Mencintai Kekasih Papah
Hoam... Malam mulai membawaku larut dalam rasa kantuk... Meski tak ada kegiatan yang membuat ku lelah, tapi tetap saja alami nya manusia harus tidur, mengistirahatkan otak dan tubuh yang mulai kaku.
Dengan selimut tebal, aku membungkus tubuh mungil ku mencari posisi senyaman mungkin, kemudian masuk ke alam mimpi.
Samar samar aku melihat punggung seorang pemuda di antara awan terang, dengan mata yang menyipit aku memastikan yang ku lihat benar seorang lelaki, beberapa saat berselang ia pun menoleh ke arah ku memekarkan senyuman indah padaku. Membuat jantung ku bergetar, bibir ku pun reflek tersenyum padanya, tak puas dengan keberadaan nya yang begitu jauh dariku, aku mulai melangkah mendekat, berharap bisa lebih jelas menatap nya.
Kriiiiiing....!!!
Suara gaduh itu membangunkan tidur ku, membuyarkan mimpi indah ku, sungguh menyebalkan, padahal seharusnya aku sudah bisa melihat wajah nya.
Dengan kening yang mengerut ku lihat ponsel di atas nakas ku dan samar-samar terlihat panggilan dari nomor tak di kenal tertera di layar ku. Sungguh mataku belum sepenuhnya melek.
"Siapa yang menelepon ku dini hari begini.. kayak gak ada kerjaan ajah..!!" gerutu ku.
Aku pun mulai menggeser sembarang tombol hijau di layar ponsel ku, dan meletakkan nya ke telinga "Assalamualaikum.." sapa ku sopan meski sedikit gedek.
"Apa benar, saya berbicara dengan Molly..?" tanyanya terdengar berteriak dan ada suara ribut dari musik yang tidak karuan juga kudengar dari seberang sana.
"Ya benar.. saya sendiri.. bapak siapa yaa..?" tanya ku penasaran.
"Ini.. teman nona Rena kan.? Non Rena sekarang ada di club kami, club xxxx, teman nona sudah tidak sadarkan diri, dan saya tahu nomor ini dari nona Rena sendiri, tolong ambil nona ini dari sini, sebelum ada laki-laki hidung belang membawanya.." sahut pria di seberang telepon membuat ku sedikit berjingkrak dari posisiku.
"Apa.? Diskotik..? Malam-malam begini pak..? Apa Rena sendiri di sana pak..?" tanya ku khawatir.
"Iya.. cepat lah non.." pungkasnya yang lalu menutup panggilan telepon nya.
"Ya Allah.. si Rena itu.. berani sekali dia.." ucap ku menggerutu tak tenang.
Tak mau membuang waktu aku pun segera mengambil switer dan berjalan serampangan menuruni anak tangga, aku takut jika Rena benar-benar di bawa laki-laki hidung belang, biar bagaimanapun juga dia itu sahabat terbaik ku. Suka duka ku rahasia ku gadis itu tahu.
Kulihat pintu kamar papah masih tertutup, dapur dan ruang tamu juga masih sepi, penghuni rumah ku masih lelap dalam tidurnya.
Sedang aku sudah tidak mengantuk lagi, sesungguhnya aku termasuk orang yang sulit tidur kembali saat sudah terbangun.
Tergesa gesa aku berlari menuju halaman parkir dan mulai memasuki mobil yang sudah siap pakai, kunci kendaraan ku memang selalu tercantol.
Lest go..!! Kita selamat kan Rena.. ucap ku menyemangati diri sendiri. Meski sebenarnya aku takut seandainya nanti aku bertemu dengan pria hidung belang di club itu. Tapi aku berpikir positif saja, mungkin di tempat seperti itu pun, akan ada orang yang menolong ku, buktinya ada orang yang menelepon ku dini hari begini memberi tahukan kondisi Rena padaku.
Dengan optimis ku lajukan mobilku menuju club langganan Rena, yaah teman ku Rena memang sering ketempat tempat seperti itu, semangaaaaaaaaaatttt...!!! Rena tunggu akuuuuuuu...!!!
Tiga puluh menit aku mengendarai mobil ku dan kini aku sudah berada di antara orang-orang yang tengah berjoget jingkrak jingkrak dengan mata yang terpejam, bagai menikmati musiknya.
"Itu orang bisa sesantai itu joged nya.. padahal musiknya amburadul begini.. aneh" gerutu ku sembari melanjutkan langkah, ku tolehkan kepalaku ke kanan dan kiri.
"Rena kemana..? Katanya di club ini.." gumam ku.
"Hoooeekkk...!!!"
"Yaa ampun..!! Bajuku..!! Kau..!!" ucap ku melotot dengan tangan yang menunjuk wajah pria yang sekarang berdiri di hadapan ku. Pria rese itu memuntahkan cairan berbau padaku.
"Maaf no....na..... Aku tidak sengaja.." ucapnya enteng berusaha menegakkan posisi berdiri nya tapi tidak bisa karena tampaknya pemuda itu mabuk berat. Aku hanya diam tak berkata apa-apa lagi, percuma saja berbicara dengan pria mabuk.
"Sorry sorry.. Oh my God, teman ku mengotori bajumu..?" sambar seorang pemuda yang sepertinya teman dari pria mabuk itu.
"Ini.. kamu bisa pakai ini untuk membersihkan nya.." ucapnya memberikan sapu tangan merah padaku.
