"Mama." Ucap Nathan kaget.
Ibu Ratna 0un mendekati keduanya.
"Jadi, tadi di Mall Nesya sama Abang?" Tanya Ibu Ratna pada Nesya.
"Eh, ngga Tan. Ini baru ketemu disini." Jawab Nesya gugup.
"Kenapa tadi ga bilang mau ketemu sama Abang? Kalo gitu sekalian ikut Mama pulang." Ucap Ibu Ratna.
"Ma, udah dulu ya Nesya buru-buru Mah." Ucap Nathan mengalihkan.
"Ih, Abang kenapa sih? Ga boleh banget Mama ketemu sama calon mantu Mama." Kesal Ibu.Ratna.
"Bukan begitu Mah. Nesya lagi buru-buru ini mau hujan." Bela Nathan.
"Awas ya kamu. Sya, Mama boleh y minta nomer hape kamu? Minta sama Abang ga di kasih." Adu Ibu Ratna pada Nesya.
"Hah! Eh, iya Tante boleh." Jawab Nesya mengambil ponsel Ibu Ratna dan mengetikkan nomernya.
"Ini Tante Nesya Danastri." Ucap Nesya memberikan ponsel Bu Ratna.
"Wah, namanya cantik kaya orangnya. Makasih sayang. Nanti Mama boleh telfon kamu kan?" Tanya Bu Ratna.
"Bo... Boleh Tante. Kalo gitu Nesya pamit duluan ya Tante, Bang." Pamit Nesya.
Kemudian Nesya pun masuk kedalam mobilnya dan Ibu Ratna pun kembali masuk kedalam mobilnya dan meminta supirnya untuk langsung mengantarkannya pulang. Setelah mobil Ibu Ratna jalan mobil Nesya pun keluar dilanjut mobil Nathan.
Sampai di rumah hujan lumayan deras Ibu Nesya membawakan handuk untuk putrinya. Nesya menerimanya dan mengusapkan pada wajahnya yang terkena cipratan air.
"Kenapa terlambat sayang? Di kota hujan deras?" Tanya Ibu Nesya.
"Ngga Bu. Tadi malah belum hujan. Hujan derasnya pas udah sampe perbatasan." Jawab Nesya.
"Ya udah mandi terus makan." Titah Ibu.
"Caca udah makan Bu. Caca mau teh hangat saja nanti biar Caca minta Bibi antarkan ke kamar." Ucap Nesya.
"Ya sudah. Jangan lupa mandinya." Ucap Ibu mengingatkan.
"Oke Ibu ku sayang." Teriak Nesya sambil berjalan menuju dapur.
Setelah meminta bibi membuatkan teh untuknya Nesya pun bergegas kekamarnya untuk mandi. Saat dirinya keluar dari kamar dilihatnya sudah ada air teh hangat di atas meja belajarnya. Nesya pun meminumnya sedikit sebelum mengenakan bajunya.
Saat mengenakan bajunya ponselnya berbunyi menandakan adanya panggilan. Nesya pun bergegas mengenakan bajunya dan langsung menghampiri ponselnya yang disimpannya di atas nakas.
📱Halo (Nesya)
📱 Sayang, kamu sudah sampai rumah? (Ibu Ratna)
📱Hah! Owh, iya sudah Tante. Maaf tadi lagi di kamar mandi.(Nesya)
📱Syukurlah. Soalnya disini hujannya lebat banget. Lain kali kamu minta diantar saja sama Nathan ya. Biar Mama ga khawatir. (Ibu Ratna)
📱Eh, ga usah Tante rumah Nesya jauh dari kota. Kasihan abang jika harus mengantar Nesya.(Nesya)
Terjadilah percakapan yang lumayan panjang. Bahkan Papa Banyu pun ikut nimbrung mengobrol bersama Nesya. Nesya semakin di buat bingung dan gelisah. Bagaimana caranya dia bilang kalo mereka udah putus seperti yang di katakan Natham sore tadi.
Nesya pun memasrahkan diri. Biarlah Nathan yang memulainya nanti Nesya tinggal mengiyakan saja. Nesya fikir karena Nesya pun tinggal jauh dari kota jadi fikirnya tak mungkin juga nanti akan bertemu lagi. Terkecuali Nesya datang ke kota.
Setelah cukup lama mereka berbicara panggilan pun terputus. Nesya segera membaringkan tubuhnya untuk bersiap tidur. Karena hari ini cukup melelahkan baginya.
Keesokan harinya Nesya sudah segar dan mengenakan baju santainya karena hari ini dirinya tak ada jadwal kuliah. Ya itu karena jadwal kuliah yang dia ikuti janya tinggal satu mata kuliah dan itu hanya dua kali pertemuan dalam satu minggu.
