Blind Date
Kenan Melviano Parviz, lelaki muda tampan itu melangkahkan kakinya menuju restoran besar di kota itu. Memenuhi permintaan papanya untuk bertemu dengan seorang gadis. Dia cuma diberikan nama dan ciri-ciri si gadis saja.
Konyol, lekaki playboy yang digilai banyak wanita harus bertemu dengan wanita yang sama sekali belum diketahuinya.
Mengedarkan pandangan matanya ke dalam restoran, dan mata hazelnya berhenti pada sosok gadis dengan tubuh mungil, tapi cantik juga pikir Kenan.
Menghampiri gadis itu, seketika gadis itu mendongakkan kepalanya.
"Ck .....cuma seorang bocah ternyata ", Kenan berdecak.
"Apa kata kamu, aku 19 tahun ya, bukan bocah ", seru gadis itu tidak terima.
Memandang Kenan dengan penuh cemooh.
"Kamu telat 5 menit ", gadis itu seraya melirik jam tangan di pergelangan tangannya.
Ia melipat tangannya di bawah dada. Hingga tonjolan di sana terlihat jelas.
Kenan tercengang sesaat.
Seksi juga gadis ini.
"Kompensasi apa yang kamu kasih buat gantiin waktu 5 menit aku ?", ujarnya seraya menatap tajam.
Hah.... apa mau si bocil ini ?
"Bilang, apa mau kamu. Aku nggak ada waktu buat ladenin bocah kecil kayak kamu ", Kenan mendudukkan bokongnya di kursi depan gadis itu dan menopangkan sebelah kakinya di satu kaki yang lain.
"Kompensasi 5 menit, mana kunci mobil kamu? ", Kenan memberikan kunci mobilnya.
Gadis itu meraih kunci dan memainkan di tangan.
"Kamu Kenan? " tanyanya dengan bibir terlipat menahan tawa.
"Lelaki gagah dan tampan kayak kamu, ngapain mau di suruh kencan buta
beginian ? ", lanjut gadis itu terkekeh.
"Kalo kamu karena apa coba? ato jangan-jangan nggak ada yang tertarik sama tubuh kecil kamu ", Kenan tergelak, melipat tangannya di depan dada.
Gadis itu membulatkan matanya.
"Enak aja.....banyak ya yang suka sama aku ", elak gadis itu.
Bibir mungilnya mencebik lucu.
Kenan semakin tergelak.
"Jangan ketawa terus, nggak lucu tahu ", seru gadis itu.
"Aku datang ke sini di suruh kencan sama kamu ", katanya kemudian.
"Siapa nama kamu? ", tanya Kenan.
"Adelia.....kamu nggak dikasih tahu sebelum ke sini tadi? ", gadis itu mengeryit. Menatap Kenan penuh selidik
"Aku lupa.... ", Kenan menoleh ke arah lain.
"Abis kencan suruh ngapain? ", Kenan kembali mengarahkan pandangannya ke arah Adelia.
"Ngapain tanya aku terus, kamu pasti udah tahu kan? ", Adelia balik bertanya.
"Nikah? konyol banget orang tua jaman sekarang ", Kenan mendesah.
"Berapa usia kamu, jangan bilang kamu udah tua jadi harus pake cara kayak gini ?", Adelia tersenyum geli.
"Wooww ..... aku nggak setua itu ya. Mau bukti kamu !", Kenan mencondongkan tubuhnya ke arah Adelia.
Adelia menarik kepalanya ke belakang.
Kenan menarik kembali tubuhnya.
"Kamu setuju ?", Kenan mengangkat alisnya. Adelia mengeryit penuh tanya.
" Nikah ", Kenan mendengkus.
"Apa aku harus nolak? ", Adelia balik bertanya.
"Kamu tahu apa resikonya ? ", lanjut gadis itu.
Tentu saja Kenan tahu. Seperti dirinya yang akan di coret dari pewaris papanya , mungkin gadis itu juga sama.
"Ok... kita setujui aja mau mereka !", usul Kenan.
"Deal, tiga puluh persen saham perusahaan kamu jadi milik aku ", seru Adelia.
"Damn .... apa-apaan kamu, nggak ada ya ketentuan kayak gitu ", sungut Kenan.
"Masih bagus kan, dari pada kamu nggak dapat apapun ", gadis itu tersenyum sinis.
Kenan berpikir sejenak. Gadis ini pasti nggak tahu juga masalah perusahaan. Lagian dia juga masih punya perusahaan lain, biarpun belum sebesar punya papanya.
"Ok... deal ", Kenan
mengulurkan tangannya,
"Ponsel kamu, sini ! ", pinta Kenan.
"Buat apaan? ", Adelia mengeryit.
"Udah kasih sini, biar aku mudah hubungin kamu ntar ", Kenan sedikit mendengkus.
Adelia memberikan poselnya.
Kenan mengotak-atiknya sebentar lalu menyodorkan ke arah Adelia.
Gadis itu hendak meraih ponselnya, Kenan menariknya tanganya ke belakang.
"Kunci mobil aku !", pinta Kenan.
"No.....no....satu hari mobil kamu jadi punya aku, kompensasi telat 5 menit ", Adelia beranjak memainkan kunci mobil di depan lelaki itu.
"Ponsel kamu, nggak mau ambil?", Kenan menaikkan sebelah alisnya.
Memasukkan ponsel itu ke saku celananya.
"Ambil ", katanya seraya bersidekap.
Adelia mendekat, berusaha mengambil ponselnya, tapi Kenan malah menarik tubuh Adelia hingga menempel di dada bidangnya.
"Ponsel kamu jadi kompensasi juga buat aku !", bisiknya di telinga Adelia.
Lalu dengan cepat menarik tengkuk Adelia dan mencium bibir gadis itu. ******* bibir mungil itu dengan cepat, hingga Adelia tidak bisa menghindar. Gadis itu juga tidak bisa melawan, karena Kenan menahan kedua tangannya dengan satu tangannya.
Kenan melepas tautan itu ketika Adelia terengah kehabisan napas.
"Impas ", katanya seraya melangkah pergi. Kemudian meraih ponsel untuk menghubungi seseorang di seberang sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Anonymous
sepertinya bukaan ceritanya menarik...
2024-05-07
0
Erni Fitriana
nyimak
2024-02-24
0
Alifah Azzahra💙💙
Main nyosor aja nih
2024-01-24
0