Stay Here Please!
Nathan Aderald, panggil saja Nathan. Pria tampan dan mapan ini pewaris keluarga Yunanda selanjutnya. Jangan heran. Jangan bertanya dari siapa ia menurun. Tentu saja dari ayahnya, tampan dan juga dingin. Mungkin kata itu yang pantas menggambarkan sosok itu.
"Nathan ayo turun, sarapan" teriak sang bunda, Jasmine.
Ia yang masih bersiap dikamar untuk berangkat sekolah langsung bergegas. Meraih tas ranselnya, lalu keluar dari kamar dan turun kebawah.
"Iya bundaa" jawabnya sambil berlari turun tangga.
"Jangan lari saat turun tangga sayang" tegur bunda.
"Aku baik-baik saja bunda" bantahnya.
"Nathan, jangan membantah perkataan bundamu" teguran sang ayah membuat ia langsung menundukkan kepalanya. Jika ayah sudah turun tangan, maka ia harus meminta maaf karena yang dilakukan olehnya itu benar-benar salah.
Ayah memang memanjakannya, menuruti semua keinginannya. Tapi dilain sisi, ayahnya juga sangat tegas dalam mendidiknya. Hidup ditengah keluarga kaya mengharuskan ia mandiri, karena ayah dan bundanya sering bepergian untuk perjalanan bisnis.
Meskipun begitu, ia tak pernah mempermasalahkan, apalagi memberontak seperti sebagian anak diusianya.
"Maafkan Nathan bunda" sesalnya.
"Bunda memaafkanmu sayang, ayo makan" Nathan mengangguk, meraih piring yang sudah berisi sandwich dari tangan bunda.
"Nathan hari ini berangkat sama mang ucup ya, bunda sama ayah ada rapat" ia mengangguki ucapan bunda. Tanpa bertanya atau berkomentar apapun. Terkadang terbesit, ia ingin diantar seperti teman seusianya. Tapi ia tidak boleh egois bukan? Bagaimanapun juga ia hidup dari hasil kerja keras orang tuanya. Akan sangat keterlaluan jika ia menuntut agar orang tuanya mewujudkan keinginan anehnya hanya agar terlihat seperti teman sebayanya.
"Atannn" teriakan bocah kecil nan menggemaskan itu mampu membuat fokusnya, ayah dan bunda langsung mengarah ke sumber suara. Terlihat bocah dengan kuncrit satu dan baju motif polkadot sedang berlari kearahnya.
"Panggil kakak oke, kak Nathan" ucapannya disambut anggukan kepala oleh Oliv. Ya, gadis kecil berambut pirang dengan kuncrit satu itu bernama Olivia Gabriela. Sangat menggemaskan.
"Kau tidak keperusahaan?" Ia mendengus, sepertinya perdebatan antara ayah dan ontynya akan berawal lagi. Entahlah. Ia pun tidak habis pikir dengan dua bersaudara itu. Ayahnya yang terkesan dingin diluar tapi sangat menjengkelkan jika sudah dihadapkan dengan onty, Chayra.
"Oliv rewel kak, dia tidak mau ditinggal" selalu begitu, ia bahkan sampai hafal dengan alasan onty jika berkunjung kerumahnya.
"No maa" protes Oliv, bahkan ia sampai terkikik.
"Kalau begitu kau bisa mengantar Nathan ke sekolah?" Ini bukan pertanyaan, lebih mengarah ke perintah tanpa mengenal bantahan ataupun penolakan.
"Sayang" tegur bunda seraya mengarahkan tatapan tajam pada ayah.
"Tidak apa kak, lagipula kalian juga akan pergi dan akan sangat membosankan jika aku berada dirumah ini berdua dengan Oliv saja. Dan juga itung-itung sekalian jalan-jalan" jawab Onty dengan mulut penuh makanan.
"Jangan berbicara saat makan onty" tegurnya. Sedangkan onty hanya tersenyum dan mengusap rambutnya.
"Terima kasih kakak ipar" ucap Onty pada bunda.
"Sama-sama" jawab Bunda.
Ia langsung menarik tangan Oliv menjauh dari ruang makan. Mengajaknya duduk diteras seraya menunggu para orang tua selesai berbicara.
"Oliv sudah makan?" Tanyanya pada Oliv yang langsung disambut anggukan lucu.
"Yahh sayang sekali, padahal kak Nathan punya jajan loh" ucapnya dengan wajah yang dibuat seperti menyesal dan penuh kecewa.
"Aaa mau mau" celoteh Oliv dengan antusias dan menarik-narik tangannya.
