NovelToon NovelToon

Cinta Datang Tanpa Pesan

Persahabatan

Mentari pagi menerobos masuk kedalam celah tirai jendela mengahangatkan seorang gadis yang masih dengan setia berada di bawah selimutnya. Matanya enggan terbuka walau sinar matahari mengganggu tidurnya.

Nesya Danastri karena keramahan dan kemurahannya banyak orang menyukainya namun, tidak saat dirinya berada dekat dengan orang-orang yang menyayanginya dirinya akan bersikap manja.

Terdengar suara pintu kamar terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya kedalam kamar Nesya. Disibakkannya tirai agar sinar mentari memasuki kamar anak semata wayangnya.

"Sayang, bangunlah. Ayo kita sarapan." Ucap lembut ibu dari Nesya.

"Hm... Sebentar lagi Bu. Hari ini Caca ga ada kuliah." Jawab Nesya yang biasa memanggil dirinya Caca.

"Iya. Tapi bangun dulu yu sayang. Sarapan. Setelah itu Caca boleh tidur lagi. Dan Ibu mau ke toko." Ucap Ibu lembut.

"Hm.. Baiklah Ibuku sayang. Caca cuci muka dulu ya." Nesya pun bangkit dan mencium pipi Ibunya sekilas kemudian masuk kedalam kamar mandi.

Sepeninggalannya Nesya kedalam kamar mandi Ibunya pun membereskan tempat tidur Nesya kemudian keluar menuju meja makan.

Tak lama Nesya pun keluar dari kamarnya dan menyusul Ibunya di meja makan.

"Waah,, Ibu masak banyak banget?" Ucap Nesya kemudian duduk di samping Ibunya.

"Karena Ibu tau saat kamu libur kuliah akan ada teman-teman mu datang." Jawab Ibu santai.

"Ibu memang best." Ucap Nesya sambil mengacungkan dua ibu jarinya.

Keduanya pun sarapan dengan hening. Setelah menyelesaikan sarapannya Ibu pun bergegas ke toko matrial peninggalan Ayah Nesya yang berada di depan rumahnya.

"Nanti Caca nyusul ya Bu." Teriak Nesya saat ibunya akan keluar rumah.

Setelah menyelesaikan sarapannya Nesya pun segera mandi dan bersiap menemani Ibunya di toko. Butuh waktu 20 menit bagi Nesya untuk menyelesaikan mandinya. Setelah sedikit memoleskan skincare pada wajahnya Nesya pun bergegas menuju toko setelah berpamitan pada maid yang berada di rumahnya.

"Pagi Neng." Sapa pekerja toko saat melihat Nesya datang.

"Pagi Mang." Jawab Nesya Ramah.

Seperti biasa Nesya akan membantu ibunya memeriksa barang atau hanya input data pada laptop toko sementara Ibunya akan melayani pembeli bersama dengan para pekerja lainnya.

Toko matrial milik Ibunya Nesya memang terbilang ramai karena toko matrial terdekat di daerahnya hanya toko milik orang tua Nesya. Karena Mereka tinggal di pesisian dari kota.

Tak beberapa lama masuklah empat mobil dengan berbagai merk memasuki halaman rumah merangkap toko milik orang tua Nesya. Siapa lagi kalau bukan empat sahabat Nesya sejak masa putih abu-abu.

"Ca, temennya udah datang tuh." Tunjuk Ibu.

"Oke Bu bentar ini selesai." Ucap Caca.

Keempat sahabat Nesya itu memang selalu datang dan berkumpul di rumah Nesya. Karena halaman rumah Nesya yang luas dan masih di tumbuhi pepohonan yang rimbun membuat sejuk pemiliknya.

"Assalamu'alaikum... Ibu.." Teriak keempat orang tersebut menyapa Ibu di toko.

"Wa'alaikum salam... Masuk Nak." Jawab Ibu.

Mata para pembeli langsung tertuju pada mereka dan mengagumi mereka karena kecantikannya. Setelah menyalami dan mencium punggung tangan Ibu mereka pun memilih menunggu di gazebo yang Ibu sediakan di samping tokonya.

