"Ah itu perasaan kamu saja..."
Nadhila masih dengan fokus pada pekerjaannya.
"Kalau beneran gimana Dhil...?"
Ucap Rere
"yaa gak gimana gimana... udah ah, aku ijin ke mushola dulu"
Nadhila sambil bergegas pergi dari ruangan nya untuk menuju mushola.
Ketika asyik berjalan, ada yang memanggil Nadhila.
"Dhila..."
ternyata yang manggil adalah Tio.
"Eh pak Tio, iya ada apa?"
Nadhila menghentikan langkahnya.
"Kita bareng, kamu mau ke mushola kan?"
Tio mengajak bareng Nadhila
"ah iya pak, silahkan.."
Nadhila pun tak menolak, malah dengan sopan menyuruh Tio berjalan duluan.
"Kalau aku duluan itu bukan barengan Nadhila,,,"
Tio menimpali
"Sini, kamu berjalan di samping saya. baru itu barengan."
Tio berucap kembali.
"Ah i iyaa pak..."
Nadhila pun menurut, dengan perasaan cemas karena baru kali ini ia berjalan bareng tepatnya berjalan di samping Tio sang Sekretaris yang tampan.
Sesampai di mushola, Nadhila dan Tio bergegas ke tempat Wudhu masing masing sesuai jenis kelamin nya.
Dan setelah itu Nadhila,Tio, beserta karyawan lainnya melaksanakan shalat berjamaah.
Kini Nadhila sudah selesai dengan rutinitasnya hari ini. Ia beranjak melangkah bersama Rere untuk keluar Gedung kantor nya.
"Re, kamu mau nebeng lagi?"
Nadhila menawari Rere.
"Gak deh Dhil,, ini hari sudah gelap liat deh jam udah setengah enam, kalau lhu nganterin dulu gue lhu takut kemalaman nyampe rumah. Gue udah pesen taksi online koq.."
Ucap Rere
"Ya udah Gue pamit duluan yaa.... byee Rere"
Nadhila pergi dengan motornya.
Tak lama ia pun tiba di rumah tepat pukul 18:00 Wib.
Di parkirkan motornya di depan teras rumah, sambil duduk di kursi depan rumahnya Nadhila membuka sepatu.
Lalu masuk ke rumah yang tidak di kunci ibu nya.
"Assalamu'alaikum... Ibu, Dhila sudah pulang..."
Nadhila sambil meraih botol air mineral di dalam kulkas dan duduk untuk meminumnya.
Datanglah Ibu Nadhila dari arah dapur.
Ternyata ia baru saja selesai memasak untuk makan malamnya.
"Wa'alaikum salam... kamu lembur nak?"
Ibu Nadhila dengan menata makanan di atas meja.
"Iya bu, Nadhila barusan lembur Satu jam" Ucapnya.
"Kalau gitu Nadhila mau mandi, terus shalat magrib dulu ya buu...." Tambah Nadhila.
"Iyaa nak..." kata ibu Nadhila.
Nadhila baru saja selesai dengan mandi begitu juga dengan shalat magrib nya.
Nadhila kini sudah duduk di meja makan, dan juga ibu nya.
"Buu... Nadhila Lapar banget." Ucap Nadhila dengan mulai menyendok makanan nya, dan makan dengan begitu lahap.
"iya sayang makan yang banyak yaa,,, kamu sudah bekerja keras untuk ibu. kamu pasti lelah nak.."
tukas Ibu Nadhila dengan Lirih merasa sedih, karena hanya Nadhila yang menjadi tulang punggungnya.
"ih ibu bicara apa. enggak kok, Dhila gak lelah... malahan Dhila senang bisa bekerja, Dhila bisa nabung, bisa beli keperluan rumah, Dhila udah terbiasa koq buu..."
Ucap Nadhila disela mengunyah makanannya.
"Terima kasih sayang. memang kamu anak yang baik, selalu membuat ibu bangga. karena kamulah satu-satunya harapan ibu"
Ucap Ibu Nadhila dengan sedih dan memeluk Nadhila.
"Iya ibu, udah... jangan sedih. do'ain aja Nadhila supaya sehat terus buu... mending sekarang ibu makan juga"
Nadhila pun memeluk erat ibunya, dan mulai mengambilkan makanan ke piring milik ibunya.
"Iyaa nak... " Ucap Ibu Nadhila dengan bahagia.
Nadhila kini telah berbaring di atas kasurnya yang berukuran standar.
Shalat isya pun sudah ia laksanakan.
Dia sekarang sedang menatap layar laptop nya untuk menonton Drama korea seperti biasa, yaa gara gara menonton Drama korea ini lah yang membuat bangun nya sering terlambat.
"Waduuh... udah jam dua pagi aja"
Ucap Nadhila sambil sesekali menguap, tapi tetap anteng dengan layar laptop nya.
Sampai tak terasa Nadhila ketiduran dengan Layar laptop pun masih menyala.
Terdengar suara adzan Shubuh berkumandang.
Nadhila menggeliat bangun.
Dan ia pun bangkit menuju Kamar mandi untuk berwudhu.
Setelah itu ia menunaikan shalat shubuhnya.
Dengan masih mata mengantuk, Nadhila bergegas untuk tidur kembali.
"Lumayan Satu jam cukup buat tidur lagi.."
Dan Nadhila pun terlelap.
drttt.... drttt....
Suara Alarm menunjukan pukul 05:30.
Nadhila tidak terbangun, masih dengan terlelap dalam tidurnya.
Seketika itu ibunya masuk ke kamar, untuk membangunkan Nadhila.
Dengan lembut ibu nya mulai membangunkan.
"Dhil... Dhila... bangun sayang. Nanti kamu terlambat lagi nak..."
"Hemmm.."
"Dhila,,, Ayo bangun."
"Hemmm.. "
Seketika ibunya mulai gemas, dengan anak gadisnya.
"Naaadhiiilaaaa Banguuuuun..." Ibu Nadhila berteriak.
"Haaah Apa bu..." Akhirnya Nadhila terbangun dengan cepat berdiri karena kaget.
... Bersambung........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments