Aurelia
Setelah melewati pagi yang menyedihkan, ia langsung bergegas untuk berangkat kerja ditoko roti. Dimana ia mengais rezeki untuk melanjutkan hidup selama beberapa bulan terakhir ini.
Menaiki motor maticnya, membelah jalanan yang padat pagi hari itu. Menembus hangatnya terpaan mentari yang baru saja naik ke peraduannya.
"Korann koran" ia menoleh, melambaikan tangannya pada bapak-bapak penjual koran dilampu merah.
"Saya beli yang ada informasi loker (lowongan pekerjaan) pak" ucapnya pada pria paruh baya itu.
"Oh iyha neng, kebetulan ini banyak informasi loker" ia mengambil beberapa lembar koran, meletakkannya dibawah kakinya dan membayar koran yang dibelinya.
"Terima kasih pak" ia melajukan motornya saat lampu sudah berwarna hijau.
"Semoga ada yang bisa aku harapkan di koran ini" lirihnya.
Nathan.
Ia sudah merasa lebih baik, tapi untuk kekantor sepertinya ia belum sepenuhnya membaik. Tapi tidak ada pilihan lain, ia harus tetap berangkat kekantor. Rapat bersama klien pentingnya dijam makan siang nanti benar-benar tidak bisa dibatalkan ataupun ditunda.
"Maaf pak, tapi klien sangat mengharapkan pertemuan ini karena mereka akan kembali keluar negeri besok setelah meeting" berkali-kali ia menghembuskan nafasnya saat mendengar kabar dari sekertarisnya. Mau tidak mau ia pun harus pergi.
"Oliv kembalikan laptop kakak" ucapnya langsung saat ia turun dan melihat Oliv sudah duduk dimeja makan.
"Makan dulu ih, nggak sabar banget jadi orang" gerutu Oliv membuat ia mendengus dan menarik kursi untuk duduk.
"Tuh laptopnya ada disitu" ucap Oliv seraya menunjuk minibar didapur.
"Oliv, nanti kalo ketumpahan air bagaimana?" Geramnya dan segera berdiri.
"Beli lagi, bukan begitu ayah?" Ia mendengus, menatap ayah yang hanya menggelengkan kepalanya sedangkan Oliv sibuk makan dengan tenang.
"Sudah-sudah, makan dulu" ucap bunda menengahi.
Jasmine.
Ia tersenyum, menatap keluarga kecilnya dipenuhi kebahagiaan seperti ini meskipun selalu ada perdebatan kecil diantara mereka. Meskipun begitu, tidak ada yang berkurang sedikitpun, baik kasih sayang maupun rasa peduli dan perhatian mereka.
"Sudah-sudah, makan dulu" jika ia tidak menengahi, maka perdebatan antara putra dan keponakannya tidak akan berhenti.
"Oliv, berangkat sama kakakmu saja kan searah" ucapnya.
"Bunda, Nathan berangkat siang loh dan langsung meeting dengan klien" tolak putranya.
"Aku juga masuk siang" sahut Oliv membuat putranya melempar tisu bekas lap mulut kearah Oliv.
"Dimana meetingnya?" Tanya Gibran.
"Di Eco Resto" jawab Nathan seraya memasukkan potongan salad buah dimulut.
"Deket dong sama kampusku" Oliv menyahut lagi, sedangkan Nathan semakin mendengus.
"Bocah tengil, kau kan bawa mobil" gerutu Nathan sepertinya sudah jengah dengan sikap ceplas ceplos Oliv.
"Nathan" tegurnya seraya mengelus lengan Nathan.
"Ayo berangkat sayang" ucap Gibran mengajaknya berangkat kekantor.
"Hati-hati ayah, bunda" ucap Nathan dan Oliv bersamaan.
Nathan.
Ia mengendarai mobil menuju kampus Oliv, perjalanan tidak membutuhkan waktu lama karena jalan yang cukup lenggang. Memberhentikan mobilnya didepan gedung yang menjulang tinggi, tempat dimana Oliv menuntut pendidikan kurang lebih tiga setengah tahun ini.
"Kakk, terima kasih. Doakan agar aku cepat menyelesaikan skripsiku" ia hanya mengangguki ucapan Oliv, mengelus rambut yang tergerai penuh sayang dan bibir yang dihiasi senyuman.
"Jadi melanjutkan keluar negeri?" Tanyanya sebelum Oliv turun.
"Iya kak, aku ingin jadi orang sukses seperti kalian semua" jawab Oliv penuh keyakinan.
"Semangat dong, biar membanggakan".
------
Siang harinya, tepat satu jam sebelum jam makan siang. Ia sudah duduk di Eco Resto yang ia gunakan untuk meeting kali ini. Dengan memainkan tablet yang ada ditangannya seraya menunggu kliennya datang.
"Kenapa mereka tidak disiplin seperti ini?" Ia tak menanggapi gerutuan sekertarisnya, sebenarnya ia pun jengkel. Tapi bagaimana lagi? Menggerutu pun tak akan ada gunanya.
"Maaf terlambat" ia hanya mengangkat sudut bibirnya, meletakkan tablet dan menerima uluran tangan kliennya.
.
.
"Baik terima kasih, saya harap kerjasama kali ini membuahkan hasil yang luar biasa" ia hanya mengangguk dan tersenyum simpul setelah klien menutup pertemuan mereka.
Setelah kepergian kliennya, ia langsung kembali berkutat dengan tablet. Hingga pertanyaan sang sekertaris mampu membuat ia teralihkan, meskipun hanya terhitung beberapa detik.
"Makan siang disini sekalian pak?" Tanya Yesi yang ditujukan padanya.
"Hemm" jawabnya.
Ia merasa aneh, bagaimana tidak. Semua pengunjung memperhatikan mereka berdua. Awalnya ia tak peduli, tapi keanehan semakin menjadi saat sekertarisnya seolah sedang membanggakan diri karena makan siang bersama dengan dirinya.
"Eh pak mau kemana?" Tanya Yesi terkejut saat melihatnya tiba-tiba berdiri.
Ia tak memperdulikan, masih melanjutkan langkahnya.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Ia memicing, menatap manajer restoran yang sudah berdiri disampingnya.
"Saya ingin keruang VVIP, jangan biarkan siapapun masuk termasuk dia." Ia langsung membuka pintu dimana ruangan ini yang biasa ia gunakan untuk melepas penat sepulang bekerja tanpa gangguan siapapun. Bahkan sudah ada dua pengawal yang berjaga didepan pintu.
Ia berjalan menyusuri ruangan berukuran 5 x 6 m tersebut. Mendudukkan diri disofa dan memejamkan matanya. Pandangannya terbuka, menangkap gitar yang berada diujung sofa. Ia meraihnya, memetik senar demi senar hingga menciptakan alunan lagu indah dan bibirnya pun tergerak untuk bernyanyi. Hingga suara diluar berisik diluar ruangan membuat konsentrasinya pecah begitu saja.
Oliv.
Ia baru saja menyelesaikan bimbingan skripsinya, keluar dengan wajah lesu dan sangat lelah karena pikirannya benar-benar terforsir. Ia pun berjalan keluar kampus, menuju restoran yang tidak jauh dari kampus untuk mengisi perutnya.
"Kak Yesi?" Baru saja ia masuk kedalam restoran, ia sudah bertemu sekertaris kakaknya yang terlihat kesal.
"Eh, Oliv?" Kejut Yesi saat melihatnya. Ia pun tersenyum, mengulurkan tangannya untuk berjabatan.
"Kakak sendiri? Kak Nathan mana?" Tanyanya saat tidak melihat sang kakak dimeja yang sama dengan Yesi.
"Tuhh" Yesi menunjuk ruangan yang tertutup rapat dengan dijaga oleh dua orang berbadan kekar dan juga wajah datar.
"Aku kesana dulu ya kak" ucapannya hanya dibalas anggukan kepala oleh Yesi. Ia tersenyum, melambaikan tangannya dan berjalan menuju ruangan dimana kakaknya berada.
"Eh apa yang kalian lakukan?" Sengitnya saat baru saja ia akan membuka pintu tapi dua penjaga itu menarik tangannya.
"Maaf nona, tapi tuan Nathan berpesan agar tidak ada yang masuk kedalam" hah? Penjelasan salah satu penjaga tersebut membuatnya kesal.
"Kakk buka pintunya, mereka menghalangiku" teriaknya dari luar hingga membuat pengunjung restoran mengarah padanya.
"Nona apa yang anda lakukan" bentak salah satu penjaga.
"Hiks, sakit, lepaskan" ia merintih saat dua penjaga mencengkeram kedua tangannya.
"Bodoh, apa yang kalian lakukan" ia lega, karena kakaknya sudah muncul dibalik pintu.
"Lepaskan tangan kalian" dua penjaga tersebut terlonjak, langsung melepaskan tangannya dan ia bisa berlindung dibalik punggung kakaknya
Dua penjaga terlihat saling pandang, merasa bingung dengan status gadis pemberontak tadi.
"Bagaimana bisa kalian tidak mengenal adikku"
Bug
Bug
Dua tonjokan keras mengenai perut kedua penjaga tersebut. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Nathan.
"Ayo masuk, dan kalian urus masalah ini. Rampas ponsel mereka yang sempat merekam kejadian ini jika tak ingin menghapusnya" ia ditarik masuk kedalam setelah sang kakak memberi tugas pada dua penjaga tadi
"Ada yang sakit?" Ia terharu mendengar pertanyaan Nathan, segera menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan tangannya yang terlihat merah.
"Coba lihat tanganmu"
"Auhh" ia merintih saat Nathan menarik tangannya.
"Shit, apa yang mereka lakukan" wajah Nathan terlihat merah padam, bahkan dadanya sudah naik turun.
"Aku tidak apa kak, ini nanti juga sembuh sendiri. Emm tapi aku lapar" ucapnya mengalihkan perhatian kakaknya. Dan berhasil, kakaknya terkekeh geli dengan ucapannya.
"Pesanlah makanan sesukamu, kakak ingin istirahat" ia dengan cepat mengangguk, membuka buku menu untuk memesan makanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
st_anah13
thor kekuatan cinta koq jrng up yh
2021-07-26
0
☣️🍿☀️ˢᵘⁿTᥱtᥱh🪄
jadi pengen punya kakak cowok kayak Nathan 😍😍😍
masih ada stok apa nggak yaa 😄😄😄
2021-07-25
1
Lastri Bumiayu
semangat up yuk torrr,,, udah jatuh cinta ini sama alur ceritanya 😊
2021-07-25
0