"Kita duduk di sana aja Bu." Ucap Nala si yang paling anggun menunjuk ke arah gazebo.

"Ya udah nanti Bibik bawakan minuman dan beberapa camilan ya. Atau kalian mau sarapan?" Tanya Ibu.

"Ngga Bu kita udah sarapan tadi sebelum kesini." Jawab Ineke si yang paling bosi.

"Iya Bu. Kita kesana dulu ya Bu." Pamit Dea si yang paling lemot.

"Dadah Ibu." Pamit Dinda yang paling netral.

"Terus Gw ga di ajak." Ucap Nesya saat teman-temannya akan menuju gazebo.

"Eh, Nenek Lu disitu dari kapan?" Tanya Ineke.

"Astaga! Oma. Lu ga liat dari tadi bidadari duduk manis disini." Ucap Nesya keluar dari dalam toko.

"Caca,, udah ih. Ayo kesana." Ajak Dea yang selalu menjadi penengah antara Nesya dan Ineke.

Mereka berlima pun menuju gazebo milik Nesya. Seperti biasa mereka akan melakukan banyak hal di gazebo. Tak sungkan mereka pun akan membantu Ibu ketika Ibu mengalami kewalahan dalam melayani pembeli.

Bibik pun datang membawakan berbagai aneka ragam minuman dan makanan untuk mereka berlima. Diantara kelima sahabat itu tak ada yang jaim terhadap makanan. Mereka bukan tipe penjaga makanan. Apappun makanannya mereka lahap tanpa takut gendut.

"Ca, besok anter Gw yuk." Ajak Dea.

"Kemana? Besok Gw ada kuliah." Jawab Nesya.

"Yaah,,, jam berapa Lu kuliah?" Tanya Dea.

"Jam 10an lah ampe jam 1 siang. Mau kemana sih?" Tanya Nesya lagi.

"Gw mau cari kado buat cowok Gw." Ucap Dea polos.

"Astaga De. Lu ngajakin Nesya cari kado buat cowok Lu. Gw jamin ampe tu mall tutup Lu ga bakalan nemu." Ledek Dinda.

"Astaga Dinda tu mulut kadang-kadang suka bener deh." Ledek Nala kemudian.

"Heh, jangan gitu siapa tau Caca bisa kasih masukan meskipun ga punya cowok ya kan Ca." Bela Ineke.

"Ga usah belain Gw Lu. Awas ya ampe Gw punya cowok Lu semua mesti traktir Gw belanja semau Gw." Ucap Nesya.

"Caca! Lu mah mau ngerampok itu judulnya." Teriak Dinda dan Nala bersamaan.

"Udah biarin aja. Dari dulu juga gitu mana tuh cowok ga ada yang nempel." Ledek Ineke.

"Astaga Nek mulut Lu." Ucap Nesya menggantung.

"Jadi gimana Ca? Mau yah?" Ajak Dea tanpa peduli omongan sahabat-sahabat nya barusan.

"Dea!" Teriak ketiga sahabatnya terkecuali Nesya yang hanya menepok jidatnya.

"Iya ntar Gw usahain ya. Tapi pulang Gw kuliah ya." Ucap Nesya.

"Oke. Gitu dong. Itung-itung Caca latihan kalo nanti punya cowok yah." Ucap Dea dan membuat semua mata memandang kearah Dea.

"Kalian mau ikut juga?" Tanya Dea polos.

Dan ketiga nya pun menggelengkan kepala.

"Terus kenapa kalian liatin Gw?" Tanya Dea polos.

Mereka berlima pun kembali asik dengan dunia mereka sampai Ibu meminta Nesya untuk menggantikannya sebentar. Nesya pun meninggalkan keempat sahabatnya untuk melayani pembeli menggantikan Ibunya yang tengah istrahat makan siang.

"Din, bantuin Caca yuk. Kasian tuh banyak pembeli." Ajak Nala.

"Ya udah Yuk." Ucap Dinda bangkit dari duduknya.

"Gw mantau dari sini aja ya." Ucap Ineke dan di angguki oleh Dea.

