Bab 5 Make me Crazy

Lintang

Sesampainya di alun alun, Bintang langsung menuju stand mewarnai. Yang diwarnai adalah styrofoam yang sudah bergambar. Bintang memilih gambar karakter Elsa Frozen, karena didominasi warna biru kesukaannya.

Dia memang selalu seantusias ini. Aku tau ini bakatnya. Ini dunianya. Biarlah warna cat dan crayon mendominasi hidupnya. Karena hidup Bintang tak semenarik teman-temannya.

Kami berusaha agar hidupnya tidak pincang tanpa sosok ayah. Tapi kakung tetaplah kakung, opa tetaplah opa dan om tetaplah om. Takkan pernah sesempurna sosok ayah sebaik apapun mereka memerankannya.

***

Akhtar

Dialun alun kami terpisah. Harusnya aku bersama Dion, tapi tiba tiba ia harus pulang karena urusan penting.

Ray dan Sania entah kemana. Sedangkan Josep dan Natalia sedang duduk di dekat penjual gula kapas sambil melihat riuh anak anak bermain ayunan.

Aku bingung harus apa. Karena sekarang si duda jomblo mengenaskan ini ditinggalkan oleh dua pasangan minim akhlak.

Aku memotret banyak objek. Namun tak ada yang membuatku tertarik.

Aku menyapukan pandangan kepenjuru tempat. Seketika sudut bibirku tertarik melihat bocah manis sedang mewarnai bersama mamanya.

Inikah yang aku cari?

Aku membidik mereka dari jarak sepuluh meter. Mereka tampak saling berbicara dan bercanda, senyum dan tawa silih berganti menghiasi wajah mereka.

Aku duduk di salah satu bangku dan mulai melihat lihat hasil bidikanku. Aku tersenyum puas melihat hasilnya.

Cukup lama aku fokus pada kameraku. Hingga aku sadar mereka tak lagi ada disana.

Lagi lagi aku melihat sekeliling, menyapukan pandangan dan aku melihat mereka lagi. Gadis kecil itu tengah memecahkan gelembung sabun di udara.

Aku mendudukkan diri disebelah mamanya. Entah apa yang menuntunku dan membuatku seberani ini.

Wanita ini hanya mengangguk saat aku meminta izin untuk duduk disebelahnya. Kami saling diam dan sibuk dengan aktifitas masing masing.

Dia sibuk membuat gelembung dan aku sibuk membidik gadis kecil yang memecahkan gelembung.

"Hai Om." Gadis itu menyapaku saat ia kelelahan dan mendatangi mamanya untuk minum.

"Hai adik cantik." Balasku.

Aku sempat menawarkan diri untuk memfoto mereka. Tapi wanita itu menolak.

Apalagi tatapan matanya sangat mengintimidasiku. Sepertinya alarm tanda bahaya dalam dirinya sedang on.

Siapa yang tidak waspada jika di buntuti oleh pria asing.

Aku tidak membuntuti. Aku hanya....

Ting...

Suara nitifikasi ponselku. Ku buka pesan dari Ray.

Isinya foto yang diambil dari arah belakang kami yang menunjukkan punggungku dan wanita itu sedangkan gadis kecil itu tampak ditengah tengah.

"New happy family" begitu isi pesan berikutnya.

Aku melihat ke arah belakang. Tampak Ray dan Sania mengacungkan jempol mereka. Aku tersenyum dengan kekehan kecil.

Ting...

Ray: Gak perlu berterima kasih.

Me : Damn!

Aku tau mereka berdua tertawa dibelakang sana.

Wanita dan gadis kecil itu beranjak pergi. Ku dengar mereka akan ke masjid.

Ya, akupun akan ke masjid karena waktu magrib hampir tiba. Ku titipkan barang-barangku pada Ray.

"Ngekor mulu. Alih profesi jadi stalker bro?" Goda Ray.

"Ember banget mulut cowok lo San!"

Pasangan minim akhlak itu malah tertawa.

"Udah kenalan belom?" Sania berteriak saat aku sudah berjalan menjauh dari mereka.

Aku hanya mengangkat tanganku ke atas.

