Siang ini cuaca begitu terik. Nesya duduk seorang diri di kantin kampus sambil menikmati es jeruk yang ia pesan saat baru datang. Kelima sahabat itu telah membuat janji untuk bertemu di kantin kampus Nesya, Nala dan Dea.
"Hai Ca. Udah lama?" Tanya Dinda yang baru saja datang.
"Hai Din. Lumayan. Tadi kuliah Gw lebih cepet selesainya." Jawab Nesya.
"Yang lain belum datang?" Tanya Dinda lagi dan Nesya hanya menggelengkan kepalanya.
Dinda pun pergi memesan minum setelah meletakkan tasnya di atas meja. Nesya yang asik membaca tak menghiraukannya. Setelah apa yang Dinda mau dapatkan Dinda pun kembali ke tempat Nesya.
Dinda menggelengkan kepalanya melihat Nesya yang tak terpengaruh membaca. Dinda pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Dan saat melihat ponselnya betapa terkejutnya dirinya mendapatkan panggilan tak terjawab sebanyak 20 kali.
"Astaga Caca. Lu ga denger ponsel Gw nyala dari tadi?" Tanya Dinda.
"Ngga. Emang kenapa?" Tanya Nesya santai.
"Ineke telfon Gw ampe 20 kali. Coba liat hape Lu siapa tau dia juga telfon Lu." Titah Dinda.
"Hape Gw di titipin sama Mba kantin." Jawab Nesya.
"Hah! Ngapain Lu titipin mba kantin?" Tanya Dinda lagi.
"Gw nitip cas soalnya tadi batrenya tinggal dikit. Terus gw silent deh biar ga bikin heboh." Jawab Nesya.
"Ya udah Lu ambil sana tunggu apa lagi." Titah Dinda.
"Sabar kenapa Din." Jawab Nesya bangkit dari duduknya.
Setelah mendapatkan ponselnya kembali Nesya melihat banyak panggilan tak terjawab dari Ineke. Nesya pun segera menghampiri Dinda kembali dengan sedikit tergesa.
"Din, Ineke telfon gw juga. Ada apa ya?" Tanya Nesya.
"Gw ga tau ini di hubungi ga di angkat." Jawab Dinda.
Tak lama Dea dan Nala datang dengan berlari-lari. Dengan nafas yang ngos-ngosan Dea dan Nala menyambar minuman milik Dinda dan Nesya.
"Kalian dari mana sih? Ponsel kalian mana?" Tanya Nala. Dinda dan Nesya mengangkat ponselnya.
"Terus kenapa Lu berdua ga angkat telfonnya sih?" Kesal Dea.
"Gw lupa HP gw silent tadi." Jawab Dinda.
"HP gw juga cos tadi gw titipin mba kantin buat di cas." Jawab Nesya.
"Papinya Ineke masuk rumah sakit." Ucap Nala.
"Apa!" Ucap Nesya dan Dinda bersamaan.
"Ayo cepetan jalan nunggu apa lagi." Ajak Dea.
"Eh, tumben lancar." Gumam Dinda.
Kemudian mereka berempat pun berjalan menuju parkiran. Dea dan Nala menggunakan mobil Nala sementara Dinda dan Nesya menggunakan mobilnya masing-masing. Walaupun panik mereka tak melupakan mobil mereka masing-masing.
Sampai di parkiran Nesya merasakan panggilan alam yang sangat mendesak karena kepanikannya. Akhirnya setelah mengetahui ruangan Papinya Ineke Nesya pun memilih untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Akhirnya Nesya pun terpisah dari ketiga sahabatnya.
"Ah, akhirnya lega deh." Ucap Nesya keluar dari toilet.
Saat berjalan mencari ruangan Papinya Ineke tak sengaja Nesya menabrak seseorang dan untung saja orang tersebut dengan sigap memegang tubuh Nesya sehingga Nesya tidak terjatuh. Sekejap orang melihatnya mereka seperti tengah berpelukan.
Nesya memejamkan matanya takut. Tapi sekejap Nesya sadar kenapa ga sakit.
"Eh, kok ga sakit ya." Batin Nesya.
Perlahan Nesya pun membuka matanya. Dan manik matanya bertemu dengan manik mata seseorang. Cukup lama mereka saling pandang. Sampai keduanya pun tersadar dan saling melepaskan.
"Bang," Panggil seorang ibu paruh baya.
Nesya dan Orang tersebut pun menoleh kearah sumber suara.
"Kenapa ga dikenalin sama Mama." Ucap Ibu paruh baya yang masih terlihat cantik itu pada pria di hadapan Nesya.
Nesya pun memandang Ibu dan anak itu bergantian. Karena si pria tersebut hanya diam. Ibu paruh baya itu mendekati Nesya.
"Hai cantik. Kenalkan nama Tante Ratna. Mamanya Nathan." Ucap Ibu yang ternyata bernama Ratna tersebut.
"Nesya Tante." Ucap Nesya.
"Mau jenguk Om kan. Ayo." Ajak Bu.Ratna menggandeng tangan Nesya.
