Setelah bangun nya Nadhila dengan Penuh Drama.
Nadhila kini duduk di meja Makan dengan Wajah cemberut. ia melirik jam tangannya baru saja menunjukan pukul 06:00.
Datang lah sang ibu menyodorkan Sarapan berupa Nasi goreng,dan segelas susu.
"Dhila, ayo makan. Ibu sengaja membuat Nasi goreng special buat kamu. "
Ibu Nadhila yang kini telah duduk di sebelah Nadhila.
"iya bu.." Ucap Nadhila dengan wajahnya yang masih cemberut.
"Loh koq, wajah mu cemberut gituu nak?"
Ibu Nadhila bertanya, ia belum paham apa yang membuat wajah anaknya cemberut.
"Ini menurut Nadhila masih pagi buu..."
Nadhila dengan mulai menyendok makanan nya.
Ibu Nadhila geleng -geleng kepalanya.
"Itu toh yang membuat wajah mu cemberut. Dhila,,, masih pagi gimana harusnya kamu lebih semangat, ibu sengaja bangunkan kamu agar kamu tidak kesiangan. kalau kamu ke siangan kamu sendiri kan yang repot?"
"iya deh bu Nadhila mengerti."
Nadhila langsung meneguk segelas susu yang tadi ibunya buatkan.
"Udah selesai aja kamu makan nak,,?"
Ibu Nadhila heran, karena Nadhila begitu cepat menyelesaikan sarapannya.
"Udah kenyang bu, kalau begitu Nadhila pamit berangkat kerja ya. Assalamu'alaikum".
Nadhila menyalami ibunya.
Nadhila kini melajukan motornya dengan santai.
tadi ia berangkat sekitar pukul 06:15 dari rumahnya, ia berpikir akan cepat sampai tiba di kantornya tepat pukul 06:45, karena dari rumah Nadhila ke kantornya memakan waktu sekitar tiga pulih menitan.
Namun tiba-tiba Ban depan Motor Nadhila bocor.
Seketika itu Nadhila berhenti, menepikan dulu motornya ke pinggir jalan. dengan di edarkan nya pandangan Nadhila mencari siapa tahu ada bengkel yang mulai buka.
Tapi nihil ia tak menemukan.
Di doronglah Motornya pelan pelan,
"aah... percuma juga dari rumah berangkat pagi,"
Nadhila mendumel dalam hatinya.
Kini Keringatnya mulai bercucuran, dengan nafasnya yang mulai ngos-ngosan.
Nadhila berhenti sejenak.
Lalu di dorong lagi Motor nya yang mogok itu, karena Ban nya yang bocor.
Sudah hampir memakan waktu lima belas menit Nadhila mendorong motornya.
Tiba-Tiba ketika Nadhila berjalan di dekat yang ada genangan airnya, sebuah mobil melintas cepat.
dan Byuuur........ Air genangan itu tepat pada wajah Nadhila. seketika Nadhila melotot dan mengelap mukanya dengan tangannya. sambil terus melihat ke arah mobil yang tadi melintasinya.
Di lihatnya mobil itu terhenti berada tidak jauh dari Nadhila berdiri.
Nadhila kini menghampirinya dengan cepat, sambil mendorong motornya.
Ketika Nadhila sampai. turunlah seseorang dari mobilnya itu.
"Nadhila... Saya mohon maaf. saya tadi tak berniat melintaskan mobil saya ke genangan air itu, namun tadi ada mobil yang menyela mobil saya dengan kencang. Maafkan saya"
Ternyata yang keluar dari mobil itu adalah Tio sang Sekretaris.
"Oh i iya pak. tidak apa-apa" ucap Nadhila.
hemmm... padahal tadi aku mau memarahinya, tapi kalau sudah tahu Pak Tio. aku mana bisa.
Ucap Nadhila di dalam hatinya.
"Tio apakah urusan mu sudah selesai?"
Teriak seseorang yang berada di jok penumpang mobil Tio.
"Nadhila sekali lagi saya mohon maaf. Saya pamit duluan"
Tio meminta maaf lagi, dan berpamitan.
Nadhila pun mengangguk.
Setibanya Tio masuk ke dalam mobilnya, dan langsung menancapkan gasnya, sebelum itu Tio memberikan bunyi klakson tanda ia menyapa Nadhila.
"Kamu kenal wanita itu?"
Tanya seseorang yang duduk di jok belakang.
"iya saya kenal, pak..".Ucap Tio.
Dan tak ada lagi perbincangan antara Tio dan seseorang yang duduk di belakangnya.
Kini Mobil Tio sudah masuk ke dalam gerbang perusahaan.