Dan aku menerimanya tanpa ragu "Terimakasih.." ucap ku.
Kemudian aku membersihkan kotoran yang melantak di bajuku. Bau nya aneh sekali, sebenarnya apa yang pemuda itu makan, kenapa menjijikkan sekali baunya.
Ingin sekali ku lepas switer ku tapi aku hanya memakai baju tidur tipis yang sangat terbuka, jika ku lepas switer ku, bisa-bisa semua lelaki di dalam diskotik ini menyerbuku bagai semut berebut karamel. Aku kan sangat manis.
"Oke.. aku pergi dulu.. teman ku sudah terlalu mabuk.. maaf ya nona.." pamitnya dan kedua pria itu pun berlalu dari pandangan ku.
Tak lama dari itu seorang wanita menabrakkan tubuhnya padaku "Haaaaaiii sayaaaang..." ucapnya.
Keningku mengerut melihat wajah merah wanita itu, nafasnya bau, dia terus menerus meracau tak jelas "Rena.. kau benar-benar di sini.." celetuk ku dan tubuhku kehilangan keseimbangan karena berat tubuh Rena menerpaku.
"Rena.." teriak ku.
GEP... kurasakan sentuhan lembut menopang tubuh ku dari belakang.
"Wooy.. bantu kami.. cepat.." keras sekali kudengar dia berteriak di telinga ku. Karena posisi kita memang saling bertautan.
"Aduh.. bisa pelan sedikit tidak kamu.." ucap ku protes.
Kemudian seorang pria berseragam scurity berlari menuju kami, menarik tubuh Rena dari tubuhku, tapi entah kenapa aku masih saja bergelendot di tubuh pemuda itu.
"Hei.. berdiri lah.. sepertinya nyaman sekali kau berada di dadaku hah..?" ucapnya, mendorongku dengan dada kerasnya hingga aku sedikit tersorong ke depan.
"Aaww.. kasar sekali..!!" gerutu ku. Aku pun membalikkan badan, menatap wajah pria yang baru saja menopang tubuh ku.
"Alamak.... ganteng nya...." batinku tak berkedip.
"Apa.? kenapa kau menatap ku begitu? apa kau menyukai ku.? kau terpesona ketampanan ku hah.?" pemuda itu menatap ku dari atas hingga bawah dengan tangan yang bermain main di bawah bibirnya.
"Tapi maaf nona.. gadis seperti mu ini, bukan tipe ku.." ucapnya dengan smirk dingin pemuda itu menatap ku.
"Hah.? terpesona.?" aku berjingkrak dari posisiku. Aku ralat kembali kata kata ku..!! dia jelek..!! sangat jelek.!!
"Yang benar saja..!! terpesona sama orang jelek seperti mu.. NAJIS...!!" ucap ku menekan kata terakhir kalimat ku.
Beraninya dia mengatakan aku bukan tipe nya, padahal selama ini semua pria yang mengenal ku menyukai ku, jatuh cinta pada ku, mengagumi kecantikan ku. "Dasar pria aneh" batin ku mengumpat.
"Jelek.? jika aku kau bilang jelek.. lalu kau ini apa..? buruk rupa hah..?" ejeknya yang semakin membuat ku naik pitam.
"Kau...!!!" aku menunjuk wajahnya dengan alis yang hampir menyatu.
Dan pemuda itu menyatukan ujung jari telunjuk nya pada jari telunjuk ku seakan mencibir ku. Dengan reflek nya aku mengambil kembali jariku, jijik sekali rasanya bersentuhan dengan pemuda menyebalkan itu.
"Nona.. ini gimana temannya.?" sambar pria yang menyangga tubuh lunglai Rena.
"Oh iya pak.. kita bawa ke mobil yah.." jawab ku menunjukkan jalan padanya. Dan pria itu memapah Rena mengikuti langkah ku.
"Hai.. mau kemana kau nona buruk rupa..!!" ucap pemuda sombong itu meneriaki ku.
Tapi aku tetap berlalu dari pemuda sombong itu, sungguh sayang sekali wajah tampan nya, kenapa harus menempel ke pemuda arogan seperti nya.
Tiba di halaman parkir pria berseragam scurity itu mendudukkan Rena di jok mobilku.
"Terimakasih ya pak.." ucap ku seraya memberikan satu lembar uang merah padanya.
"Sama-sama nona.." dia tersenyum menunduk padaku.
Aku pun segera memasuki mobil, kemudian mulai melajukan nya sendiri, karena berangkat pun aku sendiri. Di tengah perjalanan Rena mual muntah di jok ku.
"Oh ya ampun Rena.. kau membuat mobil ku bau..!!"
Aku menggerutu sepanjang perjalanan ku, tapi Rena tidak mendengar gerutuan ku, sahabatku benar-benar tidak mengerti yang sudah ku alami di pembukaan hari ku ini, bangun dengan tiba-tiba, menjemput wanita mabuk di club, kemudian bertemu dengan pemuda yang super duper menjengkelkan. Kenapa sial sekali hari ku di mulai.
...----------------...
Bersambung...!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
guest
arrrgh kenapa panelnya balik lagi jadi lupabkan sampebmana
2022-12-08
0
💕 Nunung 💕
lanjooot... nungguin Munaroh mo nikahan
nungguin Gerald istrinya lahiran kesini dulu qtah
2022-09-20
0
Fatma Ningsih
Mampir kak aku
2021-08-19
1