"Hari ini lo menang, besok gue yang menang," batin Gabriel saat diseret-seret oleh satpam sekolah.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, sesaat dia teringat sesuatu yang akan menjadi rencana jahatnya untuk membalas Elang. Senyum iblis terbit dari kedua sudut bibirnya, membuat pak satpam yang tadinya nyantuy kaya orang lagi ngopi tiba-tiba panas dingin.
Dengan penuh semangat Gabriel menepis tangan satpam lari menuju parkiran menabrak tiang dulu baru pulang ke rumah.
×××
Jam 2 siang Gabriel melajukan motor ke cafee milik bundanya karena ada sesuatu yang dia tunggu di sana. Ia melongokkan kepalanya ke sana kemari dengan wajah awas, topi hitam bertuliskan 'am a badgirl' menutupi mata coklat terang miliknya. Saat sedang mencoba jadi mata-mata cewek itu tersentak kaget ketika seorang wanita cantik yang terlihat berkharisma menghampirinya. wajah mereka sangat mirip, hanya saja warna mata Gabriel sangat cerah.
"Tumben ke cafee? Ada apa ?" tanya Vanessa sembari meminum teh.
"Gak ada papa, by the way bunda punya wig?" Gabriel bertanya begitu antusias membuat Vanessa–Mamanya, mengernyit heran.
"Kamu kira bunda apaan pake-pake wig? memangnya buat apa?"
"Temen lagi ulang tahun..." sahut Gabriel keluar kafe untuk membeli wig.
"Sejak kapan Gabriel punya teman?" batin Vanessa bingung melihat tingkah laku anak tunggalnya.
×××
"Ini dia pembalasannya," desis Gabriel kini sudah memakai wig menatap dari luar cafe yang terbuat dari kaca lalu tersenyum bengis saat melihat Elang bersama teman-temannya sedang berkumpul di sana.
Mereka datang ke kafe tiga hari sekali dan belakangan ia sering melihat Elang bersama temannya berkumpul di cafe bundanya sambil tertawa. Hal itu membuat makin banyak pengunjung yang datang untuk mencuci mata melihat kumpulan cogan berkumpul di sana.
Gabriel sendiri setiap hari datang ke sana untuk membunuh rasa suntuknya di rumah. Mungkin cita-citanya menjalani hidup membosankan memang gak seru. Besok dia cari cita-cita lain aja, jadi kang panjat tiang aja kali.
Paling tidak Gabriel tahu bahwa mereka sering membicarakan anime dan waifu yang pastinya akan menjadi celah agar dia bisa membalas dendam kesumatnya yang sedang menggebu-gebu saat ini.
Entah apa yang mereka bicarakan di sana tapi Gabriel tidak peduli. Dia berjalan memasuki kafe berpura-pura sedang memainkan ponsel sambil menunduk memegang topi. Ia memilih untuk duduk persis di belakang Elang.
"Kaori cakep-cakep qoid juga ujungnya, tau gitu mendingan Lauren aja jadi waifu gue..." sahut salah satu di antara mereka yaitu Daniel. Mukanya memang tampan tapi alaynya warbiasah, suka buat snapchat alay dan kata-kata galau. Dia sendiri ragu apakah dia cowok? Entahlah hanya Tuhan yang tahu.
"*****, lu homo ya?!" tanya Rafael curiga.
"Kagak gue Daniel, ****... Gue ganti waifu ajalah jadi Rem ehehe."
"Bener tuh mendingan Rem cakep, imut, ba..."
"*******, bilang apa lo?" potong Elang saat Nauval menyebut Rem.
"Halah Rem tuh gak real mending sama gue Lang," ucap Kiki yang memiliki gelar 'pecinta batang'.
You knowlah...
"Bener tuh Lang, Rem gak real... Mendingan lo sama nih hah kembarannya, Ram wkwkwk." Daniel tergelak membayangkan Kiki memakai kutang dan baju maid.
"Lo pake kutang sama baju maid, gak mirip sama Ram jatohnya kayak mimi peri hahah!" Rafael turut ambil bagian menertawai Kiki.
"Kiki peri njay." Nauval menatap ke belakang Elang mendapati waifunya di sana, Kaori.
"Astaga dragonball, itu waifu gue!!?" nafas Nauval tersenggal-senggal melihat cewek yang membelakanginya berambut pirang dan memakai seragam sekolah, sangat mirip dengan Kaori.
"Ya Allah jauhkan hamba dari orang-orang ganjil!!" batin Gabriel menjerit. Bisa-bisa rencananya gagal kalau Elang dan Rafael melihat wajahnya.
"Udah gak usah gangguin anak orang, ntar kalo dia balik badan rupanya dugong dadakan abis lo."
Ucapan Rafael membuat Nauval manyun.
"Kalo cakep punya gue," bisiknya ke Rafael jahil.
"Oh iya Elang, request gambar Rem gue mana?" sahut Nauval dengan muka songong-songong anjay.
"Nih." Elang mengeluarkan gambar waifunya dengan berat hati karena kalah main game maka hukumannya menuruti permintaan Nauval.
"Jangan lo mesumin," komentar Elang lagi dengan wajah dinginnya.
"Yaelah, kertas doang.. Hehe cakep banget waifu lo..."
Kiki, Rafael, Nauval, dan Daniel berkerumun melihat gambar Elang dengan wajah mesum mirip ikan kerapu, wajah-wajah minta ditampol pantat kuali.
"Punyaku... Punyaku... Punyaku," ucap mereka bersamaan menatap Elang yang mulai panas telinganya.
"Gue pulang." Elang bangun dari kursi, ada satu hal lagi membuatnya semakin ingin menendang bokong teman-temannya.
"Lo yang bayar Lang!!" teriak Daniel mengejek.
"Gue juga pulanglah... Takut diculik om-om kalau malem," kata Kiki rempong bergegas menyusuli Elang. kalo om-om denger omongannya mungkin mereka bakal jawab; "Dicuri sama malaikat Ijroil sono lu!"
"Yok pulang Niel, biarin si Nauval bareng buah jantung pisangnya wkkwkw."
Rafael dan Daniel ikutan pergi meninggalkan Nauval dan Gabriel yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Waktunya melancarkan aksi, Gabriel bangun dari kursi hendak ke kasir lalu dengan sengaja menabrak Nauval.
Brugghh!
"Sorry... Lo gak papa? bisa jalan gak?"ucap Nauval panik melihat betis Gabriel memerah.
"Bisa jalan kok," jawab Gabriel kikuk.
"Mau jalan bareng gue gak?" ucap Nauval modus tapi tak mempan pada Gabriel.
"Ehehehe," Gabriel terkekeh garing seraya menunduk untuk memungut gambar milik Elang yang tak sengaja Nauval jatuhkan.
"Bagus," ucap Gabriel.
"Emmm... kalo lo suka buat lo aja." Nauval menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Serius? Makasih ya," ucap Gabriel, dalam hati dia udah jingkrak salto sambil nari ubur-ubur.
Besok jangan lupa beli tisu, sialan.
Gabriel tersenyum penuh kemerdekaan dan tanpa disadari wajah Nauval sudah memerah.
"Nikmat apa lagi yang telah kau dustakan Nauval?" batin Nauval tak tahan dengan senyum manis Gabriel.
"Emmm... Boleh tau nama lo siapa?" tanya Nauval memecah keheningan.
"Gabriellea Surya Ananda," ucap Gabriel mengulurkan tangan.
"Gue Nauval Alfa Risky, panggil Nauval aja bebeb boleh juga hehehe," ucap Nauval menyambut uluran tangan Gabriel dan dibalas dengan senyuman mautnya membuat Nauval auto-shock disko jeb-ajeb.
"Thanks ya, gue pulang dulu... Bye." Gabriel melenggang jauh dengan wajah iblisnya.
"Abis salaman sama Kaori gak akan gue cuci ni tangan," batin Nauval girang lalu menabrak pintu cafe.
Seorang Ketua OSIS dingin, penuh wibawa dan bijak akan dicap sebagai curut mesum tukang gambar cewek pake kutang di sekolah.
Itulah kemenangan yang sesungguhnya.
***
"Kita seri, oke." ucap Gabriel lalu berlari menuju kelas sambil menertawakan keadaan Elang yang mengeneskan ralat mengenaskan.
"Gabriellea Surya Ananda kan? Kita lihat siapa yang sebentar lagi ketawa," ucap Elang sangat pelan namun pasti.
Elang akan membuat mulut Gabriel bungkam setelah menertawainya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Zizie Malek
aku fikir 'papa' itu ertinua 'ayah' rupanya 'ngak apa apa'. lebih teliti dlm bahasanya ya Thor supaya pembaca kayak aku tidak keliru. Salam dari Malaysia 🥰
2025-02-18
0
Ran Aulia
😂😂😂😂😂
2024-11-30
0
Cintami fiah Margaretha
tiap part w baca sumpah gokil abis, kayak acara stand up. ngakak 🤣🤣🤣
2022-04-22
0