Nala dan Dinda pun membantu Nesya melayani pembeli. Mereka memang tak pernah malu membantu Nesya sahabatnya. Nala dan Dea yang anak seorang pengusaha, Dinda anak seorang Dosen dan Ineke anak seorang Dokter di rumah sakit swasta milik orang tuanya Ineke sendiri.

Mereka berempat tak pernah memilih siapa yang bisa di jadikan teman asalkan cocok ya mereka jalan. Sebenernya mereka awalnya berenam hanya saja Kalina harus ikut pindah ke luar kota bersama dengan Ayahnya yang di pindah tugaskan.

🌼🌼🌼

Sampai disini dulu ya semuanya. Jangan lupa like dan komennya. Jangan lupa vote juga ya. Kalau ada yang mau kasih hadiah boleh juga kok 😊. Terima kasih 🙏🙏🙏

Cantik-cantik Jomblo

Hari ini seperti yang sudah di janjikan Nesya harus mengantarkan Dea membeli kado untuk kekasih hatinya. Nesya dan Dea kuliah di kampus yang sama tapi beda jurusan. Nesya mengambil akutansi sementara Dea Manajemen bisnis bersama dengan Nala.

Sementara Dinda dan Ineke kuliah di kampus yang berbeda dari ketiga sahabatnya. Dinda kuliah di universitas Hijau dimana Papanya bekerja sebagai dosen. Dinda mengambil jurusan hukum. Berbeda lagi dengan Ineke yang mengambil jurusan kedokteran sebagai penerus orang tuanya yang juga seorang dokter.

Nesya menunggu Nala dan Dea di kantin seperti biasa. Dengan santainya Nesya makan tanpa peduli sekitar. Walaupun banyak mahasiswa mengaguminya namun Nesya tak pernah menghiraukannya.

"Sya, sendiri Lu?" Tanya Abel teman sekelasnya.

"Iya. Lagi nungguin Dea sama Nala. Lu tumben sendiri?" Tanya Nesya.

"Tuh, cowok gw baru aja datang." Tunjuk Abel pada Raka pacarnya.

"Ya udah Gw kesana dulu ya Sya." Pamit Abel.

"Oke." Jawab Nesya sambil menampilkan senyum manisnya.

"Caca..." Teriak Dea dan Nala menghampiri Nesya.

"Astaga! Kalian kebiasaan ya. Gimana kalau Gw jantungan coba." Teriak Nesya.

"Ya tinggal kita bawa ke bokapnya Ineke lah Ca. Dia kan dokter bedah jantung." Jawab Nala santai.

"Si alan Lu. Ngedo'ain Gw Lu." Umpat Nesya.

"Ca, jadi kan?" Tanya Dea.

"Jadi. Lu ikut juga kan La?" Tanya Nesya.

"Ngga bisa Ca. Gw ada janji sama Lukman." Jawab Nala.

"Hm... Pacaran mulu dah." Ucap Nesya.

"Caca, makanya Caca cari pacar biar bisa kaya kita." Ucap Dea.

"Iya ntar gampang." Jawab Nesya santai.

"Udah yu. Nanti keburu sore." Ajak Dea.

"Terus ni mahluk gimana?" Tanya Nesya.

"Gw nunggu jemputan. Eh, tuh dia." Ucap Nala.

Nala pun pergi bersama kekasih hatinya. Sementara Dea dan Nesya pergi ke mall yang Dea inginkan dengan berjalan beriringan karena keduanya sama-sama membawa mobil masing-masing.

Karena arah rumah mereka berlawanan maka diantara mereka jarang ada yang saling nebeng mobil sahabatnya kecuali tak membawa kendaraan.

Sampai di Mall yang di tuju. Dea memarkirkan mobilnya di samping mobil Nesya. Mereka pun masuk kedalam Mall dan langsung mencari barang yang di inginkan Dea.

Nesya dan Dea memasuki stand brand ternama. Keduanya memutar bola mata mereka mencari sesuatu yang cocok untuk kekasih Dea.

"Kalau ini gimana De?" Tanya Nesya mengangkat sebuah jaket.

"Bagus ya?" Tanya Dea.

"Ya biar dia berasa di peluk Lu gitu." Jawab Nesya asal sambil menyimpan kembali jaketnya dan saat dirinya memutar badan tiba-tiba.