"Pagi Bu." Sapa Nesya yang melihat Ibunya tengah menyiapkan sarapan di meja.
"Pagi sayang. Syukurlah anak Ibu tidak kenapa-kenapa." Ucap Ibu melihat anak tunggalnya sudah segar di pagi hari.
"Iya dong kan anak Ibu kuat." Jawab Nesya dan mendudukan dirinya di kursi untuk bersiap makan.
"Nanti jaga toko sendiri dulu ya. Ibu ada yang mau antar Bibi belanja dulu ke pasar." Titah Ibu.
"Oke." Jawab Nesya sambil terus mengunyah.
Setelah menyelesaikan makannya Nesya bergegas pergi ke toko. Para pekerja pun selalu menyapa Nesya dan Nesya selalu menjawab ramah. Nesya melayani satu persatu pembeli dengan ramah. Tak ada raut lelah baginya melayani berbagai macam pembeli.
Siang hari saat Ibunya datang dan bergabung dengannya di toko. Nesya di minta Ibu untuk beristirahat sejenak dan bergantian Ibunya lah yang menggantikannya. Baru saja Nesya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi terlihat mobil Dea memasuki pekarangan rumah Nesya.
"Assalamu'alaikum, Tante Caca di dalam?" Tanya Dea pada Ibu.
"Wa'alaikum salam. Disini Nak. Ayo sini." Ajak Ibu Nesya.
Dea dan Nesya memang lebih sering bertemu dibandingkan dengan yang lainnya.
"Ngapain Lu nyariin Gw? Ga kuliah Lu?" Tanya Nesya menyembulkan kepalanya.
"Elu tuh yang ga kuliah. Gw tadi nyariin Lu juga." Jawab Dea.
"Lah, Gw mah kosong ga ada kuliah. Lu lupa jadwal gw dua hari doang." Jawab Nesya.
"Astaga gw lupa. Pantesan gw cari temen sekelas Lu juga ga ada." Ucap Dea.
"Kenapa ga telfon?" Tanya Nesya.
"Lu liat hape Lu jangan asal jeplak aja." Kesal Dea.
Dan ternyata benar saja Dea sudah melakukan puluhan kali panggilan tapi tak ada satupun yang di angkat oleh Nesya.
"Hehehe... Sori deh. Dari pagi gw ngelayanin pembeli Ibu belanja sama Bibi." Jelas Nesya.
"Pantesan." Jawab Dea mengambil air minum dari kulkas yang tersedia di toko.
"Eh, Ca. Besok ke salon yuk. Gw udah lama ga perawatan." Ajak Dea.
"Bayarin tapi." Jawab Nesya.
"Astaga! Keuangan menipis ampe Lu minta bayarin Gw tibang nyalon doang?" Ledek Dea.
"Biasa aja kali De ga usah ngegas gitu." Ucap Nesya.
"Lagian Lu kaya orang susah aja. Pokoknya besok pagi kita jalan. Gw nginep disini hari ini besok juga biar Lu ga perlu beli bensin buat mobil Lu." Jelas Dea.
"Iya tapi teteh aja gw yang nyetirin mobil Lu kan." Cibir Nesya.
"Yaelah Ca. Ga apa-apa lah sekali-kali gw nyantai gitu di setirin Lu. Kan udah lama Lu ga pernah nyetirin Gw." Ucap Dea cengengesan.
"Serah Lu dah." Jawab Nesya santai.
"Kenapa Lu ga ngajakin Nala?" Tanya Nesya lagi.
"Lu ga tau tu anak kan lagi pergi sama bebeb nya." Jawab Dea.
"Wuih... Belum nikah aja dia mah enak ya holiday terus sama pacar. Apalagi nanti kalo udah jadi suami." Ucap Nesya.
"Udah jadi suami yang di ajakin bukan Nala lagi Ca. Udah bosen yang di ajak ya pacarnya lagi yang lain." Ucap Dea ketawa.
"Jahat banget sih Lu." Ucap Nesya.
"Lagian. Kalo gitu caranya kenapa mereka ga nikah aja sih sekalian kan di tempat liburan juga enak mau ngapa-ngapain juga udah halal. Irit boaya kamar hotel lagi." Oceh Dea panjang lebar.
"Sensasinya beda De. Kan tadi Lu bilang." Jawab Nesya.
🌼🌼🌼
Sampai disini dulu ya semuanya. Jangan lupa like dan komennya ya. Mau kasih vote dan hadiahnya juga boleh kok 😊. Terima Kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
LiDyra
Janji Palsu Tuan Muda
Tuan muda yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis penuh luka akibat disiksa oleh papanya. Disisi lain tuan muda terkena penyakit jantung yang parah. Bisakah mereka bersatu?
Mampir sebentar yuk💞
2021-08-17
0