Iya ya. Kenapa gak kenalan. Pikirku.

Tapi aku merasa dia menghindar. Aku mulai menerka dan jawaban paling benar menurutku adalah...

Dia punya suami.

Bagaimana bisa otakku tak memikirkan itu. Kenapa naluriku mendorongku kearahnya. Kenapa aku merasa terpaut dengannya. Kenapa dan kenapa....

***

Setibanya dirumah, aku langsung mandi untuk menyegarkan diri. Dan setelah itu makan malam bersama keluarga.

Selesai makan malam kami berkumpul di ruang keluarga sambil menonton Tv. Mama dan papa duduk di sofa. Sedangkan Sora sedang memberi susu Caraka yang hampir terlelap. Dan aku duduk di karpet memeluk kaki mama.

"Dari mana tadi Kak?" Sora wanita terkepo.

"Ngumpul sama Ray dan yang lain." Jawabku singkat.

"Minder gak?" Sora tersenyum mengejek.

Aku menyerengit...

"Kenapa minder?"

"Jomblo sendiri."

Ucapan Sora membuat papa dan mama tergelak.

"Gak masalah tuh. Jomblo terhormat ini."

Jawabku santai.

"Dih... jomblo terhormat apa jomblo berkarat?"

"Gak masalah apapun itu, yang penting bukan jomblo melarat." Thank you ma, mama membelaku.

Ku peluk kaki mama erat. Dan kepalaku bersandar di pahanya. Mama mengelus rambutku, nyaman sekali.

"Kamu masih bisa pegang kamera kan Tar?" Tanya mama.

"Masih dong ma. Tadi juga aku hunting di alun-alun." Aku menutup mata menikmati usapan tangan mama di rambutku.

"Ciah... jomblo mainnya kealun alun? Isinya kan orang pacaran sama keluarga yang bawa anak-anaknya." Wanita satu ini sempat sempatnya menggodaku.

"Aku kan out of the box. Harus beda dong?" Jawabku belagu.

Hatiku tergelitik, yang kusebut berbeda adalah membuntuti istri dan anak orang.

So Damn!

No, aku tak membuntuti. Itu hanya kebetulan. Otakku protes.

"Mama mau kamu jadi seksi dokumentasi di acara wisata alam anak anak Tk. Masih dua minggu lagi sih. Pas weekend kok." Mama menjelaskan.

"Wah... isinya mama mama semua dong." Ucap papa antusias.

"Ada yang boleh bawa suami kok pa. Tapi kebanyakan sih enggak."

"Ada yang janda gak ma."

Mama melotot dengar ucapan papa. Papa langsung kicep.

"Buat Akhtar ma, papa punya satu aja gak habis-habis."

Sora tak mampu menahan tawa melihat ekspresi papa.

Aku menegakkan kepala memandang papa. "Dih... kenapa jadi Akhtar sih? Kalau papa pengen bilang pa, jangan bawa bawa aku dong." Ucapku pura-pura marah.

Papa melirikku tajam. Aku menjulurkan lidah. Aku ini anaknya atau bukan sih? Kenapa kami jadi seperti Tom and Jerry begini.

"Gimana Tar?" mama menunggu jawabanku.

"Bisa ma, Akhtar usahain." Aku langsung setuju.

Anak-anak, sosok yang dulu pernah ku nanti dan masih ku damba hingga kini. Aku suka anak anak. Jadi aku pasti terima tawaran mama.

"Jam 8 kita berangkat. Sekitar jam 9 kita mulai acara, setelah makan siang lanjut ke kolam renang yang masih satu lokasi. Mungkin sampai jam limaan Tar." Mama menjelaskan garis besar acaranya.

***

Malam ini aku duduk di balkon kamar, obrolan di ruang keluarga tadi kami sudahi karena sudah pukul 10 malam. Mereka harus istirahat.

Malam ini aku sulit tidur, padahal besok hari pertamaku bekerja di kantor baru.

Otakku kembali memutar penggalan memory saat di cafe tadi.

Masih tak menyangka aku bisa serefleks itu.

Pingangnya sangat pas dengan rengkuhan tanganku.

Aku menggeleng. Membuang jauh fikiran kotor.