Brug..

"Aw.." Ucap Nesya meringis.

"Maaf." Terdengar suara khas laki-laki.

Nesya mendongakkan kepalanya.

"Saya juga minta maaf Kak. Saya tidak tau kalau anda di belakang saya." Ucap Nesya tulus.

Kemudian Nesya pun meninggalkan orang tersebut. Laki-laki itu pun merasa heran karena baru kali ini ad perempuan yang biasa aja setelah melihatnya dan bahkan pergi begitu saja meninggalkannya.

"Dapet De?" Tanya Nesya menghampiri Dea.

"Bi ini aja." Tunjuk Dea pada sepatu pria yang tengah di bungkus oleh pelayan disana.

"Ukurannya udah yakin?" Tanya Nesya.

"Udah." Jawab Dea mantap.

"Lu ga beli apa-apa?" Tanya Dea lagi.

"Astaga! mau beli apa gw disini?" Tanya Nesya mengabaikan pertanyaan Dea.

"Owh! Iya De lupa kalo Caca jomblo." Ucap Dea tanpa dosa.

"Ga mesti di sebutin juga kali De jomblonya." Oceh Nesya membuat para pelayan menyunggingkan senyumannya.

"Lagian Lu. Cantik-cantik jomblo." Ledek Dea.

"Dea!" Geram Nesya.

"Ssstt... Udah yuk pulang." Ajak Dea.

"Nyesel Gw anter Lu belanja." Omel Nesya.

Keduanya pun keluar dari Mall tersebut. Dan memasuki mobil masing-masing. Keduanya berpisah saat mobil mereka keluar dari area parkir Mall tersebut. Keduanya melajukan mobil mereka menuju rumah masing-masing.

Cukup lumayan memakan waktu sekitar dua jam untuk Nesya sampai di rumahnya. Sudah cukup gelap saat Nesya memasuki halaman rumahnya. Toko matrial milik ibunya pun sudah tutup. Penjaga membantu membukakan dan menutup kembali gerbang.

Tak lupa Nesya membuka kaca jendela mobilnya dan memberikan senyuman manisnya dan mengucapkan terima kasih.

"Ibu, keluar Neng. Katanya ada undangan." Lapor penjaga rumah.

"Sama siapa?" Tanya Nesya.

"Sama Bu.Nina." Jawab Penjaga.

"Owh! Ya sudah. Makasih Pak." Ucap Nesya melajukan mobilnya dan memasukkannya kedalam garasi.

Bu Nina adalah adik dari Ibunya Nesya yang tinggal tak jauh dari rumah mereka. Bu Nina memiliki dua anak laki-laki dan keduanya tinggal di pesantren milik mertuanya Bu Nina. Karena Suami Bu.Nina terlahir keluarga pesantren. Suami Bu.Nina sendiri seorang pedagang kain di pasar.

Nesya memasuki rumahnya dan langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah segar Nesya pun keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Tampak makan malam sudah di sediakan oleh Bibik.

"Bik, ayo temani Caca makan." Ajak Nesya pada Bibik.

"Baik Neng." Jawab Bibik yang sudah mengerti kebiasaan majikannya. Jika Ibunya pergi maka Nesya akan meminta Bibik menemaninya makan.

Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah Nesya. Mungkin saja itu Ibunya fikir Nesya. Setelah menyelesaikan makannya Nesya duduk di depan televisi sambil mengerjakan tugas kuliahnya.

"Assalamu'alaikum.." Sapa seseorang dari luar.

"Wa'alaikum salam. Bi, maaf tolong diliat siapa yang datang ya Bi." Titah Nesya lembut.

"Iya Neng." Jawab Bibi.

Bibi pun melihat kedatangan tamunya kemudian kembali masuk kedalam memberitahukan Nesya siapa yang datang.

"Maaf Neng, ada Suaminya Bu.Nina." Ucap Nesya.

"Owh! Ya sudah Caca kedepan dulu." Ucap Nesya.

Karena sudah menjadi kebiasaan suaminya Bi.Nina tidak akan pernah masuk jika bertamu kerumahnya.