"No, Oliv sudah makan jadi tidak boleh makan jajan lagi. Nanti gendutt, kalau Oliv gendut, kak Nathan tidak mau berteman sama Oliv" sebenarnya ia hanya mengada-ngada. Seperti mendapat kesenangan sendiri jika menggoda gadis cilik ini.
"Endutt?" tanya Oliv dengan wajah terlihat berpikir, bahkan jari mungil itu dibuat untuk menopang dagu. Ahh sangat menggemaskan, seperti orang dewasa saja. Ia pun tak tahan untuk tidak terkikik, mengusap rambut Oliv dan melingkarkan lengannya dibahu Oliv.
Jika dilihat mereka seperti orang dewasa yang dimabuk asmara.
"Nathan ayo berangkat" ucap onty, ia pun mengangguk dan langsung menyalami ayah dan bunda sebelum berangkat kesekolah.
Setelah bersalaman, ia langsung menyusul Onty yang sudah masuk kedalam mobil terlebih dahulu. Melambaikan tangan pada ayah dan bunda.
"Thank you Onty" ucapnya saat mobil Onty berhenti tepat didepan gerbang sekolah dasar. Kemudian melepaskan setbelt yang melingkar ditubuhnya. Onty mengangguk, tapi mencodongkan tubuh seakan ingin menciumnya. Dengan reflek ia pun menjauh dan menutup wajahnya dengan tangan mungilnya itu.
"Kenapa ganteng?" tanya Onty tanpa dosa.
"Aku sudah besar Onty, Lagipula bibir Onty tidak higienis karna habis makan sandwich" ia masih menutup wajahnya, bahkan Onty langsung tertawa terbahak.
"Dadaaa Oliv" ucapnya kemudian langsung turun dan menutup pintu mobil.
"Dadaaa dadaa" jawab Oliv.
"Hihi hihi hihi" Oliv terkikik saat melihat Onty mengambil kaca dan melihat bibir.
"Apa yang lucu sayang?" tanya Onty pada Oliv tapi Oliv tidak menjawabnya, karena sudah kembali fokus pada mainannya.
Setelah memastikan mobil Onty melaju meninggalkan gerbang sekolah, ia langsung berjalan masuk. Seperti biasa, ia menjadi pusat perhatian. Entah dari para orang tua yang mengantar anaknya atau teman seusianya. Ia pun tidak memperdulikan itu, tapi tak jarang juga ia mendapat bingkisan dari para orang tua yang memanfaatkan anaknya agar mendapat citra baik dari ayah bunda. Dan tentunya bisa menjalin kerja sama karena sekolah ini memang sekolah elit, banyak dari mereka yang memanfaatkan kekuasaannya untuk menyombongakn diri disekolah ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
**Nathan Aderald ~ Putra tunggal dari pasangan Gibran dan Jasmine. Punya kepribadian yang tidak jauh dari ayahnya, tampan, dingin, datar, tapi elegan.
**Olivia Gabriela ~ Putri tunggal dari pasangan Marcell dan Chayra. Cantik, ceria, menggemaskan, dan mungil. Sangat menempel pada Nathan, bahkan selalu menangis jika malam-malam berkunjung tapi tidak menginap. Gadis cilik itu seolah tidak ingin terpisah dari sang kakak sepupu.
Bab ini menceritakan sedikit kehidupan para tokoh saat anak-anak masih kecil. Dan bab selanjutnya akan langsung melompat beberapa tahun dan anak-anak sudah dewasa.
FYI (For Your Information) : Para orang tua, tepatnya Sandra, Heru, Tomi, dan Dian. Mereka sudah tidak ada, wafat tepat pasca Chayra mengandung Oliv. Pergi secara bergantian, merasakan duka yang mendalam bagi berbagai kalangan. Bisa juga disebut sebagai tahun duka karena empat orang yang mereka jadikan panutan sudah lebih dulu mendahului di tahun yang sama. Tangisan, erangan, jeritan penuh duka menyelimuti mereka. Tapi mereka tidak punya pilihan selain mengikhlaskan. Empat sosok itu sudah pergi, dan tak akan kembali. Tugas mereka hanya mendoakan. Ada banyak anak dan cucu yang merindukan suasana rumah penuh canda dan tawa. Mereka harus bangkit, tidak boleh larut dalam suasana yang penuh tangisan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
hiatus
salam kenal kak 🥰
auto like dan masuk list favorit ini maaah 😍
2021-09-01
0
AlongPee
aku mampir thor, semangat berkarya
dapat salam dari "terjebak cinta berondong"
2021-08-29
1
🍀⃟𝙼𝙾𝙼_𝙵𝙴𝙽𝙸𒈒⃟ʟʙᴄ
author aku mampir
2021-07-23
1