Begitu pun Nadhila yang sudah sampai dengan Nafas yang masih ngos-ngosan, dan dilirik jam tangannya sudah menunjukan pukul 07:55, itu berarti lima menit lagi masuk kerja di mulai.
"Eh Dhila... Lhu kaya udah lari maraton aja?"
Rere menanyakan keadaan Nadhila yang sedang ngos-ngosan ketika sampai ke dalam ruangannya.
"Gue bukan lari maraton lagi, tapi gue abis di kejar-kejar Anjing.."
kata Nadhila yang nafasnya masih saja memburu.
Rere baru saja udah mangap untuk bicara,
"Kalian sekarang juga kumpul ke Aula gedung" Ucap Gilang sang manager yang dengan datang tiba-tiba.
"Iya pak" Ucap Nadhila,Rere, juga Ricky serempak.
Setelah itu mereka semua pergi ke arah Ruangan Aula gedung. Aula gedung itu biasanya di pakai untuk acara resmi perusahaan.
"Bu Siska, sebenarnya ada acara apa ini?" Rere mulai bertanya ke pada bu Siska, karena merasa penasaran.
"Sepertinya acara penyambutan Direktur baru deh, soalnya yang aku dengar Pak Wijaya akan menetap di Jerman"
Bu Siska seraya merapihkan rambutnya.
"ooh begitu yaaa..." Rere manggut manggut.
"Kira kira siapa ya Direktur Barunya?" Rere semakin penasaran.
"Anak pak Wijaya, yang pernah di bahas waktu meeting" Ucap Bu siska.
Kini semua Karyawan yang berada di gedung itu sudah kumpul di ruang Aula yang luas.
Acara mulai di buka. yang pertama merupakan acara sambutan dari sang pemilik perusahaan Putra Jaya Group yakni pak Wijaya. Suara tepukan tangan gemuruh ketika Pak Wijaya mengucapkan banyak terima kasih atas kerja keras semua karyawannya.
Tepukan tangan bergemuruh lagi terdengar ketika sang pembawa acara menyambut ke datangan sang pewaris tunggal Putra Jaya Group, yang kini lelaki itu berdiri dengan berwajah dingin namun Tetap tampan.
ia mulai memperkenalkan dirinya.
"Selamat Pagi semuanya. Perkenalkan Nama saya Hessel Wiliam Wijaya, dari mulai hari ini saya akan menggantikan posisi Direktur utama Putra Jaya Group cabang kota y. mohon dengan senang hati dan semangat bantu saya untuk memberikan yang terbaik terhadap perusahaan. karena tanpa kalian perusahaan tidak akan berdiri. Sekian sambutan dari saya. terima kasih"
Begitulah sambutan kata yang Hessel sampaikan.
Berbagai bisikan dari karyawan wanita mulai terdengar
"iih gila, anak pak wijaya ganteng banget..."
"iya gue meleleh di buatnya"
"nanti kita coba caper sama dia, siapa tahu naksir"
Nadhila yang mendengarkannya telinga nya terasa panas, apalagi orang yang saat ini tengah di bicarakannya apa mungkin terasa terbakar begitu menurut Nadhila.
Nadhila sedang duduk di kursi kerjanya.
"Dhila... anak Pak Wijaya ganteng banget ya,," Rere yang seakan sedang membayangkan wajah Direktur baru itu.
Nadhila pun hanya mengangguk membenarkan apa yang di ucapkan Rere temannya.
"Aduuh... jadi betah deh Gue caranya,kalau di kantor ini banyak yang bening.." ucap Rere
Nadhila malah mengerutkan dahinya seolah tak mengerti apa yang di maksud Rere.
"iya yang bening Dhil, Ganteng deh kalau lu gak ngerti.
Dari kemarin kan ada pak Tio si sekretaris, terus si Ricky di ruangan kita, Duuh sekarang nambah yang Lebih Ganteng Direktur kita langsung."
Nadhila malah geleng geleng
"Udah deh Re... otak kamu tuh Cowok semua tau gak?"
Rere hanya nyengir,,,
Sementara itu Pak Gilang selaku Manager datang, memberikan pengumuman akan di lakukan Mutasian jabatan, karena ini keinginan dari sang Direktur yang baru. namun yang di butuhkan hanya satu untuk posisi sekretaris.
Rere mencoba bertanya."Pak bukan nya posisi sekretaris sudah ada?"
"iya, itu Pak Tio Sekretaris sekaligus menjadi Asisten pribadi sang Direktur. tapi Direktur ingin di tambah lagi untuk Sekretaris yang mencakup masalah jam kantor saja." ucap Pak Gilang menegaskan.
Sekarang Bu Siska mulai bertanya."Lalu menurut bapak siapa yang pantas menduduki posisi Sekretaris itu?"