"Assalamu'alaikum Om." Sapa Nesya.

"Wa'alaikum salam. Eh, Caca. Tante Nina mana?" Tanya Om.Teguh.

"Caca kurang tau Om. Tadi pas Caca datang mereka udah ga ada. Kata penjaga sih ke undangan." Jawab Nesya jujur.

"Owh! Ya sudah Om pamit pulang dulu ya. Paling nanti Ibu mu mengantarkannya. Om kira sudah ada di rumah."

Belum sempat Nesya menjawab datanglah mobil Ibunya bersama Bu Nina seperti yang di informasikan para pekerjanya.

"Assalamu'alaikum." Ucap Ibu dan Bu Nina bersamaan.

"Wa'alaikum salam." Jawab Nesya dan Suami Bu Nina.

"Mas, sudah datang." Ucap Bu Nina.

"Baru saja." Jawab suaminya.

"Ya sudah. Nina pamit Kak. Ca." Pamit Nina.

"Iya. Makasih ya. Sudah mau mengantar Kakak." Ucap Ibu Nesya tulus.

"Tentu saja." Jawab Nina.

Setelah mobil mereka keluar dari halaman rumah Nesya dan Ibunya pun masuk kembali kedalam rumah.

"Sudah makan sayang?" Tanya Ibu Nesya.

"Sudah Bu." Jawab Nesya.

"Loh, lagi ngerjain tugas?" Tanya Ibu.

"Iya Bu. Udah selesai. Tapi belum sempet di beresin Bu. Tadi keburu Om datang." Ucap Nesya.

"Ya sudah. Bereskan kemudian istirahatlah besok kan harus kuliah." Titah Ibu.

"Oke Mom." Ucap Nesya.

Setelah membereskan pekerjaannya Nesya pun segera memasuki kamarnya. Menyiapkan perlengkapan yang harus di bawa esok hari. Setelah dirasa cukup Nesya pun membersihkan diri dan tidur karena tak ingin besok bangun kesiangan.

🌼🌼🌼

Sampai disini dulu ya semuanya. Jangan lupa like dan komennya. Jangan lupa vote juga ya. Kalau ada yang mau kasih hadiah boleh juga kok 😊. Terima kasih 🙏🙏🙏

Pacar

Siang ini cuaca begitu terik. Nesya duduk seorang diri di kantin kampus sambil menikmati es jeruk yang ia pesan saat baru datang. Kelima sahabat itu telah membuat janji untuk bertemu di kantin kampus Nesya, Nala dan Dea.

"Hai Ca. Udah lama?" Tanya Dinda yang baru saja datang.

"Hai Din. Lumayan. Tadi kuliah Gw lebih cepet selesainya." Jawab Nesya.

"Yang lain belum datang?" Tanya Dinda lagi dan Nesya hanya menggelengkan kepalanya.

Dinda pun pergi memesan minum setelah meletakkan tasnya di atas meja. Nesya yang asik membaca tak menghiraukannya. Setelah apa yang Dinda mau dapatkan Dinda pun kembali ke tempat Nesya.

Dinda menggelengkan kepalanya melihat Nesya yang tak terpengaruh membaca. Dinda pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Dan saat melihat ponselnya betapa terkejutnya dirinya mendapatkan panggilan tak terjawab sebanyak 20 kali.

"Astaga Caca. Lu ga denger ponsel Gw nyala dari tadi?" Tanya Dinda.

"Ngga. Emang kenapa?" Tanya Nesya santai.

"Ineke telfon Gw ampe 20 kali. Coba liat hape Lu siapa tau dia juga telfon Lu." Titah Dinda.

"Hape Gw di titipin sama Mba kantin." Jawab Nesya.

"Hah! Ngapain Lu titipin mba kantin?" Tanya Dinda lagi.

"Gw nitip cas soalnya tadi batrenya tinggal dikit. Terus gw silent deh biar ga bikin heboh." Jawab Nesya.

"Ya udah Lu ambil sana tunggu apa lagi." Titah Dinda.

"Sabar kenapa Din." Jawab Nesya bangkit dari duduknya.

