Cinta Datang Tanpa Pesan
Mentari pagi menerobos masuk kedalam celah tirai jendela mengahangatkan seorang gadis yang masih dengan setia berada di bawah selimutnya. Matanya enggan terbuka walau sinar matahari mengganggu tidurnya.
Nesya Danastri karena keramahan dan kemurahannya banyak orang menyukainya namun, tidak saat dirinya berada dekat dengan orang-orang yang menyayanginya dirinya akan bersikap manja.
Terdengar suara pintu kamar terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya kedalam kamar Nesya. Disibakkannya tirai agar sinar mentari memasuki kamar anak semata wayangnya.
"Sayang, bangunlah. Ayo kita sarapan." Ucap lembut ibu dari Nesya.
"Hm... Sebentar lagi Bu. Hari ini Caca ga ada kuliah." Jawab Nesya yang biasa memanggil dirinya Caca.
"Iya. Tapi bangun dulu yu sayang. Sarapan. Setelah itu Caca boleh tidur lagi. Dan Ibu mau ke toko." Ucap Ibu lembut.
"Hm.. Baiklah Ibuku sayang. Caca cuci muka dulu ya." Nesya pun bangkit dan mencium pipi Ibunya sekilas kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Sepeninggalannya Nesya kedalam kamar mandi Ibunya pun membereskan tempat tidur Nesya kemudian keluar menuju meja makan.
Tak lama Nesya pun keluar dari kamarnya dan menyusul Ibunya di meja makan.
"Waah,, Ibu masak banyak banget?" Ucap Nesya kemudian duduk di samping Ibunya.
"Karena Ibu tau saat kamu libur kuliah akan ada teman-teman mu datang." Jawab Ibu santai.
"Ibu memang best." Ucap Nesya sambil mengacungkan dua ibu jarinya.
Keduanya pun sarapan dengan hening. Setelah menyelesaikan sarapannya Ibu pun bergegas ke toko matrial peninggalan Ayah Nesya yang berada di depan rumahnya.
"Nanti Caca nyusul ya Bu." Teriak Nesya saat ibunya akan keluar rumah.
Setelah menyelesaikan sarapannya Nesya pun segera mandi dan bersiap menemani Ibunya di toko. Butuh waktu 20 menit bagi Nesya untuk menyelesaikan mandinya. Setelah sedikit memoleskan skincare pada wajahnya Nesya pun bergegas menuju toko setelah berpamitan pada maid yang berada di rumahnya.
"Pagi Neng." Sapa pekerja toko saat melihat Nesya datang.
"Pagi Mang." Jawab Nesya Ramah.
Seperti biasa Nesya akan membantu ibunya memeriksa barang atau hanya input data pada laptop toko sementara Ibunya akan melayani pembeli bersama dengan para pekerja lainnya.
Toko matrial milik Ibunya Nesya memang terbilang ramai karena toko matrial terdekat di daerahnya hanya toko milik orang tua Nesya. Karena Mereka tinggal di pesisian dari kota.
Tak beberapa lama masuklah empat mobil dengan berbagai merk memasuki halaman rumah merangkap toko milik orang tua Nesya. Siapa lagi kalau bukan empat sahabat Nesya sejak masa putih abu-abu.
"Ca, temennya udah datang tuh." Tunjuk Ibu.
"Oke Bu bentar ini selesai." Ucap Caca.
Keempat sahabat Nesya itu memang selalu datang dan berkumpul di rumah Nesya. Karena halaman rumah Nesya yang luas dan masih di tumbuhi pepohonan yang rimbun membuat sejuk pemiliknya.
"Assalamu'alaikum... Ibu.." Teriak keempat orang tersebut menyapa Ibu di toko.
"Wa'alaikum salam... Masuk Nak." Jawab Ibu.
Mata para pembeli langsung tertuju pada mereka dan mengagumi mereka karena kecantikannya. Setelah menyalami dan mencium punggung tangan Ibu mereka pun memilih menunggu di gazebo yang Ibu sediakan di samping tokonya.
"Kita duduk di sana aja Bu." Ucap Nala si yang paling anggun menunjuk ke arah gazebo.
"Ya udah nanti Bibik bawakan minuman dan beberapa camilan ya. Atau kalian mau sarapan?" Tanya Ibu.
"Ngga Bu kita udah sarapan tadi sebelum kesini." Jawab Ineke si yang paling bosi.
"Iya Bu. Kita kesana dulu ya Bu." Pamit Dea si yang paling lemot.