Degup jantungnya bahkan terasa didadaku.

Aku suka!

Cengkraman tangannya.

Dia butuh pelindung.

Hembusan nafasnya.

Aku meremang.

Apalagi ketika tubuhnya menekan pusat diriku. Sesuatu yang tak pernah terbangun karena wanita dan...

Stop it Akhtar.

Arrgghhh...

Kenapa aku segila ini!!

Terpopuler

Comments

trisya

trisya

ada yg tegak tapi bukan keadilan 😆😆ada yg bangun tapi bukan singa 🤣🤣

2021-12-22

2

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

asisten akan JD adik ipar ku wooahh😅

2021-12-17

1

Jumadin Adin

Jumadin Adin

ayo akhtar mulai piktor

2021-10-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lintang Alkhaleena
2 Bab 2 Akhtar Alvarendra
3 Bab 3 Moment Tak Terduga
4 Bab 4 Moment Tak Terduga (2)
5 Bab 5 Make me Crazy
6 Bab 6 Asistenku
7 Bab 7 Kita ketemu lagi om
8 Bab 8 Tentang Dia
9 Bab 9 Guardian Angel
10 Bab 10 Dilema
11 Bab 11 Perempuan hebat
12 Bab 12 Ada apa dengan Bintang?
13 Bab 13 Ada apa dengan Bintang (2)
14 Bab 14 Gelisah
15 Bab 15 Terima Kasih
16 Bab 16 Tentang Dia
17 Bab 17 Dia, Dia, Dia
18 Bab 18 Tanya hatiku
19 Bab 19 Lintang, apa kabarnya?
20 Bab 20 Membuka kisah lama
21 Bab 21 Menjadikanmu satu satunya milikku
22 Bab 22 Mengapa rasanya semenyakitkan ini
23 Bab 23 Ayah merestui kalian
24 Bab 24 Melamar pujaan hati
25 Bab 25 Bermain teka teki
26 Bab 26 Pertemuan dua keluarga
27 Bab 27 Kecelakaan yang direncanakan
28 Bab 28 Mencari pelaku
29 Bab 29 Panggilan papa
30 Bab 30 Akhirnya Sah
31 Bab 31 Secepat kilat
32 Bab 32 Kado teristimewa
33 Bab 33 Buka kado
34 Bab 34 Rumah baru dan kisah baru
35 Bab 35 Marah-marah
36 Bab 36 Wanna try?
37 Bab 37 Menjalani hari bersamamu
38 Bab 38 Sakit
39 Bab 39 Perang batin
40 Bab 40 Rahasia Arum
41 Bab 41 Double happiness
42 Bab 42 Besan sableng
43 Bab 43 Anti mainstream
44 Bab 44 Double jackpot
45 Bab 45 Badai besar
46 Bab 46 Umpan besar
47 Bab 47 Bukan Sinetron
48 Bab 48 Dalang dibalik semuanya
49 Bab 49 Berebut besan
50 Bab 50 Tujuh bulanan
51 Bab 51 Oke Deal
52 Bab 52 Permintaan
53 Bab 53 Rumah mama Hana
54 Bab 54 Shopping day
55 Bab 55 Ready stock
56 56 Kontraksi palsu
57 Bab 57 Dua malaikat
58 Bab 58 Puasa
59 Bab 59 Welcome home baby twin
60 Bab 60 Bunga
61 Bab 61 Manusia Sibuk are in the house
62 Bab 62 Kisah Cinta tak terlupa
63 Bab 63 Dilamar?
64 Bab 64 Hari yang menyenangkan
65 Bab 65 Romansa di Pulau Tidung
66 Bab 66 Curhatan Bunga
67 Bab 67 Bukan kakak, tapi kita
68 Bab 68 Permata
69 Bab 69 Kejutan gagal
70 Bab 70 Happy Wedding Satya Una
71 Bab 71 Lima tahun berlalu
72 Bab 72 Ke rumah Orion
73 Bab 73 Prewedding
74 Bab 74 Siapa Dia
75 Bab 75 Zoya sayang mama
76 Bab 76 Mencari kebenaran
77 Bab 77 Mama
78 Bab 78 Kita bahagia