Setelah mendapatkan ponselnya kembali Nesya melihat banyak panggilan tak terjawab dari Ineke. Nesya pun segera menghampiri Dinda kembali dengan sedikit tergesa.

"Din, Ineke telfon gw juga. Ada apa ya?" Tanya Nesya.

"Gw ga tau ini di hubungi ga di angkat." Jawab Dinda.

Tak lama Dea dan Nala datang dengan berlari-lari. Dengan nafas yang ngos-ngosan Dea dan Nala menyambar minuman milik Dinda dan Nesya.

"Kalian dari mana sih? Ponsel kalian mana?" Tanya Nala. Dinda dan Nesya mengangkat ponselnya.

"Terus kenapa Lu berdua ga angkat telfonnya sih?" Kesal Dea.

"Gw lupa HP gw silent tadi." Jawab Dinda.

"HP gw juga cos tadi gw titipin mba kantin buat di cas." Jawab Nesya.

"Papinya Ineke masuk rumah sakit." Ucap Nala.

"Apa!" Ucap Nesya dan Dinda bersamaan.

"Ayo cepetan jalan nunggu apa lagi." Ajak Dea.

"Eh, tumben lancar." Gumam Dinda.

Kemudian mereka berempat pun berjalan menuju parkiran. Dea dan Nala menggunakan mobil Nala sementara Dinda dan Nesya menggunakan mobilnya masing-masing. Walaupun panik mereka tak melupakan mobil mereka masing-masing.

Sampai di parkiran Nesya merasakan panggilan alam yang sangat mendesak karena kepanikannya. Akhirnya setelah mengetahui ruangan Papinya Ineke Nesya pun memilih untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Akhirnya Nesya pun terpisah dari ketiga sahabatnya.

"Ah, akhirnya lega deh." Ucap Nesya keluar dari toilet.

Saat berjalan mencari ruangan Papinya Ineke tak sengaja Nesya menabrak seseorang dan untung saja orang tersebut dengan sigap memegang tubuh Nesya sehingga Nesya tidak terjatuh. Sekejap orang melihatnya mereka seperti tengah berpelukan.

Nesya memejamkan matanya takut. Tapi sekejap Nesya sadar kenapa ga sakit.

"Eh, kok ga sakit ya." Batin Nesya.

Perlahan Nesya pun membuka matanya. Dan manik matanya bertemu dengan manik mata seseorang. Cukup lama mereka saling pandang. Sampai keduanya pun tersadar dan saling melepaskan.

"Bang," Panggil seorang ibu paruh baya.

Nesya dan Orang tersebut pun menoleh kearah sumber suara.

"Kenapa ga dikenalin sama Mama." Ucap Ibu paruh baya yang masih terlihat cantik itu pada pria di hadapan Nesya.

Nesya pun memandang Ibu dan anak itu bergantian. Karena si pria tersebut hanya diam. Ibu paruh baya itu mendekati Nesya.

"Hai cantik. Kenalkan nama Tante Ratna. Mamanya Nathan." Ucap Ibu yang ternyata bernama Ratna tersebut.

"Nesya Tante." Ucap Nesya.

"Mau jenguk Om kan. Ayo." Ajak Bu.Ratna menggandeng tangan Nesya.

Nesya memberi kode kepada pria bernama Nathan itu namun, pria tersebut hanya diam mengikuti saja. Nesya sedikit kesal melihat pria itu hanya diam. Akhirnya Nesya pun pasrah. Untuk saat ini biarkan saja untuk kedepannya Nesya tak peduli itu urusan pria itu dan orang tuanya.

"Masuk nak. Ayo Mama kenalkan pada Papa." Ajak Ibu.Ratna ramah.

Di ruang pesakitan tersebut terdapat dua orang perempuan muda cantik dan satu pria yang tengah terduduk di ranjang. Satu perempuan tengah mengupaskan buah untuk pria tersebut. Satu orang duduk di sofa.

"Pah, ini kenalkan pacarnya Nathan." Ucap Ibu.Ratna pada suaminya.

Deg

Deg

Deg

"Apa maksud Tante?" Tanya seorang perempuan yang tengah duduk di sofa.