"Dadah Ibu." Pamit Dinda yang paling netral.
"Terus Gw ga di ajak." Ucap Nesya saat teman-temannya akan menuju gazebo.
"Eh, Nenek Lu disitu dari kapan?" Tanya Ineke.
"Astaga! Oma. Lu ga liat dari tadi bidadari duduk manis disini." Ucap Nesya keluar dari dalam toko.
"Caca,, udah ih. Ayo kesana." Ajak Dea yang selalu menjadi penengah antara Nesya dan Ineke.
Mereka berlima pun menuju gazebo milik Nesya. Seperti biasa mereka akan melakukan banyak hal di gazebo. Tak sungkan mereka pun akan membantu Ibu ketika Ibu mengalami kewalahan dalam melayani pembeli.
Bibik pun datang membawakan berbagai aneka ragam minuman dan makanan untuk mereka berlima. Diantara kelima sahabat itu tak ada yang jaim terhadap makanan. Mereka bukan tipe penjaga makanan. Apappun makanannya mereka lahap tanpa takut gendut.
"Ca, besok anter Gw yuk." Ajak Dea.
"Kemana? Besok Gw ada kuliah." Jawab Nesya.
"Yaah,,, jam berapa Lu kuliah?" Tanya Dea.
"Jam 10an lah ampe jam 1 siang. Mau kemana sih?" Tanya Nesya lagi.
"Gw mau cari kado buat cowok Gw." Ucap Dea polos.
"Astaga De. Lu ngajakin Nesya cari kado buat cowok Lu. Gw jamin ampe tu mall tutup Lu ga bakalan nemu." Ledek Dinda.
"Astaga Dinda tu mulut kadang-kadang suka bener deh." Ledek Nala kemudian.
"Heh, jangan gitu siapa tau Caca bisa kasih masukan meskipun ga punya cowok ya kan Ca." Bela Ineke.
"Ga usah belain Gw Lu. Awas ya ampe Gw punya cowok Lu semua mesti traktir Gw belanja semau Gw." Ucap Nesya.
"Caca! Lu mah mau ngerampok itu judulnya." Teriak Dinda dan Nala bersamaan.
"Udah biarin aja. Dari dulu juga gitu mana tuh cowok ga ada yang nempel." Ledek Ineke.
"Astaga Nek mulut Lu." Ucap Nesya menggantung.
"Jadi gimana Ca? Mau yah?" Ajak Dea tanpa peduli omongan sahabat-sahabat nya barusan.
"Dea!" Teriak ketiga sahabatnya terkecuali Nesya yang hanya menepok jidatnya.
"Iya ntar Gw usahain ya. Tapi pulang Gw kuliah ya." Ucap Nesya.
"Oke. Gitu dong. Itung-itung Caca latihan kalo nanti punya cowok yah." Ucap Dea dan membuat semua mata memandang kearah Dea.
"Kalian mau ikut juga?" Tanya Dea polos.
Dan ketiga nya pun menggelengkan kepala.
"Terus kenapa kalian liatin Gw?" Tanya Dea polos.
Mereka berlima pun kembali asik dengan dunia mereka sampai Ibu meminta Nesya untuk menggantikannya sebentar. Nesya pun meninggalkan keempat sahabatnya untuk melayani pembeli menggantikan Ibunya yang tengah istrahat makan siang.
"Din, bantuin Caca yuk. Kasian tuh banyak pembeli." Ajak Nala.
"Ya udah Yuk." Ucap Dinda bangkit dari duduknya.
"Gw mantau dari sini aja ya." Ucap Ineke dan di angguki oleh Dea.
Nala dan Dinda pun membantu Nesya melayani pembeli. Mereka memang tak pernah malu membantu Nesya sahabatnya. Nala dan Dea yang anak seorang pengusaha, Dinda anak seorang Dosen dan Ineke anak seorang Dokter di rumah sakit swasta milik orang tuanya Ineke sendiri.
Mereka berempat tak pernah memilih siapa yang bisa di jadikan teman asalkan cocok ya mereka jalan. Sebenernya mereka awalnya berenam hanya saja Kalina harus ikut pindah ke luar kota bersama dengan Ayahnya yang di pindah tugaskan.
🌼🌼🌼
Sampai disini dulu ya semuanya. Jangan lupa like dan komennya. Jangan lupa vote juga ya. Kalau ada yang mau kasih hadiah boleh juga kok 😊. Terima kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-07-30
1
ieka🐧²⁴ *🌙ᵇᵇ
aku mampir Thor🤭🤭
2021-07-22
2