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Happy Wedding Langit-Rara
81 Bab 81 Kode Rahasia
82 Bab 82 Nath gak mau punya adik
83 Bab 83 Bukan Akhir kisah
84 PENGUMUMAN
85 Pengumuman
86 Pengumuman Novel Baru
87 Novel Caraka Dan Chiara.
88 Pengumuman
89 Pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Lintang Alkhaleena
2
Bab 2 Akhtar Alvarendra
3
Bab 3 Moment Tak Terduga
4
Bab 4 Moment Tak Terduga (2)
5
Bab 5 Make me Crazy
6
Bab 6 Asistenku
7
Bab 7 Kita ketemu lagi om
8
Bab 8 Tentang Dia
9
Bab 9 Guardian Angel
10
Bab 10 Dilema
11
Bab 11 Perempuan hebat
12
Bab 12 Ada apa dengan Bintang?
13
Bab 13 Ada apa dengan Bintang (2)
14
Bab 14 Gelisah
15
Bab 15 Terima Kasih
16
Bab 16 Tentang Dia
17
Bab 17 Dia, Dia, Dia
18
Bab 18 Tanya hatiku
19
Bab 19 Lintang, apa kabarnya?
20
Bab 20 Membuka kisah lama
21
Bab 21 Menjadikanmu satu satunya milikku
22
Bab 22 Mengapa rasanya semenyakitkan ini
23
Bab 23 Ayah merestui kalian
24
Bab 24 Melamar pujaan hati
25
Bab 25 Bermain teka teki
26
Bab 26 Pertemuan dua keluarga
27
Bab 27 Kecelakaan yang direncanakan
28
Bab 28 Mencari pelaku
29
Bab 29 Panggilan papa
30
Bab 30 Akhirnya Sah
31
Bab 31 Secepat kilat
32
Bab 32 Kado teristimewa
33
Bab 33 Buka kado
34
Bab 34 Rumah baru dan kisah baru
35
Bab 35 Marah-marah
36
Bab 36 Wanna try?
37
Bab 37 Menjalani hari bersamamu
38
Bab 38 Sakit
39
Bab 39 Perang batin
40
Bab 40 Rahasia Arum
41
Bab 41 Double happiness
42
Bab 42 Besan sableng
43
Bab 43 Anti mainstream
44
Bab 44 Double jackpot
45
Bab 45 Badai besar
46
Bab 46 Umpan besar
47
Bab 47 Bukan Sinetron
48
Bab 48 Dalang dibalik semuanya
49
Bab 49 Berebut besan
50
Bab 50 Tujuh bulanan
51
Bab 51 Oke Deal
52
Bab 52 Permintaan
53
Bab 53 Rumah mama Hana
54
Bab 54 Shopping day
55
Bab 55 Ready stock
56
56 Kontraksi palsu
57
Bab 57 Dua malaikat
58
Bab 58 Puasa
59
Bab 59 Welcome home baby twin
60
Bab 60 Bunga
61
Bab 61 Manusia Sibuk are in the house
62
Bab 62 Kisah Cinta tak terlupa
63
Bab 63 Dilamar?
64
Bab 64 Hari yang menyenangkan
65
Bab 65 Romansa di Pulau Tidung
66
Bab 66 Curhatan Bunga
67
Bab 67 Bukan kakak, tapi kita
68
Bab 68 Permata
69
Bab 69 Kejutan gagal
70
Bab 70 Happy Wedding Satya Una
71
Bab 71 Lima tahun berlalu
72
Bab 72 Ke rumah Orion
73
Bab 73 Prewedding
74
Bab 74 Siapa Dia
75
Bab 75 Zoya sayang mama
76
Bab 76 Mencari kebenaran
77
Bab 77 Mama
78
Bab 78 Kita bahagia
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Happy Wedding Langit-Rara
81
Bab 81 Kode Rahasia
82
Bab 82 Nath gak mau punya adik
83
Bab 83 Bukan Akhir kisah
84
PENGUMUMAN
85
Pengumuman
86
Pengumuman Novel Baru
87
Novel Caraka Dan Chiara.
88
Pengumuman
89
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!