"Sebenarnya nama kalian sudah saya ajukan kepada beliau. tapi hanya satu dari antara kalian yang akan terpilih. Beliau sendiri yang memilihnya. namanya ada di amplop ini" kata Pak Gilang. dan di buka amplop itu tertera jelas terpampang Nama Nadhila Sahila Puteri.
"Loh koq nama aku yang di pilih yaa.." Nadhila seakan heran, Direktur baru itu memilihnya.
"Semua ada alasan nya kenapa beliau memilih kamu, nanti tanyakan langsung saja kepada beliau" Ucap pak Gilang.
"Wah siap-siap Lu Dhil,,, disiplin waktu. jangan sampai terlambat kalau jadi sekretaris" Celetuk Rere seraya sengaja menggoda Nadhila.
Semua tertawa, bahkan Pak Gilang juga karena sudah mereka ketahui kalau Nadhila sering terlambat.
."Ya sudah. persiapkan diri kamu Nadhila, Nanti kamu ruangan nya akan bersebelahan dengan ruangan pak Tio." Pak Gilang berucap dengan masih sedikit tawa yang tersisa.
"Ya sudah, saya kembali ke ruangan saya" Ucap pak Gilang dengan berlalu.
"Ciyeee..." Rere menaik-naikan alisnya ke arah Nadhila.
Nadhila tak mengerti "Apa sih Re,,?"
"Asyik deh lu jadi sekretaris, bakal sering-sering liat Duo Ganteng " ucap Rere.
Nadhila diam saja. seakan tak menanggapi ucapan Rere.
"Sudah Re, kamu jangan godain terus Nadhila. mending sana pergi makan. udah waktu istirahat ni." ujar Bu Siska .
"Eh iya bu.."
"Nadhila ayooo..." Rere yang mencoba menarik tangan Nadhila.
Nadhila menggeleng."Kamu aja Re, Gue rasanya gak mood pergi ke kantin deh. gue pengen tidur aja".
Rere seakan mengerti " ya udah Dhil,, atau lu mau gue bungkusin aja makanannya?"
Nadhila kini mengangguk.
Rere pun berlalu pergi ke kantin. Sementara itu Nadhila mulai memejamkan matanya.
Ternyata sedari tadi Ricky ada di ruangan. ia melihat heran ke arah Nadhila kenapa ada di dalam ruangan. biasanya Nadhila bila waktu istirahat suka bergegas ke kantin.
Ricky mulai perlahan mendekati Nadhila, di tariknya kursi kosong yang ada tak jauh dari tempat duduk Nadhila. Ricky pun tersenyum melihat Nadhila yang sedang tertidur. Di raih ponselnya yang berada dalam saku celananya. niat ingin memotret momen Nadhila tertidur, mendengar langkah yang terdengar mendekatinya niatnya ia urungkan, kini ponselnya ia sentuh ke aplikasi Game online.
Dan benar saja orang yang melangkah ternyata Rere.
"Eh Rick... Lu di sini juga?
"iya Re. Gue di sini biasanya kalau waktu istirahat"Jawab Ricky.
Kini Rere pandangannya beralih ke arah Nadhila yang tertidur dengan beralaskan lengannya."Pantes aja senyap,"
"Dhil bangun lu.. Ni gue bawa yang elu suruh"
Nadhila tak bergeming. ia seakan nyaman dengan tidurnya.
Rere mencoba mencari akal lagi," Dhila,,, Bangun Lu ngences."
Tetap saja Nadhila masih saja terpejam.
Ricky hanya tersenyum melihat tingkah Rere yang terus mencoba berusaha membangunkan Nadhila.
"Wah Rick, Lu parah malah terus senyum-senyum liat gue yang kesusahan bangunin si Nadhila." Ucap Rere.
Ricky tetap tersenyum."Terus Lu butuh bantuan gue?"
Rere pun mengangguk."ya gue butuh bantuan Lu.."
Suara Adzan dzuhur mulai berkumandang. Tiba tiba Nadhila dengan cepat terbangun. dengan merentangkan ke dua tangannya,"Hooaammm... Loh Ricky, Rere. ehmmm... gue pergi ke mushola dulu." Nadhila berlari menuju mushola.
Ketika itu kebetulan Tio sang Sekretaris baru saja keluar dari ruangannya. dan melihat Nadhila melintasinya.
"Nadhila... apa kamu mau pergi ke mushola?" Tanya Tio.
"Ah iya pak, maaf saya duluan pak.." Ucap Nadhila seakan menghindar.
Tio hanya tersenyum ke arah perginya Nadhila.
Cewek sholehah. Gumam Tio dalam hati.
Dan Tio pun pergi menyusul.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments