Sweet Cake

Nathan

"Nathan, tolong belikan kue di toko Sweetcake di jalan Pangsud (Panglima Sudirman)" perintah bunda, sebenarnya ia malas. Tapi tidak mungkin kan jika ia menolak perintah sepele seperti ini. Lagipula toko kue ini terletak tidak jauh dari kantornya. Mungkin hanya memerlukan 10 menit untuk sampai jika menaiki mobil.

"Sweetcake jalan Pangsud?" Ucapnya pada diri sendiri saat ia berhenti didepan toko roti sederhana

Ia pun bergegas turun, terlihat toko sederhana ini sangat ramai pengunjung. Bahkan ia menghela nafas berkali-kali saat ia kesulitan mencari pegawai toko kue ini.

"Selamat datang di Sweet cake, ada yang bisa dibantu? Kami menyediakan berbagai macam kue" ia menoleh, ternyata disampingnya ada seorang gadis dengan kemeja bewarna merah dengan tulisan dan logo Sweet Cake didada bagian kiri.

Dan nama "Aurelia Devasmitha ( kebahagiaan dan senyuman yang sempurna )" didada sebelah kiri.

Tanpa mengatakan apapun, ia menunjukkan pesan chat berisi list kue yang harus ia beli yang sebelumnya dikirim oleh sang bunda.

"5 menit"

Pegawai bernama Aurelia itu melongo, tidak mengerti akan maksut ucapan yang ia lontarkan.

"Saya kasih waktu kamu 5 menit untuk menyiapkan kue itu" sebenarnya ia sangat malas jika harus menjelaskan seperti ini, tapi mau tak mau. Daripada ia harus menunggu lebih lama lagi demi menunggu gadis itu mengerti akan ucapannya. Ah Impossible. Menurutnya, waktu adalah emas.

"10 menit deh pak" tawar gadis itu, ia pun memicing. Tanpa mengatakan apapun, ia langsung duduk dan menyilangkan kakinya.

"Emm pak, boleh saya pinjam ponselnya untuk menyiapkan pesanan bapak? Emm saya sudah lupa beberapa kue yang tercatat diponsel bapak?" Ia mendengus saat gadis didepannya terlihat salah tingkah bahkan sampai menggaruk tengkuk. Tapi bukan itu fokus utamanya.

Bapak?

Yang benar saja?

Tanpa menjawab apapun, ia langsung menyerahkan ponselnya dan "Catat". Ia tidak ingin menunggu dengan bosan tanpa ada pengalihan. Jadi menyuruh gadis itu mencatat semua pesanannya adalah solusi terbaik.

"Baik" gelagapan, bahkan ia bisa melihat bagaimana gadis itu dengan gerakan seribu langkah mencari catatan atau kertas kecil untuk mencatat pesanannya. Dengan refleks ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul.

Eh apa? Tersenyum? Sepertinya ada yang salah dengan dirinya.

"10 menit ya pak, mohon ditunggu" ia menerima ponselnya yang disodorkan gadis bernama Aurelia itu. Entah. Ia pun tak habis pikir kenapa bisa menyetujui tawaran gadis itu dengan mudahnya.

Dua menit, lima menit, tujuh menit, ia mulai bosan. Ingin berdiri tapi urung karena sekelilingnya sudah mulai berbisik-bisik tentangnya. Terlebih lagi kaum wanita, karena pengunjung toko kue ini mayoritas kaum hawa.

"Ck" gerutunya tidak sabar, ia ingin segera pergi dan menghindar dari tatapan para ibu-ibu disini.

"Ini pesanannya pak, kasir sebelah sana" suara lembut itu membuatnya mendongak dan langsung berdiri saat matanya menangkap satu box kue ditangan gadis itu.

"Saya tidak punya waktu, tolong kau urus. Jika lebih, kau boleh mengambilnya" ia menyerahkan dua lembar uang bewarna merah. Langsung melenggang pergi begitu saja tanpa memperdulikan teriakan gadis itu.