Sementara Ibu Ratna tak menghiraukannya. Bu Ratna kemudian mengajak bicara suaminya. Sementara perempuan yang tengah mengupas buah ternyata tengah mengandung.

"Kenalkan saya Alya adiknya Bang.Nathan." Ucap perempuan itu menjulurkan tangannya.

"Nesya." Jawab Nesya.

Kemudian Nesya pun mendekati ranjang Papanya Nathan. Karena Papanya Nathan tengah mengulurkan tangannya meminta Nesya mendekatinya. Nesya pun menyambut uluran tangannya.

"Banyu. Papanya anak nakal itu." Ucap Pak.Banyu menunjuk Nathan.

"Nesya Om." Jawab Nesya.

Nesya tampak bingung bagaimana menjelaskan yang sebenarnya pada mereka jika dirinya sama sekali tak mengenal orang yang katanya namanya Nathan itu. Nesya hanya tak sengaja menabraknya. Disaat Nesya bingung terdengar dering ponsel dari dalam tasnya.

"Maaf." Ucap Nesya kemudian sedikit menjauh.

📱Nenek,,, kemana Lu? Berendem Lu di toilet? (Dea)

📱Ngga. Bentar gw ke sana. (Nesya)

📱Lu ga kesasar kan?(Dea)

📱Ngga. Bawel Lu. Dah gw matiin.(Nesya)

Setelah mematikan ponselnya Nesya pun kembali mendekati keluarga itu.

"Tante, Om. Maaf Nesya harus pamit ada urusan." Pamit Nesya.

"Loh, ko cepet banget Nak?" Tanya Pak Banyu.

"Maaf Om. Nesya sudah di tunggu. Om cepet sembuh ya." Pamit Nesya.

Setelah bersalaman dengan kedua orang tua itu dan semua orang yang berada di ruangan itu Nesya pun segera keluar dan berlari mencari ruangan dimana Papi nya Ineke di rawat.

Dengan nafas yang ngos-ngosan Nesya pun mengetuk pintu dan masuk.

"Assalamualaikum." Ucapnya dengan nafas yang tercengal.

"Wa'alaikum salam." Jawab semua yang berada di ruangan tersebut.

"Maaf semuanya tadi ketemu sodara." Ucap Nesya memberi alesan.

"Ngga apa-apa. Sini nak." Ajak Maminya Ineke.

Nesya pun menyalami Mami dan Papi nya Ineke.

"Kenapa bisa sampe KO Om?" Tanya Nesya yang memang sudah sangat akrab dengan orang tua Ineke begitupun yang lainnya.

"Ga tau Ca. Biar Om istirahat kayanya sih." Jawab Papinya Ineke.

"Om cepet pulih ya. Caca kayanya ga bisa lama-lama Om, Tan. Biar Om juga bisa istirahat. Kalau ada kita gimana Om mau istirahat yang ada berisik ya Om." Jelas Nesya dan membuat Mami dan Papi Ineke tertawa.

"Ayo guys ngapain Lu ganggu disini." Ajak Nesya.

Mereka berlima pun akhirnya keluar dari ruangan itu setelah berpamitan. Begitu juga dengan Ineke yang berpamitan untuk pulang terlebih dahulu sebelum dirinya kembali ke rumah sakit.

"In, sori ya tadi hape gw di titipin di kantin di cas jadi gw aktifin mode diam. Sori ya." Ucap Nesya ngga enak.

"Ga apa-apa Ca. Gw cuma mau ngabarin aja. Takutnya kalian nanyain gw kemana gitu." Jawab Ineke.

"Ya udah kita balik ya In." Pamit Nala.

"Ya udah sekalian gw juga balik dulu mandi." Ucap Ineke.

Mereka semua pun berjalan beriringan menuju parkiran. Dan kehadiran mereka berlima membuat heboh seisi rumah sakit karena kecantikan yang mereka miliki dan body yang aduhai. Membuat semua mata tertuju pada mereka.

🌼🌼🌼

Sampai disini dulu ya semuanya. Jangan lupa like dan komennya ya. Vote dan hadiahnya juga boleh kok 😊. Terima Kasih 🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!