Nesya memberi kode kepada pria bernama Nathan itu namun, pria tersebut hanya diam mengikuti saja. Nesya sedikit kesal melihat pria itu hanya diam. Akhirnya Nesya pun pasrah. Untuk saat ini biarkan saja untuk kedepannya Nesya tak peduli itu urusan pria itu dan orang tuanya.
"Masuk nak. Ayo Mama kenalkan pada Papa." Ajak Ibu.Ratna ramah.
Di ruang pesakitan tersebut terdapat dua orang perempuan muda cantik dan satu pria yang tengah terduduk di ranjang. Satu perempuan tengah mengupaskan buah untuk pria tersebut. Satu orang duduk di sofa.
"Pah, ini kenalkan pacarnya Nathan." Ucap Ibu.Ratna pada suaminya.
Deg
Deg
Deg
"Apa maksud Tante?" Tanya seorang perempuan yang tengah duduk di sofa.
Sementara Ibu Ratna tak menghiraukannya. Bu Ratna kemudian mengajak bicara suaminya. Sementara perempuan yang tengah mengupas buah ternyata tengah mengandung.
"Kenalkan saya Alya adiknya Bang.Nathan." Ucap perempuan itu menjulurkan tangannya.
"Nesya." Jawab Nesya.
Kemudian Nesya pun mendekati ranjang Papanya Nathan. Karena Papanya Nathan tengah mengulurkan tangannya meminta Nesya mendekatinya. Nesya pun menyambut uluran tangannya.
"Banyu. Papanya anak nakal itu." Ucap Pak.Banyu menunjuk Nathan.
"Nesya Om." Jawab Nesya.
Nesya tampak bingung bagaimana menjelaskan yang sebenarnya pada mereka jika dirinya sama sekali tak mengenal orang yang katanya namanya Nathan itu. Nesya hanya tak sengaja menabraknya. Disaat Nesya bingung terdengar dering ponsel dari dalam tasnya.
"Maaf." Ucap Nesya kemudian sedikit menjauh.
📱Nenek,,, kemana Lu? Berendem Lu di toilet? (Dea)
📱Ngga. Bentar gw ke sana. (Nesya)
📱Lu ga kesasar kan?(Dea)
📱Ngga. Bawel Lu. Dah gw matiin.(Nesya)
Setelah mematikan ponselnya Nesya pun kembali mendekati keluarga itu.
"Tante, Om. Maaf Nesya harus pamit ada urusan." Pamit Nesya.
"Loh, ko cepet banget Nak?" Tanya Pak Banyu.
"Maaf Om. Nesya sudah di tunggu. Om cepet sembuh ya." Pamit Nesya.
Setelah bersalaman dengan kedua orang tua itu dan semua orang yang berada di ruangan itu Nesya pun segera keluar dan berlari mencari ruangan dimana Papi nya Ineke di rawat.
Dengan nafas yang ngos-ngosan Nesya pun mengetuk pintu dan masuk.
"Assalamualaikum." Ucapnya dengan nafas yang tercengal.
"Wa'alaikum salam." Jawab semua yang berada di ruangan tersebut.
"Maaf semuanya tadi ketemu sodara." Ucap Nesya memberi alesan.
"Ngga apa-apa. Sini nak." Ajak Maminya Ineke.
Nesya pun menyalami Mami dan Papi nya Ineke.
"Kenapa bisa sampe KO Om?" Tanya Nesya yang memang sudah sangat akrab dengan orang tua Ineke begitupun yang lainnya.
"Ga tau Ca. Biar Om istirahat kayanya sih." Jawab Papinya Ineke.
"Om cepet pulih ya. Caca kayanya ga bisa lama-lama Om, Tan. Biar Om juga bisa istirahat. Kalau ada kita gimana Om mau istirahat yang ada berisik ya Om." Jelas Nesya dan membuat Mami dan Papi Ineke tertawa.
"Ayo guys ngapain Lu ganggu disini." Ajak Nesya.
Mereka berlima pun akhirnya keluar dari ruangan itu setelah berpamitan. Begitu juga dengan Ineke yang berpamitan untuk pulang terlebih dahulu sebelum dirinya kembali ke rumah sakit.
"In, sori ya tadi hape gw di titipin di kantin di cas jadi gw aktifin mode diam. Sori ya." Ucap Nesya ngga enak.
"Ga apa-apa Ca. Gw cuma mau ngabarin aja. Takutnya kalian nanyain gw kemana gitu." Jawab Ineke.
"Ya udah kita balik ya In." Pamit Nala.
"Ya udah sekalian gw juga balik dulu mandi." Ucap Ineke.
Mereka semua pun berjalan beriringan menuju parkiran. Dan kehadiran mereka berlima membuat heboh seisi rumah sakit karena kecantikan yang mereka miliki dan body yang aduhai. Membuat semua mata tertuju pada mereka.
🌼🌼🌼
Sampai disini dulu ya semuanya. Jangan lupa like dan komennya ya. Vote dan hadiahnya juga boleh kok 😊. Terima Kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
xi xiao nian
kalo mo ngabarin gak perlu seheboh itu kali... cukup chat aja... kan di baca ntar... lebay amat dah...
2021-08-16
0