"Pakk kembaliannya"

"Ini lebih banyak"

"Satu aja masih ada kembalian banyak, ini dua lagi"

"Eh tapi terima kasih pak"

Ia terus memacuk langkahnya tanpa berniat menjawab ataupun sekedar menoleh kearah gadis yang sedari tadi masih meneriakinya.

Aurelia

Ia gelagapan sendiri, bagaimana tidak. Jika pemuda itu memesan kue satu box dengan berbagai macam varian rasa tapi dalam waktu lima menit. Yang benar saja.

"Emm pak, boleh saya pinjam ponselnya untuk menyiapkan pesanan bapak? Emm saya sudah lupa beberapa kue yang tercatat diponsel bapak?" Ah ia merasa malu sendiri, bahkan ia sampai menggaruk tengkuknya untuk menetralisir rasa malunya. Entahlah.

Penyakit pelupa seolah tidak bisa menghilang dari tubuhnya. Ia menjadi jengkel sendiri. Huhh.

"Catat" suara tegas dan terkesan datar itu mampir ditelinganya, dengan segera ia menyerahkan kembali ponsel kepada pemiliknya dan mencari kertas yang bisa ia gunakan untuk mencatat pesanan pemuda itu.

Agak sulit saat mencari kertas dan bolpoin, karena toko tempatnya bekerja bersifat terbuka. Jadi pembeli langsung bisa mengambil kue yang diinginkan sendiri kemudian baru-lah menuju kasir. Tapi karena pengunjung satu ini berbeda, pria sendiri dari beberapa pengunjung, ia berinisiatif menghampiri dan melayani. Karena memang tugasnya seperti itu, bertanya atau membantu pelanggan yang kesulitan.

"10 menit ya pak" ia menawar, mencoba mencari sedikit saja kelebihan waktu agar ia tak terlalu terburu-buru yang bisa saja berakibat fatal. Atau bahkan pesanan yang keliru.

Beruntung pemuda tersebut menyetujui tawarannya, meskipun tanpa mengatakan apapun.

Yaaa, ia bisa menyimpulkan kalau pemuda itu sangat irit bicara.

Ia kembali membawa satu box kue pesanan pemuda itu.

"Ini pesanannya pak, kasir sebelah sana" ucapnya seraya menyerahkan box itu dan tangan kirinya menunjuk meja yang tidak jauh dari tempat mereka.

"Saya tidak punya waktu, tolong kau urus. Jika lebih, kau boleh mengambilnya" ia melongo, menatap dua lembar bewarna merah yang sudah duduk manis ditangannya. Bahkan sang pemberi sudah berjalan tergesa untuk mwnjauh dari toko.

"Pakk kembaliannya"

"Ini masih lebih banyak"

"Satu lembar saja lebih banyak, ini dua lagi"

"Eh terima kasih pak"

Ia tersenyum sendiri setelah dari kasir untuk membayar pesanan kue pemuda tampan itu. Ah iya, ia pun tak bisa berbohong jika pemuda itu sangat tampan. Bahkan terlihat sekali jika pemuda tersebut orang kaya dan seperti pemimpin yang tegas dan bijaksana. Seperti mendapat dua keberuntungan sekaligus, berinteraksi dengan pemuda tampan dan mendapat rezeki satu lembar bewarna merah jambu dan satu lembar bewarna hijau.

"Eh sepertinya aku pernah melihat pria tadi, tapi dimana ya?" Lirihnya saat menyadari jika wajah pria tersebut tidak asing.

"Dapat rezeki nomplok lagi nih kayanya" seloroh teman satu profesi dengannya hanya dibalas tawa olehnya. Ia langsung berlalu, untuk mengambil tasnya dan pulang. Karena toko sebentar lagi tutup.

Mengendarai motor matic hadiah dari mbah, ia menyusuri jalanan yang ramai sore ini. Tapi ia tak langsung berniat menuju kerumah, ia mampir dahulu disebuah kafe kecil dipinggir kota untuk melihat beberapa koran yang sempat ia beli tadi pagi.

"Jus jambu saja" jawabnya saat ada seorang pelayan yang menghampiri mejanya.

Ia membuka tasnya, mengeluarkan beberapa koran yang ia beli tadi. Membacanya, memilah satu persatu koran yang ada. Membaca deretan kalimat padat yang membuat siapapun akan pusing membacanya. Tapi entah kenapa bapak-bapak kaya bisa menyukai koran serumit ini. Menurutnya.

"Silahkan dinikmati" ia tersenyum pada pelayan yang mengantarkan pesanannya.

"Kakaknya lagi cari loker ya?" Tanya pelayan tersebut saat melihat kesibukannya.

"Iya, kerja saya yang sebelumnya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari"

"Ngelamar disini aja kak" ucap pelayan menunjuk salah satu koran yang belum sempat ia baca.

------------------

Kami Perusahaan PT. YN group unit Jakarta, menerima lowongan kerja sebagai Office Boy dan Cleaning Service. (pria/wanita)

Persyaratan

Surat Lamaran Kerja

Foto Copy Ijazah Terakhir (minimal SD)

Photo Warna 3×4 3 lembar

Daftar Riwayat Hiodup

Foto Copy Ktp & KK

Surat Keterangan Berkelakuan Baik yang Masih Berlaku

Surat lamaran diantar langsung ke kantor kami, paling lambat tanggal 21 Mei 2xxx.

Alamat. Jalan Jakarta-Bandung, No. 25A, Jakarta – Jakarta (033-2840375).

------------------

Ia menimbang-nimbang. Meminta penjelasan mengapa pelayan yang seusianya tersebut memintanya melamar kesana.

"Disana gajinya besar kak, sering dapat bonus juga. Kakak saya betah banget kerja disana tapi terpaksa harus resign karena ikut suami keluar kota. Itu perusahaan besar, pemimpinnya masih muda karena pemimpin yang sebelumnya sudah pensiun. Peraturannya juga baru, lebih tegas katanya. Tapi ya begitu, kerja disana dan gaji yang didapatkan sangat disarankan sekali buat yang kesusahan cari kerja. Karena hampir tiap bulan ada announcement (pengumuman) loker, katanya sih yang udah senior dilempar dikota lain gitu. Apalagi kalau kakak bisa ditempatkan dilantai khusus presdir itu akan lebih besar gajinya, tapi ya gitu kerjanya harus ekstra hati-hati." jelas pelayan panjang lebar seolah mengerti kebingungannya.

"Saya balik kerja dulu ya kak, maaf kalo terkesan ikut campur hehe. Selamat menikmati" ia mengangguk saat pelayan tersebut berpamitan.

Ia menunjuk dua perusahaan yang berhasil menarik perhatiannya. Tentu saja salah satunya adalah perusahaan yang direkomendasikan oleh pelayan tadi.

"Aduhhh maaf ya kak" ia melonjak saat seorang anak kecil berlarian membawa minuman dan tak sengaja menumpahi korannya.

"Nggak papa dek, lain kali hati-hati ya" bocah yang semula ketakutan itu langsung mengangguk dan berlari.

Ia pun menghela nafasnya, menatap satu-satunya koran yang tidak terkena air. Dimana dikoran tersebut tertera informasi lowongan pekerjaan yang direkomendasikan oleh pelayan tadi.

"Tidak ada pilihan lain, satu-satunya pengumuman yang jelas ya tinggal perusahaan ini." Gumamnya karena koran yang lain sudah basah dan tulisannya pun luntur terkena air.

Terpopuler

Comments

st_anah13

st_anah13

saran yh thor, gmna klo povnya author z g usah tiap pemerannya jd bcnya ulang2 gmn gtu

2021-07-27

0

@ᚐᚗɠ૨εεɳᚐᚐ 💚²⁷

@ᚐᚗɠ૨εεɳᚐᚐ 💚²⁷

emang bener klo jodoh gak akan kmna 🤭🤭

2021-07-26

0

☣️🍿☀️ˢᵘⁿTᥱtᥱh🪄

☣️🍿☀️ˢᵘⁿTᥱtᥱh🪄

jangan² perusahaannya Nathan 😁

2021-07-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!